Variabel Penelitian Definisi Operasional

50 apabila jumlah subyek besar atau lebih dari 100 dapat diambil antara 10-15 atau 20-25. Populasi kelas XI SMA N I Ngaglik dengan jumlah 288 siswa, dengan siswa laki-laki berjumlah 124 dan perempuan berjumlah 164 siswa. 2. Teknik Sampling Berdasarkan populasi di atas maka dalam penelitian ini diambil 25 dari populasi sehingga jumlah sampelnya adalah 25 x 288 = 73 siswa. Dalam pengambilan sample dilakukan dengan metode Simple Random Sampling, Simple Random Sampling adalah pengambilan sampel dari populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu karena anggota populasi bersifat homogen. Sugiyono,2009:120.

C. Tempat dan Waktu penelitian

1. Tempat Penelitian Tempat penelitian dalam penelitian ini adalah bertempat di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Ngaglik Sleman Yogyakarta. Alasan penelitian ini dilaksanakan di tempat ini adalah karena sering munculnya perilaku agresif yang dilakukan oleh siswa. 2. Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan April 2012 – Januari 2013.

D. Variabel Penelitian

51 Penelitian ini terdiri dari tiga variabel yaitu: 1. Variabel terikat dependent Variabel terikat yaitu varibel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat dari variabel bebas Sugiyono, 2009:61. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah perilaku agresif siswa kelas XI SMA N I Ngaglik. 2. Variabel bebas independent. Variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab timbulnya varibel terikat Sugiyono, 2009:61. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kecerdasan emosi dan perilaku asertif siswa kelas XI SMA N I Ngaglik.

E. Definisi Operasional

1. Kecerdasan Emosi Kecerdasan emosi adalah kemampuan merasakan dan memahami secara lebih efektif terhadap daya kepekaan emosi yang mencakup kemampuan memotivasi diri sendiri atau orang lain, pengendalian diri, ke mampuan memahami perasaan orang lain dengan efektif, dan ke mampuan mengelola emosi yang dapat digunakan untuk membimbing pikiran untuk mengambil keputusan yang terbaik. Untuk pengukuran tingkat kecerdasan emosi ini digunakan skala kecerdasan emosi yang mengacu pada aspek-aspek menurut Goleman 2009: 57 yang meliputi mengenali emosi diri, mengelola emosi, 52 memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain, dan membina hubungan. Semakin tinggi skor yang diperoleh subjek dalam skala kecerdasan emosi ini menunjukkan semakin tinggi kecerdasan emosi pada subjek, dan sebaliknya semakin rendah skor dalam skala menunjukkan semakin rendah kecerdasan emosi pada subjek. 2. Perilaku Asertif Perilaku asertif adalah tingkah laku yang menampilkan keberanian untuk secara jujur dan terbuka menyatakan kebutuhan, perasaan, dan pikiran-pikiran apa adanya, mempertahankan hak-hak pribadi, serta menolak permintaan-permintaan yang tidak masuk akal dari figur otoritas dan standar-standar yang berlaku pada suatu kelompok. Untuk pengukuran tingkat perilaku asertif ini digunakan skala perilaku asertif yang mengacu pada aspek-aspek menurut Rathus Nevid 1983:31 yang meliputi bicara asertif, kemampuan mengungkapkan perasaan, menyapa dan memberi salam kepada orang lain, ketidaksepakatan, menanyakan alasan, berbicara mengenai diri sendiri, menghargai pujian dari orang lain, menolak untuk menerima begitu saja pendapat orang yang suka berdebat, menatap lawan bicara, respon melawan rasa takut. Semakin tinggi skor yang diperoleh subjek dalam skala perilaku asertif ini menunjukkan semakin tinggi perilaku asertif pada subjek, dan sebaliknya semakin rendah skor dalam skala menunjukkan semakin rendah perilaku asertif pada subjek. 53 3. Perilaku Agresif Perilaku agresif adalah kecenderungan berperilaku negatif secara fisik maupun verbal dengan tujuan melukai orang lain yang dilakukan baik sengaja ataupun tidak sengaja yang dapat mengakibatkan hal yang tidak menyenangkan bagi orang lain. Untuk pengukuran tingkat perilaku agresif ini digunakan skala perilaku agresif yang mengacu pada aspek-aspek menurut Johnson Medinnus 1974:164 yang meliputi menyerang dengan atau pada fisik, menyerang pada benda atau obyek, menyerang secara verbal atau simbolik, dan pelanggaran terhadap hak milik orang lain atau menyerang daerah orang lain. Semakin tinggi skor yang diperoleh subjek dalam skala perilaku agresif ini menunjukkan semakin tinggi perilaku agresif pada subjek, dan sebaliknya semakin rendah skor dalam skala menunjukkan semakin rendah perilaku agresif pada subjek.

F. Metode Pengumpulan Data