11
KAJIAN TEORI
A. Kecerdasan Emosi
1. Pengertian Kecerdasan Emosi
Salovey dan Mayer mendefinisikan kecerdasan emosi atau yang sering disebut EQ sebagai himpunan bagian dari kecerdasan sosial yang
melibatkan kemampuan memantau perasaan sosial yang melibatkan kemampuan pada orang lain, memilah-milah semuanya dan menggunakan
informasi ini untuk membimbing pikiran dan tindakan Shapiro, 2003: 8. Gardner Goleman, 2009: 50 mengatakan bahwa bukan hanya satu
jenis kecerdasan yang monolitik yang penting untuk meraih sukses dalam kehidupan, melainkan ada spektrum kecerdasan yang lebar dengan tujuh
varietas utama yaitu linguistik, matematika logika, spasial, kinestetik, musik, interpersonal dan intrapersonal. Kecerdasan ini dinamakan oleh
Gardner sebagai kecerdasan pribadi. Berdasarkan kecerdasan yang dinyatakan oleh Gardner tersebut, Salovey Goleman, 2009: 57 memilih
kecerdasan interpersonal dan kecerdasan intrapersonal untuk dijadikan sebagai dasar untuk mengungkap kecerdasan emosional pada diri individu.
Menurutnya kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang untuk mengenali emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, mengenali
emosi orang lain empati dan kemampuan untuk membina hubungan kerjasama dengan orang lain.
12 Menurut Cooper dan Sawaf Ema Purwandari, 2006:67 kecerdasan
emosi adalah kemampuan merasakan, memahami dan secara efektif menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber energi, informasi,
koreksi dan pengaruh yang manusiawi. Kecerdasan emosi menuntut untuk belajar mengakui, menghargai perasaan pada diri dan orang lain serta
menanggapinya dengan tepat, menerapkan secara efektif energi emosi dalam kehidupan sehari-hari.
Definisi Kecerdasan emosi menurut Goleman 2009: xiii yaitu: “Suatu kemampuan seseorang yang didalamnya terdiri dari berbagai
kemampuan untuk dapat memotivasi diri sendiri, bertahan menghadapi frustasi, mengendalikan impulsive needs atau dorongan hati, tidak
melebih-lebihkan kesenangan maupun kesusahan, mampu mengatur reactive needs, menjaga agar bebas stress, tidak melumpuhkan
kemampuan berfikir dan kemampuan untuk berempati pada orang lain, serta adanya prinsip berusaha sambil berdoa”.
Sejalan dengan itu, Robert dan Cooper Ary Ginanjar Agustian, 2001:44 mengungkapkan bahwa kecerdasan emosi adalah kemampuan
merasakan, memahami dan secara efektif menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber energi, emosi, koneksi dan pengaruh yang
manusiawi. Individu yang mampu memahami emosi individu lain, dapat bersikap dan mengambil keputusan dengan tepat tanpa menimbulkan
dampak yang merugikan kedua belah pihak. Emosi dapat timbul setiap kali
13 individu mendapatkan rangsangan yang dapat mempengaruhi kondisi jiwa
dan menimbulkan gejolak dari dalam. Emosi yang dikelola dengan baik dapat dimanfaatkan untuk mendukung keberhasilan dalam berbagai bidang
karena pada waktu emosi muncul, individu memiliki energi lebih dan mampu mempengaruhi individu lain. Segala sesuatu yang dihasilkan emosi
tersebut bila dimanfaatkan dengan benar dapat diterapkan sebagai sumber energi yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas,mempengaruhi orang
lain dan menciptakan hal-hal baru. Berdasarkan uraian diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
kecerdasan emosi adalah kemampuan menuntut diri untuk belajar mengakui dan menghargai perasaan diri sendiri dan orang lain dan untuk
menanggapinya dengan tepat, menerapkan dengan efektif energi emosi dalam kehidupan dan pekerjaan sehari hari, serta merupakan kemampuan
seseorang untuk mengenali emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain empati dan kemampuan untuk
membina hubungan kerjasama dengan orang lain.
2. Aspek-aspek kecerdasan emosi