3. TujuanPemeriksaanPajak Tujuan pemeriksaan pajak ada dua yaitu :
3.1 Mennguji kepatuhan
pemeriksaan yang akan berujung pada penetapan pajak terutang. Hasilnya
berupa: SKPKB, SKPLB, SKPN, atau STP..
3.2 Pemeriksaan yang Berujung Rekomemdasi atau Pendapat Pemeriksa.
4. Pengelompokan Pajak
4.1 Menurut golongannya a.
Pajak langsung yaitu pajak yang harus dipukul sendiri oleh wajib pajak dan tidak dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain. Misalnya
pajak penghasilan PPh. b.
Pajak tidak langsung yaitu pajak yang pada akhirnya dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain, misalnya pajak pertambahan nilai
PPN. 4.2 Menurut sifatnya
a. Pajak subjektif yaitu pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada
subjektif, dalam arti memperhatikan keadaan diri wajib pajak, misalnya pajak penghasilan PPh.
Universitas Sumatera Utara
b. Pajak objektif yaitu pajak yang berpangkal pada objeknya, tanpa
memperhatikan diri wajib pajak, misalnya pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah PPnBM.
5. Kriteria Pemeriksaan Pajak
5.1 kriteria rutin
Jenis-jenis kriteria rutin lebih lanjut diatur dalam surat edaran 5.2.kriteria khusus
kriteria pemeriksaan khusus sudah pasti pemeriksaan yang berdasarkan analisis risiko, baik analisis tersebut secara komputerisasi massal
maupun analisis manual individual. Kriteria pemeriksaan khusus lebih
sering disingkat pemsus. Tetapi jika mengacu ke Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 17PMK.032013, maka kriteria pemeriksaan rutin diatur di Pasal 4
6. Jenis Pemeriksaan Pajak
6.1 Pemeriksaan Lapangan Pemeriksaan Lapangan adalah Pemeriksaan yang dilakukan di tempat
tinggal atau tempat kedudukan Wajib Pajak, tempat kegiatan usaha atau pekerjaan bebas Wajib Pajak, danatau tempat lain yang dianggap perlu
oleh Pemeriksa Pajak
Universitas Sumatera Utara
6.2 Pemeriksaan Kantor Pemeriksaan Kantor adalah Pemeriksaan yang dilakukan di kantor DJP.
Sesuai namanya, seharusnya hanya pemeriksaan kantor yang dilakukan di kantor DJP. Tetapi prakteknya, dari definisi tadi pemeriksa pajak
mengartikan tempat lain sebagai kantor DJP. Sehingga prakteknya sebagian besar pemeriksaan lapangan tetap dilakukan di kantor pajak.
7. Jangka Waktu Pemeriksaan Pajak
7.1 Jangka Waktu Pengujian Termasuk pengujian dan pembahasan. Akibatnya ada kerancuan di Pasal 5
dengan Pasal 5A ayat 4 dan Pasal 23 ayat 11 PMK tata cara pemeriksaan. Pasal 5A ayat 4 mengatur bahwa SPHP harus diselesaikan
dan disampaikan terlebih dahulu dalam jangka waktu paling lama 7 tujuh hari sejak berakhirnya perpanjangan jangka waktu Pemeriksaan Kantor
atau perpanjangan jangka waktu Pemeriksaan Lapangan
7.2 Jangka Waktu Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan closing preference dan Laporan
jangka waktu pemeriksaan lapangan menjadi 4 bulan + 4 bulan perpanjangan + 7 hari + 1 bulan pembahasan, total 9 bulan lebih.
Sedangkan di Pasal 5 mengatur bahwa jangka waktu pemeriksa paling lama 8 bulan.
Universitas Sumatera Utara
D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri PKLM