F. Manfaat Penelitian
1. Penelitian dapat memberikan gambaran secara nyata cara mengatasi masalah
keaktifan siswa
dan prestasi
belajar siswa
dengan mengimplementasikan metode kumon pada proses pembelajaran di SMK
khususnya pada mata pelajaran sistem pengapian. 2. Sebagai bahan pertimbangan bagi lembaga untuk meningkatkan kualitas
pengajaran dengan mengimplementasikan
metode kumon
untuk meningkatkan keaktifan belajar dan prestasi belajar siswanya.
10
BAB II KAJIAN TEORI
Pada kajian pustaka penelitian ini akan diuraikan tentang kajian teori, hasil penelitian yang relevan, kerangka berfikir, dan hipotesis penelitian.
A.
Diskripsi Teori
1. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar a. Pengertian belajar
Belajar adalah suatu kegiatan pokok dalam pendidikan, karna ber- hasil atau tidaknya tujuan pendidikan banyak tergantung dari proses be-
lajar yang di alami peserta didik. Di dalam belajar terdapat suatu aktivi- tasyang di dalamnya terdapat suatu proses yaitu dari tidak tahunya se-
seorang menjadi tahu. Belajar juga dapat diartikan sebagai suatu kegia- tan menghafal sejumlah fakta dan latihan sehingga hasil belajar dapat
tampak dalam keterampilan tertentu sebagai hasil latihan serta peserta didik dapat menghafal sejumlah fakta- fakta tersebut di luar kepala.
Secara umum belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil penga-
laman dan interaksi dengan lingkungannya yang melibatkan proses kog- nitif,Muhibbin Syah, 2012:68. Menurut Slameto 2010: 2, pengertian
secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu pe- rubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.Sedangkan menurut Oemar Ha- malik 1991: 16, mengatakan bahwa belajar adalah proses perubahan
tingkah laku pada diri seseorang berkat pengalaman dan pelatihan. Pengalaman dan pelatihan itu terjadi melalui interaksi antara individu
dengan lingkungannya. Hal tersebut juga sejalan dengan Ngalim Pur- wanto 1990: 85, yang menyatakan bahwa belajar merupakan suatu
perubahan dalam tingkah laku, dimana perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik, tetapi juga ada kemungkinan men-
garah kepada tingkah laku yang lebih buruk. Sedangkan menurut Yatim Riyanto 2010: 6, belajar adalah suatu proses untuk mengubah perfor-
mansi yang tidak terbatas pada keterampilan, tetapi juga meliputi fung- si-fungsi, seperti skill, persepsi, emosi, proses berfikir, sehingga dapat
menghasilkan perbaikan performansi. Berdasarkan pendapat diatas, belajar dapat didefinisikan sebagai
suatu proses memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam bentuk perubahan tingkah laku yang bersifat menetap karena adanya interaksi
suatu individu terhadap lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hi- dupnya. Perubahan tingkah laku tersebut bisa mengarah ke tingkah laku
baik maupun ke arah tingkah laku buruk. b. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar
Dalam proses belajar-mengajar di sekolah, maka yang dimaksud masukan mentah atau
raw input adalah siswa sebagai raw inputsiswa memiliki karakteristik tertentu, baik fisiologis maupun psikologis. Men-
genai fisiologis ialah bagaimana kondisi fisiknya, panca inderanya, dan sebagaianya. Sedangkan yang menyangkut psikologis adalah: minat-
nya, tingkat kecerdasannya, bakatnya, motivasinya, kemampuan ko- nigtifnya, dan sebagainya. Semua ini dapat mempengaruhi bagaimana
proses belajarnya Ngalim Purwanto, 1990: 107.