Indikator Keberhasilan METODOLOGI PENELITIAN

mendapat nilai 40, dan 1 siswa mendapat nilai 30. Dari data nilai tersebut hanya terdapat 53,13 atau 17 dari 32 siswa dalam satu kelas,siswa yang nilainya mencapai KKM. Dengan melihat data diatas maka dalam proses pembelajaran perlu di lakukan perbaikan agar keaktifan belajar dan prestasi belajar siswa di kelas XI TKR C pada mata pelajaran perbaikan sistem pengapian kendaraan di SMK N 1 Sedayu dapat meningkat. Perbaikan proses pembelajaran dilakukan oleh peneliti pada tanggal 10 oktober 2013 sampai tanggal 17 oktober 2013, mulai pukul 07.00 WIB sampai pukul 09.15 WIB dengan menggunakan metode pembelajaran kumon. Untuk melihat perubahan hasil belajar dari observasi awal sampai peneliti mengimplementasikan metode pembelajaran kumon, peneliti memberikan tes kepada siswa pada setiap siklusnya. Sedangkan untuk melihat perubahan aktifitas belajar siswa, dilakukan observasi keaktifan dengan teman sejawat sebagai observer yang juga menguasai metode pembelajaran kumon saat peneliti sedang mengimplementasikan metode pembelajaran kumon di kelas XI TKR C SMK N 1 Sedayu.

B. Diskripsi Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan dibantu satu orang teman yang juga memahami metode kumon sebagai pengamat observer untuk membantu observasi selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Penelitian tindakan kelas PTK ini meliputi dua siklus, setiap siklus dilakukan dalam satu kali pertemuan. Siklus dalam penelitian tindakan kelas ini terdiri dari tahap perencanaan tindakan, tahap pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. 1. Diskripsi penelitian Siklus I Penelitian disiklus I ini dilakukan dalam 1 kali pertemuan dengan mengimplementasikan metode pembelajaran kumon di kelas XI TKR C SMK N 1 Sedayu. Penelitian ini dilakukan oleh 2 orang, yaitu 1 orang bertindak sebagai observer dan 1 orang lagi sebagai guru atau peneliti yang mengimplementasikan metode pembelajaran kumon. Agar observer tidak mengganggu proses belajar mengajar maka observer melakukan observasi secara tertutup, hal ini dilakukan agar siswa tetap mengikuti proses pembelajaran dengan apa adanya tanpa ada sikap atau perbuatan rekayasa dari siswa. metode kumon adalah metode pembelajaran perseorangan yang proses pembelajaranya mulai dari level termudah hingga tersulit, sedangkan materi pembelajran sistem pengapian dimulai dari sistem pengapian konvensional baterai DC, konvensional magnet AC, sistem pengapian CDI, sistem pengapian semi elektronik, dan sistem pengapian full elektronik atau sitem pengapian transistor. Maka implementasi metode kumon dalam pembelajaran sistem pengapian level termudahnya dimulai dari sistem pengapian konvensional baterai DC, jika siswa mampu menguasai sistem pengapian konvensional baterai DC maka siswa diijinkan naik ke level selanjutnya yaitu sistem pengapian konvensional magnet AC sampai sistem pengapian full elektronik atau sistem pengapian transistor. satu hari sebelum siswa memasuki jadwal sistem pengapian siswa diberikan modul terlebih dahulu untuk dipelajari, materi sistem pengapian yang dipelajari difokuskan oleh guru atau peneliti hanya pada sistem pengapian konvensional baterai DC sebagai level termudah atau awal. Setelah siswa memasuki jadwal pembelajaran sistem pengapian siswa diberikan tes tentang sistem pengapian konvensional baterai DC, hal tersebut bertujuan untuk mengetahui kepahaman siswa tentang materi yang dipelajarinya. Setelah itu hasil tes dikumpulkan dan guru mengoreksi langsung. Siswa yang berhasil dalam tes diijinkan maju ke level selanjutnya yaitu mempelajari materi sistem pengapian konvensional magnet AC dan yang gagal akan diberikan remidi. hasil remidi dikumpulkan dan dikoresi langsung oleh guru, bagi siswa yang berhasil dalam remidi diijinkan maju ke level selanjutnya yaitu mempelajari materi sistem pengapian konvensional magnet AC dan yang gagal maka akan diberikan bimbingan khusus oleh guru. Hasil penelitiannya diuraikan sebagai berikut. a. Perencanaan. Perencanaan dilakukan sebelum dilaksanakannya tindakan dalam kelas yang dimulai dari beberapa hal, yaitu: 1 Membuat modul sebagai pedoman pembelajaran bagi siswa

Dokumen yang terkait

Hubungan komunikasi guru-siswa dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS di MAN 15 Jakarta

2 46 130

Penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas VII C SMP N 1 Kalasan pada mata pelajaran ekonomi.

0 3 239

MEDIA PEMBELAJARAN SISTEM PENGAPIAN TRANSISTOR DI SMK N 1 SEDAYU, BANTUL, YOGYAKARTA.

0 8 2

METODE TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN BOGA DASAR DI SMK N 3 MAGELANG.

0 0 286

IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN TEKNOLOGI PENGUKURAN DI SMK MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA.

0 1 204

Implementasi Metode Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas X Jurusan Teknik Mesin di SMK N 2 Pengasih pada Mata Pelajaran Mekanika Teknik.

0 0 150

UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR DAN KEAKTIFAN BELAJAR PADA MATA PELAJARAN SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL DENGAN METODE “MIND MAPPING” DI SMK MUHAMMADIYAH 1 BANTUL.

0 1 199

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING & LEARNING) UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI JURUSAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN PADA MATA PELAJARAN SISTEM PENGAPIAN DI SMK MUHAMMADIYAH 1 BANTUL.

0 2 201

Penggunaan Metode Problem Solving Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Pada Mata Pelajaran Gambar Teknik Di SMK N 3 Yogyakarta.

0 7 204

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII C SMP N 1 KALASAN PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

0 1 237