Pengertian Pajak Tata Cara Pemeriksaan Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota

28 BAB lll GAMBARAN DATA PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI

A. Pengertian Pajak

Sebagai perbandingan, berikut ini disajikan defenisi dari beberapa sarjana suandy,2005:8. Menurut prof.Dr.Rochmat Soemitro S.H dalam bukunya dasar-dasar hukum pajak dan pajak pendapatan adalah sebagai berikut: ”pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang-undang yang dapat dipaksakan dengan tidak dapat jasa imbal kontraprestasi, yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.” Menurut Mr. Dr. N. .J. Feldmann dalam bukunya De overheidsmiddelen van Indonesia, Leiden, 1949: “Belastingen zijn aan de Overhed volgens algemene, door haar vastgestelde normen verschuldigde afdwingbareprestties, waar geen tegenprestatie tegenover staat en uitsluitend dienen tot dekking van publieke uitgavenyang artinya adalah sebagi berikut:”Pajak adalah prestasi yang dipaksahkan sepihak dan terutang kepada pengusaha menurut norma-norma yang di tetapkannya secara umum, tanpa adanya kontraprestasi, dan semata-mata digunakan untuk menutup pengeluaran– pengeluaran umum.” Sedangkan defenisi pajak yang dikemukakan oleh S.I. Djajadiningrat yaitu suatu kewajiban menyerahkan sebagian dari kekayaan ke kas Negara yang Universitas Sumatera Utara disebabkan suatu keadaan, kejadian, dan perbuatan yang memberi kedudukan tertentu, tetapi bukan sebagai hukuman menurut peraturan yang ditetapkan pemerintah serta dapat dipaksahkan, tetapi tidak dapat ada jasa timbal balik dari negara secara langsung, untuk memelihara kesejahteraan secara umum Resmi, 2008: 1. Dari beberapa defenisi tersebut dapat di tarik kesimpulan bahwa : 1. Pajak dipungut berdasarkan atau dengan kekuatan undang-undang serta aturan pelaksanaanya. 2. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukan adanya kontraprestasi individual oleh pemerintah. 3. Pajak dipunggut oleh Negara baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. 4. Pajak diperuntuhkan bagi pengeluaran-pengeluaran pemerintah, yang bila dari pemasukannya terdapat surplus, dipergunakan untuk membiayai investasi publik. B.Dasar Hukum Pemeriksaan Pajak 1. Undang-Undang nomor 6 tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Lemabaga Negara Republik Indonesia tahun 1983 nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 3262 sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Universitas Sumatera Utara Nomor 16 Tahun 2009 Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4999. 2. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 199PMK.032007 tentang Tata Cara Pemeriksaan, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 82PMK.032011 tentang Tata Cara Pemeriksaan Pajak. 3. Peraturan Direktur Jendral Pajak NomorPER-19PJ2008 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemeriksaan Lapangan. 4. Peraturan Direktur Jendral Pajak Nomor PER-20PJ2008 tentang Petunjuk Pemeriksaan Kantor. 5. Peraturan Direktur Jendral pajak Nomor PER-9PJ2010 tentang Standar Pemriksaan Untuk Menguji Kepatuhan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan. Dengan adanya peraturan dan Undang-Undang yang menjadi landasan hukum pemeriksaan pajak di Indonesia ini, maka pajak yang dipungut oleh pemerintah sudah mempunyai suatu pondasi yang kuat dan tegas sehingga tidak perlu rugi adanya keraguan-raguan ataupun alasan bagi Wajib Pajak.

C. Pengertian Pemeriksaan Pajak