Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Analisis Data Kriteria dan Zonasi Hutan Aek Nauli

BAB III BAHAN DAN METODE

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Kawasan Hutan Aek Nauli Kabupaten Simalungun. Penelitian dilaksanakan sekitar bulan Desember 2010 sampai April 2011. Penelitian dilaksanakan di lapangan dan selanjutnya di laboratorium.

3.2. Bahan dan Alat

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Tumbuhan Piperaceae dan Rubiaceae , Spesimen Piperaceae dan Rubiaceae yang digunakan untuk identifikasi, alkohol 70. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah, GPS, Thermometer , Hygrometer , tali rafia, kertas koran, kantong plastik, lakban, parang, gunting tanaman, label gantung, label tempel, alat tulis, spidol, tally sheet blangko pengamatan. Universitas Sumatera Utara 3.3. Pelaksanaan Penelitian 3.3.1 Di Lapangan  Penentuan Lokasi Lapangan Penelitian dilakukan di Hutan Aek Nauli yang ditetapkan secara purposive sampling dimulai dari ketinggian 1200-1700 m dpl. Pengamatan di lapangan dilakukan dengan menggunakan metode jalur berpetak, dibuat 5 jalur transek dan pada setiap jalur transek yang arahnya memotong garis kontur. Masing-masing transek terdiri dari 10 plot dengan ukuran 10 m x 10 m Lampiran C. Sehingga jumlah total luas seluruhnya adalah 5 jalur transek x 10 plot x 10 m x 10 m = 5000 m 2 atau sama dengan 0,5 ha. Lokasi ditentukan langsung dengan terlebih dahulu dieksplorasi untuk mengetahui keberadaan Tumbuhan Piperaceae dan Rubiaceae . Kemudian lokasi dikelompokkan menjadi 4 kriteria yakni: Hutan Pegunungan Atas Primer, Hutan Pegunungan Atas Sekunder, Hutan Pegunungan Bawah Primer dan Hutan Pegunungan Bawah Sekunder.  Pengamatan Objek Penelitian Pada lokasi pengamatan tersebut, dilakukan pencatatan jenis-jenis Piperaceae dan Rubiaceae yang dijumpai. Masing-masing jenis dikoleksi dan diberi label gantung bernomor. Dicatat deskripsi ciri-ciri morfologinya, jenis dan jumlah masing- masing jenis. Spesimen diawetkan dengan alkohol 70 yang lebih dahulu disusun dalam lipatan kertas koran dan memasukkannya ke dalam kantong plastik. Spesimen nantinya akan diidentifikasi di laboratorium.  Pengukuran Faktor Fisik Kimia Pengukuran faktor fisik meliputi; suhu udara dengan Thermometer udara, intensitas cahaya dengan Luxmeter , kelembaban dengan Hygrometer , ketinggian dengan Altimeter dan pH tanah dengan Soil pH Tester , posisi dengan Universitas Sumatera Utara GPS.Pengukuran faktor kimia dilakukan dengan pengambilan sampel tanah menggunakan cangkul sampai kedalaman ± 1-20 cm dengan sistem diagonal Lampiran D pada setiap lokasi pengamatan. Tanah yang diambil dikeringkan lalu dihomogenkan kemudian diambil 500 gr untuk dianalisis di Laboratorium Riset Fakultas Pertanian USU, selanjutnya diukur kandungan hara, yang berupa N, P, K, Ca, Mg, Na dan C Organik.

3.3.2. Di Laboratorium

Spesimen tumbuhan yang telah di herbarium dilapangan, dibuka kembali dan disusun sedemikian rupa lalu dilakukan : 1. Pengapitan dan pengeringan spesimen 2. Pemberian label 3. Mounting pengeplakan 4. Pengamatan morfologi 5. Analisis kekerabatan 6. Identifikasi jenis Selanjutnya Spesimen Piperaceae dan Rubiaceae diidentifikasi di Herbarium MEDA USU Laboratorium Sistematika Tumbuhan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara, dengan menggunakan buku-buku acuan antara lain : 1. Collection of Illustrated Tropical Plant Watanabe dan Corner, 1969 2. Angiosperm, Taxonomi, Anatomi, Embriologi Pandey, 1981 3. Taxonomi of Vascular Plants Lawrence, 1995. 4. Malesian Seed Plants Balgooy,1998 5. Taksonomi Tumbuhan Tjitrosoepomo,2004 6. Flora Steenis, 2005 Universitas Sumatera Utara

3.4. Analisis Data

Untuk mengetahui jenis-jenis Piperaceae dan Rubiaceae yang dominan ditemukan pada setiap ketinggian dilakukan analisis data dengan cara melakukan pengukuran terhadap : a. Kerapatan K = Kerapatan relatif KR = x 100 b. Frekuensi F = Frekuensi relatif FR = x 100 d. Indeks nilai penting INP = KR + FR e. Indeks Keanekaragaman Shannon – Wiener H ’ H’ = - Σ pi ln pi pi = ni N Jumlah individu Luas petak contoh K suatu jenis K total seluruh jenis Jumlah petak contoh ditemukannya suatu spesies Jumlah seluruh petak contoh F suatu spesies F seluruh spesies Universitas Sumatera Utara dengan : ni = Jumlah individu suatu jenis. N = Jumlah total individu seluruh jenis. pi = Ratio jumlah species dengan jumlah total individu dari seluruh spesies Odum,1993 . f. Indeks Similaritas IS : 2C IS = X 100 A + B Keterangan: IS = Indeks Similaritas A = Jumlah jenis yang terdapat pada lokasi A B = Jumlah jenis yang terdapat pada lokasi B C = Jumlah jenis yang sama yang terdapat pada kedua lokasi yang dibandingkan Muller-Dumbois, 1974. Universitas Sumatera Utara BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Kriteria dan Zonasi Hutan Aek Nauli

Kriteria dan zonasi Hutan Aek Nauli pada perencanaan penelitian ada empat kriteria yaitu: Hutan Primer Atas HPA, Hutan Primer Bawah HPB, Hutan Sekunder Atas HSA dan Hutan Sekunder Bawah HSB. Setelah melaksanakan Penelitian di lapangan tidak ditemukan Hutan Primer Bawah HPB sesuai dengan informasi yang disampaikan oleh BP2K Balai Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Sumatera Utara. Sehingga kriteria dan zonasi Hutan Aek Nauli hanya dikelompokkan menjadi tiga kriteria dan zonasi saja, yaitu: Hutan Primer Atas, Hutan Sekunder Atas yang ketinggiannya antara 1500 – 1700 m dpl dan Hutan Sekunder Bawah antara 1200 - 1500 m dpl. Hutan Primer Atas terdiri dari 10 plot, Hutan Sekunder Atas 3 plot dan Hutan Sekunder Bawah 37 plot. Jumlah keseluruhan ada 50 plot.

4.2. Keanekaragaman Jenis