Ungkapan pandangan yang falsafi ini diutaraan oleh Soeharto kepada tokoh-tokoh pemuda perserta penataran p4 tingkat nasional di jakarta pada tanggal
27 Juni 1978. Dalam pandangan Soeharto diatas terdapat beberapa esensi pembangunan
bangsa kita. Pertama, kehormatan sebagai manusia dan sebagai bangsa. Kedua, pragmatisme dan idealisme. Ketiga, mengisi dan memberi makna hidup manusia
dan bangsa Indonesia. Pembangunan adalah usaha manusia di muka bunmi untuk mencapai tujuan hidupnya. Kesejahteraan lahir dan batin. Bagi bangsa Indonesia ,
hal ini telah dengan sadar dirumuskan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai salah satu tujuan nasionalnya mewujudkan kesejahteraan umum.
34
II.2.1 Trilogi Pembangunan
Untuk membangun bangsa indonesia dari keterpurukan, Soeharto tentu memiliki konsep dasar sebagai landasan ia bekerja. Untuk itu, Soeharto
memperkenalkan konsep Trilogi Pembangunan pada awal pelita I. Soeharto membangun fondasi pembangunan Indonesia yang dikenal
dengan “Akselarasi Pembangunan 25 tahun dengan 8 jalur pemerataan” dengan konsep dasar Trilogi Pembangunan, yaitu Stabilitas Nasional, Pertumbuhan
Ekonomi dan Pemerataan. Ini artinya, stabilitas nasional mutlak diperlukan bila
pertumbuhan ekonomi akan digalakkan atau dilaksanakan. Bila pertumbuhan ekonomi berjalan, maka pemerataan pembangunan menjadi tujuan dan dapat
dilaksanakan. Karena itu bagi Soeharto, rehabilitasi politik dalam rangka stabilitas nasional menjadi perlu. Berikutnya, mengacu kepada pertumbuhan ekonomi dan
pembangunan di segala bidang, hinggah bermuara pada pemerataan hasil-hasil pembangunan bagi seluruh bangsa Indonesia.
34
Abdul Gafur. 1987. Pak Harto Pandangan dan Harapannya. Jakarta: Pustaka Kartini. Hal. 307
Universitas Sumatera Utara
Soeharto menetapkan Trilogi pembangunan, yaitu: 1.
Pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya akan menuju tercapainya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
2. Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi.
3. Stabilitas nasional yang sehat dan dinamis pada gilirannya berbuah
pada kemajuan bangsa dan rakyat Indonesia secara keseluruhan. Soeharto meletakkan dasar-dasar pembangunan berkelanjutan melalui
Pelita, dan menetapkan Trilogi Pembangunan sebagai starategi untuk tinggal landas menuju masyarakat Indonesia yang adil dan sejahtera. Stabilitas nasional
dibutuhkan agar bisa dilakukan pembangunan pertumbuhan ekonomi dan setelah adanya pertumbuhan ekonomi maka dapat dilakukan pemerataaan. Maka menurut
Soeharto, stabilitas nasional diperlukan untuk kelancaran pembangunan, juga untuk menarik minat para investor asing guna ikut menggerakkan roda ekonomi
dan membuka lapangan kerja. Sebab, tanpa pertumbuhan ekonomi tidak akan ada pemerataan hasil-hasil pembangunan.
Trilogi Pembangunan, Stabilitas Nasional, Pertumbuhan Ekonomi dan Pemerataan, adalah memang strategi kunci pembangunan yang dilaksanakan
dalam pemerintahan Soeharto. Hal ini juga ditiru oleh negara-negara tetangga kita seperti Singapura dan Malaysia yang sangat efektif dalam melaksanakan
demokrasi. Karena itu kedua negara tersebut hinggah kini terus mengalami kemajuan.
Di Singapura, misalnya, pada awal pertumbuhannya hanya terdapat sebuah koran saja guna mengamankan stabilitas di dalam negeri. Sementara itu, Malaysia
di bawah kepemimpinan Mahatir Mohammad sangat mengutamakan stabilitas nasional dan pembangunan ekonomi. Bahkan, dengan berani tegas demi menjaga
Universitas Sumatera Utara
stabilitas ia berani memecat wakil perdana Menteri Anwar Ibrahim yang diam- diam akan melakukan “reformasi” di negara jiran, Malaysia.
35
II.2.2 Membuat Konsep GBHN