87
Pernyataan guru –guru tersebut didukung oleh
kepala sekolah dalam wawancara yang menyatakan bahwa mereka telah memiliki kompetensi-kompetensi
yang mendukung sebagai pendidik namun masih perlu training-training khusus untuk menambah kompetensi
mereka dalam mengajarkan mulok kepada murid apalagi dikelas kecil yang pola pembelajarannya bersifat
Tematik.
2. Siswa
SD YPK Effata Waupnor mempunyai kriteria dalam menerima siswa baru masuk dikelas I yaitu bagi siswa
yang awal masuk di kelas I minimal berusia 6 dan 7. Untuk yang berusia 6 tahun harus memiliki surat
keterangan yang jelas, seperti ijazah dari sekolah Taman kanak
–kanak TK asalnya sedangkan siswa yang berusia 7 tahun tetapi tidak lewat TK tetap diterima karena
usianya telah sesuai untuk masuk pada Sekolah Dasar. Sedang perbandingan guru dengan peserta didik adalah
1 banding 30 sampai 50 anak. Artinya 1 orang guru akan mengajar atau membimbing serta berkonsentrasi pada
pada sekitar 30 sampai 50 anak tersebut. Dengan jumlah yang mungkin kurang efektif untuk kelas yang
kecil maka kelasnya dibuat kelas palelel dan guru bidang studi pun dapat diangkat menjadi guru untuk
membimbing salah satu kelas tersebut. Seperti telah
88
disebutkan sebelumnya bahwa perbandingan guru dengan siswa dikelas sangatlah tidak efektif dalam
proses belajar dan mengajar khusus kelas yang kecil I –
III karena dengan jumlah siswa yang banyak dan dibimbing
hanya seorang
guru saja,
ini akan
memyebabkan kegiatan belajar dikelas akan tidak nyaman, guru sulit untuk mengontrol siswa, dan situasi
kelas akan sangat tidak mendukung saat PMB berlangsung. Sebab kelas harus dibuat parallel dan
gurunya harus 2 dibanding 30 sampai 50 agar PMB dalam kelas tersebut dapat berlangsung dengan baik dan
proses belajarpun dapat berlangsung dengan efektif dan menyenangkan.
3. Sarana Prasarana
Berdasarkan hasil observasi dilapangan tentang sarana prasarana pada SD YPK Effata Waupnor dilihat
ketersediaannya masih perlu mendapat penambahan agar dapat menunjang proses belajar mengajar. Hal
tersebut didukung oleh guru –guru dalam wawancara
yang semuanya
menjawab bahwa
untuk sarana
prasarana masih harus perlu mendapat perhatian dari pemerintah daerah karena masih perlu ditambahkan
beberapa ruang dan tempat khusus untuk belajar yang membutuhkan praktek seperti lab IPA Sain, Lap Muatan
89
Lokal jadi masih perlu sarana dan prasarana belajar bagi siswa.
Untuk ruangan
–ruangan pembelajaran yang tersedia adalah rung kelas berjumlah sepuluh ruang
kelas, ruang perpustakaan berjumlah 1 ruang, ruang guru satu ruang, ruang kantor kepala sekolah 1 ruang,
ruang WC berjumlah 5 ruangan masing-masing: WC Murid untuk pria, untuk wanita, dan WC untuk guru
pria, dan untuk guru wanita serta satu ruang untuk WC Kepala Sekolah. Sedangkan yang tidak tersedia adalah
ruang kesehatan, ruang bimbingan, ruang lab. Sains, lab komputer dan ruang praktek mulok.
Kemudian untuk sarana pendukung kerja dan pembelajaran
seperti papan
tulis, kapur
tulis, penghapus, meja dan kursi untuk siswa dan guru,
lemari penyimpanan arsip dan buku-buku paket semua tersedia
dengan kondisi
baik. Sedangkan
untuk pembelajaran
mulok disesuaikan
dengan sarana
pendukung yang telah ada karena tidak ada sarana khusus untuk mulok.
Untuk kelengkapan administrasi kelas seperti silabus atau kurikulum, SKH, SKM, buku mutasi
siswa,buku supervise, Buku penerimaanpengembalian raport, buku daftar perabot, buku Bimbingan dan
penyuluhan, buku kenaikan kelas, buku daya serap,
90
buku target kurikulum semua buku tersebut dibuat dalam satu box file untuk memudahkan guru saat
menyelesaikan administrasi kelas. Untuk alat permainan edukatif, sekolah ini belum
ada dan hanya dimanfaatkan satu buah alat menghitung model lama yaitu alat hitung
“DEKAK”, dan alat music
gitas, tifa, dan ukulele disediakan untuk pembelajaran muatan lokal saat praktek didalam maupun diluar kelas.
Hanya ruangan khusus untuk pelaksanaan dan penyediaan untuk bahan praktek muatan lokal yang
belum tersedia. Sekolah juga telah tersedia seperangkat tape Deck
dan Amplivier sebagai media audio-visual sebagai salah satu sarana pendukung pembelajaran. Untuk komputer
hanya tersedia dua unit biasanya di gunakan oleh para guru dan kepala sekolah menyelesaikan administrasi.
Sarana lain pendukung bahan pustaka yang dimiliki sekolah ini berupa buku
–buku cerita yang ditempatkan diperpustakaan yang sering juga dipakai
para guru
sebagai sumber
pembuatan materi
pembelajaran. Yang terakhir, sarana untuk fortofolio seperti
tempat menempel hasil karya anak –anak seperti
gambar –gambar dan ketrampilan lain yang dapat
ditempelkan pada disetiap kelas masing –masing. Para
91
guru memanfaatkan sisi dinding ruangan di kelas. Sedangkan untuk ketrampilan mulok yang tidak dapat
ditempel dapat disimpan diruang kantor guru atau dilemari yang telah tersedia pada setiap kelas masing
– masing.
Data hasil
penelitian terhadap
pelaksanaan pembelajaran mulok Bahasa Daerah Biak, antara lain:
Proses belajar-mengajar, metode yang digunakan, Media pembelajaran, dan interaksi warga belajar terhadap
pembelajaran serta hasil penilaian pembelajaran.
4. Proses Belajar-Mengajar