Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
ketuntasan minimal KKM yaitu 51, 42 dimana KKM yang harus dicapai siswa adalah 63. 3 Interaksi antara siswa dengan siswa masih sangat kurang.
4 Guru tidak menggunakan alat peraga untuk mempermudah menjelaskan materi pelajaran kepada siswa. 5 Keterbatasan alat dan sumber belajar buku
paket yang digunakan siswa untuk belajar. Matematika adalah salah satu mata pelajaran pokok di semua tingkat
pendidikan terutama di Sekolah Dasar. Belajar Matematika tidak dapat dilakukan hanya dengan menghafal, namun harus mempunyai konsep dasar
yang kuat agar proses pembelajaran di jenjang kelas berikutnya menjadi lebih mudah dan tidak meninggalkan kesan buruk terhadap pelajaran matematika.
Matematika identik dengan soal penalaran sehingga siswa harus aktif terhadap informasi yang disampaikan guru, banyak berlatih soal, untuk
memperkuat pemahaman dan penalaran siswa harus menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan observasi pendahuluan di SD N Klegen, peneliti beserta guru pengampu menyadari perlunya melakukan perbaikan proses pembelajaran
dengan melakukan penelitian tindakan kelas yang dirasa dapat meningkatkan prestasi belajar pada pelajaran Matematika. Model pembelajaran kooperatif
menjadi salah satu pilihan yang dinilai tepat karena dengan pembelajaran kooperatif semua siswa terlibat secara langsung dalam kelompok.
Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengutamakan kerjasama diantara siswa. Menurut Martinis 2008:43 Sumber belajar tidak
hanya dari guru dan buku ajar tetapi juga sesama siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Tipe TSTS two stay two stray atau dua tinggal dua tamu adalah salah satu contoh pembelajaran kooperatif yang dikembangkan oleh Spencer
Kagan.
Struktur TSTS two stay two stray yaitu dalam satu kelompok terdiri dari empat siswa yang nantinya dua siswa bertugas sebagai pemberi informasi bagi
tamunya dan dua siswa lagi bertamu ke kelompok yang lain secara terpisah.
Peneliti memilih model pembelajaran kooperatif tipe TSTS karena m
odel pembelajaran ini belum pernah dilaksanakan di SD N Klegen, namun berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh seorang guru SMA N 3 Malang 2009 tipe TSTS dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi siswa belajar siswa.
Pembelajaran yang masih klasikal di SD N Klegen yang sepenuhnya menggunakan metode ceramah, akan dibentuk dalam kelompok- kelompok
belajar. Dengan adanya kelompok-kelompok belajar tersebut memungkinkan pembelajaran tidak hanya terpusat pada guru. Siswa akan berinteraksi untuk
saling berbagi informasi antar teman dalam satu kelompok yang terdiri dari 4 siswa lalu, 2 orang akan bertugas memberikan informasi kepada tamunya dan
2 orang lagi bertamu mencari informasi di kelompok lain. Dengan adanya pembagian tugas tersebut semua siswa terlibat aktif untuk menguasai materi
pelajaran dan guru pun dapat mengurangi penggunaan metode ceramah. Maka dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS two stay
two stray , dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pelajaran
Matematika. 5
Berpijak dari latar belakang maka, peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai permasalahan, yaitu dengan penelitian yang berjudul “Upaya
Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas IV SD Negeri Klegen dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TSTS
two stay two stray”.