Indeks Nilai Penting INP

pengukuran sebesar 350 Lux dengan kelembaban 82,3 paling rendah dari ketiga kriteria dan zonasi dan suhu 19,2ºC paling tinggi dari ketiga kriteria dan zonasi seperti yang tertera pada Lampiran J, selain itu tanah pada areal ini cenderung berbatu sehingga sulit ditembus oleh akar tanaman. Piperaceae merupakan jenis tumbuhan yang berupa terna dan herba yang suka pada areal yang memiliki kelembaban yang tinggi dan terlindung oleh pepohonan contohnya Peperomia tjibodasama C.D.C yang hanya ditemukan pada Hutan Sekunder Bawah merupakan tumbuhan herba yang epifit pada pohon dan batuan yang suka pada lingkungan yang agak terlindung dari cahaya matahari atau dekat dengan aliran air . Hal ini sesuai dengan Daniel et al., 1992 bahwa pertumbuhan juga dipengaruhi oleh zat-zat organik yang tersedia, kelembaban, sinar matahari, tersedianya air dalam tanah dan proses fisiologis tumbuhan tersebut. Selanjutnya menurut Resosoedarmo 1989, bahwa karakteristik dari hutan hujan tropis adalah mempunyai keanekaragaman jenis yang tinggi dan hanya jenis tertentu saja yang dapat toleran dan mampu hidup pada habitat yang ekstrim seperti tempat terbuka, cahaya matahari yang penuh, tekstur tanah yang padat dan keras, serta hara makanan masih terikat pada batuan.

4.3 Indeks Nilai Penting INP

Indeks Nilai Penting INP menyatakan kepentingan suatu jenis tumbuhan serta memperlihatkan peranannya dalam komunitas, dimana nilai penting itu didapat dari penjumlahan Kerapatan Relatif KR dengan Frekuensi Relatif FR. INP yang tinggi juga pada suatu jenis mencerminkan tingginya kemampuan jenis tersebut dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan yang ada dan dapat bersaing terhadap jenis lainnya. Indeks Nilai Penting pada hutan primer atas, hutan sekunder atas dan hutan sekunder bawah di Hutan Aek Nauli dapat dilihat pada Tabel 4.1.3 berikut ini : Universitas Sumatera Utara Tabel 4.3.1 Nilai Kerapatan K, Kerapatan Relatif KR, Frekuensi F, Frekuensi Relatif FR dan Indeks Nilai Penting INP pada Hutan Primer Atas HPA, Hutan Sekunder Atas HSA dan Hutan Sekunder Bawah HSB. Kriteria Zonasi Famili Spesies Jlh Ind Jlh Plot K KR F FR INP Indha HPA HSA HSB Piperaceae Rubiaceae Piperaceae Rubiaceae Piperaceae Rubiaceae Piper sp 2. Piper crassipes Kort Piper sp 1. Σ Hedyotis sp 4. Gynochthodes sublanceolata Miq. Hedyotis sp 2. Psychotria ovoidea B. Uncaria sp 4. Coffea sp 2. Randia sp 2. Hedyotis sp 1. Randia macrophylla Hook. f. Σ Piper crassipes Kort Piper sp 1. Σ Lasianthus tomentosus Bl. Uncaria acida Merr. Wendlandia sp. Psychotria ovoidea B. Hedyotis sp 1. Uncaria gambir Roxb. Σ Piper sp 1. Piper crassipes Kort. Piper sp 3. Piper sp 4. Piper longum L. Piper sp 2. Piper arcuatum Merr. Peperomia tjibodasama C.D.C Piper sarmentosum Roxb. Piper methysticum Forst. Σ Hedyotis sp 2. Lasianthus tomentosus Bl. Psychotria ovoidea B. Hedyotis sp 4. Uncaria sp 1. Randia sp 1. Psychotria sp 1. Psychotria sp 2. Hedyotis sp 1. Gynochthodes sublanceolata Miq. Urophyllum villosum Jack. Lasianthus sp 1. Coffea sp 1. Hedyotis sp 3. Uncaria sp 3. Coffea sp 2. Randia macrophylla Hook.f. Timonius sp . Uncaria sp 2. Lasianthus sp 2. Randia sp 3. Uncaria acida Merr. Randia sp 2. Σ 118 37 24 179 8 5 4 7 6 5 5 4 3 47 39 7 46 7 5 5 4 1 1 23 579 567 316 276 118 162 183 23 40 12 2276 63 37 36 31 21 20 13 19 9 8 5 7 5 5 4 7 2 2 6 5 3 3 1 312 2 2 2 3 2 2 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 14 13 3 2 4 3 2 2 1 1 11 9 7 8 5 4 4 2 3 3 2 2 2 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1180 370 240 1790 80 50 40 70 60 50 50 40 30 470 1300 233 1533 233 167 167 133 33 33 767 1565 1532 854 746 310 438 495 62 108 32 7013 170 100 97 84 57 54 35 51 24 22 17 19 14 14 11 19 5 5 16 14 8 8 3 846 65,92 20,67 13,41 100,00 17,02 10,64 8,51 14,89 12,77 10,64 10,64 8,51 6,38 100,00 84,78 15,22 100,00 30,43 21,74 21,74 17,39 4,35 4,35 100,00 25,44 24,91 13,88 12,13 5,18 7,12 8,04 1,01 1,76 0,53 100,00 20,18 11,81 11,50 9,90 6,71 6,39 4,15 6,07 2,87 2,55 1,97 2,24 1,60 1,60 1,28 2,24 0,64 0,64 6,71 1,60 0,96 0,96 0,32 100,00 0,20 0,30 0,20 0,70 0,30 0,20 0,20 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 1,30 0,67 0,33 1,00 0,67 0,33 0,33 0,33 0,33 0,33 2,33 0,38 0,35 0,08 0,05 0,11 0,08 0,05 0,05 0,03 0,03 1,33 0,30 0,24 0,19 0,22 0,14 0,11 0,11 0,05 0,30 0,08 0,07 0,05 0,05 0,05 0,05 0,03 0,05 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03 2,04 28,57 42,86 28,57 100,00 23,08 15,39 15,39 7,69 7,69 7,69 7,69 7,69 7,69 100,00 66,67 33,33 100,00 28,57 14,29 14,29 14,29 14,29 14,29 100,00 31,11 28,89 6,67 4,44 8,89 6,67 4,44 4,44 2,22 2,22 100,00 14,58 11,93 9,28 10,60 6,63 5,30 5,30 2,65 3,98 3,98 3,27 2,65 2,65 2,65 2,65 1,33 2,65 1,33 1,33 1,33 1,33 1,33 1,33 100,00 94,49 63,53 41,98 200,00 40,10 26,02 23,90 22,59 20,45 18,33 18,33 16,20 14,08 200,00 151,45 48,55 200,00 59,01 36,02 36,02 31,68 18,63 18,63 200,00 56,55 53,80 20,55 16,57 15,61 13,78 12,48 5,45 3,98 2,75 200,00 34,67 23,74 20,77 20,50 13,33 11,69 9,45 8,72 6,85 6,53 5,24 4,89 4,25 4,25 3,93 3,56 3,39 3,29 3,24 2,92 2,28 2,28 1,64 200,00 Universitas Sumatera Utara Pada Hutan Primer Atas jenis Piperaceae yang memilki INP berkisar antara 41,98 - 94,49, yang tertinggi adalah Piper sp 2 . 94,49, sedangkan pada Rubiaceae berkisar antara 14,08 - 40,10, jenis tumbuhan yang memiliki INP tertinggi adalah Hedyotis sp 4 . 40,10. Pada hutan sekunder atas INP Piperaceae berkisar antara 48,55 - 151,45, jenis yang memiliki INP tertinggi adalah Piper crassipes Kort. yaitu 151,45 , sedangkan Rubiaceae berkisar antara 18,63 - 59,01, jenis yang memiliki INP tertinggi adalah Lasianthus tomentosus Bl. yaitu 59,01. Pada hutan sekunder bawah INP Piperaceae berkisar 2,75 - 56,55 dan jenis yang memiliki INP tertinggi adalah Piper sp 1 . 56,55, sedangkan pada Rubiaceae berkisar antara 1,64 - 34,67 dan jenis yang memiliki INP tertinggi adalah Hedyotis sp 2 . 34,67. Menurut Setiadi 1989, jenis tumbuhan yang memiliki indeks nilai penting tinggi diantara vegetasi sesamanya disebut jenis dominan. Hal ini menunjukkan bahwa jenis tersebut memiliki kemampuan yang tinggi dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan yang ada dan dapat bersaing dengan jenis lainnya. Variasi Kerapatan Relatif, Frekuensi Relatif dan Indeks Nilai Penting yang terjadi pada setiap kriteria hutan yang ada di Hutan Aek Nauli ini mungkin saja disebabkan oleh keadaan lingkungan yang ada. Menurut Pramono 1992, pertumbuhan selain dipengaruhi oleh faktor genetik juga dipengaruhi oleh interaksinya dengan lingkungan. Pengaruh lingkungan terdiri atas faktor tanah, iklim, mikroorganisme, kompetisi dengan organisme lain. Dengan demikian jenis Piperaceae yang paling dominan di Hutan Aek Nauli adalah Piper crassipes Kort. dan Piper sp 1. Hal ini disebabkan karena jenis ini selalu hadir pada setiap kriteria dan zonasi pada Hutan Aek Nauli dan memiliki nilai KR dan FR yang cukup tinggi. Pada Rubiaceae jenis yang paling dominan yaitu Hedyotis sp 4. dan Lasianthus tomentosus Bl. Jenis yang memiliki KR tertinggi pada Hutan Primer Atas HPA, untuk Piperaceae adalah Piper sp 2 . 65,92 dan yang terendah adalah Piper sp 1 . 13,41. Jenis Rubiaceae yang memiliki KR tertinggi adalah Hedyotis sp Universitas Sumatera Utara 4 . 17,02 dan yang terendah adalah Randia macrophylla Hook.f. 6,38. Pada Hutan Sekunder Atas HSA, jenis yang memiliki nilai kerapatan tertinggi pada Piperaceae adalah Piper crassipes Kort. 84,78 dan Rubiaceae adalah Lasianthus tomentosus Bl.30,43. Jenis KR terendah pada Piperaceae adalah Piper sp 1 . 15,22 dan pada Rubiaceae adalah Hedyotis sp 1 . dan Uncaria gambir Roxb. 4,35.Pada Hutan Sekunder Bawah HSB, jenis yang memiliki KR tertinggi pada Piperaceae adalah Piper sp1 . 25,44 sedangkan jenis yang memiliki KR terendah adalah Piper methysticum Forst. 0,53. Pada Rubiaceae, jenis yang memiliki KR tertinggi adalah Hedyotis sp 2 . 20,18 dan yang terendah adalah Randia sp 2 . 0,32. Menurut Suseno dan Riswan dalam Sofyan 1991, kerapatan tumbuhan dipengaruhi oleh keadaan lingkungan yang sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan serta tersedianya biji. Dari nilai Kerapatan Relatif KR juga dapat diketahui bahwa jenis-jenis yang memiliki KR tinggi memiliki penyebaran yang luas pada suatu areal.Tinggi rendahnya nilai KR dari jenis Piperaceae dan Rubiaceae yang terjadi pada ketiga kriteria dan zonasi yang ada di Hutan Aek Nauli menunjukkan keadaan lingkungan yang berubah, meliputi penurunan suhu, kelembaban yang tinggi dan tanah yang miskin nutrisi seiring laju penambahan ketinggian tempat dan daya tumbuh dan penyebaran biji yang tidak efektif. Hal sesuai dengan hasil penelitian bahwa pada Hutan primer atas dan hutan sekunder atas yang memiliki ketinggian lebih dari 1500 m dpl, memiliki jenis Piperaceae dan Rubiaceae y ang lebih sedikit daripada hutan sekunder bawah yang memiliki ketinggian dibawah 1500 m dpl. Pada hutan primer atas nilai FR tertinggi pada Piperaceae adalah Piper crassipes Kort . 42,86 dan yang paling rendah adalah Piper sp1 . dan Piper sp 2 . 28,57, sedangkan Rubiaceae nilai FR yang tertinggi Hedyotis sp 4 . 23,08 dan terendah adalah Coffea sp 2., Hedyotis sp1., Psychotria ovoidea B., Randia macrophylla Hook.f .,Randia sp 2. dan Uncaria sp 4 . 7,69. Pada hutan sekunder atas nilai Frekuensi Relatif FR pada Piperaceae yang tertinggi adalah Piper crassipes Kort. 66,67, sedangkan Rubiaceae adalah Lasianthus tomentosus Bl. Universitas Sumatera Utara 28,57. Nilai FR yang terendah pada Piperaceae adalah Piper sp 1 . 33,33 sedangkan Rubiaceae adalah Hedyotis sp 1 . , Psychotria ovoidea B . , Uncaria acida Merr . , Uncaria gambir Roxb. dan Wendlandia sp.14,29.Pada hutan sekunder bawah NilaiFR tertinggi pada Piperaceae adalah Piper sp 1 . 31,11 dan terendah pada Piper sarmenthosum Roxb. dan Piper methysticum Forst. 2,22, sedangkan pada Rubiaceae nilai tertinggi pada Hedyotis sp 2.14,58 dan terendah pada Coffea sp 2 . , Lasianthus sp 2 . , Randia sp 2 . , Randia sp 3 . , Timonius sp. dan Uncaria acida Merr., dan Uncaria sp 2 . 1,33. Jenis yang memiliki nilai FR tinggi adalah jenis yang tersebar merata, sedangkan jenis yang memiliki nilai FR rendah tidak tersebar merata. Jenis-jenis yang memiliki FR tertinggi adalah jenis-jenis yang mampu bertahan hidup dan berkembang baik serta memiliki penyebaran yang luas karena lebih toleran dengan kondisi lingkungan yang bervariasi. Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan Loveless 1989, bahwa sebagian tumbuhan dapat berhasil tumbuh dalam kondisi lingkungan yang beranekaragam sehingga tumbuhan tersebut cenderung berkembang luas. Dengan demikian Piperaceae yang memiliki penyebaran luas adalah Piper crassipes Kort. dan Piper sp 1. yang selalu hadir pada ketiga kriteria dan zonasi pada Hutan Aek Nauli sedangkan pada Rubiaceae adalah Hedyotis sp 1. meskipun memiliki nilai FR yang bervariasi pada ketiga kriteria dan zonasi dan bukan jenis yang memiliki FR tertinggi tetapi selalu hadir pada ketiga kriteria dan zonasi di Hutan Aek Nauli. Dan jenis yang memiliki penyebaran yang paling sempit pada Piperaceae adalah Piper sarmenthosum Roxb. dan Piper methysticum Forst. yang hanya dijumpai pada Hutan Sekunder Bawah dan hanya pada 1 plot saja, sedangkan Rubiaceae adalah Uncaria gambir Roxb. yang hanya dijumpai pada Hutan Sekunder Atas, hanya 1 plot saja dengan jumlah yang sangat minim yaitu 1 individu. Nilai Frekuensi Relatif yang rendah menunjukkan bahwa jenis-jenis tersebut mempunyai jumlah yang paling sedikit. Hal tersebut juga di duga karena faktor lingkungan yang kurang cocok dengan syarat tumbuh dari tumbuhan itu. Seperti daerah hutan sekunder atas memiliki tanah yang berbatu-batu sehingga miskin nutrisi Universitas Sumatera Utara Menurut Foth 1994, pada dasarnya, tumbuhan yang tumbuh di atas lahan tergantung pada tanah karena tanah merupakan tempat tersedianya air dan unsur- unsur hara. Hal inilah yang menyebabkan jenis-jenis tumbuhan mempunyai penyebaran yang sempit pada Hutan Sekunder Atas.

4.4. Indeks Keanekaragaman H’ dan Indeks Keseragaman E