Analisis Perbandingan Politik Pembangunan Masa Pemerintahan

pengembangan siten transportasi yang efektif merupakan elan vital bagi pembangunan ekonomi. Ini karena keseluruhan proses produksi dan distribusi akan sangat ditentukan oleh kelancaran sistem transportasi.

C. Analisis Perbandingan Politik Pembangunan Masa Pemerintahan

Soeharto Dan Deng Xiaoping. Setelah terkumpulnya data, maka langkah selanjutnya yang dilakukan adalah analisis perbandingan. Pada tahap ini sasaran utama dari penelitian ini untuk mengetahui Politik Pembangunan yang dibuat oleh pemerintahan Soeharto dan Deng Xiaoping, yang diterapkan dalam mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Giblin 1987 memberi ide-ide dengan membuka sejumlah pertanyaan untuk mencari tahu konsep-konsep ekonomi politik: “bagaimana negara dan proses politik yang terkait didalamnya mempengaruhi produksi dan distribusi kekayaan, bagaimana keputusan-keputusan politik dan kepentingan-kepentingan yang ada mempengaruhi aktivitas ekonomi tersebut, dan dengan cara apa sebaiknya, serta bagaimana kekuatan-kekuatan ekonomi mempengaruhi penyebaran kekuasaan dan kemakmuran diantara aktor-aktor politik dan diantara negara-negara. Akhirnya, bagaimana kekuatan-kekuatan ekonomi tersebut mengubah distribusi politik dan militer pada tingkat internasional” . 76 Ilmu ekonomi politik secara konvesional mempelajari anatomi sistem politik dan ekonomi suatu negara, yang diterapkan untuk masyarakat dan dalam pratek pemerintah sehari-hari. Yang dipelajari secara intensif adalah bagaimana sistem kekuasaan dan pemerintahan dipakai sebagai instrumen atau alat untuk mengatur kehidupan sosial atau sistem ekonomi. 76 Yanuar Ikbar. 2007. Ekonomi Politik Internasional 2 Implementasi Konsep Dan Teori, Bandung: PT Rafika Aditana. Hal. 4 Universitas Sumatera Utara Sistem kekuasaan menjadi fokus paling utama dalam ilmu ekonomi politik yang konvesional tersebut. 77 Jika peran negara atau pemerintah sangat dominan dalam sistem ekonomi, maka sistem ekonomi suatu negara tersebut lebih di golongkan kedalam anatomi negara sosialis atau komunis. Jika peran negara kecil atau tidak dominan, maka sistem ekonomi politik negara bersangkutan dapat digolongkan pada kelompok negara kapitalis-liberal. Dengan analisis secara anatomis tersebut, maka sistem ekonomi politik secara faktual dibagi kedalam dua kelompok besar, yakni sistem sosialis dan sistem kapitalis liberal. Ilmu ekonomi yang konvesional menyadarkan analisisnya terhadap sistem kekuasaan didalam suatu negara, yang mungkin atau potensial memberikan ruang kebebasan atau tidak terhadap bekerjanya mekanisme pasar. Oleh karena itu, analisis ekonomi politik yang sering dipelajari memusatkan analisisnya hanya terhadap sistem kapitalisme dan komunisme. Secara konvesional ada dua kutub sistem ekonomi politik, yaitu sistem kapitalisme dan sistem sosialisme. Pembagian anatomis ini dapat dilakukan berdasarkan sifat-sifat dasar dari sistem tersebut, terutama sifat dari eksistensi mekanisme pasar, insentif pendirian badan usaha, motif mencari keuntungan dan sebagainya. Sistem kapitalisme mengakomodasi sifat-sifat dasar tersebut sehinggah peranan institusi pasar dan swasta dominan. Sebaliknya sistem sosialisme lebih memetingkan peran negara, tetapi memberikan ruang gerak yang amat sedikit terhadap institusi pasar, motif mencari keuntungan dan peranan swasta. RRC mengambil sejumlah politik pembangunan dalam memperbaiki perekonomian, Munculnya Deng Xiaoping memberikan pengaruh yang sangat luar biasa dalam pembangunan dimana pada masa Mao Zedong politik sebagai panglima yang berbasis komunis dalam segala aspek kehidupan, tetapi Deng memandang bahwa itu hanya membuat masyarakat sengsara dan tidak akan pernah maju maka diterapkan sistem ekonomi yang berbasis kapitalis dan tetap 77 Didik J. Rachbini. 2002. Ekonomi Politik, Paradigma dan Teori Pilihan Publik. Jakarta: Ghalia Indonesia. Hal. 14-16 Universitas Sumatera Utara dalam satu ideologi komunis maka untuk itu dilakukan reformasi ekonomi untuk mengangkat kembali produksi pertanian dan pintu terbuka. Indonesia pada masa pemerintahan Soeharto mengambil sejumlah politik yang bertujuan untuk memperbaiki pembangunan ekonomi dalam negeri, pada masa pemerintahan Soekarno Indonesia menganut sistem ekonomi liberal masa demokrasi, dimana pada waktu itu ia sangat menentang kolonialisme dan imprealisme dan itu berdampak juga pada cara ia memimpin negaranya disektor ekonomi. Sikapnya yang benar-benar menginginkan Indonesia mandiri tanpa bergantung pada negara lain sangatlah tegas namun itu juga yang menjadi salah satu faktor penyebab rendahnya pertumbuhan ekonomi indonesia. Salah satunya inflasi yang sangat tinggi, hal ini disebabkan karena beredarnya lebih dari satu mata uang secara tidak terkendali. Masuknya masa pemerintahan Soeharto Indonesia menganut sistem ekonomi Pancasila demokrasi ekonomi untuk mengatasi ekonomi yang sedang kacau pada masa orde lama, pemerintah orde baru melakukan langkah-langkah untuk mengambil sejumlah politik yang berdampak pada pertumbuhan pertumbuhan ekonomi. Beberapa ekonomi untuk memperharui, ekonomi, keuangan, dan pembangunan. ini didasari oleh ketetapan MPRS No. XXIIIMPRS1966. MPRS mengeluarkan garis program penyelematan, program stabilisasi dan rehabilitasi. Program pemerintah diarahkan pada upaya penyelematan ekonomi nasional, terutama stabilisasi dan rehabilitasi ekonomi. Yang dimaksud dengan stabilisasi ekonomi berarti mengendalikan inflasi agar harga barang-barang tidak melonjat terus. Dan rehabilitasi ekonomi adalah perbaikan secara fisik sarana dan prasarana ekonomi. Hakikat dari ini adalah pembinaan sistem ekonomi berencana yang menjamin berlangsungnya demokrasi ekonomi kearah terwujudnya masyarakat adil dan makmur berdasarkan pancasila. Dalam perspektif ini penulis mencoba melihat atau menganalisis masalah penelitian ini dari aspek politik pembangunan yang digunakan oleh Soeharto Universitas Sumatera Utara ataupun politik pembangunan yang dibuat oleh Deng Xiaoping, dalam membangun pertumbuhan ekonomi, yang pastinya tidak terlepas dari kerangkat teori di Bab I. Berdasarkan data-data yang berupa fakta-fakta yang terjadi di Cina pada masa pemerintahan Deng Xiaoping sebagai sebuah negara komunis, penulis melihat bahwasanya banyak terjadi perubahan-perubahan yang sangat mendasar di Cina, baik dari segi ekonomi, politik serta dengan mulai bergesernya ideologi sosialisme yang menjadi tonggak sejarah panjang negara tirai bambu ini. Begitu juga Indonesia sebagai negara yang ideologi Pancasila yang lebih menjujung tinggi demokrasi maka pada masa pemerintahan Soeharto ada sejumlah politik yang terjadi mulai dari segi ekonomi, politik yang bebas aktif serta diplomasi internasional yang bertujuan untuk pembangunan Indonesia yang lebih baik. Pada awal pasca kemerdekaan kepemimpinan Soekarno di Indonesia dan Mao Zedong di Cina dilalui pada zaman ideologi, dimana negara-negara baru merdeka, umumnya masih membangun dasar yang kuat bagi eksistensi negaranya. Pasca Soekarno dan Mao Zedong, kedua negara ini dipimpin oleh pemimpin yang sesungguhnya berorientasi pada pembangunan ekonomi. Soeharto meninggalkan Soekarno, Deng Xiaoping pun meninggalkan Mao Zedong. Sedikit demi sedikit kedua pemimpin ini meninggalkan kepemimpinan ideologis, dan mulai membangun dengan caranya masing-masing. Soeharto mengideologikan pembangunan setralistis, sementara Deng Xiaoping mulai bergeser untuk membangkitkan kapitalis yang berbasis kepada produksi dan berusaha untuk mencapai tujuan tanpa pandang bulu, walaupun tidak menggeser ideologi komunis. Sejumlah politik pembangunan yang dibuat untuk berdampak kepada kesejahteraa masyarakat, dimana Soeharto mulai melaksanakan Trilogi pembanguna yang bertujuan untuk menjaga stabilitas nasional, pertumbuhan ekonomi serta pemerataan, melaksanakan konsep Garis-Garis Besar Haluan Universitas Sumatera Utara Negara GBHN supaya arah pembangunan indonesia semakin jelas dan sesuai dengan yang direncanakan atau ditetapkan, selain dalam proses politik Soeharto selalu mengedepankan Akselerasi Pembangunan 25 Tahun atau yang dikenal dengan Repelita rencana pembangunan lima tahun yang disusun untuk memenuhi target dalam pembangunan yang selalu berkesinambungan dari tahun ketahun dalam mencapai pembangunan nasional yang merata, dan Soeharto yang paling penting pada masa pemerintahannya, Indonesia mulai membuka diri dan menjalin hubungan kerjasama atau politik luar negeri bebas aktif dan diplomasi internasinal dengan negara-negara lain sampai bergabungnya menjadi anggota PBB dengan tujuan semua ini untuk membangkitkan perekonomian dalam negeri. Semua itu dilakukan untuk pembangunan yang arahnya untuk kesejahteraan rakyat, Indonesia di era Soeharto begitu cepat pembangunan ekonomi seolah-olah Indonesia sampai disebut sebagai Macan Asia bersama Singapura, Korea,Taiwan dan lain-lain. Sehinggah perekonmian mencapai 7 persen pada waktu itu tetapi seiring berjalannya kekuasaan Soeharto tidak ada kebebasan bagi masyarakat untuk mencari keadilan, dimana setiap yang diputuskan tidak berdampak secara penuh untuk kesejahteraan. Soeharto mempunyai mesin-mesin kekuatan sebagai pengendali dalam setiap jika ada yang bertentangan dalam keputusan. Jika kita melihat sejumlah politik pembangunan yang dibuat oleh Deng Xiaoping, diawali dengan keberhasilan Cina dalam menerapkan politik “pintu terbuka”, modal asing diundang masuk dengan diberi banyak kemudahan, penghapusan komune rakyat, yaitu dengan mengubah sistem Komune dengan pemerintahan administratif setempat. Pada tanggal 1 Januari 1985, pemerintah RRC kembali memberikan keputusan untuk menghapus pembelian hasil panen dengan sistem monopoli oleh negara. yang mengejutkan ini merupakan langkah perbaikan terbesar kedua terhadap struktur ekonomi pedesaan, setelah penghapusan sistem Komune Rakyat yang bertujuan untuk pembaharuan di bidang industri dan perdagangan. yang dibuat oleh Deng Xiaoping selanjutnya Universitas Sumatera Utara dengan melakukan liberalisasi usaha dan manajemen yang bertujuan untuk mempercepat pembangunan pertanian, industri dalam melakukan reformasi ekonomi, serta melakukan integrasi dalam ekonomi internasional. ini membawa Cina kedalam perubahan yang dianggap sebagai negara kapitalis yang sangat sukses dengan sangat produktif dan menjaga stabilitas politik yang meruapakan salah satu prakondisi penting demi keberhasilan pembangunan ekonomi. Beberapa politik pembangunan yang dibuat oleh Soeharto dan Deng Xiaoping menunjukkan bahwa pembanguna ekonomi sangat penting untuk kesejahteraan rakyat. Dari beberarapa yang telah dibuat bahwa adanya sedikit perbedaan bahwa dimasa Soeharto pembangunan tidak terimplementasikan secara penuh atau merata dan sedikit ruang gerak masyarakat dalam kebebasan untuk menyalurkan asprirasi dari bawah sehinggah kekuasaan penuh berada dibawah kepemimpinan Soeharto pada masa itu. Tidak sentuh masyarakat secara merata dan memberikan bantuan secara langsung dalam mendukung perkembangan pertanian ataupun usaha lainnya yang berdampak bagi setiap kehidupan masyarakat. Walaupun pada masa itu menunjukkan pembangunan meningkat tetapi pada masa akhir jabatannya terjadi krisis ekonomi yang besar disertai dengan dilengserkannya Soeharto dari jabatan kepresidenan yang dinilai masyarakat luas bahwa selama pemerintahan sifat otoriter telah berlaku dengan yang ditandai dengan kebebasan masyarakat atau hak-hak tidak terpenuhi secara merata. yang dibuat oleh Deng Xiaoping adanya perbedaan dengan Soeharto walaupun tujuannya sama. Kalau kita melihat secara keseluruhan dari hasil yang telah dicapai dari kedua orang tokoh ini bahwa dimasa Deng Xiaoping politik pembangunan lebih berdampak kepada masyarakat dan kesejahteraan merata dengan melakukan reformasi ekonomi. Cina dengan ideologi komunis tidak dtinggalkan tetapi dalam perekonomian Cina menerapkan caranya sendiri dengan kapitalis yang berusaha untuk membangkitkan usaha-usaha pertanian, industri, dan terbuka untuk modal asing untuk di investasikan. Hasil ini terbukti bahwa Universitas Sumatera Utara negara RRC sampai sekarang sukses dalam pembangunan ekonomi dan patut diperhitung dari negara-negara lainnya. Universitas Sumatera Utara BAB IV PENUTUP

IV.1 Kesimpulan