31 maka ia menerima keterbatasannya, akan tetapi ia selalu berusaha untuk
mencapai sesuatu dengan usaha yang sebaik-baiknya dan sebaliknya orang yang tidak asertif selalu menunggu terjadinya sesuatu.
d. Bertindak dengan cara yang dihormatinya sendiri. Maksudnya karena sadar bahwa ia tidak dapat selalu menang, ia menerima keterbatasan
namun ia berusaha untuk menutupi dengan mencoba mengembangkan dan selalu belajar dari lingkungan.
Dapat disimpulkan dari uraian diatas manfaat perilaku asertif ialah menjaga komunikasi dengan orang lain, membangun sikap saling
menghormati diri sendiri dan orang lain.
C. Perilaku Agresif
1. Pengertian Agresif
Saroson Dayaksini Hudaniah, 2006:231 menyatakan bahwa agresif diartikan sebagai suatu serangan yang dilakukan oleh suatu
organisme terhadap organisme lain, objek lain atau bahkan pada dirinya sendiri. Definisi ini berlaku pada semua makhluk vetebrata, namun pada
manusia tingkat agresi sangat kompleks karena ada peranan perasaan dan proses simbolik.
Menurut Byrne Kelly Sukadji Badingah, 1994:21 agresi bisa didefinisikan sebagai segala tindakan yang bertujuan menyakiti atau
melukai orang lain.
32 Sedangkan menurut Baron dan Richardson Krahe, 2005:16 :
Agresi adalah segala bentuk perilaku yang dimaksudkan untuk menyakiti atau melukai makhluk hidup lain yang terdorong untuk
menghindari perlakuan tersebut. Definisi dari Baron ini mencakup empat faktor tingkah laku, yaitu; tujuan untuk melukai atau
mencelakakan, individu untuk menjadi pelaku, individu untuk menjadi korban dan ketidakinginan si korban menerima tingkah laku
si pelaku.
Istilah agresi sudah akrab digunakan dalam bahasa awam. Terdapat kesepakatan dalam bidang akademik untuk mendefinisikan sebagai
perilaku negatif atau antisosial yang hampir tidak ada hubungannya dengan kesehatan psikologis maupun kesejahteraan. Di luar kesepakatan tersebut,
ada kebutuhan untuk mendefinisikan secara lebih tepat mengenai criteria yang harus dipenuhi oleh perilaku tertentu agar dapat digolongkan sebagai
“agresif”. Agar perilaku seseorang memenuhi agresi, perilaku itu harus
dilakukan dengan niat menimbulkan akibat negatif terhadap targetnya, dan sebaliknya, menimbulkan harapan bahwa tindakan tersebut akan
menghasilkan sesuatu Krahe, 2005:15. Hal ini sejalan dengan uangkapan Dayaksini Hudaniah 2005:231 bahwa terdapat unsur penting dari
agresi yang harus ada, yaitu adanya tujuan atau kesengajaan dalam melakukannya, sehingga suatu peristiwa yang terjadi secara kebetulan dan
33 menghasilkan agresi bagi orang lain, maka hal ini tidak dapat dimasukkan
dalam agresi. Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan, agresif adalah tindakan
serangan untuk menyakiti orang lain yang dilakukan secara kesengajaan.
2. Pembagian Agresif