Perencanaan Partisipatif Komponen yang Dipersiapkan dalam

39 mencapai sebuah strategi yang telah ditetapkan oleh organisasi dalam rangka mempunyai keunggulan kompetitif, maka para pimpinan perusahaan, manajer operasi, haruslah bekerja dalam sebuah sistem yang ada pada proses perencanaan strategis Brown, 2005: 3. Kemampuan manufaktur, harus dipergunakan secara tepat, sehingga dapat menjadi sebuah senjata yang unggul dalam sebuah perencanaan stategis Skinner, 1969. Perencanaan strategis secara eksplisit berhu- bungan dengan manajemen perubahan, hal ini telah menjadi hasil penelitian beberapa ahli e.g., Ansoff, 1965; Anthony, 1965; Lorange, 1980; Steiner, 1979. Lorange 1980, menuliskan, bahwa strategic planning adalah kegiatan yang mencakup serangkaian proses dari inovasi dan merubah perusahaan, sehingga apabila strategik planning tidak mendukung inovasi dan perubahan, maka itu adalah kegagalan. Dapat penulis simpulkan bahwa perencanaan strategis merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh sebuah organisasi untuk meningkatkan kondisi- nya di masa yang akan datang yang mencakup serang- kaian proses yng memndukung inovasi dan perubah- an.

2.4.5 Perencanaan Partisipatif

Perencanaan pasrtisipatif digunakan salah satu- nya untuk mengantisipasi terjadinya perpecahan dan 40 membentuk rasa tanggung jawab untuk mencapai tujuan bersama, mengingat bentuk geografis Indonesia yang terdiri dari berbagai pulau, suku, dan bahasa. Perencanaan merupakan sebuah istilah yang sangat umum di dunia pemerintahan khususnya bidang pendidikan. Perencanaan terbagi atas dua jenis yakni perencaan dari atas top down dan perencanaan dari bawah bottom up. Negara mana pun di dunia selalu berupaya memajukan negaranya dan selalu mengon- trol perkembangan negaranya. Kontrol tersebut dapat dilakukan melalui prisip manajemen umum yang disebut dengan POAC planning, organizing actuating, controlling Nuswantorotejo, 2013: 1. Perencanaan partisipatif merupakan perencana- an yang melibatkan semua rakyat dalam rangka memecahkan masalah yang dihadapi yang bertujuan untuk mencapai kondisi yang diinginkan. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Abe 2002:81 sebagai berikut: Perencanaan partisipatif adalah perencanaan yang dalam tujuannya melibatkan kepentingan rakyat, dan dalam prosesnya melibatkan rakyat baik secara langsung maupun tidak langsung. Tujuan dan cara harus dipandang sebagai satu kesatuan. Suatu tujuan untuk kepentingan rakyat dan bila dirumuskan tanpa melibatkan masyarakat, maka akan sulit dipastikan bahwa rumusan akan berpihak pada rakyat. Menurut Wrihatnolo dan Dwidjowijoto 2007:9- 10 adalah proses perencanaan yang diwujudkan 41 dalam musyawarah ini, dimana sebuah rancangan dibahas dan dikembangkan bersama semua pelaku pembangunan stakeholders. Pelaku pembangunan berasal dari semua aparat penyelenggara negara eksekutif, legislatif, dan yudikatif, masyarakat, roha- niwan, dunia usaha, kelompok profesional, organisasi- organisasi non-pemerintah. Menurut Sumarsono 2010, perencanaan parti- sipatif adalah metode perencanaan pembangunan dengan cara melibatkan warga masyarakat yang dipo- sisikan sebagai subjek pembangunan. Menurut penje- lasan UU. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional: “perencanaan partisipatif dilaksanakan dengan melibatkan semua pihak yang berkepentingan terhadap pembangunan. Pelibatan mereka adalah untuk mendapatkan aspirasi dan menciptakan rasa memiliki”. Dalam UU No. 25 Tahun 2004, dijelaskan pula “partisipasi masyarakat” adalah keikutsertaan untuk mengakomodasi kepentingan mereka dalam proses penyusunan rencana pemba- ngunan. Berdasarkan beberapa uraian di atas dapat peneliti simpulkan bahwa perencanaan partisipatif me- rupakan perencanaan yang dilakukan secara bersama- sama oleh semua anggota organisasi dengan tujuan agar semua anggota organisasi tersebut dapat terlibat secara langsung dan ikut bertanggung jawab dalam kegiatan yang akan direncanakan tersebut, keterlibat- an masyarakat dan semua unsur untuk memastikan 42 bahwa pelaksanaan perencanaan benar-benar ada keberpihakaan kepada mereka dimana warga merasa ikut memiliki dan bertanggung jawab atas keberhasil- annya. Sehingga diperoleh sebuah perencanaan yang tersusun dengan baik.

2.5 Penelitian Terdahulu

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pelaksanaan Pendidikan Karakter Bangsa SDN Bergas Kidul 03 Kec. Bergas Kabupaten Semarang T2 942012090 BAB II

0 0 26

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perencanaan Sekolah Ramah Anak (SRA) di SD Negeri Gebugan 01 Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang T2 942012068 BAB I

0 0 10

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perencanaan Sekolah Ramah Anak (SRA) di SD Negeri Gebugan 01 Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang T2 942012068 BAB IV

0 0 38

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perencanaan Sekolah Ramah Anak (SRA) di SD Negeri Gebugan 01 Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang T2 942012068 BAB V

0 0 3

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perencanaan Sekolah Ramah Anak (SRA) di SD Negeri Gebugan 01 Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perencanaan Sekolah Ramah Anak (SRA) di SD Negeri Gebugan 01 Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang

0 0 250

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perencanaan Sekolah Ramah Anak (SRA) di SD Negeri Gebugan 01 Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang

0 1 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kajian Standar Kualitas Pendidikan di Taman Kanak-Kanak Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang T2 942008110 BAB II

0 0 23

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Regrouping SD Negeri Tukang 01 dan SD Negeri Tukang O2 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang T2 942015029 BAB II

3 51 55

T2__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Manajemen Berbasis Sekolah Di SD Negeri Genuk 01 Ungaran Baratabupaten Semarang T2 BAB II

0 1 20