2.3 Bahan yang ditambahkan dalam pembuatan edible film
Bahan baku yang ditambahkan dalam pembuatan edible film antara lain antimikroba, antioksidan, flavor, pewarna, dan plasticizer. Bahan antimikroba yang umumnya
sering digunakan adalah asam benzoat, asam askorbat, kalium sorbat, dan asam propionat. Antioksidan yang sering digunakan berupa senyawa asam dan senyawa
fenolik. Senyawa asam yang digunakan antara lain asam sitrat dan asam sorbet. Sedangkan senyawa fenolik yang dipakai adalah BHA, BHT
Mumtaaz,2006. Pada pembuatan edible film dari bahan dasar yang terbuat dari pati,
digunakan bahan – bahan seperti gula, urea, gliserin, dan kitosan. Yang masing – masing dari bahan tersebut mempunyai fungsi sebagai sumber karbohidrat, sumber
nitrogen, plasticizer, dan antimikroba.
2.3.1 Pati
Amilum atau dalam kehidupan sehari-hari disebut pati terdapat pada umbi, daun, batang dan biji-bijian. Amilum terdiri atas dua macam polisakarida yang kedua-
duanya adalah polimer dari glukosa, yaitu amilosa dan sisanya amilopektin. Amilosa terdiri atas 250-300 unit D-
glukosa yang terikat dengan ikatan α 1,4- glikosidik, jadi molekulnya merupakan rantai terbuka. Amilopektin juga terdiri atas
molekul D-glukosa yang sebagian besar mempunyai ikatan 1,4-glikosidik dan sebagian lagi ikatan 1,6-glikosidik. Adanya ikatan 1,6-glikosidik ini menyebabkan
terjadinya cabang, sehingga molekul amilopektin berbentuk rantai terbuka dan bercabang
Poedjiadi,1994. Pati dapat dipisahkan menjadi dua fraksi utama berdasarkan kelarutan bila
ditambahkan dengan air panas: sekitar 20 pati adalah amilosa larut dan 80 sisanya ialah amilopektin tidak larut.
Amilosa . Hidrolisis lengkap amilosa meghasilkan hanya D-Glukosa;
hidrolisis parsial menghasilkan maltose sebagai satu-satunya disakarida. Disimpulkan ba
hwa amilosa adalah polimer linear dari α-D-glukosa yang dihubungkan secara-1,4. Beda antara amilosa dan selulosa ialah ikatan glikosidanya
Universitas Sumatera Utara
β dalam selulosa, dan α dalam amilosa. Hal ini menyebabkan perbedaan sifat antara kedua polisakarida ini. Terdapat 250 satuan glukosa atau lebih per molekul amilosa,
banyaknya satuan bergantung spesi hewan atau tumbuhan itu.
Gambar 2.2 struktur amilosa
Amilopektin . Suatu polisakarida yang jauh lebih besar daripada amilosa,
mengandung 1000 satuan glukosa atau lebih per molekul. Seperti rantai dalam amilosa, rantai utama dari amilopektin mengandung 1,4-
α-D-glukosa. Tidak seperti amilosa, amilopektin bercabang sehingga terdapat satu glukosa ujung kira-kira tiap
25 satuan glukosa. Ikatan pada titik percabangan ialah ikatan 1,6- α-glikosida.
Gambar 2.3 struktur amilopektin
Hidrolisis lengkap amilopektin hanya menghasilkan D-glukosa. Namun hidrolisis tak lengkap menghasilkan suatu campuran disakarida maltosa dan isomaltosa, yang
kedua ini berasal dari percabangan-1,6 Fesenden,1986.
Universitas Sumatera Utara
2.3.2 Gliserin