135
dari sambungn leher yang menghubungkan antara janin dan ibunya, kemunculan kelejar-kelenjar reproduksi
gonaands
, meskipun baru terlihat betul pad akhir minggu kedelapan, ketika posisi tubuh bagian dalam sudah tertata pada tempat
masing-masing, kendati hanya dalam bentuk-bentuk awal primitif. Dan seiring deengan berakhirnya minggu kedelapn maka berakhirlah periode embrio, dan
mulailah periode fetus yang berakhir dengan kelahiran.
130
5. Tumbuhnya Makhluk Baru
Fase ini mulai pada minggu kesembilan. Pada mnggu kesembilan ini janin berkembang lambat sampai minggu kedua belas, kemudian setelah itu
berkembang pesat sekali. Fase ini akan terus berlansung sampai akhir kehamilan lahirnya bayi.
Fase ini memiliki bermacam-macam karakteristk. Yang terpentng adalah berkembang dan tumbuhnya badan dan system janin. Ini ditandai dengan kesiapan
anggota badan itu melakukan fungsinya. Menurut mayoritas ulama tafsir, fase ini juga ditandai dengan
ditiupkannya roh. Dalam hal ini, Ibnu Katsir berpendapat Dalam tafsirnya ibnu kasir yang mengambil riwayat dari Ibnu Abu Hatim bahwa apa bila
nuthfah
didalam kegelapan rahim telah menjalani masa empat bulan, Allah memerintahkan kepada malaikat untuk meniupkan roh kedalam janin yang berada
dalam tiga kegelapan tiga lapis pelindung yakni kami tiupkan roh kedalamnya.
130
Ibid., hlm. 234
136
Menurut Abu sa‟id al al-Khudri, bahwa makna yang dimaksud peniupan ruh dalam tubuh janin.
131
Menurut Al- Alusi, “Ini menjelaskan penciptaan pertama, ketika Dia
menciptakan hewan yang bias bicara, mendengar, dan melihat.”
132
Disamping itu, pada fase in juga terjadi beberapa perubahan pada berat badan dan bentuk janin telah menyerupai bentuk seseorang. Perubahan ini
dijelaskan dalam ayat berikut:
“Yang
Telah menciptakan kamu lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan susunan tubuhmu seimbang. Dalam bentuk apa saja yang
dia kehendaki, dia menyusun tubuhmu.” QS al-Infithar [82]: 7-8 Kata
fa‟adalaka
terambil dari kata „adl yang antara lain berarti
seimbang
. Kata ini disamping
berarti
menjadikan anggota tubuh manusia seimbang, serasi sehingga tampak harmonis, dapat juga berarti menjadikanmu memiliki
kecenderungan untuk bersikap adil. Memang keadilan selalu menjadi dambaan manusia serta merupakan nilai universal. Di sisi lain jika terjadi gangguan pada
jiwa atau kepribadian manusia, maka ketika itu kecenderungan tersebut sirna dari dirinya. Hakikat ini benar adanya, namun maemahami kata
„adalaka dalam arti demikian, tidak sejalan dengan kandungan ayat berikutnya yang masih bicara
tentang pembentukan fisik manusia, yakni Allah membentuk manusia dalam
131
Imam Abul fida Isma‟il Ibnu Kasir ad-Dimasyqi, Tagsir Ibnu Kasir, penerj. Bahrun Abu Bakar, Juz 18, Bandung: Sinar Baru Algesindo, cet. Pertama, 2004, hlm. 23-34.
132
Lihat, Syarif Hade Masyah, Ensiklopedia kemukjizatan al- Qur‟an dan Hadis,…., hlm.
57
137
bentuk apa saja yang dikehendakinya antara lain dalam bentuk cantik,atau buruk, gagah atau jelek, pria atau wanita, tinggi atau pendek. Alhasil, dalam bentuk apa
pun yang dikehendaki-Nya itu bias wujud melalui system yang ditetapkan-Nya dan yang bila mampu diungkap oleh manusia maka ia dapat memanfaatkannya.
133
Sebagaimana firman Allah:
“Kemudian kami jadikan dia makhluk
yang berbentuk lain
.” QS al- Mu‟minun [23]: 14
Kemudian, kami jadikan dia mzkhluk lain yang berbeda sama sekali dengan kejadiannya yang pertama. Karena kami tiupkan ruh padanya dan
menjadikannya hewan, setelah sebelumnya menyerupai benda mati, yang bisa bicara, mendengar dan melihat, serta kami titipkan padanaya sekian banyak
keanehan, baik lahir maupun batin. Ulama mengatakan, seluruh anggota tubuh manusia dapat dibagi secara
detail berdasarkan perbandingan tertentu dengan menggunakan ukkuran jengkalnya. Panjangnya adalah delapan jengkal menurut ukuran jengkal-nya.
Apabila dia mengulurkan tangannya ke atas, maka menjadi sepuluh jengkal menurut ukurannya. Dan apabil merentangkan kedua tangannya kesamping kiri
dan kanan, maka panjang keduanya sama dengan tingginya. Olehkarena itu, orang-orang menjadikan asal ukuran adalah jengkal, dan menjdikan setiap siku-
siku pyramid terbesar di jizah seribu jengkal manusia.
133
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah Pesan, Kesan dan Keserasian Al- Qur‟an,
volume 15, Jakarta: Lentera Hati, 2002, hlm. 108
138
Maka, maha suci Tuhan kami Yang Maha Kuasa. Dialah pengukur dan pembentuk paling baik.
134
Ulasan teks dalam hadits member penjelasan masa fese janin pertama hingga tumbuhnya mkhluk baru, sebagai berikut:
1. Imam Bukhari meriwayatkan sanadnya dari Abdull h bin Masūd bin
Ghafil bin Habīb yang mendengar Rasulullah Saw bersabda, “bahwa ,masing-masing penciptaan manusia digabungkan penciptaannya dalam
perut ibu selaama 40 hari, kemudian menjadi
alaqah
penggabungan penciptaan, lalu menjadi
mudhghah
, kemudian diutus malaikat untuk meniupkan roh dan diperintah dengan empat kalimat, “rizki, ajal, amal
dan takdir baik maupun takdir buruknya.” 2.
Imam muslim meriwayatkan dengan sanadnya Abdull h bin Masūd bin Ghafil bin Habīb dari Abu uzaifah bin Asīd al ghif ri yang mendengar
Rasulullah Saw bersabda, “jika
nuthfah
berumur 42 malam, Allah mengutus malaikat kepadanya lalu dia membentuknya, lalu
menciptakan penglihatannya, pendengarannya, kulit, daging, dan tulang. Lalu malaikat berkata Ya Tuhanku, apakah pria atau wanita?
Lalu Allah menentukan apa yang dikehendaki-Nya dan malaikat menulisnya.
134
Ahmad Musthafa al Maraghi, Tafsir al Maraghi, penerj. Bahrun Abu Bakar, jilid VIII, Semarang: CV Tohaputra, hlm. 13-14
139
Para ulama bersepakat bahwa janin ditiupkan roh selama fase
mudhghah
sempurna. Berdasarkan hadits tersebut ditambah ketentuan bahwa fase
mudhghah
terjadi pada 40 hari pertama yang disebutkan dalam hadit s “penggabungan
p enciptaan” riwayat Bukhari dan hadits Imam muslim meriwayatkan dengan
sanadnya Uasid al-ghif ri dari Abu khudaifah bin Usaid, serta didasarkan pula pada kesesuaian embriologi modern dengan keterangan agama tentang usia janin,
bahwa roh ditiupkan stelah 40 hari pertama usia janin dan tidak mungkin sebelumnya. Akan tetapi, kapan tepatnya kejadian itu terjadi? Apakah setelah
duabulan, tiga bulan, empat bulan, lebih atau kurang itu? Terlepas darai itu, bisa dipastikan bahwa tidak ada satu orang pun yang bias mengatakan bahwa piniupan
roh terjadi setelah 40 hari pertama. Apalagi, sejauh ini tidak ada dalil shahi tentang itu.
Namun, sementara ada kalangan ulama hadits yang memahami masa itu sebagai tiga kali lipatnya yaitu 120 hari. Karena memahami frasa
misla dzalika
dalam teks hadtis diatas sebagai syarat pada rentang waktu empat puluh hari pada setiap fasenya dari ketiga fase yang ada, yakni
nuthfah, „alaqah, mudhghah. Pemahaman ini menafikan hadis nabi:
ketika sperma telah berumur empat puluh malam, maka Allah mengutus malaikat untuk memberinya bentuk
.
Mereka menciptakan pendengarannya, penglihatannya, kulitnya, dagiingnya dan tulang-
tulangnya, lalu diutuskannya malaikat yang meniupkan roh padanya dan dan diperintahkan dengan empat kata: tulis rizkinya, ajal, amal, dan takdir buruk atau
baiknya.
” HR. Imam Bukhari
140
Telah dibuktikan dalam beberapa studi dalam bidang embriologi bahwa proses pembentukan organ tubuh ini dimulai sejak akhir fase
mudhghah,
yakni pada akhir minggu keenam sejak kehamilan atau setelah empat puluh dua
malam. Dengn demikian, terbuktilah kebenaran sabda Rasulullah dalam hadits yang telah disebutkan diatas, dan dalam segala hadits yang disabdakannya.
Tampaknya, penyebab kesamaran masalah ini bagi sebagian pensyarah hadits genersi pertama adalah karena tidak disebutkannya frase
misla dzalik
sebelum kata „
alaqah
dan
mudhghah
pada sebagian riwayat hadis, missal hadits vesi Muslim diatas. Sementara versi lengkap dengan tambahan
misla dzalik
diriwayatkan Bukhari diatas semakin menegaskan bahwa hadis riwayat Imam Muslim dengan sanad Ibnu Mas‟ūd tidak mungkin menujukkan kesamaan wktu,
empat puluh hari bagi masing-masing fase, melainkan menujukkan kesamaan dalam penghimpunan penciptaan.
135
Namun bisa diupayakan lebih jauh lagi untuk menentukn waktu tersebut, yakni dengan firman allah Swt:
“Kemudian dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya roh
ciptaan-
Nya.” QS. Al-Sajdah [32]: 9 Dari ayat diatas bisa dipahami bahwa roh ditiupkan pada janin
setelah penyempurnaan penciptaan
taswiyah
. Karena, penyempurnaan terjadi secara langsung setelah penciptaan berdasarkan firman Allah Swt:
135
Zaghlul an-Najjaar, Pembuktian Sain dalam Sunah, buku 2, Jakarta: sinar grafika offset, cet. Pertama, 2006, hlm. 18-19
141
“Yang Telah
menciptakan kamu lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan
s usunan tubuhmu seimbang,”
Bisa juga dikatakan bahwa roh ditiupkan kedalam janin setelah fase penciptan atau setelaah miggu kedelapan dari usia janin, atau pada
fase “pertumbuuhan makhluk lain”. Pendapat ini diutarakan oleh sebagian besar ahli tafsir. Mereka mengatakan bahwa fase pertumbuhan lain adalah
fase ditiupkannya roh.
136
136
Lihat Syarif Hade Masyah, Ensiklopedia kemukjizatan al- Qur‟an dan Hadis,…, hlm.
64-65
142
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan:
1. Penciptaan Manusia yang secara khusus
a. Adam A.s
All h menciptakan Adam dari materi yang berupa tanah liat dan memberinya bentuk manusia yang sempurna dan menipkan roh kedalam
tubuhnya sebagai mana firman All h dalam al-Qur‟an:
“Allah berfirman: Apakah yang menghalangimu untuk bersujud
kepada Adam di waktu Aku menyuruhmu? menjawab Iblis Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia
Engkau ciptakan dari tanah.” Dalam surat
al-
A‟r f ayat 11 diterangkan bahwa Allah menciptakan nabi adam A.s., yang akan disusul oleh keturunannya. Al-
Qur‟an telah memberikan informasi tentang penciptaan Adam melalui empat fase sebelum fase ditiupkannya roh. Keempat fse tersebut ialah:
1. Fase
thurab
tanah yang belum bercampur air 2.
Fase thīn tanah yang bercampur air 3.
Fase Ham ‟ manūn lumpur hitam 4.
Fase shalsh l kal fakhkar tembikar