Latar Belakang Pengaruh Motivasi terhadap Kinerja Perawat Pelaksana di RSUD Perdagangan Kabupaten Simalungun

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap organisasi baik organisasi perusahaan, organisasi sosial maupun organisasi pemerintah mempunyai tujuan yang dapat dicapai melalui pelaksanaan pekerjaan tertentu, dengan menggunakan seluruh sumber daya yang ada didalam organisasi tersebut, termasuk sumber daya manusia sebagai alat utama. Berhasil tidaknya suatu perusahaan tergantung pada kemampuan Sumber Daya Manusia SDM dalam menjalankan aktivitasnya. Salah satu organisasi yang dimaksud adalah organisasi yang bergerak dalam bidang jasa pelayanan kesehatan, yaitu Rumah Sakit. Rumah sakit sebagai institusi yang bersifat sosio ekonomis mempunyai fungsi dan tugas pelayanan kesehatan kepada masyarakat secara paripurna. Jangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit sangat tergantung pada kapasitas dan kualitas tenaga di institusi pelayanan kesehatan untuk mencapai kinerja yang optimal. Kinerja rumah sakit sebagai suatu organisasi selalu menjadi ukuran keberhasilan dalam mempertahankan kelangsungan organisasi. Honrgen 1992, menyatakan bahwa tujuan dilaksanakannya pengukuran kinerja agar supaya perusahaan dapat membandingkan pencapaian sekarang dengan pencapaian tahun sebelumnya atau pencapaian yang diraih oleh pesaing perusahaan. Dengan mengetahui kondisi kinerja maka perusahaan dapat melakukan revisi atas kebijakan- Universitas Sumatera Utara kebijakan yang tidak relevan sehingga pencapaian dimasa yang akan datang akan lebih baik. Tenaga kesehatan sebagai Sumber Daya Manusia SDM dalam menjalankan pelayanan kesehatan di rumah sakit merupakan sumber daya yang penting dan sangat dibutuhkan untuk mencapai kinerja yang optimal. Sebaliknya, sumber daya manusia juga mempunyai berbagai macam kebutuhan yang ingin dipenuhinya. Keinginan untuk memenuhi kebutuhan inilah yang dipandang sebagai pendorong atau penggerak bagi seseorang untuk melakukan sesuatu, termasuk melakukan pekerjaan atau bekerja. Manajemen rumah sakit sebagai suatu organisasi harus berupaya untuk mengetahui apa saja yang menjadi kebutuhan dan harapan karyawannya untuk meningkatkan kinerjanya. Oleh karena itu, manajemen perlu memberikan balas jasa yang sesuai dengan kontribusi mereka. Salah satu faktor pendorong atau rangsangan agar karyawan dapat meningkatkan kinerjanya yang baik dan berkualitas dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan adalah melalui pemberian motivasi. Pelayanan kesehatan yang baik dan berkualitas tidak terlepas dari peran tenaga medis dan non medis, salah satu di antaranya adalah tenaga perawat. Tenaga perawat mempunyai kedudukan penting dalam menghasilkan kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit, karena pelayanan yang diberikannya berdasarkan pendekatan bio-psiko-sosial-spiritual dan dilaksanakan selama 24 jam secara berkesinambungan Depkes RI, 2001. Melihat begitu luas dan kompleksnya tugas dan fungsi dari perawat di rumah sakit, maka rumah sakit membutuhkan SDM yang profesional dalam melaksanakan Universitas Sumatera Utara tugas pokok dan fungsi yang menjadi tanggung jawab perawat dalam melayani pasien. Pelayanan keperawatan yang dilakukan kepada pasien di rumah sakit melalui asuhan keperawatan diharapkan menjadi berdaya guna dan berhasil guna. Pengelolaan asuhan keperawatan akan berhasil apabila seorang perawat memiliki tanggung jawab, mempunyai pengetahuan tentang manajemen keperawatan dan kemampuan memimpin orang lain di samping pengetahuan dan keterampilan klinis yang harus dikuasainya pula Nurachmad, 2001. Dalam kondisi demikian maka terjadi interaksi antara sifat seorang perawat, yaitu motivasi yang ada pada dirinya dengan kinerjanya. Provinsi Sumatera Utara saat ini memiliki 75 unit rumah sakit, salah satu diantaranya adalah Rumah Sakit Umum Daerah RSUD Perdagangan Kabupaten Simalungun. Rumah sakit ini mempunyai salah satu tugas, yaitu melaksanakan pelayanan kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna, mengutamakan upaya penyembuhan, pemulihan yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan pencegahan serta melaksanakan upaya rujukan. Berdasarkan survei pendahuluan di RSUD Perdagangan Kabupaten Simalungun, rumah sakit ini memiliki beberapa permasalahan, yaitu 1 kurangnya sarana dan prasarana pendukung kesehatan, 2 banyak karyawan yang belum professional, 3 keterbatasan jumlah tenaga medis dan non medis, 4 sistem kompensasi yang belum begitu baik dan 5 pemasaran yang belum sistematis Laporan tahunan RSUD Perdagangan Kabupaten Simalungun, 2010. Hal tersebut Universitas Sumatera Utara berdampak pada indikator pencapaian kinerja RSUD Perdagangan di Kabupaten Simalungun. Beberapa indikator kinerja tersebut dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 1.1 Indikator Kinerja RSUD Perdagangan Kabupaten Simalungun Tahun 2009-2010 No Keterangan Tahun 2009 2010 1 BOR Bed Occupancy Rate 46,15 41,1 2 LOS Length Of Stay 3.3 3.1 3 BTO Bed Turn Over 42.7 40.1 4 TOI Turn Over Interval 2.1 3.5 Sumber : Laporan tahunan RSUD Perdagangan, 2010 Berdasarkan Tabel 1.1 diketahui bahwa terjadi fluktuasi indikator kinerja RSUD Perdagangan Kabupaten Simalungun selama dua tahun pengamatan. Fluktuasi tersebut memberikan masukan kepada manajeman RSUD Perdagangan Kabupaten Simalungun untuk melakukan program perbaikan di semua aspek. Disamping itu, keadaan sekarang menunjukkan bahwa kinerja RSUD Perdagangan Kabupaten Simalungun belum memberikan hasil yang maksimal. Hal ini dapat dilihat dari laporan hasil kunjungan pasien rawat inap, dimana hasil BOR yang mengalami penurunan. Indikator kinerja tersebut tentu saja terkait dengan kinerja petugas pelayanan kesehatan, salah satunya adalah perawat. Gibson et.al 1996, menyatakan bahwa kinerja adalah tingkat keberhasilan dalam melaksanakan tugas dan kemampuan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Banyak faktor yang memengaruhi kinerja individu, adapun variabel- variabel yang dapat memengaruhi kinerja, yaitu a variabel individual, 2 variabel psikologi, dan 3 variabel organisasi. Universitas Sumatera Utara Mathis dan Jackson 2002, menyatakan bahwa kinerja pada dasarnya adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan karyawan. Kinerja karyawan memengaruhi seberapa banyak mereka memberi kontribusi kepada organisasi. Perbaikan kinerja baik untuk individu maupun kelompok menjadi pusat perhatian dalam upaya meningkatkan kinerja organisasi. Demikian juga dengan pendapat Ilyas 2002, yang menyatakan bahwa kinerja organisasi merupakan hasil interaksi yang kompleks dan agregasi kinerja sejumlah individu dalam organisasi, kinerja merupakan penampilan hasil kerja pegawai baik secara kuantitas maupun kualitas dan kinerja dapat berupa penampilan kerja perorangan maupun kelompok. Hasil penelitian Pandawa 2007, tentang determinan kinerja perawat pelaksana dalam pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang rawat Inap RSUD dr.H.Chasan Boesoirie Ternate mengungkapkan bahwa mayoritas perawat pelaksana mempunyai kinerja kurang baik dalam pendokumentasian, yaitu 81,4. Determinan kinerja perawat pelaksana dalam pendokumentasian asuhan keperawatan adalah variabel tingkat pendidikan dan sikap. Demikian juga hasil penelitian Amelia 2008, mengungkapkan bahwa sebanyak 58,2 kinerja perawat pelaksana asuhan keperawatan jiwa rendah disebabkan oleh rendahnya motivasi berprestasi perawat pelaksana di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara. Informasi lain yang ditemukan terkait survei pendahuluan adalah keluhan pasien yang diperoleh melalui kotak saran sebanyak 37 surat. Dari 37 surat yang masuk diambil sebanyak 20 surat secara acak ditemukan sebanyak 84,1 pasien menyatakan keluhan tentang pelayanan keperawatan, seperti perawat tidak ramah, Universitas Sumatera Utara tidak empati, pelayanan lambat dan perawat tidak memberikan asuhan keperawatan Bagian Administrasi RSUD Perdagangan Kabupaten Simalungun, 2010. Berdasarkan beberapa informasi keluhan pasien tersebut tentu saja terkait dengan kinerja perawat dan kinerja RSUD Perdagangan Kabupaten Simalungun secara organisasi. Fenomena rendahnya kinerja perawat ini diduga terkait dengan motivasi perawat dalam melayani pasien di ruang rawat inap RSUD Perdagangan Kabupaten Simalungun. Menurut Hasibuan 2005, sumber daya manusia merupakan penggerak dan penentu jalannya suatu perusahaan atau instansi. Suatu instansi atau perusahaan bukan hanya mengharapkan pegawai yang mampu, cakap, dan terampil, tetapi yang terpenting mereka mau bekerja giat dan berkeinginan untuk mencapai hasil kerja yang maksimal. Kemampuan dan kecakapan pegawai tidak ada artinya bagi instansi perusahaan jika mereka tidak mau bekerja giat. Supaya mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang optimal, maka dalam hal ini motivasi sangatlah penting karena pimpinan mendelegasikan pekerjaan pada bawahannya untuk dikerjakan dengan baik dan terintegrasi kepada tujuan yang diinginkan. Hasil penelitian Norman 2006, mengungkapkan bahwa kinerja perawat pelaksana di Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan belum mampu memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik kepada pasien, disebabkan oleh rendahnya motivasi kerja perawat sebagai pegawai institusi pemerintahan dan kurangnya kesadaran perawat terhadap status pekerjaan sebagai fungsi pelayanan kesehatan. Demikan juga hasil penelitian Juliani 2007, mengungkapkan bahwa variabel motivasi instrinsik Universitas Sumatera Utara yang dimiliki oleh perawat pelaksana baik dari prestasi, rasa ingin diakui orang lain, tanggung jawab, peluang untuk maju dan kepuasan kerja berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja perawat pelaksana di instalasi rawat inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi medan. Menurut Answari 2000, secara filosofis besarnya motivasi yang dimiliki seseorang kemudian menghantarkan orang tersebut melakukan sesuatu yang baik dan benar. Dengan kata lain, upaya untuk mencapai prestasi yang gemilang telah memotivasi seseorang untuk melakukan sesuatu yang baik dan benar. Sehingga berbagai pola dan desain yang secara khusus dirancang untuk memberikan motivasi kepada karyawan dalam sebuah organisasi sepenuhnya dilandaskan pada upaya sungguh-sungguh untuk menghargai sumber daya manusia dalam organisasi yang lazim kita sebut sebagai karyawan atau pegawai. Hasil penelitian Sholeh 2009, mengungkapkan bahwa motivasi perawat pada Rumah Sakit Umum Daerah Ibnu Sina Kabupaten Gresik termasuk dalam kategori tinggi. Hasil regresi linier berganda variabel motivasi, yaitu kebutuhan eksistensi X 1 , kebutuhan hubungan X 2 , kebutuhan pertumbuhan X 3 Upaya yang telah dilakukan oleh RSUD Perdagangan Kabupaten Simalungun secara organisasi dalam rangka meningkatkan kinerja perawat adalah memberikan insentif secara berkala kepada perawat dan memberikan kesempatan kepada perawat untuk melanjutkan pendidikan secara bergantian, namun kinerja perawat masih rendah. berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja perawat Rumah Sakit Umum Daerah Ibnu Sina Kabupaten Gresik. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan teori dan beberapa penelitian terdahulu yang telah disebutkan di atas, dan permasalahan yang ditemui pada RSUD Perdagangan Kabupaten Simalungun saat ini, maka peneliti tertarik untuk meneliti ”Pengaruh Motivasi terhadap Kinerja Perawat Pelaksana di RSUD Perdagangan Kabupaten Simalungun”.

1.2 Permasalahan