65
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Mendengarkan Memahami Bunyi Bahasa
1.1Membedakan Bunyi
Bahasa, Misalnya
: Oser, Suru, Kyor, Fyak,
Rim, Wonem, Fik, War, Siw, Samfur
Berbicara Mengukapkan
pikiran, informasi secara lisan
2.1 Berbicara secara lisan
Tentang berbagai
bahasa yang
telah didengar dengan baik.
2.2 Mensiskripsikan bunyi
bahasa tersebut.
Membaca Memahami teks pendek
dengan membaca nyaring 3.4 Membaca setiap suku
kata dengan lafal yang benar.
3.5 Membaca
nyaring setiap
suku kata
dengan intonasi yang benar.
Menulis Menulis
permulaan dengan
Mencontoh, melengkapi
dan menyalin
4.1 Mencontoh huruf dan
kata yang ditulis di papan
tulis dengan
benar.
4.2 Melengkapi
kalimat sederhana yang ditulis
di papan tulis
4.3 Menyalin kalimat yang
ditulis dipapan tulis dengan benar.
Sumber Dokumen SD YPK Effata Waupnor: Materi belajar Mulok Bahasa daerah dikelas I-III SD YPK Effata
Waupnor 20082009.
Pernyataan itu juga didukung oleh kepala sekolah, meskipun juga diungkapkan bahwa tidak semua guru
66
menyelesaikan persiapannya
tepat waktu
karena menentukan
tema pembelajarannya
sendiri-sendiri sesuai kebutuhan kelasnya.
KS:..... memang kami telah sampaikan dan sudah di
bentuk dalam pertemuan guru-guru sebelum semua materi pelajaran diajarkan, guru sudah harus
Mempersiapkan persiapan mengajarnya termasuk juga pelajaran mulok, Dan harus selesai. Saya juga
berharap guru-guru saya dapat Memaksimalkan waktu yang ada dengan baik supaya anak-anak juga
dapat Belajar dengan baik. Tapi masih belum maksimal juga karena ada guru Yang mengajar mulok
tidak tahu bahasa daerahnya sendiri bahkan mungkin karena gurunya bukan putra daerah
akhirnya sulit untuk mengajarkan Mulok tersebut.
Para guru mengatakan dalam membuat dan merencanakan pembelajaran itu mengikuti tema yang
sudah ditentukan oleh sekolah. Tugas mereka adalah mengembangkan dan memilih materi, bentuk kegiatan
dan menciptakan latihan-latihan atau kegiatan yang sesuai dengan tema tersebut sesuai dengan kompetensi
guru. Guru lain juga memberi alasan lain seperti terkadang mulok mau diterapkan dengan cara lain
misalnya memberi tari-tarian, mengunjungi tempat sejarah, membuat prakarya daerah tetapi masih susah
dan banyak kendalanya baik dari waktu, bahan-bahan.
67
Kemampuan dalam daya dan dana belum dapat membantu guru dalam melaksanakan.
GKI
:… Biasanya kalau kami mau mengajar mulok, baik seni buaya, ketrampilan ataupun bahasa daerah
itu temanya sudah ada dan ada contoh yang dibuat, dan kami tinggal ikut saja, kami coba kembangkan
dengan apa yang kami tahu saja.
Selain itu para guru juga menjelaskan bahwa untuk materi ajar mulok disesuaikan dengan kelasnya
kelas I – III, dalam pelaksanaan penerapan materi ajar
mulok banyak kendalanya tetapi harus tetap diajarkan karena
sangat dibutuhkan
bagi pengembangan
pendidikan terkhusus
terhadap kecintaan
murid terhadap budaya bangsa secara universal. Dalam
menyiasati kendala untuk tetap menjadi minat murid mengikuti pembelajaran tersebut maka ada cara lain
yang diditerapkan guru yaitu, guru meluangkan dan memanfaatkan waktu dan hari khusus untuk sebuah
kegiatan ekstra pembelajaran tersebut yan disebut free learning. Hal yang dilakukan guru juga secara fisik yaitu
mengajar tari-tarian dan menyanyi lagu-lagu berbahasa daerah Biak, membuat keterampilan sederhana dengan
menggunakan bahan yang dapat ditemui siswa.
GK II A:... Selama ini ya.. materi ajar kami coba
terapkan, tema pembelajarannya Kami coba buat
68
sendiri, walaupun masih banyak kekurangannya. Persiapan mengajar juga kami ambil contoh dari
buku paket Bahasa Indonesia, tapi mungkin tidak semua tema dipakai Sebagai bahan untuk kami pake
mengajar karena kami sesuiakan dengan tingkat kelas masing-masing. Dan menurut saya pribadi
memang, Mulok Ini penting sehingga saya pribadi juga mau usul supaya mungkin dapat di masukan dalam
program sekolah, kepsek perlu membuat program pembelajaran
sekolah dengan
memberi waktu
tambahan belaja. yang disebut tambahan waktu. Supaya bisa kami tidak hanya mengajarkan bahasa
daerah saja tapi mungkin bisa tambah dengan buat pekerjaan tangan ketrampilan, berlatih tari-tarian
lokal. Kalau untuk pelajaran umum lainnya tidak ada masalah, cuma pelajaran Mulok ini yang sangat perlu
bagi murid supaya mereka juga tahu dan Kenal bahasa
lokalnyasendiri bahasa
daerahnya. Penerapan mulok ini jadi perhatian khusus kalau
perlu diberi waktu lebih supaya dapat Diterapkan sebaik mungkin pada anak
–anak. Jadi tambahan waktu juga penting.
Kegiatan ini lebih sangat baik dan bermanfaat bagi guru dalam mengembangkan kompetensi akademiknya,
meningkatkan nilai
–nilai budaya bangsa secara universal, dan kecintaan akan bahasa ibu bahasa
daerah.
69
Hal tersebut seperti menanggapi persetujuan orang tua yang terjadi dalam wawancara dengan OT1, OT2,
OT3 yaitu menginginkan anak –anak mereka juga
mengerti bahasa daerahnya, dengan alasan supaya bisa membaca, menulis bahkan dalam bercakap setiap hari.
Bukan hanya itu saja tetapi selebihnya memperkaya budaya bangsa kita.
Meskipun demikian para guru juga mengukapkan dalam wawancara bahwa cara menyampaikan meteri
atau dalam KBM tidak hanya dalam hal nonfisik saja karena kekayaan budaya secara lokal itu sangat banyak
sesuai kondisi daerah setempat sehingga yang bersifat fisik juga perlu diterapkan dengan mengalokasikan
waktu yang baik dalam pembelajaran, dan perlu dilaksanakan secara sederhana pada siswa sehingga
tidak membebani mereka dalam belajar mulok. GM, menyatakan bahwa selain memberi materi mulok bahasa
daerah juga perlu diterapkan mulok ketrampilan dan seni dan budaya seperti menyanyi lagu daerah bahasa
biak dan juga mengenal nama simbol-simbol berupa ukiran pada gambar-gambar yang dibuat secara
sederhana sehingga tidak membuat anak bosan dalam menerima pembelajaran.
Dalam observasi, penulis juga menemukan contoh bagaimana penanaman konsep dari sebuah materi
70
dilakukan belum efektif dan cocok bagi murid. Di kelas I dalam pengenalan bunyi vokal, lafal kata dan
mengucapan sebuah kata dalam menghitung belum dilakukan dengan metode yang tepat. Guru belum dapat
menggunakan metode
lokal untuk
menerapkan pembelajaran dikelas. Untuk belajar bahasa daerah biak
di SD kelas I guru masih mencontohi dari buku bahasa Indonesia kelas I. Untuk berbicara menyebutkan satu
kata belum baik sesuai pengucapan yang benar antar huruf hidup dan huruf mati Biak-Byak. Menulis dan
mengucapkannya mempunyai perbedaan. Kemudian masih
harus diucapkan
berulang-ulang, dan
ini membosankan murid dalam belajar.
Pendapat lain yang diberikan kepala sekolah dalam hal materi adalah bahwa bagaimana cara menyampaikan
materi tersebut agar dapat dikatakan sesuai bagi siswa ;
KS:.. kalau seandainya kita dapat menyiasati, kadang
kita memberikan Pembelajaran mulok dengan cara yang gimana, ya.. mungkin bisa pakai Cara bermain,
bernyanyi atau cara yang bagaimana begitu supaya anak tidak bosan, tidak buat anak malas atau tidak
suka untuk belajar mulok dan itukan tergantung pada kemampuan guru yang mengajar dan kalau
Guru itu bisa menurut saya itu tidak ada masalah. Namun ya.. itu masih Menjadi kendala juga
71
disekolah kami dan ya... pokoknya masih harus ditingkatkan.
Seorang guru yang sebelumnya mengajar disekolah di desa dan sekarang pindah mengajar di SD ini
melengkapi jawaban kepala sekolah dan menjawab bahwa ;
GK.IV:... ya memang benar, karena belajar Bahasa
Biak ini harus orang fasih bahasa Biak atau guru yang bisa barbicara bahasa Biak, hmm... mungkin
kalau kita mau siasati ya kita pakai guru-guru yang dari kampung saja, contohnya macan saya guru yang
pernah mengajar dikampung desa. Mengapa...saya bilang begitu ya... karena kami di kampung itu setiap
hari berbicara pakai Bahasa kami Bahasa Biak. Jadi mungkin yang cocok mengajar muatan lokal Bahasa
Biak, atau kalau masih ada orang tua-orang tua kita yang mampu itu kita bisa pakai mereka untuk
mengajar Bahasa Biak kepada anak-anak kita. Ya... mungkin dengan strategi itu menjadi acuan bagi
guru-guru untuk mau belajar mengembangkan potensinya dalam belajar berbahasa Biak, atau
mungkin juga murid akan lebih cepat untuk mengerti dan bisa berbicara Bahasa Biak dengan cepat.
Dalam wawancara, para orang tua menyatakan sebagai orang tua, kurang berkomunikasi dengan
menggunakan bahasa daerah dan bahkan tidak pernah
72
mengucapkan ataupun berdialog dengan bahasa biak dirumah, karena orang tua juga tidak bisa berbicara
bahasa daerah. Sehingga mereka bisa mengatakan bahwa pembelajaran bahasa Daerah Biak sangat penting
dan harus dimasukan dalam program pembelajaran bahkan harus tetap ada dalam pelajaran disekolah
supaya anak
–anak mempunyai pemahaman dan pengetahuan yang baik tentang bahasa daerahnya
sebagai bukti bahwa mereka mencintai budaya dan menjujung tinggi nilai
–nilai budaya bangsa yang sesungguhnya tidak dibiasakan dalam keluarga. Seperti
ungkapan seorang wali murid berikut ini ;
OT.1:.... saya mo bilang bagaimana ya.. bu guru
soalnya saya sendiri juga belum bisa bahasa Biak dengan baik Bicara bahasa Biak tidak begitu lancar,
mengerti juga sedikit-sedikit saja dan tiap hari itu Kitong hanya bicara pake Bahasa Indonesia sehari-
hari jadi gimana kitong mo ajar anak-anak Bahasa biak ibu...
Dan pernyataan tersebut ditegas oleh orang tua lain bahwa, pembelajaran muatan lokal bahasa Daerah
Biak sangat dibutuhkan dan penting untuk diajarkan di sekolah-sekolah karena bahasa tersebut paling banyak
penuturnya di daerah kabupaten Biak Numfor. Selain itu dapat menjadi sebuah jendela budaya secara universal
73
tetapi juga tetap menjadi bagian dalam kecintaan setiap daerah terhadap kearifan lokal daerahnya dan tetap
menjunjung tinggi nilai-nilai budaya. Seperti katanya ;
OT.2: Begitu sudah ibu, kitong orang tua ini juga
salah karna kitong juga tra tahu bahasa jadi bagaimana anak-anak dong mo tahu bahasa biak yoo,
orang tua saja tra tahu baru..Jadi perlu ada perhatian khusus dan kesadaran dari semua pihak-pihaksaat
dong terapkan Mulok ini: pertama,dari pemda dorang Pemerintah Daerah Dinas Pendidikan karena mereka
yang punya hak to dalam mengambil suatu kebijakan untuk memajukan Pendidikan didaerah, perlu mebuat
peraturan yang baik atur dana-dana pendidikan buat anak sekolah dorang. jadi pemerintah dong yang tahu
mana yang baik untuk kita di biak pu kemajuan pendidikan.Jadi kira-kira pemerintah daerah dong mo
atur bagaimana tergantung dong pu aturan saja.yang baik dalam mendukung pendidikan, dan harus serius
dalam Memajukan pendidikan itu supaya sumber daya alam yang ada pun Mampu dikembangkan dan
tidak ikut-ikutan begitu.
Hal yang sama dikatakan oleh guru senior lain bahwa, supaya pendidikan di daerah tetap berjalan baik
sesuai tujuan pendidikan maka perlu ada kerja sama yang baik antara semua pihak baik masyarakat
pemerintah daerah dan stack holder lainnya. Pemerintah
74
Bertanggung jawab dan berkewajiban menjalankan kebijakan berdasarkan aturan yang telah ditetapkan
agar pendidikan formal tetap berlangsung dengan baik.
GS:... Menurut saya supaya pendidikan akan berjalan baik bila semua pihak ikut Bertanggung jawab,
bekerjasama mendukung
dan betul-betul
mau membantu pengembangan pendidikan di Daerah kita
ini. selain itu Dinas Pendidikan harus banyak survei ke lapangan supaya tahu apa yang dibutuhkan
Sekolah-sekolah, apakah
KBM berjalan
baik kah...pengajarguru-guru cukup sesuai kebutuhan
sekolah kah...,mungkin sekolah perlu buku –buku
untuk pake belajar kah.. atau kebutuhan sekolah yang lain-lain begitu...
Hal yang sama dikatan oleh bapak kepala dinas kecamatan Biak Kota, bahwa ;
PTKSD:.. ya betul sekali memang masih Perlu banyak perhatian buat pendidikan Dan memang
kami sebagai bawahan dari dinas pendidikan di kabupaten memberi bantuan buku-buku pelajaran
yang
bermutu sesuai
dengan perkembangan
pendidikan yang ada Sebagai Panduan belajar bagi guru dan murid, memberikan training-khusus bagi
guru-guru dilapangan yang materi trainingnya sesuai kebutuhan kerjanya dilapangan sekolah, Untuk
mengembangkan mutu mengembangkan pembela- jaran bernuansa lokal perlu ada kerja sama antara
pemerintah,
sekolah dan
masyarakat dalam
menciptakan SDM yang baik; Bahan ajar, dan juga panduan-panduan khusus buku dan sapras yang
lain yang termasuk dalam perangkat pembelajara Mulok. Itu sesuai dengan kenyataan di lapangan,
jangan hanya kejar Program atau proyek dong punya program kerja saja, tapi harus melihat peningkatan
mutu pendidikan didaerah kita.
75
Seperti sudah terlihat dari hasil wawancara diatas, bahwa hal-hal yang berhubungan dengan kebutuhan
khususnya dalam bidang pengembangan pendidikan di daerah yang sangat penting dan membutuhkan tenaga
pengajar yang
berkompeten dan
serius dalam
melaksanakan pembelajaran baik dalam mendidik peserta
didik, membuat
seperangkat bahan
pembelajaran Silabus, bahkan kemampuan dalam teknik mengajar agar tujuan intruksional dalam
pembelajaran tersebut dapat tercapai dan mendapat hasil yang baik.
Berdasarkan hasil
observasi, pembuatan
seperangkat bahan ajar khusus mulok bahasa Daerah Biak telah dilakukan oleh TIM Pengembang Kurikulum
TPK pada Dinas Pendidikan kabupaten Biak Numfor. Namun terlihat secara rasional belum terlaksana dengan
baik, sekolah-sekolah belum mendelegasikan guru-guru mata pelajaran muatan lokal bahasa daerah Biak untuk
membuat silabus sebagai panduan pembelajaran dikelas sesuai dengan kebutuhan dan tingkat kelas masing-
masing. Oleh sebab itu perlu pembenahan ataupun perbaikan yang lebih baik lagi karena pembelajaran
mulok bahasa daerah tersebut merupakan suatu kebutuhan penting sebagai sebuah bahasa pengantar
terhadap kadungan pembelajaran yang bernuansa lokal.
76
Dan hasilnya nanti dapat bermanfaat bagi peserta didik untuk tetap meningkatkan kecintaan dan menjunjung
tinggi nilai-nilai budaya daerahnya bahkan akan berkembang mengangkat martabat bangsa dimata dunia.
4.3.2 Deskripsi Pelaksanaan Program Pembelajaran Data
hasil penelitian
terhadap pelaksanaan
pembelajaran mulok Bahasa Daerah Biak, antara lain: guru, siswa, sarana-prasarana, Proses belajar-mengajar,
metode yang digunakan, Media pembelajaran, dan interaksi warga belajar terhadap pembelajaran.
Seperti dikatakan seorang guru saat penulis mengikuti work shop kurikulum muatan lokal bahasa
daerah Biak di Dinas Pendidikan kabupaten Biak Numfor 30 oktober 2013. Kata guru tersebut, bahwa dalam
mempersiapkan materi Muatan Lokal Bahasa Biak sebagai pelajaran bagi siswa harus guru khusus
pelajaran mulok, yang bisa berbahasa Biak fasih bahasa daerah Biak, mampu mengartikan kata, kalimat baik
serta semua bentuk-bentuk nama benda, tumbuhan, dan sebagainya sebagai pengenalan pengetahuan bahasa
daerah Biak kepada siswa. Sehingga siswapun dapat menerima pembelajaran dengan baik. Selanjutnya guru
juga harus berkemampuan dalam menyusun acuan
77
pembelajaran silabusRPP untuk menjadi panduan
dalam proses belajar mengajar dalam kelas.
Gambar 4.2:
Kelompok Diskusi Work Shop
Berdasarkan diskusi tersebut ditegaskan pula oleh salah satu kepala sekolah dari gugus sekolah SD YPK
Effata Waupnor bahwa, sebagai guru terkhusus guru pelajaran Muatan Lokal Bahasa Daerah Biak harus
mampu, kreatif, inovatif, dalam menarik minat belajar siswa, sabar dalam melaksanakan tugas sebagai
pendidik. Dan harus mampu berbahasa Biak dengan baik untuk mengimplementasikan mulok Bahasa Biak
bagi peserta didik. Selanjutnya dikatakan juga pengguna Bahasa
Daerah Biak
dalam lingkungan
jenjang pendidikan di Sekolah Dasar harus menggunakan
78
bahasa yang sederhana yang dapat dimengerti serap dan mudah ditiru, penggunaan metode sesuai kebutuhan
anak. Penggunaan Bahasa Daerah Biak di lingkungan
pendidikan pada Sekolah Dasar YPK Effata Waupnor dianggap belum menyenangkan, belum efektif dan tidak
maksimal oleh hampir semua guru bahkan pelaksana dinas pendidikan di kabupaten Biak Numfor. Dari
pengamatan peneliti
memang sekolah
ini belum
maksimalkan pembelajaran mulok Bahasa Biak, bahkan dalam mempraktekannya juga belum sesuai dengan
tema yang telah dibuat dalam proses belajar dan mengajar
disekolah. Terdapat
kekurangan bahan
pembelajaran bahkan alat-alat praktek dalam proses pembelajaran
tersebut. Materi
pembelajaran yang
disediakan bagi kelas kecilpun masih kurang cocok dan bahkan sulit untuk dimanfaatkan oleh guru dalam
memberi pelajaran muatan lokal bahasa Biak. Metode yang dipakai, media lingkungan alam juga dapat
dimanfaatkan sebagai
satu alat
bantu dalam
pembelajaran yang ada tidak dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan dan mengimplementasikan pembela-
jaran mulok Bahasa Biak diluar kelas bagi siswa, akibatnya siswa kurang menjadi minat untuk belajar
mulok tersebut. Namun hampir semua guru juga
79
mengatakan ada beberapa hal yang menjadi kekurangan yaitu kurikulum pelajaran muatan lokal Bahasa Daerah
Biak, tenaga pengajar, sarana prasarana dan buku-buku penunjang bagi pembelajaran mulok. Beberapa guru
seperti: GK.IA, GK.IIB, GK.IIIB mengatakan bahwa kekurangan
itu menyebabkan
guru tidak
bisa menyiapkan lingkungan belajar yang menyenangkan
baik dalam kelas maupun di luar kelas. Sehingga untuk belajar
yang memerlukan
praktek tidak
dapat terlaksanakan dengan optimal. Salah satu guru II.A
mengungkapkan bahwa secara akademis anak-anak harus dididik sesuai tujuan pendidikan yang diajarkan
dan berdasarkan acuan yang telah diprogramkan. Selanjutnya anak-anak tidak hanya belajar secara
akademis tetapi juga secara sosial emosional dan fisik. Tetapi SD YPK Effata Waupnor masih kekurangan
beberapa penunjang baik di dalam maupun diluar kelas yang berhubungan langsung dengan lingkungan Proses
Belajar Mengajar PBM. Berdasarkan Observasi dapat dijelaskan bahwa SD
YPK Effata Waupnor memang tidak mempunyai guru yang professional dalam mengajar mulok, belum ada
ruang khusus untuk praktek, juga sarana penunjang lain seperti buku, bahan praktek semua itu menjadi
dilemma dalam melaksanakan pembelajaran mulok.
80
Guru tidak fasih berbahasa daerah, kehidupan sosial siswa di luar sekolah tidak dibiasakan berkomunikasi
Bahasa Daerah Biak, secara fisikpun guru dan siswa tidak serius mengimplementasikan kebudayaan lokalnya.
Salah satu guru dari kelas III yaitu GK.III.A mengatakan dalam wawancara bahwa, hal tersebut
sedikit menjadi problem dalam proses belajar mengajar. Namun guru tersebut mengakui bahwa akan lebih
berkompeten apabila semua pihak ikut berpartisipasi dalam mengembangkan pendidikan bernuansa lokal.
Peran terpenting yaitu masyarakat dan pengambil kebijakan.
Dalam studi dokumen peneliti menemukan bahwa kurikulum
yang dipakai
mengajar mulok
belum mempunyai satu acuan yang tepat untuk dipakai dalam
proses belajar mengajar. Misalnya di kelas II yang dalam program pembelajaran efektif mempunyai tema tentang
“nama hari dan bulan” maka untterence dan language yang adalah memahami dan mengenal tentang nama-
nama hari dan bulan dalam Bahasa Biak. Namun guru belum tahu bahkan belum pernah mendengar dan tidak
ada sumber buku tentang kata-kata itu dalam Bahasa Biak maka guru tidak dapat mengajarkan kepada siswa.
Contoh lain misalnya kelas I dengan te ma “Memberi
Salam” Untterence dan language yang dilakukan adalah
81
memahami waktujam sapaan namun hal tersebut masih belum dapat dilakukan dengan baik dan tidak
dibiasakan dalam memberi salam atau sapaan dalam bahasa Biak.
Dalam setting lingkungan pembelajaran yang berhubungan dengan penataan ruang diantaranya
adalah kearifan lokal budaya lingkungan alam setempat yang dapat di padukan secara pembelajaran tematik
dimana ada tema-tema yang dapat dipadukan sesuai dengan pelajaran lain tetapi juga yang berdiri sendiri
berdasarkan konsep pemahaman dan pengetahuan. Guru mengatakan ;
GK.III.B:.. ya kalau disesuaikan dengan judultema,
kami kadang agak susah juga dan bingung juga contohnya karena kalau ada materi yang harus
dihubungkan dengan keadaan kami disini misalnya yang berhubungan dengan pelajaran umum to seperti
tentang tumbuhan atau atau juga binatang Materi kami hubungkan dengan yang ada pada kami, agak
susah juga tapi ya kami coba-coba terapkan saja dengan apa yang ada pada kami to, contohnya
menyebut nama tumbuhan, binatang yang ada didaerah kami begitu.
Dari penjelasan guru tersebut dapat dipahami bahwa pembelajaran mulok dalam memadukan dengan
secara tematik masih agak susah dan mesti perlu
82
peningkatan dan kemampuan dari guru dalam hal tersebut.
Pelaksanaan Mulok Bahasa Daerah Biak dalam penelitian ini meliputi tersedianya tenaga pengajar,
tersedianya fasilitas belajar, diperlukan di daerah setempat.
Ketersediaanya tenaga pengajar Mulok Bahasa Daerah Biak dilingkungan SD YPK Effata Waupnor
dianggap belum cukup, belum professional dan hampir sebagian besar guru beranggapan demikian. Dari
pengamatan peneliti
memang sekolah
ini belum
mempunyai pengajar yang berkompeten dan kurang berpengalaman dalam mengajar Mulok Bahasa Daerah
Biak, pembelajaran bersistem rolling class yang lokasi waktu hanya dua jam pelajaran. Sarana prasarana dalam
pelaksanaan pembelajaran belum cukup memadai bagi pengajar dalam memberikan mulok menjadi kendala saat
pembelajaran berlangsung. Hal tersebut menjadi sulit bagi pengajar mulok saat hendak mengajar di kelas,
sedangkan mulok tersebut merupakan bagian penting dalam pengembangan pendidikan di sekolah tersebut.
Hal tersebut hampir semua guru tersebut mengatakan bahwa tiga hal yang menjadi kekurangan yaitu guru
tidak pandai atau fasih berbahasa, belum mampu membuat
acuan pembelajaran,
dan tidak
dapat
83
menggunakan metode yang tepat dalam pelaksanaan pembelajaran.
Beberapa guru
seperti GM,
GK4 mengatakan bahwa kekurangan itu menyebabkan guru
tidak bisa melaksanakan pembelajaran dengan efektif sesuai
waktu yang
telah ditentukan.
Sehingga pelaksanaan pembelajaran tersebut diakali guru dengan
memberi tugas lain yang tidak sesuai dengan program pembelajaran. Salah satu guru mengungkapkan bahwa ;
GK.I... Kami belum dapat menerapkan mulok itu
dengan baik walaupun sudah di buat wokh shop dan buku panduan juga sudah dibagikan oleh dinas
kesetiap sekolah untuk kelas kecil saja, namun kami belum dapat melaksanakan pembelajaran mulok itu
secara efektif.
Ungkapan tersebut ditegaskan oleh Guru kelas II
bahwa ;
GK.II:..Iya Benar
kami belum
dapat mengimplementasikan mulok Bahasa Biak itu dengan
baik, kadang kami coba buat kegiatan belajar yang lain misalnya menggambar, menyanyi, Bahkan kami
menyuruh anak-anak keluar kelas untuk angkat sampah dengan waktu yang sisa Yang penting waktu
pembelajaran mulok itu bisa terlaksana, karena kami sudah selesai mengajar Mulok tapi waktu masih ada
tersisa beberapa menit lagi jadi ya kami cari jalan
84
dengan berikan Kegiatan seperti itu yang penting tepat dengan alokasi waktu pelajaran mulok itu….
Apabila sebuah tema atau topik pembelajaran telah selesai diajarkan, dan waktu masih tersisa banyak
dalam PBM, maka dapat disertai dengan memberi nyanyian-nyanyian yang ada hubungannya dengan tema
pembelajaran mulok bahasa daerah misalnya lagu :
“ARWO BABO = PAGI HARI ” ARWO BABO ARWO BABO
KOMASIKO KOMASIKO KOSANSUNKO KOSANSUN KO
KORAKOFARKOR KOSASYAR KWAR KOSASYAR KWAR
KOBUR BERUM KOBUR BERUM SNAR KOBISER SNAR KOBISER
AYE AWINO
Contoh Tulisan Lagu Berbahasa Biak:
“Pagi Hari”
1. Guru
85
Gambar 4.3:
Guru-guru SD YPK Effata Waupnor
Guru sebagai pelaksana kurikulum memegang peranan penting, kerena tanpa guru tidak akan terjadi
kegiatan Proses Belajar Mengajar PBM. Guru-guru SD YPK Effata Waupnor ada 17 orang, dimana 6 guru
bertanggung jawab atas kelas parallel dari kelas I samapai III. Semua guru
–guru SD YPK Effata Waupnor berpendidikan
sarjana S1
dan D3,
5 orang
berpendidikan Strata-1
pendidikan, 3
orang berpendidikan Strata-1 Pendidikan Agama Kristen, satu
orang guru merupakan sarjana pendidikan bahasa inggris dan 8 orang berpendidikan diploma tiga D3
PGSD dan 1 orang berpendidikan SGO. Dalam wawancara para guru menyatakan bahwa
latar belakang pendidikan yang dimiliki mendukung
86
mereka sebagai guru di SD. Namun masih perlu peningkatan yang lebih baik dalam menerapkan
pembelajaran bernuansa lokal. Seperti dikatakan GK IIIB menyatakan bahwa meskipun pendidikan Diploma
yang dimiliki dari PGSD, merasa terbantu dalam kemampuan melaksanakan Proses Belajar Mengajar
KBM oleh pendidikan yang dimiliki. Namun dalam pembelajaran Mulok masih perlu ada penambahan ilmu
atau pelatihan bagi guru dalam pengembangkan pendidikan di SD khusus pada pembelajaran muatan
lokal tersebut. GA.I yang berpendidikan S-1 pendidikan Agama Kristen terdukung dalam pembuatan kurikulum
pembelajaran sesuai bidang studi, namun dalam mengembangkan sesuai bahasa daerah setempat belum
Efektif dan belaum bisa dalam pengembangan aktifitas- aktifitas. Sedangkan guru dari tingkat SD yaitu kelas
GA.2 merasa bahwa latarbelakang pendidikannya belum mendukung dalam hal mengartikan atau menyebutkan
kata sesuai pendidikan Agama Kristen sebagai salah satu pengembangan karakteristik murid setiap hari dikelas
maupun diluar kelas karena dasar pendidikannya adalah sebagai guru Agama. Dari contoh tersebut bisa
disimpulkan bahwa latar belakang yang dimiliki para guru belum mendukung kompetensi pedagogis mereka
dalam penerapan muatan lokal.
87
Pernyataan guru –guru tersebut didukung oleh
kepala sekolah dalam wawancara yang menyatakan bahwa mereka telah memiliki kompetensi-kompetensi
yang mendukung sebagai pendidik namun masih perlu training-training khusus untuk menambah kompetensi
mereka dalam mengajarkan mulok kepada murid apalagi dikelas kecil yang pola pembelajarannya bersifat
Tematik.
2. Siswa
SD YPK Effata Waupnor mempunyai kriteria dalam menerima siswa baru masuk dikelas I yaitu bagi siswa
yang awal masuk di kelas I minimal berusia 6 dan 7. Untuk yang berusia 6 tahun harus memiliki surat
keterangan yang jelas, seperti ijazah dari sekolah Taman kanak
–kanak TK asalnya sedangkan siswa yang berusia 7 tahun tetapi tidak lewat TK tetap diterima karena
usianya telah sesuai untuk masuk pada Sekolah Dasar. Sedang perbandingan guru dengan peserta didik adalah
1 banding 30 sampai 50 anak. Artinya 1 orang guru akan mengajar atau membimbing serta berkonsentrasi pada
pada sekitar 30 sampai 50 anak tersebut. Dengan jumlah yang mungkin kurang efektif untuk kelas yang
kecil maka kelasnya dibuat kelas palelel dan guru bidang studi pun dapat diangkat menjadi guru untuk
membimbing salah satu kelas tersebut. Seperti telah
88
disebutkan sebelumnya bahwa perbandingan guru dengan siswa dikelas sangatlah tidak efektif dalam
proses belajar dan mengajar khusus kelas yang kecil I –
III karena dengan jumlah siswa yang banyak dan dibimbing
hanya seorang
guru saja,
ini akan
memyebabkan kegiatan belajar dikelas akan tidak nyaman, guru sulit untuk mengontrol siswa, dan situasi
kelas akan sangat tidak mendukung saat PMB berlangsung. Sebab kelas harus dibuat parallel dan
gurunya harus 2 dibanding 30 sampai 50 agar PMB dalam kelas tersebut dapat berlangsung dengan baik dan
proses belajarpun dapat berlangsung dengan efektif dan menyenangkan.
3. Sarana Prasarana
Berdasarkan hasil observasi dilapangan tentang sarana prasarana pada SD YPK Effata Waupnor dilihat
ketersediaannya masih perlu mendapat penambahan agar dapat menunjang proses belajar mengajar. Hal
tersebut didukung oleh guru –guru dalam wawancara
yang semuanya
menjawab bahwa
untuk sarana
prasarana masih harus perlu mendapat perhatian dari pemerintah daerah karena masih perlu ditambahkan
beberapa ruang dan tempat khusus untuk belajar yang membutuhkan praktek seperti lab IPA Sain, Lap Muatan
89
Lokal jadi masih perlu sarana dan prasarana belajar bagi siswa.
Untuk ruangan
–ruangan pembelajaran yang tersedia adalah rung kelas berjumlah sepuluh ruang
kelas, ruang perpustakaan berjumlah 1 ruang, ruang guru satu ruang, ruang kantor kepala sekolah 1 ruang,
ruang WC berjumlah 5 ruangan masing-masing: WC Murid untuk pria, untuk wanita, dan WC untuk guru
pria, dan untuk guru wanita serta satu ruang untuk WC Kepala Sekolah. Sedangkan yang tidak tersedia adalah
ruang kesehatan, ruang bimbingan, ruang lab. Sains, lab komputer dan ruang praktek mulok.
Kemudian untuk sarana pendukung kerja dan pembelajaran
seperti papan
tulis, kapur
tulis, penghapus, meja dan kursi untuk siswa dan guru,
lemari penyimpanan arsip dan buku-buku paket semua tersedia
dengan kondisi
baik. Sedangkan
untuk pembelajaran
mulok disesuaikan
dengan sarana
pendukung yang telah ada karena tidak ada sarana khusus untuk mulok.
Untuk kelengkapan administrasi kelas seperti silabus atau kurikulum, SKH, SKM, buku mutasi
siswa,buku supervise, Buku penerimaanpengembalian raport, buku daftar perabot, buku Bimbingan dan
penyuluhan, buku kenaikan kelas, buku daya serap,
90
buku target kurikulum semua buku tersebut dibuat dalam satu box file untuk memudahkan guru saat
menyelesaikan administrasi kelas. Untuk alat permainan edukatif, sekolah ini belum
ada dan hanya dimanfaatkan satu buah alat menghitung model lama yaitu alat hitung
“DEKAK”, dan alat music
gitas, tifa, dan ukulele disediakan untuk pembelajaran muatan lokal saat praktek didalam maupun diluar kelas.
Hanya ruangan khusus untuk pelaksanaan dan penyediaan untuk bahan praktek muatan lokal yang
belum tersedia. Sekolah juga telah tersedia seperangkat tape Deck
dan Amplivier sebagai media audio-visual sebagai salah satu sarana pendukung pembelajaran. Untuk komputer
hanya tersedia dua unit biasanya di gunakan oleh para guru dan kepala sekolah menyelesaikan administrasi.
Sarana lain pendukung bahan pustaka yang dimiliki sekolah ini berupa buku
–buku cerita yang ditempatkan diperpustakaan yang sering juga dipakai
para guru
sebagai sumber
pembuatan materi
pembelajaran. Yang terakhir, sarana untuk fortofolio seperti
tempat menempel hasil karya anak –anak seperti
gambar –gambar dan ketrampilan lain yang dapat
ditempelkan pada disetiap kelas masing –masing. Para
91
guru memanfaatkan sisi dinding ruangan di kelas. Sedangkan untuk ketrampilan mulok yang tidak dapat
ditempel dapat disimpan diruang kantor guru atau dilemari yang telah tersedia pada setiap kelas masing
– masing.
Data hasil
penelitian terhadap
pelaksanaan pembelajaran mulok Bahasa Daerah Biak, antara lain:
Proses belajar-mengajar, metode yang digunakan, Media pembelajaran, dan interaksi warga belajar terhadap
pembelajaran serta hasil penilaian pembelajaran.
4. Proses Belajar-Mengajar
Dalam hal perhatian terhadap individu, guru yang sudah lama mengajar dikelas I mengungkapkan bahwa
hal tersebut akan disesuaikan dengan kondisi minat belajar siswa. Guru lain juga sudah lama mengajar
mengatakan bahwa, selama dalam proses belajar mengajar yaitu dalam hal pengenalan konsep kepada
anak dilakukan sesuai keadaan bakat minat siswa dalam melalui menggambar, menghitung secara bersama-sama
seperti dalam belajar seni budaya, ketrampilan daerah, bernyanyi dan lain
–lain sehingga guru perlu memberi perhatian yang sama. Namun untuk hal tersebut masih
perlu keseriusan bagi para guru yang mengajar agar siswa bersemangat untuk belajar.
92
Dalam Observasi dikelas II, peneliti menemukan hal yang sejalan dengan pernyataan tersebut. Ketika
penyampaian konsep dalam menghitung, bernyanyi, menggambar guru hanya melakukan sesuai konsep yang
telah ada dan sering diulang-ulang pembelajarannya. Akibatnya siswa dalam belajar menjadi bosan dan tidak
berminat, bermain dikelas, keluar masuk kelas sehingga suasana kelas tidak nyaman, guru membiarkan anak-
anak dalam situasi belajar tidak serius dan akhirnya anak-anak diperintahkan main diluar kelas menunggu
waktu pulang. Seorang guru senior yang juga mengajar dikelas I
– III memberi jawaban yang melengkapi pernyataan
sebelumnya.
GS2
:…. Kalau menurut saya tu ya guru yang mungkin harus betul-betul serius mengajar Guru fokus begitu
buat dia pu persiapan mengajar apalagi ini anak-anak kelas paling Kecil maksudnya kelas paling dasar
skali, jadi kira-kira bagaimanlah guru tu dia apa nananya buat Anak-anak kecil kelas I-III tu dong
senang untuk belajar mulok itu. ya..pasti kitong guru Jadi bisa tahu bagaimana yang baik supaya anak-
anak dong kasian jang dong lari-lari Keluar masuk kelas, ganggu teman, main-main dan lain
–lain tapi mungkin dong bisa Senang untuk belajar begitu, jadi
yo tergantung gurunya to bisa buat suasana belajar bagus ka tidak sa kira begitu.
Hal tersebut ditanggapi guru lain yang baru pindah dan mengajar di SD Effata waupnor bahwa, dalam
belajar mulok bahasa daerah yang sekarang mau
93
diterapkan memerlukan keseriusan dan kefasihan dalam berbahasa, mampu menciptakan situasi belajar yang
menyenangkan dalam PBM mengucapkan huruf, kata, dan membuat kalimat yang dalam bahasa daerah biak
dengan baik dan benar agar siswa dapat berminat, senang dan juga serius untuk belajar. Apalagi bahasa
biak dalam pengucapan huruf itu menggunakan pengucapan lewat bibir mulut misalnya huruf
“B-V” itu
anak harus dilatih mengucapkan dengan baik sehingga terbiasa.
Dalam hal kefasihan atau lancar berbahasa baik mengucapkan huruf dan kata dalam bahasa biak dalam
pelajaran muatan lokal, guru –guru dalam wawancara
mengatakan bahwa mereka juga masih perlu belajar dengan baik cara mengucapkan huruf ataupun kata
bahasa biak dengan baik karena dialek bahasa biak ada berbeda-beda tapi mengucapkan huruf atau kata tetap
sama dan harus sesuai dengan huruf yang terhitung khusus untuk bahasa biak. Salah satu Guru senior
menjelaskan, seperti berikut ;
GS3
:…. Kalau belajar bahasa biak itu kita guru harus tahu huruf-huruf yang termasuk dalam bahasa biak
Tapi juga harus tahu cara mengucapkan huruf huruf khusus yang diucapkan dengan bunyi yang Benar,
misal nya huruf “B dan V” karena sebut dua huruf ini
harus pakai bibir dan dibunyikan sperti Kita mau
94
meniup kah.. gimana ee saya mo bilang.. begini diucapkan dengan keluarkan udara lewat Bibir untuk
menyebut huruf itu. Dan itu perlu latihan juga oleh bapaibu guru dorang karena nyata bahwa bapakibu
guru banyak yang belum dapat ucapkan dengan baik, jadi intinya perlu latihan bicara supaya bisa ajar
murid juga terbiasa bicara bahasa Biak dengan baik.
Berdasarkan jawaban wawancara diatas penulis memahami, bahwa untuk dapat memberi pelajaran
bahasa biak dengan baik kepada siswa maka guru harus memiliki kemampuan berbahasa biak dan strategi
seorang guru dalam mengajarkan muatan lokal bahasa biak kepada siswa. Guru harus mampu mengolah vokal
berbahasa Biak yang baik dalam mengucapkan huruf, kata ataupun kalimat yang baik sehingga dapat
membuat situasi belajar bagi siswa berlangsung dengan nyaman dan menyenangkan. Guru pun harus banyak
belatih mengucapkan
huruf
“B“V”, karena
mengucapkan huruf tersebut harus dengan caranya yaitu dengan lembut dan kasar sesuai tanda yang
ditentukan pada huruf-huruf tersebut, yaitu huruf
ъ
yang ada tanda diatasnya harus diucapkan bersamaan
bunyinya dengan huruf v atau dengan sebutan B lemah.
Hal lain juga dalam belajar mulok bahasa biak harus banyak membaca buku referensi Bahasa Biak seperti
kamus dasar Bahasa Biak, kamus etnologi Bahasa biak
95
dan buku tata bahasa biak yang telah ada supaya dapat membantu pemahaman tentang Bahasa Biak tersebut
Seperti yang dalam wawancara dengan salah satu guru bantu lain yang mengatakan bahwa ;
SPK:... Kalau guru mengajar harus betul
–betul tahu dan memperhatikan huruf yang Termasuk dalam
Bahasa Biak, karena dialek bahasa kita ada sedik berbeda dengan mereka yang didaerah Biak utara,
Biak timur, dan Biak barat. Jadi guru juga harus bisa belajar untuk mengucapkan kata dan huruf tertentu
yang digunakan dalam bahasa Biak itu dengan baik sehingga saat mengajar dapat memberi contoh yang
Baik pula bagi siswa to… Jadi menurut saya tuh alangkah baiknya ajarkan anak-anak menggunakan
bahasa Biak yang umum saja supaya mereka cepat mengerti artinya bahasa Biak yang sudah biasa
dipakai atau sudah Umum dipakai setiap hari.
Ungkapan itu ditegaskan pula oleh salah satu Orang Tua siswa bahwa, Berkomunikasi Bahasa Biak
kepada anak-anak setiap hari masih sangat sulit dan masih perlu banyak belajar dan pembiasaan baik kepada
dari orang tua ataupun kepada anak, tetapi kadang belum dapat tercapai dengan baik, karena kemampuan
dalam berbahasa Biak dan peminat Bahasa Biak sudah berkurang.
5. Metode Pembelajaran
96
Dalam proses belajar mengajar di SD Effata Waupnor guru menggunakan beberapa metode dalam
mengajar yang disesuaikan dengan keadaan sekolah tersebut dalam pembelajaran. Metode tersebut telah
dirancang sebelumnya dalam silabus kecuali pelajaran mulok bahasa, terkadang tidak menentu karena tema
berubah-ubah sehingga metode mulok juga berganti- ganti. Sebagai contoh yang diketemukan dalam hasil
wawancara dan pengamatan adalah metode bernyanyi untuk kegiatan awal, ceramah dan Tanya jawab untuk
mengingatkan kembali
Reminding back
tentang pelajaran yang telah diajarkan. Selanjutnya terkadang
satu kegiatan guru bisa menggabungkan metode –metode
tersebut, misalnya guru Kelas I mengatakan :
GK
.I.B:….. Biasa itu metode yang kitong pakai ya..menggambar symbol
–symbol. Dan itu biasa kitong buat gambar di papan tulis atau kadang digambar di
kertas Lalu dibagikan ke anak-anak lalu mereka sendiri yang tulis nama symbol itu.Tapi kadang juga
kitong bimbing anak –anak dong untuk bicara atau
ucapkan Nama simbol –simbol itu. Setelah anak–anak
dong semua sudah selesai tulis Baru mereka diajak bernyanyi beberapa lagu daerah dalam bahasa Biak.
Ya Lagu –lagu yang sudah pernah dikase ajar untuk
anak –anak dong menyanyi. Dan mereka bisa
menyanyi lagu bahasa Biak itu.
Terkadang guru hanya menggunakan beberapa metode pengajaran dalam satu topik bahasan. Misalnya
saja, dalam pengamatan penulis diSD kelas satu guru
97
mengajarkan bahasa daerah biak berdasarkan standar kompetensi mendengarkan dan membaca sesuai topik
tersebut yaitu mendengarkan bunyi kosa kata dalam menghitung angaka 1-10 dan kemudian siswa mencoba
untuk mengucapkan kosa kata yang telah didengar tersebut
dengan secara
perlahan lahan.
Guru mengingatkan kembali ucapan angka 1-10 dengan Tanya
jawab guru menunjukkan gambar angka 1-10 yang telah di
tulis dipapan
tulis. Setelah
selesai kegiatan
mendengarkan, berbicara dan membaca barulah siswa diajak
untuk menulis
dibukunya masing-masing.
Didalam menulis guru masih harus membimbing siswa karena anak
–anak agar mereka dapat menulis dengan baik benar. Selama itu kegiatan belajar mengajar yang
dilakukan guru-guru bagi siswa SD dalam mengajarkan muatan lokal bahasa daerah karena hanya sebatas itu
bahan yang dipakai untuk mengajar sehingga anak-anak hanya menerima pembelajaran sebatas apa yang
diajarkan oleh guru, dan terkadang tidak menjadi suatu materi pembelajaran yang aktif bagi anak didik.
6. Evaluasi
Dilihat dari kebutuhan dan pelestarian dalam penerapan mulok bernuansa lokal belum terlalu Nampak
tingkat keseriusan
para pendidik
untuk mengimplementasikan dalam proses belajar mengajar
98
bagi siswa. Siswa belum dibiasakan untuk meminati pelajaran mulok tidak menjadi pelajaran yang menarik.
Seperti hasil wawancara berikut ini ;
GK
II:….. Sebenarnya ibu kalau kita mo lihat dari pelajaran mulok ini sebenarnya bagus Dan sangat
penting io to…? Tra tahu ee, maksud saya sebenarnya memang Kami berusaha uuntuk mengajar pelajaran
mulok itu tapi ya… Cuma sebatas Itu saja seperti menghitung, menyebut nama anggota keluarga, dan
mungkin Kami tambah dengan beberapa kata –kata
benda yang cocok kami ajarkan Buat anak-anak dorang
, dan itu bagi saya sendiri ibu… tra tahu dengan guru Kelas lain.. ya karena itu juga karena
saya masih sedikit-sedikit bisa paham Bahasa biak yang sehari- hari saja, dan metode yang kami pakai
juga ya yang Sudah umum dipakai itu to… jadi pasti itu juga yang buat anak-anak tidak Terlalu serius
atau minat untuk belajar mulok, tapi menurut saya mulok itu Bagus dan penting untuk kitong pu anak-
anak dibiak ini. Tapi ya.. perlu apa E, guru khusus, terus mungkin atau guru-guru perlu dikase pelatihan
kah, Supaya guru dong bisa mantap kalo mengajar mulok ibu.
Jadi, para guru juga mengungkapkan bahwa metode dalam mengajarkan molok itu sangat penting
dan dibutuhkan dan sesuai atau tidak tergantung pada kemampuan dari guru yang mengajarkan mulok tersebut
kepada siswa, dengan kreatifitas guru membuat pelajaran itu menarik secara langsung akan membuat
anak-anak juga memberi respon atau hasil yang baik pula.
99
Sehubungan dengan hal tersebut kepala sekolah menyampaikan bahwa seharusnya masih perlu ada
perhatian khusus bagi para guru. Perlu ada pengajar khusus mata pelajaran muatan lokal bila perlu diadakan
pelatihan bagi
guru-guru tentang
pengembangan pembelajaran mulok ini karena pelajaran itu sangat
penting bagi anak sekolah dasar di daerahnya masing masing termasuk kami di SD YPK effata Waupnor. Selain
itu pelatihan diperlukan karena dapat membantu para guru untuk mengembangkan potensi guru dalam hal
menggunakan metode sesuai dengan kondisi tempat mengajar. Dan itu akan menjadi perhatian penting juga
oleh kepala sekolah sehingga dapat dibentuk semacam tim untuk membantu mendukung mengembangkan
kepentingan pendidikan khusus pelajaran mulok di sekolah ini.
7. Media Pembelajaran
Dari hasil observasi, SD YPK Effata Waupnor menyediakan media pembelajaran yang masih dalam
kondisi yang baik dan menjadi sarana pendukung dalam proses belajar. Misalnya papan tulis dan kapur yang
disediakan untuk setiap kelas, alat musik guitar yang digunakan saat molok seni budaya, seperangkat
komputer itu hanya dipakai oleh guru yang bisa mengoperasikannya dan bagi guru kelas kecil hanya bisa
100
menyesuaikan, sering menggunakan media manual yaitu menggambar di papan tulis atau siswa sediakan sendiri
dari rumah sebagai pengganti media yang tidak tersedia disekolah. Untuk media manual guru menulis simbol-
simbol atau ukiran budaya Biak anak-anak menirukan dengan menulis simbol-simbol tersebut, untuk media
yang disediakan anak-anak yaitu menyediakan sisa kain bekas yang bermotif papua dan dibuat prakarya dari
anak-anak dan disesuaikan dengan jenjang kelas anak- anak.
Dalam pemilihan media untuk mengajar di SD YPK Effata Waupnor guru mengacu pada pengalaman dan
disesuaikan dengan kegiatan. Guru kelas dua yang menjelaskan
bahwa dalam
menggunakan media
tergantung pada kegiatan dan pelajarannya, misalnya kalau menyanyi menggunakan papan tulis untuk
menuliskan lagu bahasa Biak untuk bernyanyi bersama dan anak-anak paling senang bernyanyi bersama-sama.
Kalau untuk belajar menghitung dalam bahasa Biak guru dapat menggunakan alat menghitung model lama
DEKAK untuk menarik perhatian dan semangat belajar
anak, tetapi pada umumnya guru hanya memanfaatkan papan tulis saja.
Dalam persiapan media pembelajaran terkadang guru harus berusaha mempersiapkan lebih dahulu 1
101
hari sebelum pelajaran dikelas karena media tersebut yang akan dipakai dikelas. Namun dalam wawancara
juga terungkap bahwa kadang media yang akan dipakai tidak dapat di buat oleh guru karena guru kurang
trampil juga dalam membuat media mulok untuk dipakai dalam pembelajaran. Seperti menurut salah satu guru
karena media yang dibutuhkan belum dapat disediakan guru dan untuk menyiapkan itu memerlukan waktu
yang akan melebihi alokasi waktu yang tersedia dalam proses belajar.
4.3.3 Deskripsi Evaluasi Program Pembelajaran Data
hasil penelitian
terhadap evaluasi
pembelajaran mulok Bahasa Daerah Biak terlihat dari ungkapan salah satu guru memberikan contoh dengan
menunjukkan program hari efektif belajar seperti yang terlihat pada gambar tabel.
Tabel 4.3 Susunan Program Pengajaran Muatan
Lokal di SD YPK Waupnor Kab. Biak Numfor
No Komponen
Alokasi Waktu
102
1. A.Mata Pelajaran
I II III
IV V
VI
Pend. Agama 3 3
3 3
3 3
2. Pend. Kewarganegaraan 2
2 2
2 2
2 3.
Bhs. Indonesia 7
7 7
7 7
7 4.
Matematika 6
7 8
8 8
8
5. IPA Ilmu Peng.Alam 2
2 2
5 5
5 6
IPS Ilmu Peng. Sosial 2
2 2
3 3
3 7
Seni Budaya
Ketrampilan 2
2 2
2 2
2 8
Penjas 3
3 2
2 2
2 9
B. Muatan Lokal:
a. Bahasa Inggris b. Bahasa Biak
C. Pengembangan Diri: a. Olah Raga
b. Pramuka
2 1
2 1
2 1
2 1
2 1
2 1
Jumlah 30
31 31
35 35
35
GK.III
:… coba ibu lihat ini waktu untuk pelajaran mulok, Ini waktu yang dialokasikan buat pelajaran
mulok Apakah bisa saya siapkan media untuk belajar kah.., Saya sangat sulit untuk menyediakan media
mulok Menurut saya… waktu perlu ditambah karena mulok itu banyak Prakteknya juga dan kita harus
sesuaikan dengan tema yang diajarkan. iya jadi sa kira begitu bu.. waktu perlu ditambah biar mulok juga
dapat diajar dengan baik tapi juga guru dapat belajar dalam buat media pembelajaran.
Menurut guru tersebut media sangat penting dalam mengajar mulok, ketika media dapat mampu
disiapkan pembelajaran akan terlaksana dengan baik, perlu
ada solusi
dalam menyediakannya
karena merupakan
salah satu
bagian dalam
perangkat
103
pembelajaran. Kenyataan tersebut merupakan hal yang tersulit bagi guru dan siswa dalam kegiatan proses
belajar mengajar dan perlu banyak persiapan yang baik sebagai penunjang belajar.
Beberapa kesulitan lain yang dihadapi guru dalam mempersiapkan
media mulok
ini. Empat
guru menyatakan yaitu faktor waktu, dua guru menyatakan
kemampuan atau ketrampilan guru, dan satu guru menyatakan ketersediaan bahan untuk pembuatan
media sebagai alat peraga dalam pembelajaran mulok. Guru terpaku pada bahan yang sudah ada dan harus
dapat kreatif untuk dapat membuat dan menggunakan. Dan hal tersebut yaitu penggunaan media sebagai satu
metode dalam pembelajaran membutuhkan pendekatan yang cocok dengan tingkat dan kebutuhan anak didik
serta perlu kesiapan dan kemampuan dari guru dalam membuat hal tersebut.
Masalah penyiapan Media atau metode dalam pembelajaran mulok ini memerlukan kemampuan
tersendiri dari pendidik yang dibenarkan oleh kepala sekolah ;
KS
:….. iya harus perlu latihan banyak dalam menggunakan juga guru harus mampu dan pandai
menciptakan media atau buat apalah: gambar kah, foto, tunjukan benda dilingkungan yang cocok dengan
anak-anak to, supaya anak mau belajar dan senang
104
ikut pelajaran mulok. Eee karena ada banyak kesulitan dan kendala dalam mengajar mulok ini
bahasa Daerah. Dan selama ini sangat disanyangkan karena belum obtimal walaupun sudah lama ya
diterapkan mulok bahasa daerah ini, mungkin waktu dalam menyiapkan, kurang mampunya guru
meyiapkan diri mengajarkan mulok,atau mungkin karena harus diajarkan ya akhirnya dilaksanakan
saja. Setelah dilakukan ternyata tidak ada hasil yang baik ee. Tujuan menyediakan media sebagai metode
pembelajaran itu saja Cuma bisa di buat aoleh satu atau dua guru saja, tidak tahu kenapa juga mungkin
gurunya tidak bisa buat atau mungkin dia tidak berbakat, soalnya ini pelajaran mulok ya.. harus
orang yang punya bakat dan talenta juga itu. Tapi ya itu ada nilai tambah untuk jadi poin tambahan buat
anak-
anak sekolah to…
Jadi media sebagai metode dalam pembelajaran itu sangat
penting dan
bermanfaat sekali,
namun ketersediaannya tidak optimal dan berpengaruh kepada
persiapan bahkan dalam menciptakan sangat sulit dilakukan termasuk juga dalam menggunakan metode
dalam pembelajaran. Hal tersebut menjadi kendala dan penghambat bagi guru dalam mengimplementasikan
mulok tersebut. Penjelasan guru tersebut ditegaskan juga oleh
Kabid. Dikjar Dinas Pendidikan dalam wawancara ;
KD:... iya memang benar bahwa selama ini kalau mau
dilihat muatan lokal khusus untuk Bahasa Daerah Biak ini sangat memprihatinkan, kenapa saya bilang
begitu, ya karena kenyataan dilapangan khusus disekolah SD kebanyakan anak-anak putra Daerah
105
sendiri sudah tidak mamputidak bisa berbicara dengan bahasa lokalnya
_ sendiri
_ Bahasa
_ Biak
.
Gambar 4.4:
Diskusi Work Shop Mulok Bahasa Daerah Biak Dinas PP Kab. Biak Numfor Kabid. Dijar
Kepala sekolahpun
mendukung pernyataan
tersebut dimana dalam wawancara mengungkapkan bahwa materi-materi yang disampaikan ke murid masih
umum disesuaikan dengan beberapa tema dalam buku bahasa Indonesia dan disesuaikan dengan kemampuan
guru yang mengajar dan murid yang menerima pelajaran.
106
KS:.... Menurut kami masih perlu banyak belajar atau
latihan dalam hal berbicara, kenapa?... Kami menilai masih ada guru putra daerah sendiri yang tidak bisa
dalam berbicara Bahasa Biak, padahal dia lahir dan dibesarkan didaerahnya sendiri tapi Tiadak bisa
bicara Bahasa Biak sudah pasti akan susah dalam mengajar,
apalagi dalam
membuat persiapan
mengajar, penggunaan
metode dan
media Pembelajaran dikelas. Tetapi juga kalau guru kelas tu
Orang amber pendatang, pastinya akan lebih susah lagi dalam berbicara bahasa daerah setempat,
Bagaimana? yang orang Biak saja tidak bisa apalagi guru amber dari daerah lain.
Merujuk pada uraian penjelasan diatas dapat dipahami bahwa masih terdapat dilema dalam penerapan
pembelajaran Mulok Bahasa Daerah Biak bagi siswa Sekolah Dasar di Kabupaten Biak Numfor.
4.3.4 Hasil Proses Belajar Mengajar PBM
Berdasarkan hasil observasi, dalam proses Belajar mengajar, interaksi yang terjadi pada semua anak, yaitu
dalam pembelajaran mulok Bahasa Daerah pada kegiatan inti pembelajaran anak kurang menaruh
perhatian full untuk mendengarkan dan saat dilatih berbicara, berkomunikasi, sangat sulit mereka kurang
berinteraksi atau memberi respons balik pada guru.
107
Dalam setiap kegiatan, terkadang anak suka bermain, tidak berminat untuk belajar. Hal tersebut
penulis temukan saat melakukan observasi dikelas. Saat observasi dalam wawancara sebagian guru mengakui
bahwa dalam proses belajar mengajar masih cenderung anak bermain, tidak minat belajar, kurang berinteraksi
terhadap pelajaran bahasa. Hal ini merupakan sebuah dilema bagi guru dalam proses belajar mengajar karena
masih melibatkan peran guru. Dua guru dari kelas II A dan II B memberikan penjelasan yang hampir sama
dengan guru kelas III A dan IIIB menjelaskan bahwa terkadang anak suka bermain dalam kelas saat pelajaran
diberikan, hal itu dipengaruhi oleh kurang minatnya siswa belajar bahasa Biak, dan kurang kreatifnya guru
dalam menciptakan suasana belajar dikelas. Sehingga anak tidak merasa membutuhkan atau suka dengan
pembelajaran tersebut.
Berdasarkan observasipun,
memang ada beberapa anak yang mengikuti kegiatan di kelas, namun hanya sebagai pelajaran dan tidak fokus
hanya asal-asalan saja mengikuti pelajaran tersebut, ada juga yang memberi respon apabila ditanya oleh guru
itupun kalau ditunjuk oleh guru. Untuk kasus seperti itu, salah satu guru yang diwawancarai mengatakan:
GK.IIIA
:… e biasanya kalau awal waktu pelajaran mau dimulai kami mulai dengan menyanyi satu lagu
daerah untuk menarik perhatian mereka terhadap
108
pelajaran mulok ini, dan kami tanyakan lagu daerah apa yang mau dinyanyikan, tapi itu kadang anak-
anak lupa dan tidak ingat lagunya sehingga guru harus menuntun untuk mengingatkan lagu yang
pernah dinyanyikan atau juga kalau ada anak yang punya pengalaman dirumah tentang lagu daerah bisa
kita ajak untuk memimpin lagunya buat dinyayikan bersama. Tetapi sering terjadi yaitu guru yang harus
memberi rangsangan pada anak bukan pada nyanyi saja tapi juga pada saat dilatih membaca, menulis
pelajaran mulok tersebut. Dan itu terkadang buat guru juga sedikit susah bahkan tidak serius dalam
memberikan pelajaran mulok, anak-anak biasanya dibiarkan juga main atau beraktifias sendiri dikelas.
Sebagian besar guru memberikan jawaban yang mendukung contoh tersebut bahwa mereka memberi
motivasi bagi siswa yaitu dengan mengingatkan atau mengajak mereka untuk bisa tertarik pada pelajaran itu.
Namun terkadang juga guru tidak serius dan fokus untuk
mengajar mulok
tersebut dan
anak-anak dibiarkan beraktifitas sendiri dalam kelas, bermain,
menggambar. Jadi inti dalam pembelajaran untuk menanamkan rasa minat, dan kecintaan pada pelajaran
mulok tersebut tidak optimal karena gurupun tidak fokus dalam melaksanakannya.
Semua guru dalam wawancara mengatakan bahwa mereka banyak mengalami dilemma dalam mengajarkan
mulok kepada anak didik. Selalu tidak tepat sasaran termasuk dalam penyesuaian dengan pelaksanaan
kurikulum yang telah disusun sebelumnya. Hal-hal yang menjadi kendala dan penyebab ada bermacam-macam.
109
Seperti dikatan oleh dua guru pada sekolah SD yang lain GC.I dan GC.2 mengungkapkan bahwa salah satu
penyebabnya adalah situasi kelas, maksudnya adalah pada saat anak mempunyai masalah terhadap minat
belajar tetang muatan lokal, perhatian mereka pada guru, hubungan sosial mereka dengan teman ataupun
mereka tidak
mentaati tata
tertib dalam
kelas menyebabkan suasana belajarpun tidak menyenangkan
dan tidak fokus. Pada saat itu guru mencoba untuk menghentikan kegiatan dan diganti dengan menasihati
dan memberikan tugas anak-anak untuk menggambar bebas sesuai keinginan mereka. Hal tersebut membuat
pelajaran tidak sesuai dengan jadwal dan tema pembelajaran yang telah ada.
Guru lain juga memberi alasan lain seperti terkadang mulok mau diterapkan dengan cara lain
misalnya memberi tari-tarian, mengunjungi tempat sejarah, membuat prakarya daerah tetapi masih susah
dan banyak kendalanya baik dari waktu, bahan-bahan dan juga kemampuan guru dalam melaksanakan.
Dari studi dokumentasi ditemukan juga bahwa penilaian Dalam segi alokasi waktu belajar sangat tidak
efektif. Ketersedian waktu dalam proses belajar mengajar mempengaruhi kesiapan guru dan juga siswa dalam
berinteraksi, penyediaan mediaalat peraga dalam
110
mengimplementasikan muatan lokal bahasa daerah Biak. Seperti terlihat pada tabel berikut ini ;
Tabel 4.4 Jam Pelajaran Muatan Lokal di SD YPK Waupnor
Kabupaten Biak Numfor
Satuan Pendidikan
Sekolah Dasar
Mata Pelajaran I
I I III
IV V
VI Bahasa Daerah
1 1
1 2
2 2
Muatan lokal yang lain 2
2 2
2 4
4 Jumlah
3 3
3 4
6 6
Sumber: Data diambil dari pengalaman penulis dalam melaksanakan tugas.
a. Lamanya jam pelajaran 1. Kelas I dan II = 30 menit
2. Kelas I sd VI = 40 menit b. Jumlah jam pelajaran per-minggu kurikulum
muatan lokal 1.
Kelas I, II dan III =
3 JP
2. Kelas IV =
4 JP 3. Kelas V
= 6 JP
4. Kelas V-VI =
6 JP Laporan penilaian hasil efektif belajar siswa dapat
dilihat pada contoh tabel 4.4 terlihat bahwa alokasi waktu pembelajaran mulok Bahasa Daerah Biak sangat
tidak efektif
jika harus
mengimplementasikan Pembelajaran Mulok sesuai silabus yang terlihat pada
111
tabel 4.2. Sebagai laporan kepada orang tua siswa pada setiap semester akhir dan dibuat dalam bentuk buku
Raport dimana harus mendeskripsikan hasil belajar siswa seperti terlihat pada tabel 4.5 terhadap daya serap
siswa. Hal ini membutuhkan keseriusan para pendidik dan pengembang pendidikan dalam meningkatkan dan
menunjang pedidikan
khususnya dalam
mengimplementasikan kurikulum muatan lokal pada
tingkat Sekolah Dasar.
Hasil pembelajaran mulok Bahasa Daerah Biak yang diberikan kepada anak didik dalam proses belajar
mengajar implementasinya tidak terpadu dan bentuk penilaian hanya terfokus pada hasil kerja siswa yang
diarahkan dan dibimbing oleh guru. Hasil kegiatan siswa seperti karya kerja siswa seperti berbicara, membaca,
dan menulis hasilnya di isi pada buku atau daftar nilai yang telah disediakan guru kelas masing-masing. Penulis
menemukan bahwa berdasarkan visi-misi perkembangan sekolah tersebut dalam lingkup pembelajaran mulok bagi
siswa belum mempunyai tingkat-tingkat perkembangan, ada beberapa anak tidak mampu mencapai tingkat
perkembangan sesuai tujuan pembelajaran tersebut. Tabel 4.5
Daya serap siswa pada Daftar buku pegangan guru Tahun aj. 20102011- semester Ganjil I
112
Kelas. I
Jml Anak Lingkup
Pekembangan
Kelas. II Jml Anak
Lingkup perkembangan
Kelas. III Jml Anak
Lingkup Perkambangan
Mendengarkan 0,23
= 23 anak Mendengarkan
0,20
= 20 anak
Mendengarkan 0.21
= 21 anak
Berbicara 0,23
= 23 anak Berbicara
0,22
= 22 anak
Berbicara 0,23
= 23 anak
Membaca 0,23
= 23 anak Membaca
0,23
= 23 anak
Membaca 0,22
= 22 anak
Menulis 0.21
= 21 anak
Menulis 0,22
= 22 anak
Menulis 0,23
= 23 anak
Sumber dokumen SD YPK Effata Waupnor dari kls I-III. dari 25 anak.
Terlihat pada tabel 4.2, bahwa untuk lingkup perkembangan mulok bahasa Daerah Biak dimana
seharusnya mencapai tingkat perkembangan atau mampu
mendengarkan, berbicara,
membaca dan
menulis dalam hasil berkomunikasi dengan orang lain ataupun dalam menyelesaikan lembar latihan soal
dalam pembelajaran. Namun dalam tabel 4.5 tidak semua anak dinilai guru dapat mencapai semua target
pembelajaran itu. Sebagai contoh dari setiap kelas jumlah anak 25 orang di kelas I untuk semester ganjil I
untuk perkembangan mulok bahasa daerah Biak, dalam mendengarkan 23 anak yang tidak tahu, kelas II 20
113
anak, kelas III anak, belum dapat serius dalam mendengarkan pembelajaran mulok bahasa daerah Biak
tersebut. Telah dijelaskan sebelumnya di aspek proses interaksi dalam pembelajaran bahwa anak kurang
menaruh perhatian full untuk mendengarkan dan saat dilatih berbicara, berkomunikasi, sangat sulit mereka
kurang berinteraksi atau memberi respons balik pada guru. Kemudian anak di kelas II dan III pada lingkup
berbicara, membaca dan menulis misalnya ada 22 dan 23 anak yang tidak dapat menguasai menerima atau
serius mempelajari Mulok Bahasa Daerah Biak dengan baik.
Mengenai hasil tersebut guru mengungkapkan dalam wawancara bahwa hal itu memang terjadi, ada
guru yang mengatakan pendapat bahwa hal tersebut menjadi dilemma karena belum sesuai dengan tujuan
dari apa yang manjadi visi-misi dari SD YPK Effata Waupnor yang seharusnya mampu mengembangkan
mulok bahasa daerah Biak disekolah tersebut yang juga disebut salah satu sekolah percontohan mulok Bahasa
Daerah Biak yang membuat seperangkat silabus mulok Bahasa Daerah Biak untuk dipakai dalam proses belajar
disekolah. Guru kelas IIA mengungkapkan hal yang sama dengan guru lain.
GK.IIA
:… e kalau dilihat dari hasil anak-anak waktu kenaikan kelas kah itu ya nilainya harus diberikan
114
yang baik padahal sebenarnya belajar belum bagus tapi ya itu karena mereka anak didaerah biak jadi
mau gimana harus dikase nilai 7 atau 8. Tetapi nilai itu tidak memberi motivasi buat anak itu lebih belajar
bahasa Biak lebih sungguh-sungguh disekolah atau dirumahnya. Ya mungkin di sekolah kurang mungkin
di rumah bisa lebih lagi karena dirumahkan orang tua pasti bisa lebih komunikasi dengan anak jadi pasti
anak senang untuk belajar juga jadi pasti kalau belajar di kelas sudah ada pengalaman to.., tapi ya..
tidak juga.
Dari hasil wawancara tersebut diatas dapat dikatakan bahwa ketidakmampuan anak dalam tingkat
perkembangan akademik khusus pembelajaran Bahasa Daerah Biak masih sangat memprihatinkan dan harus
banyak perhatian khusus dari guru, orang tua agar dapat
bekerja sama
dengan para
guru untuk
mengembangkan pembelajaran mulok bahasa daerah tersebut. Walaupun nanti hal itu akan menjadi acuan
khusus bagi pihak pemerintah yaitu dinas pendidikan untuk lebih memperhatikan kemajuan pendidikan sesuai
dengan tujuan pendidikan Nasional yang ada di negara kita.
Namun melihat
dari acuan
atau silabus
pembelajaran yang hanya berisikan bagian pelajaran dasar seperti menghitung dan membaca dalam bahasa
Biak yang
masih memerlukan
peningkatan isi
pembelajaran, memang
harus diajarkan
dengan sungguh-sungguh bagi anak-anak apalagi untuk anak
115
pada jenjang sekolah dasar dan itu tidak salah karena merupakan
pelajaran yang
paling dasar
perlu diperkenalkan pada anak. Atau ada alasan lain juga
bahwa anak tidak semua dari Biak ada yang dari pernakan serui dan juga gurunya yang mengajar belum
tahu bahasa daerah Biak dengan baik sehingga belum mampu mengajar dengan baik pula. Seperti yang
diungkapkan oleh kepala sekolah ;
KS
:….. Ya kalau dilihat dari sisi akademik, ee memang saya mo bilang bahwa, kami tidak mempunyai satu
standart pembelajaran mulok bahasa daerah Biak yang pas untuk diajarkan kepada anak-anak, karena
memang masih perlu banyak perhatian yang serius juga perlu pendekatan-pendekatan yang pas pada
belajar mulok bahasa daerah ini. Bukan hanya siswanya saja tapi guru juga harus pandai dan bisa
mampu mengaplikasiakan mulok bahasa itu kepada anak-anak. Karena ini berhubungan dengan nilai-
budaya khas daerah. Ya.. jadi guru jangan hanya ajar mulok yang dasar-dasar saja tapi dikembangkan juga
yang lebih lagi karena kita ini guru jadi harus bisa to.. begitu kira-kira.
Dalam wawancara dengan orang tua, mereka memberikan pendapat yang mendukung dengan apa
yang di sampaikan oleh guru dan kepala sekolah, bahwa hasil yang diharapkan mereka tidak hanya bersifat
akademisnya utuh tetapi juga pada perkembangan setiap harinya dengan lingkungan sosial dan dalam
prakteknya dalam berkomunikasi atau berinteraksi dengan orang lain. Para orang tua juga menyatakan
116
bahwa mereka ingin anak-anak mereka dapat mengerti pelajaran yang bersifat loka didaerah, sehingga anak
mereka punya pengetahuan yang baik tentang nilai-nilai budayanya yang begitu banyak dan saat melanjutkan ke
jenjang sekolah selanjutnya mereka lebih paham lagi akan cara melestarikan nilai-nilai budayanya dengan
baik. OT3 dan OT4 mengungkapkan bahwa soal akademik
memang suatu
keharusan dan
tetap diperkenalkan dalam pendidikan tetapi alangkah lebih
baik lagi lebih ditingkatkan hasil yang optimal pada perkembangan dalam kemandirian dalam mempraktek-
kan nilai-nilai luhur budayanya.
4.4 Pembahasan