Ciri-ciri Nilai Sosial PENUTUP

Materi Pembelajaran Standar Kompetensi : Memahami perilaku keteraturan hidup sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat. Kompetensi Dasar : 1.2 Mendeskripsikan nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat. Indikator : a. Mendefinisikan pengertian norma sosial. b. Menjelaskan jenis-jenis norma sosial. c. Mengidentifikasikan fungsi norma sosial.

A. Pengertian Norma Sosial

Nilai dan norma selalu berkaitan. Walaupun demikian, keduanya dapat dibedakan, untuk melihat kejelasan hubungan antara nilai dengan norma, dapat dinyatakan bahwa norma pada dasarnya adalah juga nilai, tetapi disertai dengan sanksi yang tegas terhadap pelanggarnya. Nilai merupakan sikap dan perasaan- perasaan yang diperlihatkan oleh orang perorangan, kelompok, ataupun masyarakat secara keseluruhan tentang baik-buruk, benar-salah, suka tidak suka dan sebagainya terhadap objek, baik material maupun non material. Norma merupakan aturan-aturan dengan sanksi-sanksi yang dimaksudkan untuk mendorong, bahkan menekan anggota masyarakat secara keseluruhan untuk mencapai nilai-nilai sosial. Dengan kata lain, nilai dan norma sosial saling berkaitan dalam mendorong dan menekan anggota masyarakat untuk memenuhi atau mencapai hal-hal yang dianggap baik dalam masyarakat. Norma merupakan ukuran yang digunakan oleh masyarakat untuk mengukur apakah tindakan yang dilakukan merupakan tindakan yang wajar dan dapat diterima ataukah merupakan tindakan yang menyimpang karena tidak sesuai dengan harapan sebagian besar warga masyarakat. Norma dibangun di atas nilai sosial, dan norma sosial diciptakan untuk menjaga dan mempertahankan nilai sosial.

B. Jenis-jenis Norma Sosial

a. Norma Sosial Dilihat dari Sanksinya Daya Ikatnya Dilihat dari tingkat sanksi atau kekuatan mengikatnya, terdapat beberapa jenis norma, yaitu sebagai berikut: 1 Tata Cara Usage Tata cara merupakan norma yang menunjuk kepada satu bentuk perbuatan dengan sanksi yang sangat ringan terhadap pelanggarnya. Usage adalah suatu bentuk perbuatan tertentu yang dilakukan oleh individu-individu dalam pergaulan sehari-hari. Misalnya, aturan memegang garpu atau sendok ketika makan, cara memegang gelas ketika minum, dan mencuci tangan sebelum makan. Suatu pelanggaran atau penyimpangan terhadapnya tidak akan mengakibatkan hukuman yang berat, tetapi hanya sekedar celaan atau dinyatakan tidak sopan oleh orang lain. Misalnya, makan mendecak atau bersendawa waktu makan. 2 Kebiasaan Folkways Kebiasaan atau folkways merupakan cara-cara bertindak yang digemari oleh masyarakat sehingga dilakukan berulang-ulang. Folkways mempunyai kekuatan mengikat yang lebih besar daripada usage . Misalnya, mengucapkan salam ketika bertemu, membungkukkan badan sebagai tanda hormat kepada orang yang lebih tua, serta membuang sampah pada tempatnya. Apabila perbuatan tersebut tidak dilakukan, maka dianggap sebagai penyimpangan terhadap kebiasaan umum dalam masyarakat dan setiap orang akan meyalahkannya. Sanksinya dapat berupa teguran, sindiran, atau digunjingkan oleh masyarakat. 3 Tata Kelakuan Mores Tata kelakuan merupakan norma yang bersumber kepada filsafat, ajaran agama, atau ideologi yang dianut oleh masyarakat. Pelanggarnya disebut penjahat. Contoh mores antara lain: larangan berzina, berjudi, minum minuman keras, penggunaan narkotika dan zat-zat aditif obat-obatan terlarang, serta mencuri. Menurut Mac Iver dan Page dalam Sosiologi suatu Pengatar edisi baru kedua, Soerjono Soekanto, 1986, apabila kebiasaan folkways tidak hanya dianggap sebagai cara berperilaku, tetapi juga diterima sebagai norma pengatur, maka kebiasaan tadi pun menjadi mores. Ia mencerminkan mores sebagai sifat-sifat yang hidup dan secara sadar atau tidak digunakan sebagai alat pengawas oleh masyarakat terhadap warganya.