Dampak Adanya Konflik PENUTUP

Materi Pembelajaran Standar Kompetensi : Memahami perilaku keteraturan hidup sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat. Kompetensi Dasar : 1.2. Menganalisis faktor penyebab konflik sosial dalam masyarakat. Indikator : a. Menyebutkan dampak adanya konflik b. Menjelaskan teori-teori kekerasan c. Mengidentifikasi upaya penyelesaian konflik

A. Dampak Adanya Konflik

1. Dampak Negatif

a. Dampak Langsung, merupakan dampak yang secara langsung dirasakan

oleh pihak-pihak yang terlibat konflik.  Menimbulkan keretakan hubungan  Adanya perubahan kepribadian seseorang, seperti memunculkan rasa curiga, rasa benci, dan berujung pada kekerasan  Hancurnya harta benda korban jiwa  Kemiskinan bertambah akibat tidak kondusifnya keamanan  Lumpuhnya roda perekonomian jika konflik berlanjut menjadi kekerasan  Pendidikan formal informal terhambat karena rusaknya sarana prasarana pendidikan 3 Dampak Tidak Langsung, merupakan dampak yang dirasakan oleh pihak- pihak yang tidak terlibat langsung dalam sebuah konflik, ataupun dampak jangka panjang dari suatu konflik yang tidak secara langsung dirasakan oleh pihak-pihak yang berkonflik. 2. Dampak Positif  Meningkatkan solidaritas sesama anggota kelompok  Munculnya pribadi-pribadi yang kuat dan tahan uji menghadapi berbagai situasi konflik  Menghidupkan kembali norma-norma lama menciptakan norma- norma baru  Munculnya kompromi baru apabila pihak yang berkonflik dalam kekuatan seimbang. Misalnya, adanya kesadaran dari pihak-pihak yang berkonflik untuk bersatu kembali karena dirasakan bahwa konflik tidak membawa keuntungan bagi kedua belah pihak B. Konflik dan Kekerasan Dalam banyak definisi, ancaman dan kekerasan selalu dikaitkan dengan konflik, kekerasan merupakan alat dari konflik untuk mencapai tujuan. Dapat juga dikatakan bahwa kekerasan merupakan proses akhir dari konflik. Namun, sesungguhnya konflik berbeda dengan kekerasan, menurut, Prof. Dr. Winardi, S.E. , konflik berarti adanya oposisi atau pertentangan pendapat antara orang-orang, kelompok-kelompok, atau organisasi-organisasi berkaitan dengan perbedaan-perbedaan pendapat, keyakinan-keyakinan, ide-ide maupun kepentingan- kepentingan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia 1988, konflik adalah percekcokan, perselisihan, pertentangan, ketegangan di antara orang-perorangan atau kelompok. Kekerasan berarti perbuatan seseorang atau kelompok yang menyebabkan cedera atau matinya orang lain, atau menyebabkan kerusakan fisik atau barang orang lain. Konflik seringkali berubah menjadi kekerasan terutama apabila upaya-upaya yang berkaitan dengan pengelolaan konflik tidak dilaksanakan dengan sungguh- sungguh oleh pihak yang berkaitan. Teori-teori Kekerasan a Teori kekerasan sebagai tindakan actor individu atau kelompok Manusia melakukan kekerasan karena adanya faktor bawaan, seperti kelainan genetic atau fisiologis. Agresivitas seseorang dapat menyebabkan timbulnya kekerasan. Kekerasan kolektif merupakan kekerasan yang dilakukan oleh beberapa orang atau sekelompok orang crowd . Munculnya tindak kekerasan kolektif ni biasanya disebabkan karena adanya benturan identitas suatu kelompok dengan kelompok lain. Kekerasan yang dilakukan sekelompok orang dilakukan dengan irasionalitas dan emosionalitas. b Teori kekerasan struktural Kekerasan structural bukan berasal dari orang tertentu, melainkan terbentuk dalam suatu sistem sosial. Para ahli memandang kekerasan tidak hanya dilakukan oleh individu atau kelompok semata, tetapi juga dipengaruhi oleh suatu struktur, seperti aparatur negara. c Teori kekerasan sebagai kaitan antara aktor dan strktur Menurut ahli teori ini, konflik merupakan sesuatu yang telah ditentukan sehingga bersifat endemic bagi kehidupan masyarakat. Menurut Thomas Santoso istilah kekerasan digunakan untuk menggambarkan perilaku, baik yang terbuka overt atau tertutup covert , dan yang bersifat menyerang offensive atau bertahan diffensive yang disertai penggunaan kekuatan kepada orang lain. C. Upaya PenyelesaianPengendalian Konflik Akomodasi adalah suatu proses penyelesaian konflik ke arah tercapainya kesepakatan sementara yang dapat diterima kedua belah pihak yang tengah bersengketa, sekalipun dalam kenyataannya mereka masing-masing selalu memiliki paham yang berbeda dan bertentangan. 1. Coercion Pemaksaan, suatu proses akomodasi yang dilaksanakan karena adanya paksaan. Hal ini disebabkan karena salah satu pihak berada dalam keadaan yang lemah sekali bila dibandingkan dengan pihak lawan. Pemaksaan dilakukan melalui cara pemakasaan yang bersifat sepihak. 2. Arbritasi, bentuk akomodasi yang digunakan untuk menyelesaikan konflik dengan cara meminta bantuan ketiga yang dipilih oleh kedua belah pihak. Keputusan yang diambil pihak ketiga ini harus dipatuhi oleh pihak-pihak yang berkonflik. 3. NegosiasiKompromi, Upaya penyelesaian konflik yang dilakukan oleh masing- masing pihak dengan cara memberikan dan menawarkan sesuatu pada waktu yang bersamaan, saling memberi dan menerima, serta meminimalkan kekurangan semua pihak yang dapat menguntungkan semua pihak. 4. Mediasi, Penyelesaian konflik yang dilakukan dengan cara mendatangkan pihak ketiga yang sifatnya netral dan tidak memihak. Namun, keputusan pihak ketiga tidak mengikat pihak manapun. 5. Ajudikasi, penyelesaian konflik melalui pengadilan. Penyelesaian konflik melalui jalur hukum yang ditempuh lewat pengadilan.