Adapun prosedur Pemeriksaan Pajak yang dilakukan oleh Tim Pemeriksa Pajak adalah sebagai berikut:
1. Mengevaluasi data-data yang dilaporkan Wajib pajak.
2. Meganalisa angka-angka yang tecantum dalam laporan keuangan Wajib
Pajak. 3.
Meminta keterangan lisan danatau tulisan Wajib Pajak yang diperiksa 4.
Memasuki tempat atau ruangan yang diduga merupakan tempat penyimpanan dokumen, uang, barang yang dapat memberi petunjuk.
5. Melakukan penyegelan tempat atau ruangan tersebut pada nomor 4
empat, apabila Wajib Pajak atau kuasanya tidak memberikan kesempatan untuk memasuki tempat atau ruangan dimaksud.
B. Penyebab-penyebab Dilakukan Pemeriksaan Pajak Oleh Fiskus
Dalam hal menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban Wajib Pajak, maka Wajib pajak dapat diperiksa apabila:
1. Surat pemberitahuan menunjukkan kelebihan pembayaran pajak danatau
Rugi. 2.
Surat Pemberitahuan tidak disampaikan atau tidak tepat yang sudah ditentukan.
3. Surat pemberitahuan memenuhi kriteria yang ditentukan Direktur Jenderal
untuk diperiksa. 4.
Adanaya indikasi tidak dipenuhi kewajiban-kewajiban lainnya.
Universitas Sumatera Utara
Pemeriksaan pajak juga dapat dilakukan karena adanya indikasi ketidakpatuhan dari Wajib Pajak dalam menjalankan sistem self assassement
yaitu: 1.
Ketidakpatuhan Wajib Pajak dalam kewajiban intern, yaitu dalam pembayaran atau pelaporan Surat Pemberitahuan SPT Masa dan SPT
PPn setiap bulan. 2.
Ketidakpatuhan Wajib Pajak dalam Kewajiban tahunan, yaitu dalam menghitung pajak atas dasar sistem self assassement dan melaporkan
perhitungan pajak dalam Surat Pemberitahuan SPT pada akhir tahun pajak serta melunasi hutang pajaknya.
3. Kterhadap ketidakpatuhan Wajib Pajak terhadap ketentuan materil dan
yuridis formal perpajakan melalui pembukuan sebagaimana mestinya. Sedangkan pemeriksaan khusus juga dapat dilakukan oleh fiskus antara
lain dapat dilakukan dalam hal : 1.
Adanya dugaan melakukan tindak pidana. 2.
Pengaduan masyarakat, termasuk melalui pos 5000. 3.
Terdapat data baru atau data semula yang belum terungkap yang dilakukan melalui pemeriksaan ulang Direktur Jenderal Pajak.
4. Permintaan wajib pajak
5. Pertimbangan Direktur Jenderal Pajak.
Universitas Sumatera Utara
6. Untuk memperoleh informasi danatau data tertentu dalam rangka
pelaksanaan peraturan perundang-undangan perpajakan.
C. Usaha-usaha untuk Menanggulangi Masalah Wajib Pajak yang Kurang dan Tidak Patuh
Pada umumnya sebagian besar masyarakat Indonesia masih banyak yang kurang atau bahkan tidak mengerti pelaksanaan sistem self assassement yang
berlaku dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya.Hal tersebut mengakibatkan sampai saat ini masih banyak penyelewengan pajak yang terjadi,
baik yang tidak sengaja akibat kurangnya pemahaman Wajib Pajak mengenai sistem tersebut maupun yang disengaja oleh Wajib Pajak itu sendiri karena
ketidakpatuhannya terhadap Undang-undang perpajakan yang berlaku. Semakin tingginya penyelewengan yang terjadi dibidang perpajakan
mengakibatkan pemeriksaan pajak beberapa tahun belakangan ini semakin gencar dilaksanakan pihak pemerintah, dalam hal ini Direktorat Jenderal Pajak.Untuk itu
perlu usaha-usaha yang harus dilakukan oleh pihak fiskus untuk menanggulangi masalah Wajib Pajak yang kurang atau tidak patuh.
Usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk menaggulangi masalah Wajib Pajak yang tidak atau kurang patuh tersebut adalah hendaknya pemerintah banyak
melakukan-melakukan penyuluhan dari sosialisasi kepada Wajib Pajak. Penyuluhan tersebut adalah kegiatan menyampaikan informasi, konsultasi,
Universitas Sumatera Utara
bimbingan secara berkesinambungan kepada masyarakat khususnya Wajib Pajak guna meningkatkan pengetahuan Wajib Pajak terhadap sistem self assassement
tersebut serta meningkatkan kesadaran Wajib Pajak untuk melaksanakan kewajiban perpajakannya sesuai peraturan perundang-undangan perpajakan yang
berlaku. Penyuluhan pajak dilakukan oleh penyuluh perpajakan yang telah
mempunyai pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan di bidang perpajakan.Penyuluhan perpajakan setidaknya dapat memberikan pengetahuan
dasar mengenai 1.
Prosedur pelaksanaan sistem self assassement. 2.
Sanksi-sanksi yang dikenakan kepada Wajib Pajak itu sendiri sesuai yang tercantum dalam Undang-undang Perpajakan, baik sanksi administrasi
maupun sanksi tindak pidana. 3.
Perundang-undangan yang berlaku serta perubahan-perubahan perundang- undangan tersebut secara transparan.
Penyuluhan dari sosialisasi yang dilakukan oleh fiskus tersebut diharapkan dapat menambah dan meningkatkan pengetahuan serta pemahaman
Wajib Pajak terhadap sistem self assassement sesuai peraturan perundang- undangan perpajakan, serta meningkatkan kesadaran Wajib Pajak akan pentingnya
kepatuhan terhadap kewajiban perpajakan, guna menanggulangi masalah perpajakan dari wajib pajak yang tidak patuh.
Universitas Sumatera Utara
D. Upaya-upaya untuk Mengoptimalkan Kepatuhan Wajib Pajak dalam Pelaksanaan Tindakan Pemeriksaan