Struktur Pasar Modal Syariah

45 peraturan Bapepam-LK tanggal 31 Agustus 2007 Nomor II.K.1 tentang Kriteria dan Penerbitan Daftar Efek Syariah dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Selanjutnya diikuti dengan Keputusan Ketua Bapepam-LK Nomor: Kep-523BL2010 tanggal 29 November 2010 tentang Daftar Efek Syariah berserta penambahannya dalam Keputusan Bapepam-LK Nomor: Kep-557BL2010 tanggal 30 Desember 2010 tentang Daftar Efek Syariah. Terakhir Bapepam-LK pada tanggal 31 Mei 2011 menerbitkan peraturan Bapepam-LK Nomor:Kep-261Bl2011 Tentang Daftar Efek Syariah menggantikan peraturan Bapepam-LK Nomor:Kep-523BL2010 tanggal 29 November 2010 tentang Daftar Efek Syariah serta penambahannya dalam Bapepam- LK Nomor:Kep-557BL2010 tanggal 30 Desember 2010. 58 Perkembangan pasar modal Syariah mencapai tonggak sejarah baru dengan disahkannya Undang-Undang Nomor 19 tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara SBSN pada tanggal 7 Mei 2008. Undang-undang ini diperlukan sebagai landasan hukum untuk penerbitan Surat Berharga Syariah Negara atau Sukuk Negara, dimana tanggal 26 Agustus 2008 untuk pertama kalinya Pemerintah Indonesia menerbitkan Surat Berharga Syariah Negara SBSN.

2. Struktur Pasar Modal Syariah

Sistem keuangan di Indonesia dilaksanakan dengan dual sistem, yaitu konvensional dan Syariah, yang kewenangan untuk melakukan pengawasan operasional diberikan kepada Bank Indonesia dan Departemen Keuangan. Oleh sebab 58 Bapepam-LK, Himpunan Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal Dan Lembaga Keuangan Tentang Pasar Modal Syariah, Jakarta: Bapepam-LK, 2010. Universitas Sumatera Utara 46 itu, upaya pengembangan pasar keuangan Syariah tidak terlepas dari peran serta Departemen Keuangan. Departemen Keuangan melakukan pembinaan dan pengembangan pada pasar modal dan lembaga keuangan non perbankan baik itu konvensional ataupun Syariah melalui Bapepam-LK, yang merupakan penggabungan dari Badan Pengawas Pasar Modal Bapepam dan Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan dari Departemen Keuangan. Bapepam-LK bertugas melakukan pembinaan, pengawasan, dan mengatur kegiatan pada pasar modal serta merumuskan, melaksanakan kebijakan serta standarisasi teknis pada lembaga keuangan. 59 Kewenangan Bapepam-LK semakin dipertegas dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang pasar modal yang menyatakan pembinaan, pengaturan, dan pengawasan sehari-hari kegiatan Pasar Modal dilakukan oleh Badan Pengawas Pasar Modal yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri. 60 Adapun pembinaan, pengaturan, dan pengawasan yang dilakukan Bapepam- LK bertujuan mewujudkan terciptanya kegiatan Pasar Modal yang teratur, wajar, dan efisien serta melindungi kepentingan pemodal dan masyarakat. 61 Adapaun kewenangan Bapepam-LK tersebut meliputi: 62 a. memberi : 1 izin usaha kepada Bursa Efek, Lembaga Kliring dan Penjaminan, Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, Reksa Dana, Perusahaan Efek, Penasihat Investasi, dan Biro Administrasi Efek; 59 Andri Soemitra, Op.cit., hlm. 42. 60 Pasal 3 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal. 61 Pasal 4 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal. 62 Pasal 5 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal. Universitas Sumatera Utara 47 2 izin orang perseorangan bagi Wakil Penjamin Emisi Efek, Wakil Perantara Pedagang Efek, dan Wakil Manajer Investasi; dan 3 persetujuan bagi Bank Kustodian; b. mewajibkan pendaftaran Profesi Penunjang Pasar Modal dan Wali Amanat; c. menetapkan persyaratan dan tata cara pencalonan dan memberhentikan untuk sementara waktu komisaris dan atau direktur serta menunjuk manajemen sementara Bursa Efek, Lembaga Kliring dan Penjaminan, serta Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian sampai dengan dipilihnya komisaris dan atau direktur yang baru; d. menetapkan persyaratan dan tata cara Pernyataan Pendaftaran serta menyatakan, menunda, atau membatalkan efektifnya Pernyataan Pendaftaran; e. mengadakan pemeriksaan dan penyidikan terhadap setiap Pihak dalam ha l terjadi peristiwa yang diduga merupakan pelanggaran terhadap Undang- undang ini dan atau peraturan pelaksanaannya; f. mewajibkan setiap Pihak untuk : 1 menghentikan atau memperbaiki iklan atau promosi yang berhubungan dengan kegiatan di Pasar Modal; atau 2 mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mengatasi akibat yang timbul dari iklan atau promosi dimaksud; g. melakukan pemeriksaan terhadap : 1 setiap Emiten atau Perusahaan Publik yang telah atau diwajibkan menyampaikan Pernyataan Pendaftaran kepada Bapepam; atau 2 Pihak yang dipersyaratkan memiliki izin usaha, izin orang perseorangan, persetujuan, atau pendaftaran profesi berdasarkan Undang-undang ini; h. menunjuk Pihak lain untuk melakukan pemeriksaan tertentu dalam rangka pelaksanaan wewenang Bapepam sebagaimana dimaksud dalam huruf g; i. mengumumkan hasil pemeriksaan; j. membekukan atau membatalkan pencatatan suatu Efek pada Bursa Efek atau menghentikan Transaksi Bursa atas Efek tertentu untuk jangka waktu tertentu guna melindungi kepentingan pemodal; k. menghentikan kegiatan perdagangan Bursa Efek untuk jangka waktu tertentu dalam hal keadaan darurat; l. memeriksa keberatan yang diajukan oleh Pihak yang dikenakan sanksi oleh Bursa Efek, Lembaga Kliring dan Penjaminan, atau Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian serta memberikan keputusan membatalkan atau menguatkan pengenaan sanksi dimaksud; m. menetapkan biaya perizinan, persetujuan, pendaftaran, pemeriksaan, dan penelitian serta biaya lain dalam rangka kegiatan Pasar Modal; Universitas Sumatera Utara 48 n. melakukan tindakan yang diperlukan untuk mencegah kerugian masyarakat sebagai akibat pelanggaran atas ketentuan di bidang Pasar Modal; o. memberikan penjelasan lebih lanjut yang bersifat teknis atas Undang- undang ini atau peraturan pelaksanaannya; p. menetapkan instrumen lain sebagai Efek selain yang telah ditentukan dalam Pasal 1 angka 5; dan q. melakukan hal-hal lain yang diberikan berdasarkan Undang-undang ini. Oleh sebab itu, maka Bapepam-LK berdasarkan kekuatan undang-undang mempunyai kewenangan untuk menetapkan regulasi pada pasar modal, yang dalam perjalanan nya juga termasuk sejumlah regulasi yang berhubungan dengan peraturan aplikasi prinsip-prinsip Syariah pada pasar modal Syariah di Indonesia. Sedangkan pembinaan dan pengawasan dari pemenuhan prinsip-prinsip Syariah dilakukan oleh Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia DSN-MUI. Dewan Syariah Nasional adalah lembaga yang dibentuk oleh Majelis Ulama Indonesia pada tahun 1999 yang berfungsi melaksanakan tugas Majelis Ulama Indonesia dalam memajukan ekonomi umat, serta menangani masalah-masalah yang berhubungan dengan aktifitas lembaga keuangan Syariah. dengan beranggotakan para ahli hukum Islam yakni fuqaha’ serta ahhi dan praktisi ekonomi. Sebagai salah satu tugas pokok DSN yakni mengkaji, menggali serta merumuskan nilai dan prinsip- prinsip hukum Islam Syariah ke dalam bentuk fatwa agar dapat dijadikan pedoman dalam kegiatan transaksi pada lembaga keuangan Syariah. Keanggotaan DSN terdiri dari pengurus MUI, Komisi Fatwa MUI, Ormas Islam, Perguruan Tinggi Islam, Universitas Sumatera Utara 49 Pesantren serta para praktisi ekonomi Syariah yang memenuhi kriteria dan ditetapkan oleh rapat pleno DSN-MUI. 63 Sebagai wakil DSN pada lembaga keuangan Syariah maka dibentuklah Dewan Pengawas Syariah selanjutnya disebut DPS. DPS bertugas mengawasi kegiatan usaha lembaga keuangan Syariah agar sesuai dengan ketentuan dan prinsip Syariah yang telah difatwakan oleh DSN-MUI, selain itu DPS juga berfungsi sebagai penasihat dan pemberi saran juga pengawas kepada emiten yang ingin masuk pada pasar modal Syariah serta sebagai mediator dalam mengkomunikasikan saran dan usul mengenai pengembangan produk dan jasa pada lembaga keuangan Syariah yang membutuhkan kajian dan fatwa dari DSN-MUI. Oleh karena itu, secara organisasi DPS bertanggung jawab kepada DSN-MUI, kepada masyarakat serta secara moral bertanggung jawab kepada ALLAH SWT. 64 Dalam setiap Fatwa DSN-MUI khususnya ketentuan penutup juga selalu disebutkan dan diakhiri dengan “Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika terjadi perselisihan di antara para pihak, maka penyelesaiannya dilakukan melalui Badan Arbitrasi Syari’ah setelah tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah”. Badan Arbitrase Syariah Nasioanal BASYARNAS merupakan lembaga yang menengahi perselisihan dalam lembaga keuangan Syariah yang juga pasar modal Syariah termasuk di dalamnya. 63 Andri Soemitra, Op.cit., hlm. 43. 64 Ibid, hlm. 42. Universitas Sumatera Utara 50 Badan Syariah Nasional BASYARNAS berdasarkan pedoman yang ditetapkan oleh MUI adalah lembaga hukum yang bebas, otonom, dan independen yang tidak boleh dicampuri oleh kekuasaan dan pihak-pihak manapun. Adapun dasar hukum pembentukannya adalah Undang-Undang No.30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa, Surat Keputusan Dewan Pimpinan MUI No.Kep-09MUIXII2003 tanggal 24 Desember 2003 tentang Badan Arbitrase Syariah Nasional yang memutuskan sebagai lembaga hukum arbitrase Syariah tunggal di Indonesia yang berwenang memeriksa dan memutus sengketa muamalah yang timbul pada perdagangan, keuangan, industri, jasa, dan lain-lain yang berhubungan dengan Syariah. Serta Surat Edaran Ketua Mahkamah Agung No.8 Tahun 2008 tentang Eksekusi Putusan Badan Arbitrase Syariah.

B. Perbedaan Pasar Modal Syariah Dan Pasar Modal Konvensional

Pada dasarnya secara umum pasar modal merupakan jembatan yang menhubungkan antara pemilik dana dengan pengguna dana hingga dapat dikatakan pada akhirnya pasar modal merupakan wahana investasi dan wahana sumber dana bagi pengguna dana. 65 Adapun Perbedaan mendasar antara pasar modal konvensional dengan pasar modal Syariah dapat dilihat pada instrumen dan mekanisme transaksinya, sedangkan perbedaan nilai indeks saham Syariah dengan nilai indeks saham konvensional terletak pada kriteria saham emiten yang harus memenuhi prinsip-prinsip dasar Syariah. Indeks saham Syariah menunjukkan pergerakan harga- 65 Jusuf Anwar, Pasar Modal Sebagai Sarana Pembiayaan Dan Investasi, cetakan kedua, Bandung: PT.Alumni, 2008, hlm. 121. Universitas Sumatera Utara 51 harga saham dari emiten yang sudah dikategorikan sesuai Syariah, sedangkan pasar modal Syariah merupakan institusi pasar modal yang harus diterapkan berdasarkan “prinsip-prinsip Syariah”. 66 Oleh sebab itu, perbedaan instrument serta indeks dan mekanisme antara pasar modal Syariah dan konvensional dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Instrumen