60
Indonesia, pertimbangan
pembentukannya sangat
terkait kepada
beberapa pertimbangan yang akan diuraikan sebagai berikut:
1. Pertimbangan Filosofis
Dari sekian banyak batasan mengenai definisi dari filsafat, secara umum dapat dikatakan filsafat merupakan pemikiran rasional, kritis, sistematis dan radikal tentang
suatu objek. Jika yang menjadi objek pemikiran adalah Tuhan maka lahirlah filsafat keTuhanan, jika yang menjadi objek pemikiran hukum maka lahirlah filsafat hukum
dan jika yang menjadi objek filsafat adalah agama maka lahirlah filsafat agama. Demikian juga jika yang menjadi objek pemikiran adalah ajaran Islam maka lahirlah
filsafat Islam, oleh sebab itu filsafat Islam adalah pemikiran rasional, kritis, sistematis dan radikal tentang aspek-aspek ajaran Islam.
82
Bagi Indonesia, Pancasila sebagai philosofische grondslag yang merupakan fondamen, filsafat, pikiran yang sedalam-dalamnya, jiwa, hasrat yang sedalam-
dalamnya dan diatasnya didirikan sebuah gedung bernama Indonesia Merdeka yang kekal abadi.
83
Pancasila merupakan dasar dari ideologi negara yang berfungsi sebagai dasar dan ikatan moral bagi seluruh rakyat Indonesia dalam bermasyarakat dan
bernegara. Lalu yang menarik adalah bagaimana letak hubungan ajaran agama Islam dengan Ideologi Pancasila, padahal keduanya memiliki sumber yang berbeda. Ajaran
Islam bersumber dari wahyu sedangkan Pancasila bersumber dari manusia, oleh sebab itu relevansi nilai-nilai yang terkandung antara keduanya dapat dilihat salah
82
Ahmad Azha Basyir, Refleksi Atas Persoalan Keislaman, Bandung: Mizan, 1993, hlm 17.
83
Soewarno, Pancasila Bung Karno, Jakarta: Paksi Bhineka Tunggal Ika, 2005, hlm. 1.
Universitas Sumatera Utara
61
satunya dalam pidato kenegaraan Presiden Soekarno pada tanggal 16 Agustus 1983 yang mengatakan:
84
“Pancasila bukan agama. Pancasila tidak akan dan tidak mungkin menggantikan agama. Pancasila tidak akan diagamakan. Juga agama tidak
mungkin dipancasilakan.
Tidak ada
sila-sila dalam
Pancasila yang
bertentangan dengan agama. Dan tidak ada satu agama pun yang ajarannya memberi tanda-tanda larangan terhadap pengamalan dari sila-sila dalam
Pancasila. Karena itu, walaupun peranan dan fungsi Pancasila ini kita dapat menjadi pengamal agama yang taat sekaligus sebagai pengamal Pancasila
yang baik. Karena itu, jangan sekali-sekali ada yang mempertentangkan agama dengan Pancasila, karena keduanya memang tidak bertentangan”.
Sejalan dengan apa yang disampaikan oleh Presiden Soekarno tersebut diatas, maka dari segi bentuk rumusan Pancasila yang meliputi sila Ketuhanan Yang Maha
Esa, Kemanusiaan yang Adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam PermusyawaratanPerwakilan, serta
Keadilan Sosila bagi Seluruh Rakyat Indonesia tidak ada yang bertentangan dengan ajaran Islam. Sebab Islam juga juga mempercayai adanya satu Tuhan yaitu Allah
SWT, menghargai dan menghormati eksistensi kemanusiaan beserta hak-hak asasi nya. Islam mengajak umat manusia agar tidak berprasangka buruk, tidak bertengkar
dan diminta untuk bersatu karena pada hakikatnya manusia berasal dari satu keturunan, melalui Al-Qur’an Islam juga memerintahkan manusia agar menjalani
kehidupannya harus berdemokrasi dengan bermusyawarah berdasarkan aturan-aturan yang disyaratkan oleh Al-Qur’an, serta Islam sebagaimana terkandung dalam Al-
Qur’an juga mengajarkan manusia untuk berbuat baik, adil, tidak mementingkan kepentingan pribadi dalam segala dimensi kehidupan bahkan dalam perdagangan.
84
Ahmad Azha Basyir, Op.cit., hlm 245.
Universitas Sumatera Utara
62
Indonesia yang mengakui adanya pluralisme hukum dalam sistem hukumnya juga mengadopsi sistem hukum Islam, hal inilah yang juga menjadi pertimbangan
secara filosofis pembentukan prinsip-prinsip Syariah ke dalam bidang lembaga keuangan yang didalamnya termasuk pasar modal yang merupakan bagian dari sistem
lembaga keuangan di Indonesia. Filosofi dari sistem ekonomi syariah berbasis pada keadilan, tranparansi dan
kerjasama yang terakomodasi di dalam nilai-nilai sistem ekonomi syariah yang meliputi nilai ilahiyah keTuhanan, khilafah kepemimpinan, keseimbangan dan
kemaslahatan. Nilai-nilai ynag terkandung dalam syariah inilah yang memiliki relevansi dengan nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila.
85
Sistem Syariah memberikan tuntunan pada manusia dalam perilakunya untuk memenuhi segala kebutuhannya dengan keterbatasan alat pemuas dengan jalan yang
baik dan alat pemuas yang tentunya halal, secara zatnya maupun secara perolehannya. Tujuan utama Syariah adalah untuk mewujudkan kemashlahahan umat manusia, baik
di dunia maupun di akhirat. Ini sesuai dengan misi Islam secara keseluruhan yang rahmatan lil‘alamin. Al-Syatibi dalam al-Muwafaqat menegaskan “Telah diketahui
bahwa syariat Islam itu disyariatkandiundangkan untuk mewujudkan kemashlahahan makhluk secara mutlak”.
86
85
Arifin Hamid, Membumikan Ekonomi Syariah di Indonesia Perspektif Sosioyuridis, Cetakan kedua, Jakarta : eLSAS, 2008, hlm. 18.
86
Nur Kholis, Perbedaan Mendasar Ekonomi Islam dan Ekonomi Konvensional, http:nurkholis77.staff.uii.ac.idperbedaan-mendasar-ekonomi-islam-dan-ekonomi-konvensional,
diakses tanggal 7 Agustus 2011, Pukul 22.13 WIB.
Universitas Sumatera Utara
63
2. Pertimbangan Ekonomi