Politik Pembangunan Masa Pemerintahan Deng Xiaoping

Soeharto, selalu Ketua GNB, selalu memperjuangkan dunia yang adil di berbagai forum internasional. Soeharto tidak segan-segan mengkritik ketidakadilan sebagai akibat kebijkan negara-negara maju yang menyampaikan kepentingan negara-negara miskin dan sedang berkembang. Inilah yang selalu diperjuangkan lewat GNB dan G-15 Didalam mewujudkan Tata Ekonomi Dunia Baru, Soeharto terus berupaya meningkatkan kerjasama ekonomi sesama negara berkembang. Kepada para Dubes RI, selalu diingatkan bahwa mereka harus melakukan diplomasi perjuangan sejalan dengan sejarah lahirnya bangsa Indonesia. Bahwa Indonesia adalah sebuah bangsa yang besar. 63

B. Politik Pembangunan Masa Pemerintahan Deng Xiaoping

III.1. Konsep Reformasi Inilah konsep Deng Xiaoping mengenai sosialisme yang dijalankan dengan karakteristik Cina. Prioritas diletakkan pada pembangunan ekonomi, dengan menggeser tekanan pada terminologi “Sosialisme Cina” dengan pertumbuhan ekonomi dan tujuan akhir kemakmuran bersama. Dalam hal ini, prinsip ekonomi pasar adalah netral secara ideologis dan reformasi ekonomi meruapakan sebuah orientasi. Karenanya, Deng Xiaoping dalam pemikirannya mempromosikan peran sektor non negara dan perdangangan, dan menjalankan secara gencar pintu terbuka untuk menarik modal asing dan teknologi. Unsur penting lain diluar kata kunci pembangunan dan ekonomi pasar, adalah rasionalisasi politik dan bukan demokratisasi. Deng Xiaoping mendesak perbaikan efesiensi sistem politik tanpa perubahan secara mendasar. Deng Xiaoping berpikir, demokrasi yang didasarkan atas perbedaan politik akan 63 Dewi Ambar Sari. Ibid. Hal. 188-190 Universitas Sumatera Utara memecah-belah RRC dan mempersulit transisi menuju ekonomi pasar. Tetapi, otoriterisme dibutuhkan. Dalam hal ini, Deng menginginkan bentuk otoriterisme yang probisnis, sebagai bentuk kombinasi negara yang kuat dan soft economy, dengan keberadaan partai yang elitis untuk mendorong reformasi dan menangkal tekanan-tekanan dari kelompok-kelompok sosial tertentu dan kepentingan- kepentingan partisan. Prinsip gradualisme dalam pemikiran Deng Xiaoping, ia mengkonsepsikan reformasi sebagai sesuatu yang bersifat gradual, inkrimental, namun persisten. Reformasi membutuhkan strategi dan harus memberikan hasil tertinggi dengan biaya terendah. Deng Xiaoping memang pragmatis. Pragmatisme pemikirannya diperlihatkan dengan pendapatnya bahwa, mengatasi permasalahan yang dihadapi RRC tidak dapat dicari jalan keluarnya dari karya-karya Marxis atau klasik Barat, sebelum diintroduksikan pada skala besar. Dengan konsep reformasi ekonominya, Deng Xiaoping memperlihatkan pemikiran nasionalismenya. Ia lebih tampak sebagai seorang nasionalis daripada komunis, dengan reformasinya yang menjangkauan ke depan untuk mencapai tujuan jangka panjang RRC mencapai kejayaan seperti dimasa lalu, menjadikan RRC sebagai sebuah negara maju dan mengejar ketertinggalannya, agar dapat sejajar posisinya dengan negara-negara maju di dunia dan memperoleh identitas sebagai sebuah kekuatan utama. Identitas ini berbeda dengan kapitalisme Barat dan komunisme Soviet. Deng Xiaoping cenderung berpikir sederhana dan praktis. Ia tidak tertarik untuk masuk dalam pertentangan ideologis dengan barat. Pendekatan yang ditekankannya adalah mengkonsetrasikan urusannya pada masalah yang dihadapi RRC, dengan megutamakan perhatian pada kinerja ekonomi negara. Walaupun konsep pemikiran Deng Xiaoping dikritik sebagai tidak memiliki struktur intelektualisme yang tinggi, doktrin konvergensi telah memainkan peranan dalam keberhasilan reformasi ekonomi RRC pasca 1978. Bagi Deng Xiaoping, tidak Universitas Sumatera Utara salah menerapkan hal yang berguna dari kapitalisme untuk dimasukkan dalam kehidupan sosialisme. Perkawinan sosialisme dengan berbagai unsur positif dari kapitalisme yang diterapkan Deng Xiaoping, ingin dikembangkan di RRC. Perkembangan sekarang menunjukkan kondisi bukan waktunya lagi untuk memisahkan sosialisme dan kapitalisme, dan persoalan penting, hanya melalui langkah reformasi ekonomi, RRC dapat mengatasi keadaan domestiknya dari stagnasi. 64 Deng Xiaoping selalu berpegang pada perencanaan pembangunan tenaga produktif antara sistem ekonomi terencana dan ekonomi pasar yang mampuh menolong membebaskan tenaga produksi sosial dan akan mempercepatnya. Deng Xiaoping sama sekali tidak meninggalkan prinsip utama sosialis, yaitu kepemilikan alat-alat produksi oleh negara tetapi ia selalu berpegang pada dua hal, pertama pemilikan oleh negara harus senantiasa memainkan peranan dominan dalam ekonomi kita. Kedua, kita harus berusaha untuk menghindarkan polarisasi antara kaya dan miskin dan selalu berusaha untuk tetap berada dijalan menuju kemakmuran. kami untuk membuka pintu kepada dunia luar, dan pendekatan baru yang diperknalkan didalam negeri untuk merangsang ekonomi dan mengambil tindakan yang lebih fleksibel, tidak akan menimbulkan polarisasi. Dalam hal ini, ideologi pertama adalah sistem nilai. Dengan ideologi orang mengatur dan membuat sistem nilai-nilai dan pada akhirnya membangun suatu hierarki nilai. Nilai tertinggi ini diperjuangkan dan sekaligus juga diharapkan. Jadi, dalam ideologi senantiasa terdapat dimensi waktu sekarang dan sekaligus waktu yang akan datang. Bahkan dapat dikatakan, bahwa dimensi waktu yang akan datang itu menentukan dimensi waktu sekarang. Yang diperjuangkan sekarang adalah demi apa yang akan dinikmati dimasa datang. Oleh sebab itu, 64 Poltak Partogi Nainggolan. 1995. Reformasi Ekonomi RRC Era Deng Xiaoping, Pasar Bebas dan Kapitalisme di Hidupkan lagi . Jakarta: Pustaka Sinar Harpan. Hal. 164-165 Universitas Sumatera Utara selama sistem nilai yang dianut oleh Cina tetap nilai sosialis, Cina tetap dapat dikatakan negara yang menganut sosialisme. Hal itu paling jelas dari cara Cina menyusun periodisasi sejarahnya Cina pada awal sosialisme bahwa antara sistem nilai dan sistem ekonomi terdapat suatu jarak bukan kesenjangan, hal ini juga bukan masalah terpisahnya antara teori dan praksis, sebab antara teori dan dan praksis tidak selalu terdapat suatu hubungan dekat dan langsung. 65 III.2 Pembangunan Dalam Reformasi Ekonomi Bagi Deng Xiaoping, mekanisme pasar dapat menjadi alat yang berguna bagi kemajuan ekonomi RRC dan karena itu, tidak bertentangan dengan ideologi sosialis. Pandangan Deng diatas secara formal diterima dalam Konggres PKC ke 14 Oktober 1992. Sementara itu, konsep untuk membangun sebuah ekonomi pasar sosialis dimasukkan kedalam Undang-Undang Dasar RRC dalam Konggres Rakyat Nasional parlemen RRC ke-8, maret 1993. Demikianlah, dalam Undang- Undang Dasar RRC yang terakhir, yang disahkan pada 1993, disebutkan bahwa RRC adalah negara sosialis dibawah kepemimpinan kelas buruh dan didasarkan pada aliansi para buruh, petani dan intelektual. 66 Oleh sebab itu, struktur politik RRC masih tetap merupakan pemerintahan satu partai PKC. Fungsi partai dan pemerintahan terkait erat. PKC mendelegasikan banyak pengurusan masalah-masalah negara kepada sebuah mesin pertumbuhan yang ditata secara terpisah tetapi tetap tunduk kepadanya, dan partai mengawasi semua aspek penyelenggaraan negara ini disemua tingkatan. Selain itu, PKC tidak saja melakukan kontrol sosial dan disiplin politik lewat cabang-cabangnya yang bertebaran hinggah melainkan ke desa-desa melainkan juga memegang kontrol atas angkatan bersenjata. Pada 1994, anggota PKC 65 Umar Surya Bakri. 1996. Pasca Deng Xiaoping Cina, Quo Vadis. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Hal. 142 66 Tarmizi Taher. 1997. Masyarakat CINA Ketahanan Nasional dan Integrasi Bangsa di Indonesia. Jakarta: Pusat Kajiam Islam dan Masyarakat. Hal. 90 Universitas Sumatera Utara berjumlah sekitar 52 juta orang, atau sekitar 4,3 persen dari seluruh penduduk RRC. Keanggotaan dalam PKC dianggap akan sangat menguntungkan. Hal ini terutama karena penerimaan pegawai di badan-badan pemerintahan masyarakat keanggotaan itu. Pemerintahan baru RRC dibawah Deng Xiaoping melancarkan kritik keras terhadap Marxisme, untuk mencari pembenaran atas pembaharuan ekonomi yang mereka laksanakan, setelah pemerintahan Mao Zedong berlalu. Dalam surat kabar partai, Renmin Ribao, pemerintahan Deng menyatakan bahwa teori Marxis yang orthodoks masalah-masalah yang dihadapi RRC dewasa ini. 67 Ideologi komunis yang dianjarkan oleh Karl Marx, Friederich Engels dan Vladimir Lenin dinilai telah usang dan sukar diterapkan lagi. Menurut pemerintahan Deng Xiaoping apa yang dianjarkan Marx dan kawan-kawan hanya sesuai untuk jaman itu, sementara situasi terus berkembang dengan cepat, sehinggah beberapa idenya tidak sesuai lagi dengan kebutuhan-kebutuhan RRC pada masa sekarang. “Ekonomi bagaikan samudera luas. Banyak sekali masalah ekonomi yang tidak tertulis dalam buku, dan masalah-masalah yang ada dalam buku itu, memaksa kita untuk mencari pemecahannya,” demikian serangan pemerintahan Deng kepada para anggota partai yang menganggap teori ekonomi dari abad ke-19 masih relevan dengan situasi jaman sekarang. Dalam pengamatan mereka, banyak sekali hal yang tidak dialami Marx, Engels dan Lenin, dalam memecahkan berbagai tantangan dunia modern. Kritik-kritik pemerintahan baru RRC tersebut, menjadi perhatian masyarakat internasional, karena interpretasi sebagai tanda-tanda kesungguhan bahwa negara RRC akan meninggalkan ideologi Marxis-Leninisme, dan mengubahnya menjadi semacam pendekatan ekonomi yang percaya kepada 67 Pernyataan pemerintah Deng di Renmin Ribao, 7 Desember 1984, lihat pula, “teori marxis tidak pecahkan masalah RRC”, Kompas, 8 Desember 1984. Hal. 07 Universitas Sumatera Utara apapun, yang dapat menghasilkan atau sebuah pendekatan yang pragmatis. Perkembangan baru RRC diantisipasi sebagai suatu usaha para pemimpin RRC dalam mencoba membangun ideologi yang bisa disesuaikan dengan tuntutan jaman dan tidak ingin terikat pada sebuah aliran pemikiran saja. Menurut pemerintahan Deng, teoritisi RRC harus terjun kedalam kenyataan, agar menemukan cara untuk memodernisasi negerinya. Apa yang dibayangkan Marx dibawah sistem sosialisme tidak dibutuhkan lagi pasar barang dan uang, kontrakdiktif dengan realitas pembangunan sosialis di RRC. Oleh karena itu dalam pendapat mereka, sudah sewajarnya kalau masyarakat yang dicita-citakan Marx itu, diperlukan sebagai masyarakat utopia belaka, sehinggah negara RRC harus mencari “pedoman lain” untuk menyelesaikan begitu banyak masalah yang dihadapi dewasa ini. “pedoman lain” yang dimaksud diatas adalah pembaharuan praktik-praktik pembagunan lama dengan praktik-praktik pembangunan yang umumnya dikenal di negara-negara kapitalis. Walaupun secara totaliter, namun jelas perubahan ekonomi RRC ini, menghilangkan ciri-ciri khusus dari pola pembangunan lama yang sangat sosialistis, yang domotivasi oleh hasrat Deng yang begitu besar atau menjadikan RRC setaraf dengan negara-negara maju, setelah tahun 2000. Reformasi politik dipandang penting karena keberhasilan ekonomi sangat tergantung kepada stabilitas dan dukungan politik yang luas. Dengan pertimbangan itu, sebagai tokoh reformasi yang piawai, Deng tidak melaksanakan reformasi ekonomi besar-besaran secara serentak, melainkan secara bertahap. Seperti dikatakan Deng, langkah pembaharuan yang dikemukakanya tersebut, sudah mantap dan tak akan tergoyahkan, sekalipun ia menyadari akan menghadapi tantangan. Tetapi bagi Deng, apa yang dijalankan sekarang memang membutuhkan ketabahan, dan bila tidak dilakasanakan, maka masa depan RRC Universitas Sumatera Utara akan lebih sulit lagi. Jadi pembaharuan ekonomi RRC akan terus dilakukan oleh Deng. Sebagaimana akan dibahas secara komprehensif sebagai berikut. 68 III.2.1 Penghapusan Komune Rakyat Sampai saat ini, pemerintah RRC telah menghapus hampir seluruh Komune dan Brigade Produksi, serta menggantikannya dengan pemerintah administratif setempat, proses pergantian dimulai sejak bulan oktober 1981 yang lalu. Seperti yang dijelaskan oleh Menteri Masalah Kependudukan RRC, Cui Naifui, tetapi baru disiarkan dengan resmi pada masyarakat internasional oleh kantor berita Xinhua, dalam januari 1985. Komune, organ terbesar dari sistem Komune Rakyat yang menghimpun semua fungsi pemerintah lokal, yang meliputi bidang ekonomi- baik dalam bidang produksi, distribusi, maupun konsumsi masyarakat- dan kesehatan masyarakat. Brigade Produksi, sebagai kesatuan lebih kecil dibawahnya, menjalankan fungsi untuk menangani kegiatan ekonomi sektor sekunder, dalam bentuk satuan-satuan industri sedang dan kecil, seperti pembangunan perusahaan penggilingan beras atau gandum, perusahaan pemintalan kapas, perusahaan penyulingan minyak, perusahaan pengolahan susu dan perusahaan pengolahan barang- barang konsumsi lainnya. Sementara, kesatuan dibawah Brigade Produksi, yang merupakan unit terkecil dari sistem Komune Rakyat, yakni Tim produksi, bertugas menangani kegiatan ekonomi sektor primer, antara lain sektor pertanian, sektor perkebunan, sektor peternakan dan perikanan rakyat. Berbeda dengan sistem Komune Rakyat, pemerintahan administratif setempat sebagai organisasi penggantinya, terdiri dari 68 Poltak. Ibid. Hal 141 Universitas Sumatera Utara pemerintahan Kotapraja dan Komite Penduduk Desa. Adapun Badan Pemerintahan Kotapraja mempunyai fungsi mengurus rencana administratif dan produksi nasional, sementara komite penduduk desa memiliki otonomi lokal dan menjaga keamanan umum, penyelesaian pertengkaran dan urusan-urusan umum lainnya. Menurut informasi terkahir yang diperoleh, sebanyak 75.870 pemerintahan Kotapraja dan 700.000 Komite penduduk desa telah terbentuk di daerah pedesaan. Walaupun tidak disebutkan, berapa banyak Komune dan Brigade produksi yang masih berjalan, tetapi Menteri Cui Naifui mengatakan bahwa usaha- usaha membentuk Pmerintahan Kotapraja diseluruh negeri, hampir selesai. Sistem sebelumnya, yang berlangsung sejak masa Mao Zedong, dalam Lompatan Jauh Kemuka Da Yuejin, dengan keras mengontrol politik, produksi dan pemerintahan setempat. Keluarga-keluarga petani dikelompokkan bersama dalam Brigade-Brigade Produksi dimana sekelompok brigade Produksi membentuk sebuah komune rakyat dan setiap anggota memperoleh upah yang merata, tanpa menggunakan ukuran prestasi kerja. Dengan demikian, struktur yang ditetapkan Deng, menghilangkan gambaran umum pembangunan yang selama ini berlangsung dan merupakan aspek yang spesifik dari pembagunan sosialis RRC. 69 Pada masa sekarang, pemerintahan tengah memperkenalkan usaha pertanian baru yang diprogandakan kepada khalayak luas sebagai sistem tanggung jawab Zerenzhi. Di dalam mekanisme sistem tanggung jawab, setiap keluarga petani tidak lagi bekerja sama dalam sebuah komune, melainkan melakukan perjanjian dengan pemerintah administratif setempat, untuk mengajarkan sebidang tanah dan mendapatkan keuntungan langsung. Areal pertanian dipercayakan kepada keluarga- 69 Lihat “RRC Hapus Komune Rakyat dan Brigade Produksi”. Kompas, 7 Januari 1985. Hal 07 Universitas Sumatera Utara keluarga petani secara pribadi. Sitem pertanian baru ini memperoleh setiap satuan keluarga petani mengolah sendiri tanahnya, dibawah pengambilan keputusan masing-masing, sehinggah menghapus kolektifisasi di pedesaan RRC yang telah berlangsung sebelumnya. Malalui sistem tanggung jawab, mekanisme pengolahan pertanian desa dipecahkan kedalam satuan-satuan kecil yang terpelesialisasi. Perjanjian antara satu keluarga petani dan pemerintahan administrasi setempat menyangkut luas tanah yang digarap, jumlah dan jenis tanaman, dan jumlah sumbangan yang harus diserahkan kepada negara, sebagai pembayaran atas kontraknya. Kemudian, sisa produksinya, diperbolehkan oleh pemerintahan untuk dijual dipasar bebas. Pendapatan petani dengan sistem tersebut ditentukan oleh seberapa besar jumlah produksi yang mereka hasilkan. Jadi, para petani tidak lagi diibaratkan makan dalam periuk yang sama, sepertinya lazimnya yang berlangsung pada masa Mao Zedong. pemerintahan Deng Xiaoping dalam mendorong para paetani supaya lebih giat berusaha, dinilai cukup efektif, karena para petani merasakan adanya keterkaitan antara penghasilan dan usaha yang mereka kerjakan. Sebagai implikasinya, produktifitas dan pendapatan rata-rata petani diharapkan oleh pemerintahan, dapat mereka miliki, dapat dipergunakan untuk bermacam-macam usaha sambilan, misalnya usaha dibidang peternakan, perikanan dan industri jamur. Belum berapa lama ditetapkan, sistem tanggung jawab telah menunjukkan perkembangan yang menggembirakan. Jika dihitung secara keseluruhan, pendapatan para petani meningkat tajam dan malahan ada beberapa petani yang lebih kaya dari yang lainnya. Berkat pengaruh struktur ekonomi dipedesaan, output sektor pertanian mengalami kenaikan 6,6 setahun. Sedangkan jika dilihat pada tahun 1982, khusus untuk Universitas Sumatera Utara produksi, sektor pertanian mencatat kenaikan 12 dibandingkan dengan tahun sebelumnya, atau sebesar 3,6 juta ton. Output sektor pertanian lainnya berupa kacang kedele, jagung dan lain-lain, sangat besar, sehinggaj dapat dialihkan menjadi komoditi ekspor. Yang agak mengejutkan, kemampuan RRC dalam memenuhi kebutuhan dalam negeri rakyatnya, semakin bertambah. Selama dua tahun terakhir ini, RRC sanggup mengurangi impor beras dari Amerika Serikat sebanyak 3,8 juta ton. Padahal sejak tahun 1960-an, beras harus selalu diimpor oleh pemerintah untuk kebutuhan rakyat. Melihat hasil tersebut, pemerintahan untuk meningkatkan nilai output tahunan tahun 1984, menjadi empat kali lipat dalam kurun waktu 15 tahun mendatang. III.2.2 Penghapusan Monopoli Negara Pada tanggal 1 Januari 1985, pemerintah RRC menegaskan kembali keputusan untuk menghapus pembelian hasil panen dengan sistem monopoli oleh negara. 70 yang mengejutkan ini merupakan langkah perbaikan terbesar kedua terhadap struktur ekonomi pedesaan, setelah penghapusan sistem Komune Rakyat. Dimana PKC juga menegaskan betapa perlunya menempatkan tenaga-tenaga muda dan kader-kader yang lebih memiliki kemampuan tahun 1985 adalah batas waktu peralihan generasi di RRC dalam posisi-posisi strategis. Kemudian komisi central PKC melancarkan pula perombakan manajemen untuk perusahaan- perusahaan besar. Di dalam naskah 20 oktober 1984, pemerintah RRC menyusun restruktur ekonomi dengan fokus pembaharuan dibidang industri dan perdagangan. Dinyatakan dalam naskah itu, pembaharuan harus 70 Xinhua,. Lihat “RRC Hapuskan Monopoli Pertanian, Kompas. 3 Januari 1985. Hal 7 Universitas Sumatera Utara dilaksanakan karena struktur ekonomi yang lama tidak mampuh mengakomodasi gerak perkembangan produksi yang semakin meningkat. Dalam struktur ekonomi yang lama tidak ada pembedaan antara fungsi- fungsi pemerintah dengan fungsi-fungsi dunia usaha. Pemerintah mengadakan pengawasan yang terlalu ketat terhadap kegiatan bisnis, disamping kendala-kendala birokratis dan geografis terlalu besar dan peran pasar kurang dihargai. Sedangkan dalam hal lain, metode egalitarianisme dalam distribusi penghasilan selama ini, telah memandulkan inisiatif dan kreaktifitas kegiatan bisnis kaum pekerja. Menurut pemerintah sekarang, prinsip pemilikan sarana-sarana produksi oleh seluruh rakyat, masih dipertahankan, tetapi prinsip pemilikan ini dipsahkan dari wewenang untuk mengoperasikannya. Badan-badan usaha kini menjadi satuan-satuan yang berdiri sendiri dan masing-masing merupakan badan hukum yang mempunyai hak-hak tanggung jawab khusus. Kepada mereka dilimpahkan tanggung jawab terhadap usaha untuk memperoleh keuntungan dan menghindari kerugian. Sedangkan perusahaan-perusahaan negara diberikan wewenang leluasa dalam menarik pegawai dan menyalurkan gaji. Sementara perusahaan- perusahaan negara yang tidak sanggup menyesuaikan produksinya dengan permintaan pasar, atau produksinya dibawah standar dan usahanya tidak menguntungkan, diperintahkan bergabung dengan perusahaan lain, mengganti jenis produksinya atau menghentikan sama sekali jenis produksinya. Keterangan Menteri Komisi Negara RRC, Lu Dong, menyatakan bahwa sebanyak 5.000 perusahaan negara yang memproduksi 47 dari barang industri RRC, memperoleh otonomi yang lebih besar, berupa kebebasan langsung untuk melakukan negosasi dan menantangani persetujuan dengan perusahaan asing mengenai masalah impor teknologi, usaha patungan, produksi bersama dan kompesasi perdagangan. Instasi- Universitas Sumatera Utara instasi pemerintah diperintahkan tidak mengelolah dan mengoperasikan langsung kegiatan bisnis. Mereka dinyatakan hanya berperan sebagai penjelas arah ekonomi nasional , sesuai dengan hukum ekonomi modern, misalnya mengatur dibidang perkreditan. Lalu untuk merangsang pertumbuhan ekonomi, diperkenalkan sistem perpajakan baru yang memungkinkan setiap perusahaan menyimpan sebagian besar dari keuntungan. Komisi Restrukturisasi Sistem Ekonomi Nasional dewasa ini sedang mengusahakan pemecahan perusahaan-perusahaan besar kebentuk kegiatan yang lebih kecil, dalam rangka mendorong dan sekaligus memudahkan para buruh untuk membeli saham. Anjuran pemerintah agar para buruh membeli saham pada perusahaan milik negara dilandasi harapan bahwa mereka akan bekerja semakin giat. Yang paling penting, dengan itu para buruh menganggap dirinya bukan sebagai pekerja belaka, melainkan juga sebagai pemilik pabrik atau perusahaan. Oleh karenanya, mereka akan terangsang untuk bekerja lebih giat. Perbaikan gaji dalam badan pemerintah dilakukan pada tahun 1985 dan diharapkan akan membawa pengaruh yang konstruktif terhadap mereka yang bekerja dibidang perawatan kesehatan, ilmu pengetahuan, teknologi, kebudayaan, dan pendidikan. Pada badan usaha lain, gaji ada yang dinaikkan sampai seberapa kali lipat, dan kepada pekerja yang baik diberikan bonus. Dalam sebuah peristiwa, seorang wanita pengemudi taksi yang menyelematkan taksinya dari pembajak, mendapatkan hadiah kenaikan gaji dan uang tunai sebesar 1.000 yuan sekitar Rp 350.000 atau jumlah gaji setahun rata-rata pekerja di beijing. Sementara pada kasus yang lain, beberapa pekerja yang datang terlambat masuk kerja, yang hasil kerjanya tidak produktif, ataupun yang tidak masuk kerja bolos, dikenakan pemotongan gaji dan tindakan disiplin lainnya. Hal ini memperlihatkan bahwa. Insentif material telah memperoleh kedudukan Universitas Sumatera Utara penting dalam perekonomian modern RRC, untuk meningkatkan kegiatan usaha dan produktifitas penduduk. Diketahui adanya motivasi yang kuat untuk mencapai keinginan tertentu dalam suatu kelompok, tidak secara otomatis akan melahirkan sejumlah besar wiraswastawan, kecuali jika keadaan umum dalam struktur politik dan kebudayaan, mendukung sepenuhnya orang-orang yang penuh motivasi itu, untuk memasuki dunia ekonomi. Jadi, penciptaan institusi sosial lembaga wiraswasta membutuhkan lingkungan yang memungkinkan institusi sosial baru ini dapat bertahan dan berkembang. Disinilah pemerintah RRC merasa perlunya membebaskan usaha-usaha swasta. Meskipun bentuk usaha yang demikian berkesan negatif dimata rezim lama, sekarang disadari kontribusinya yang besar dalam menggalakkan pertumbuhan ekonomi negara. Selama tahun 1983, lebih dari 18 pedagang eceran total dipercayakan kepada pihak swasta. Sektor tersebut meliputi usaha kecil yang terdiri dari kerajinan tangan, barang-barang kelontong, pakaian jadi, dan bermacam-macam usaha jasa yang lain. Penghasilan para wiraswastawan bisa saja tinggi, umpamannya penghasilan bulanan Rong Zhiren dan istrinya yang menjual bakmi di guangdong mencapai US240, yaitu 2 kali lipat gaji tertinggi buruh pabrik atau 4 kali lipat gaji umum pegawai negeri. Sementara dalam bidang pertanian, sejak pemerintah RRC membolehkan petani mempunyai “perusahaan” sendiri berwiraswasta, banyak petani yang menjadi kaya, diantaranya Zang Wenkang, yang sukses dengan kebun tomatnya, berpenghasilan 10.000 yuan Rp 4,5 juta atau 20 kali lipat dari penghasilan petani biasa. Berdasarkan keterangan mereka yang belum lama menjelajahi RRC, bentuk usaha swasta ada pula yang berskala besar, terutama yang terdapat di Kawasan Ekonomi Khusus-kawasan yang sengaja Universitas Sumatera Utara dikembangkan sebagai kota-kota kapitalis murni- Shenzen, Shuhai, Shantou ketiganya di propinsi Guandong dan Xiamen di propinsi Fujian. Yang patut dijelaskan pula, dewasa ini slogan-slogan komunis dan gambar-ganbar besar Mao Zedong, telah berkurang dari sudut-sudut jalan di RRC dan digantikan dengan reklame-reklame besar milik perusahaan transnasional, seperti Coca-Cola, Sony, Hitachi, Kodak dan sebagainya. Disamping itu, perlu diketahui pemerintah telah memberikan jaminan tegas: sektor swasta tidak akan dinasionalisasikan. III.2.3 Liberalisasi Usaha dan Manajemen Di bulan November 1981, PM Zhao menyampaikan rancangan kerja pemerintah kepada parlemen Kongres Rakyat Nasional, Rancangan kerja pemerintah itu berupa 10 petunjuk pembangunan ekonomi RRC yang isinya: 1. Pemerintah ingin mempercepat pembangunan pertanian dengan menggunakan yang tepat dan pemikiran yang ilmiah. 2. Pemerintah memberikan perhatian terhadap pembangunan industri barang-barang konsumsi dan mengatur orientasi pembangunan industri berat. 3. Pemerintah meningkatkan rasio penggunaan energi dan transportasi 4. Pemerintah mengadakan transformasi teknik setahap dalam unit-unit kunci, dan menjalankan penggunaan yang maksimal terhadap perusahaan-perusahaan yang ada. 5. Pemerintah melakukan konsolidasi disegala bidang dan penstrukturan kembali perusahaan-perusahaan menurut kelompoknya. 6. Pemerintah meningkatkan dana-dana pembangunan dan menggunakannya secara hemat, melalaui perbaikan metode persyaratan, akumulasi dan pengeluaran. Universitas Sumatera Utara 7. Pemerintah tetap melaksanakan pintu terbuka dan meningkatkan kemampuan untuk berdikari. 8. Pemerintah dengan aktif melakukan reformasi sistem ekonomi negara dan memperlihatkan inisiatif dalam setiap hal yang berkaitan dengan usaha ini. 9. Pemerintah berupaya mempertinggi taraf keilmuan dan kebudayaan seluruh rakyat pekerja dan mengorganisasi kemampuan untuk menjalankan proyek-proyek penelitian ilmiah yang penting. 10. Pemerintah berusaha mewujudkan konsep segalanya ditujukan untuk rakyat dan memberikan perhatian menyeluruh terhadap produksi, pembangunan dan penghidupan rakyat. Rancangan pemerintah diatas merupakan petunjuk perubahan di RRC, dimana struktur ekonomi yang rasional berusaha dibangun oleh pemerintah Deng Xiaoping dengan menggunakan cara-cara yang intensif, seperti perubahan sistem manajemen, pemakaian ilmu dan teknologi canggih, pembaruan di bidang keuangan, introduksi pentingnya peranan bank, rasionalisasi produksi, aplikasi disiplin pekerja yang lebih baik, implementasi cara pembayaran upah yang baik, dan sebagainya. Rasionalisasi ekonomi yang dilakukan setelah Deng Xiaoping mempunyai kekuasaan yang dominan, menurut keterangan pemerintah, telah memperlihatkan perkembangan yang positif, terutama di sektor pertanian, dimana terjadi peningkatan yang besar, sebagaimana telah di uraikan sebelumnya. Karena reformasi ekonomi di pedesaan membawa hasil yang baik, pemerintah tergerak inisiatifnya untuk melakukan reformasi ekonomi di wilayah perkotaan. Lalu dalam sidang Pleno Komite Sentral PKC XII, 20 Oktober 1984 ditetapkan mengenai perombakan struktur ekonomi perkotaan khususnya yang menyangkut kehidupan sektor ekonomi modern. Perombakan tersebut memberikan kebebasan yang lebih besar Universitas Sumatera Utara lagi kepada manajer lokal dalam mengambil keputusan, baik keputusan tentang target produksi, komersialisasi produksi maupun pengadaanya. Dalam perombakan itu pemerintah melonggarkan ikatan akibat perencanaan yang terlalu ketat. Memperbaiki struktur gaji dan mendesentralisasikan kekuatan ekonomi ditingkat perusahaan-perusahaan. Sementara perusahaan-perusahaan ini sendiri menjadi kesatuan ekonomi yang merdeka dengan status hukum seperti dibarat, dimana para manajernya mempunyai hak otonomi yang lebih luas. Komite Sentral dengan biaya US 300 juta dimana masing-masing pihak diberikan modal 50. Sebelumnya, para pemilik modal keturunan Cina di Amerika Serikat dan Kanada telah memutuskan untuk menanamkan modal mereka dalam pembangunan hotel-hotel di RRC. Menurut pengamatan mereka, dengan meningkatnya aktifitas ekonomi RRC, jumlah pendatang dari luar negeri akan meniungkat pesat, sehinggah akan membawa pemasukan yang besar bagi mereka. Sedangkan para pemilik modal Cina dari keturunan Muangthai dan Singapura, berniat menanamkan modalnya dalam industri perhotelan di Amoy dan Kanton. Hong Leon Group menginvestasikan modalnya sebanyak US 48 juta, sementara perusahaan Metrobuilt bersama lima rekannya masih menghitung-hitung nilai investasi mereka. Bangkon Bank, bank swasta yang terbesar di Muangthai dan mempunyai cabang di jakarta, tidak disangkah ternyata telah lama menginvestasikan modalnya melalui pendirian perusahaan ferry yang menghubungkan Hongkong dengan Cina daratan. Diberitakan pula, bank itu sedang mempertimbangkan investasi modal dibidang pariwisata dan lainnya. Terhadap pemilik modal keturunan Cina yang ada di indonesia, kalau Menteri luar negeri RRC, Wu Xueqien, tatkala menghadiri peringatan KAA ke-30 april 1985, pernah mengatakan bahwa ia belum Universitas Sumatera Utara mengetahui dengan pasti apakah investor keturunan Cina di indonesia telah menginvestasikan modal mereka kepada RRC, maka dewasa ini hal tersebut malah tidak diragukan lagi. Kita ingat diawal dasawarsa 1990, pernah terjadi perdebatan hangat tentang isu pelarian modal capital flight yang sinyalir telah dilakukakn oleh para pengusaha keturunan Cina yang ada di indonesia. Masyarakat indonesia khawatir kalau terjadi pelarian modal, mengingat Deng Xiaoping sendiri pernah menyerukan kepada para pengusaha keturunan Cina diseluruh dunia agar mengirimkan uang mereka untuk membantu pembangunan tanah asal atau negeri leluhurnya. Diberitakan, pemerintah RRC telah menyiapkan segala sesuatunya untuk mengantisipasi niat investasi para pengusaha keturunan Cina dari indonesia yang begitu tinggi. Penyelesaian masalah Hong Kong dengan damai- Hong Kong akan dibiarkan hidup dengan sistem kapitalismenya setelah penyerahan kedaulatannya dari tangan inggris 1997 menyebabkan pemerintah RRC bisa menyerap banyak modal asing dari koloni inggris tersebut. Ini mengingatkan Hong-Kong sebagai pusat finansial terbesar ke-3 di dunia, setelah New York dan London, dan sebagai kota perdagangan yang termasuk 16 besar besar didunia. Dimana terdapat perusahaan-perusahaan raksasa yang mempunyai mata rantai bisnis dengan banyak negara di berbagai penjuru dunia dengan basis modal yang tinggi. RRC juga memilki lusinan perusahaan di Hong Kong, dibawah status kepunyaan negara, diantaranya adalah Cina Resources Co, yang bergerak dalam bidang pembangunan perumahan, toserba, hasil seni dan kerajinan. Nilai investasi RRC di Hong Kong diperkirakan sebesar US 3 milyar. Bersama dengan penduduk Hong Kong keturunan Cina yang sering dijuluki “kapitalis merah”, pemerintah RRC dapat membentuk usaha patungan untuk mengembangkan Kawasan Ekonomi Luar Biasa di negerinya. Sebagai contoh, Huaneng Internasional Power Development Universitas Sumatera Utara Corporation, perusahaan patungan dalam pembangunan industri pebangkit tanaga listrik, akan didirikan oleh pemerintah RRC dan perusahaan Hong Kong. Pihak RRC diwakili oleh China Fine Coal Corporation, dengan nilai saham 60, serta China Internasional Water and Electricity Corporation dan China Development Bank, dengan nilai saham keduanya berjumlah 15. Dikawasan Ekonomi Luar Biasa, selama enam bulan pertama tahun 1984, terdapat lebih dari 300 persetujuan penanaman modal asing senilai US 267,71 juta yang telah ditandatangani oleh pemerintah RRC. Persetujuan tersebut terdiri dari paket penanaman modal asing yang baru. Selanjutnya diketahui bahwa Bank Dunia berkenan memberikan kredit sebesar US 25 juta kepada RRC, yaitu hampir setengah dari jumlah kredit yang diberikan Bank Dunia kepada empat negara berkembang lainnya, dalam rangka penelitian untuk meningkatkan produksi pertanian. Pemerintah RRC merencanakan untuk mendapatkan lagi sebesar US 50 milyar bantuan luar negeri, dalam masa 10 tahun mendatang. Menurut Sekjen PKC, Hu Yaobang, ekonomi RRC mampuh membayar kembali hutang-hutang itu dengan mudah, apabila negaranya menyisihkan 25 dari pendapatan ekspornya. Pembangunan sumber-sumber energi di RRC dan meningkatnya ekspor memungkinkan RRC untuk meningkatkan pinjamannya. III.2.4 Pembukaan Diri Terhadap Modal Asing Mulai 1979, pemerintah RRC melaksanakan dengan serius pintu terbukanya. Empat wilayah RRC, yaitu Shenzen, Shuhai, Shantou dan Xiamen, dibuka sebagai Kawasan Ekonomi Luar Biasa, sedangkan empat belas kota disepanjang pantai, yakni Dalian, Qinhuangdao, Tianjing, Yantai, Qingdao, Qungzhou, Shangjiang dan Deihai, bersama-sama Universitas Sumatera Utara dengan pulau Hainan ditetapkan sebagai “kota-kota bebas” yang setaraf kedudukannya dengan Kawasan Ekonomi Luar Biasa. Selain dari itu, tiga daerah tempat bermuaranya tiga sungai besar, diputuskan pula sebagai kawasan penampung modal dan tekonologi asing, sekaligus berfungsi sebagai penyalur hasil pertanian daratan. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa wilayah sepanjang pantai utara hinggah pantai selatan RRC, telah dibuka lebar-lebar bagi dunia luar oleh pemerintah RRC, dengan pelimpahan hak otonomi yang luas, untuk mengundang dan mengolah modal asing. Menurut Feng Tienshun, Direktur Penanaman Modal Asing Komisi Peranan Modal Asing di RRC, pada tahun 1981 penanaman modal asing di RRC mencapai US 1,22 milyar. Sebagaian besar dari jumlah ini ditanamkan dalam bentuk proyek-proyek produksi patungan di keempat Kawasan Ekonomi Luar Biasa. Selama tahun 1981 berjalan, terdapat 127 proyek produksi patungan yang disetujui oleh pemerintah, dimana bentuk penanaman modal asing seperti ini pada tahun 1980, hanya berjumlah US 300 juta. Dalam proyek-proyek tersebut, biasanya pihak asing menyediakan seluruh modal peralatan dan teknologi, sedangkan pihak RRC menyediakan tanah bangunan pabrik dan unsur tenaga kerja. Bentuk kerjasama lainnya yang juga dimanifestasikan dalam sebelumnya, perekonomian nasional, selain didasarkan pada prinsip pemilikan umum atas semua perusahaan dan alat produksi, juga didasarkan pada sistem perencanaan memusat, dalam mengalokasikan sumber-sumber daya ekonomi. Hal ini berarti bahwa proses perencanaan fisik pengalokasian barang-barang dan faktor-faktor produksi tidak malalui mekanisme harga atau kekuatan pasar, tetapi melalui jalur administrasi di sarana-sarana birokrasi. Universitas Sumatera Utara Walaupun dalam sistem yang lama berlaku pula prinsip desentarlisasi, namun proses pengambilan keputusan dalam ruang lingkup ekonomi makro meliputi konsumsi, pembentukan harga barang-barang, alokasi input material, penyediaan tenaga kerja, investasi dan perdagangan luar negeri semuanya pada hakekatnya, berada di tangan negara. Kurang lebih 30 tahun lamanya, negara memonopoli atas pembelian dan penjualan produk-produk utama sektor pertanian, sampai penutupan tahun 1984, yang merupakan tahun terakhir dari penerapan sistem monopoli negara, pemerintah RRC masih menentukan kuota yang harus diproduksi dan membeli 90 dari semua gandum. Penghapusan monopoli negara dan pemberlakuan mekanisme pemerintah, dimana harga barang-barang kini tidak ditetapkan oleh pemerintah, tetapi diserahkan pada kekuatan tarik-menarik antara besar jumlah permintaan dengan besarnya penawaran yang beredar dimasyarakat, pertama kali dikemukakan pemerintah RRC dalam sidang Pleno ke-3 Komite Sentral PKC XII, tanggal 20 Oktober1984. Pada mulanya beberapa kalangan dipemerintahan kuatir, kalau-kalau baru ini akan membawa pengaruh buruk terhadap perekonomian nasional, mengingat ekonomi pasar di RRC belum melembaga, disamping RRC sendiri memang sudah terbiasa dengan pengelolaan yang tersentralisasi. Kekuatiran mereka terutama berpusat disekitar kenaikan harga barang- barang kebutuhan rakyat, yang diperhitungkan akan mengakibatkan kakacauan ekonomi. PM Zhao Ziyang pun mengakui bahwa tindakan yang diambil pemerintah itu tidaklah kecil resikonya seperti yang dikatakannya pada pers pemerintah:”Pembaharuan sistem harga merupakan kunci sukses atau gagalnya pembaharuan bidang ekonomi. Tetapi pembaharuan sistem harga memang dapat mengandung resiko dan dapat menyebabkan naiknya harga barang-barang. Juga dapat menimbulkan kekhawatiran akan terjadinya kenaikan harga barang-barang”. Universitas Sumatera Utara Baru setelah PM Zhao mengeluarkan beberapa jaminan yaitu baru tidak akan mengakibatkan kenaikan harga dan disegi lain. Perkembangan harga dipasaran akan dipantau dengan baik oleh ahli-ahli ekonomi negara tersebut, kekhawatiran segera mereda. Perkembangan semakain baik dan tenang setelah PM Zhao memberikan sambutan berikut:”ini merupakan apa yang kita harapkan, tetapi tidak berani kita lakukan selama bertahun- tahun. Kini kita dapat melakukannya, karena kondisinya sudah matang. Apa yang diucapakan Zhao diatas, memang dibuktikan dalam kenyataan. Pada waktu persediaan barang-barang kebutuhan pokok rakyat mulai menipis di pasaran kejadian itu dapat dimengerti, karena perekonomian RRC selama ini telah mapan dengan subsidi oleh negara pemerintahan RRC segera menyalurkan suplainya dengan jumlah yang sepadan, sehinggah kelangkaan barang-barang kebutuhan pokok rakyat dapat ditutupi, dan pelonjakan harga berhasil dicegah. Demikian pula ketika pabrik-pabrik terus merugi tahun 1984 kurang lebih 15 pabrik di RRC tidak mampuh lagi mendatangkan keuntungan pemerintah cepat tanggap dengan memberikan bantuan seperlunya kepada pabrik-pabrik itu, sehinggah tidak menimbulkan kekuatiran dikalangan buruh bahwa mereka akan kehilangan pekerjaannya. Pemerintah menyadari kenaikan harga barang-barang yang tidak terkendali, hinggah berada diluar jangkauan konsumen, akan mudah membangkitnya kekerasan sosial, yang akan membuka peluang terjadinya politisasi masyarakat eksplosi politik. III.2.5 Integrasi Dalam Ekonomi Internasional Setelah 1978, terlihat cakrawala baru dalam dunia ekonomi RRC, Negara besar di asia timur ini mulai melibatkan dirinya secara luas dalam mata rantai ekonomi internasional. RRC tidak hanya mentolir pendekatan kapitalis terhadap ekonomi domestiknya, tetapi juga terhadap ekonomi Universitas Sumatera Utara luar negerinya. Sikap menerima dengan tangan terbuka atas modal asing adalah salah satu bagian dari keterkaitannya dengan aktivitas ekonomi internasional. Sedangkan bagian lain yang menguraikan linkage RRC secara lebih mendalam lagi, ada dalam pembahasan berikut ini. Laju pertumbuhan ekonomi RRC pada akhir tahun 1984 mencapai rata-rata 7,9, sedangkan Produk Nasional Kotor perkapitanya sebesar US 310. Eksport utama RRC terdiri dari 30 bahan makanan, 25 tekstil dan pakaian jadi, 15 minyak mentah dan sisanya komiditi lain. RRC kemudian mencurahkan perhatiannya pada ekspor kapas, kacang kedele, jagung dan hasil pertanian lain, yang harganya mampuh bersaing di pasar dunia, menyisihkan Amerika Serikat, sebagai negara pensuplai utama. Peningkatan eksport komoditi-komoditi ini dimungkinkan karena telah dilakukannya reformasi ekonomi nasional dan perbaikan infrastruktur distribusi. Impor RRC terdiri dari peralatan transportasi, mesin, besi baja, dan bahan-bahan kimia. Selama tiga kwartal pertama 1984, sebesar 23,4 dari jumlah keseluruhan impor. Sementara persentase impor besi baja dan bahan-bahan kimia masing-masing sebesar 16,2. Perkembangan memperlihatkan, terdapatnya kecenderungan baru dalam kenaikan angka impor yang tinggi, yaitu untuk impor barang-barang elektronik, berupa pesawat TV, dan alat pemasak listrik, yang mengalami kenaikan 10-15 kali lipat dari nilai periode yang sama tahun 1983. Demikian juga untuk mesin cuci dan lemari es, yang mengalami angka kenaikan sebesar 200- 300 dibandingkan dengan periode sebelumnya. Hinggah akhir 1983, RRC telah menjalin hubungan dagang dengan 190 negara dan kawasan, serta mendatangani persetujuan dagang dengan 95 negara dan organisasi Masyarakat Ekonomi Eropa. Hubumgan dagang yang terbanyak dilakukan dengan negara-negara yang menjunjung tinggi Universitas Sumatera Utara ekonomi pasar. Tempat pertama sampai saat itu di duduki oleh jepang, dimana RRC membeli sebanyak 24 dari semua kebutuhan impornya. Sejak hubungan diplomatik dengan jepang dibuka 1978, nilai perdagangan kedua negara meningkat 20 setiap tahun, sampai tahun 1984. Selanjutnya dengan Amerika Serikat, dalam lima tahun terakhir laju peningkatan perdagangan setiap tahun lebih dari 60. Sedangkan hubungan dagang dengan Masyarakat Ekonomi Eropa, untuk tahun 1983, nilai perdagangan RRC mencapai US 5,696 milyar. Barang-barang jadi manufaktur RRC, berdasarkan data tahun 1979-1982, menjadi pesaing berat bagi komoditi yang dihasilkan oleh negara-negara ASEAN. Perhitungan yang disusun oleh Jhon Wong dari Universitas Nasional Singapura menilai bahwa ekspor komoditi manufaktur RRC meningkat sebesar 10 setiap tahun selama dasawarsa 1980. Bahkan setelah tahun 1985, tingkat kenaikan mencapai 15 setiap tahunnya. Perkembangan ini mengartikan bahwa laju kenaikan ekspor RRC yang dibantu oleh teknologi impor Amerika Serikat, Eropa Barat dan Jepang, dan oleh penambahan bahan-bahan keterampilan dalam mencari daerah pemasaran di luar negeri, secara komulatif berakibat menggeser terhadap negara-negara ASEAN yang ingin memperluas daerah pemasarannya di luar negeri. Keberhasilan RRC menduduki posisi yang baik dalam perekonomian internasional, semakin didukung oleh banyaknya keuntungan yang diperoleh negara itu dalam for a internasional. Kalangan pemerintah dan bisnis di Amerika Serikat, Eropa Barat dan Jepang menganggap berdagang dengan RRC sebagai hal yang pantas, serta sebagai sesuatu yang harus dilakukan, karena perhitungan politik dan strategi. Sebagai implikasinya, mereka perlu mendukung RRC sejak kehadirannya sebagai anggota Dana Moneter Internasional IMF di tahun 1980. Pemerintah RRC telah memanfaatkan fasilitas-fasilitas yang Universitas Sumatera Utara diberikan oleh organisasi internasional itu dan telah memperoleh pinjaman sebesar US 1,1 milyar. Tidak kurang dari 27 perusahaan minyak asing melakukan kerjasama modal dan eksplorasi minyak bumi dan gas alam di RRC. Sedangkan perusahaan-perusahaan asing berikutnya, menanamkan modal di area yang berbeda umpamanya RI Reynold menanamkan modalnya lewat pabrik rokok terbesarnya di Xiamen, AMC lewat produksi kendaraan Jip di Beijing, Gillette melalui pembangunan perusahaannya di manchuria dan Foxboro Corporation melalui pembangunan sistem kontrol proses produksi di Shanghai. Jika ingin diketahui data tentang berapa banyak perusahaan patungan dan komposisi modal mereka yang telah disetuji oleh pemerintah RRC, maka dikemukakan sebagai berikut: Ada 172 perusahaan dalam enam bulan pertama tahun 1984 dengan nilai investasi sebesar US 1,44 milyar, yang terdiri dari US 510 juta dana dari pengusaha asing dan US 925 juta modal dari pemerintah RRC. Dari pemerintah Jepang, pada tahun 1979, pemerintah RRC menerima bantuan ekonomi sebesar 300 milyar yen US 1,3 milyar, dalam bentuk pinjaman lunak melalui Organisasi Kerjasama Ekonomi OECF. Diluar ini, masih ada lagi bantuan ekonomi jepang dalam berbagai bentuk senilai US 2 milyar, bank dari sektor pemerintah maupun sektor swasta. Tga tahun sesudahnya, sebagai hasil pendekatan RRC- Jepang sebesar US 244 juta, untuk membangun dan perluasan beberapa pelabuhan laut dan jalan KA merupakan sarana perhubungan strategis di RRC. Sebagai realisasi bantuan tahap kedua, pemerintah Jepang telah menyetujui pinjaman sebesar 400 milyar yen US 1,7 milyar, yang disepakati ketika PM Nakasone mengunjungi RRC tahun 1984. Walaupun ditinjau dari jumlah pedagang yang berkunjung ke RRC, orang Jepang adalah yang terbanyak, tetap dilihat dari segi investasi konkrit, sebenarnya Universitas Sumatera Utara investasi Jepang masih kurang sekali. Demikian halnya, dari 931 buah perusahaan asing yang dibentuk antara tahun 1979-1984, hanya 48 buah saja yang melibatkan perusahaan-perusahaan jepang. Tidak heran, apabila para pemimpin RRC selalu menekankan supaya negara Jepang memperluas investasinya di sektor-sektor ekonomi yang lainnya. Di sektor transportasi Jepang memang merupakan negara pengekspor kendaraan terbesar di RRC. Kendaraan merek Toyota, Mitsubishi dan Nissan, membanjiri kota-kota di RRC, dan biasanya digunakan sebagai kendaraan angkutan umum, berupa taksi dan bus, dan kendaraan angkutan khusus bagi para pemimpin PKC. Sedangkan disektor pertambangan, perusahaan KKN Nippon Kabushiki Kaisha dan Marubeni Jepang membangun usaha patungan dalam ekspolorasi dan ekplotasi minyak bumi bersama perusahaan Tienjin, milik pemerintah RRC. Kedua perusahaan Jepang terkenal itu menanamkan saham sebesar 40, sementara saham pemerintah RRC sendiri sebesar 60. Sampai tahun 1985, pemerintah Jepang masih enggan menanamkan modalnya lebih banyak lagi RRC, karena belum cukupnya dirasakan untuk melindungi para penanam modal. Walaupun ada UU tentang Usaha Bersama yang disusun Kongers Rakyat Nasional ke-5 bulan juli 1979, untuk mengabsahkan partisipasi pihak asing dalam pembangunan ekonomi RRC, tetapi pertayaan yang masih mengkhawatrikan pemerintah Jepang ketika itiu, siapa yang bisa memberikan jamiman terhadap perkembangan politik dan hukum RRC dimasa yang akan datang? Dari Amerika Serikat, negara maju yang telah memiliki hubungan ekonomi dalam waktu yang relatif lama dengan RRC, perhatikan bantuan- bantuan ekonomi yang direalisasikan para pemimpin Amerika Serikat sejak kunjungan bersejarah ditahun 1972, 1979, 1982, dan 1984 pemerintah RRC belum bisa mengharapkan investasi modal dalam jumlah besar, karena para penanaman modal yang bonafid dari Amerika Serikat, Universitas Sumatera Utara belum memperoleh jaminan keamanan yang pasti dalam bentuk perjanjian khusus terhadap modal yang akan mereka tanamkan di RRC. Masalah yang sama juga dihadapi oleh pemerintah AS dalam rencana pembangunan 10 proyek nuklir di negerinya. Proyek yang bertujuan meningkatkan aktivitas industri di RRC ini menelan biaya antara US 20-25 milyar, dengan mengharapkan modal dari AS seluruhnya untuk menutupi ongkos pembuatan. Perusahaan- perusahaan Amerika baru berani menanamkan modalnya dalam jumlah yang terbatas dari sektor-sektor yang umum saja. Seandainya kendala investasi modal ini dapat diatasi maka, perusahaan-perusahaan Amerika akan melebarkan investasinya di bidang teknologi luar angkasa. Perusahaan-perusahaan penerbangan seperti McDonnel Douglass, Boeing, General Electric dan sebagainya, telah menyatakan sepakat untuk mengadakan usaha patungan bernilai milyaran dollar AS dengan pemerintah RRC. Dalam bentuk produksi pesawat terbang sipil, sitem kendali radar, teknologi penerbangan dan lain-lain. Dari negara-negara Eropa Barat, pemerintah RRC telah mendapatkan investasi modal dalam pembangunan industri modern. Sayangnya tidak diketahui dengan pasti berapa besar modal yang di investasikan disana. Yang sangat menonjol diantaranya adalah perusahaan VW, melalui pembangunan pabrik penghasil mobil penumpang model mutakhir bermerk Santana, yang diarahkan untuk komoditi ekspor, dengan nilai investasi terbesar US 220 juta. Kemudian, dalam tahun 1985, spanyol telah menandatangani kontak pembuatan kilang minyak di RRC seharga US 300 juta, mengikuti Inggris dengan Britist Petroleum-nya, disamping perjanjian kontrak pembuatan beberapa pabrik yang lain. Perjalanan keliling sekjen PKC, Hu Yaobang, kenegara-negara dikawasan pasifik, memperlihatkan keinginan RRC lebih jauh untuk Universitas Sumatera Utara mendapatkan bantuan ekonomi. Persetujuan dengan pemerintah Australia menghasilkan proyek kerjasama biji besi senilai US 3,5 milyar dan beberapa kontrak dagang tambahan. Sedangkan persetujuan dengan pemerintah dengan pemerintah Selandia Baru menghasilkan sebuah proyek patungan dalam pembangunan model pertanian di RRC. Proyek tersebut dikelola oleh konsorsium perusahaan Selandia Baru di Propinsi Shansi dan akan mengplikasikan teknologi pertanian canggih. Beberapa bentuk kerja sama ekonomi lain yang meliputi banyak bidang, tengah dirintis oleh pemerintah RRC bersama dengan pemerintah negara-negara dikawasan pasifik, secara intensif. Singapura negara Asia paling maju, sangat tertarik untuk menanamkan modalnya di RRC sambil mengembangkan perdagangannya. Singapura dilatarbelakangi oleh potensi yang tinggi, yang dimilki oleh pasar domestik RRC, dan didorong supaya untuk membangkitkan kembali perekonomiannya dari tingkat kemunduruan yang mengkhwatirkan. Diketahui, para pengusaha singapura telah menanamkan modalnya sebesar US 450 juta di proyek-proyek pembangunan RRC, termasuk dalam investasi hotel dan minyak bumi. Sementara PM Lee Kuan Yew beserta para ahli ekonomi dinegerinya, telah menawarkan perluasan investasi dalam penyulingan minyak, jasa perbankan, pengaspalan dan lain-lain. Walaupun negara Singapura tidak mempunyai hubungan dipolamatik dengan RRC, namun para pengusaha Singapura memperoleh prioritas di RRC, karena mereka diandalkan tuan rumah sebagai perantara dengan para pengusaha asing yang hendak mengembangkan investasi dan perdagangan mereka disana. Malahan Dr. Goh Keng Swie, arsitek kemakmuran ekonomi Singapura yang terkenal dengan nya dalam mengubah rawa bakau di jurong menjadi pusat industri multinasional, telah ditawarkan oleh pemerintah RRC untuk ditempatkan sebagai konsultan ekonomi negara itu. Universitas Sumatera Utara Beijing sedang melancarkan kampanye ekonomi yang gesit sekali untuk merangkul modal modal pengusaha keturunan Cina yang ada dimana saja, terutama di Asia, Amerika dan Kanada. Orang kaya Malaysia, Robert Kwot, telah menandatangani sebuah perjanjian untuk mendirikan gedung pusat perdagangan Dunia di Beijing di for a kerjasama multilateral, khususnya dalam bank dunia dan Bank Pembangunan Asia, dan tidak terkecuali juga di forum MFA Multi Fibre Arrangement, yang selama ini di jaga ketat oleh para pengekspor kawasan yang terdiri dari Korea Selatan, Hongkong dan Taiwan. Pukulan yang serupa dilakukan RRC dalam ekspor minyak bumi. Kali ini yang menjadi korbannya, setelah negara itu melibatkan diri secara luas dalam perekonomian internasional , tidak hanya negara-negara ASEAN, tetapi juga negara-negara anggota OPEC, termasuk negara- negara kaya didalamnya, seperti Arab Saudi, Kuwait, dan Persatuan Emirat Arab. Hal tersebut disebabkan karena RRC telah menjual minyaknya dengan harga yang tidak kompromis terhadap kondisi keuangan OPEC. Disaat negara-negara OPEC sedang gencarnya mempertahankan harga patokan yang sudah begitu rendah, RRC malah dengan mudah menurunkan harga jual minyaknya persatuan secara lebih rendah lagi. Bukan itu saja, negara yang sebenarnya kaya dengan sumber daya alam namun belum banyak dimanfaatkan ini, ternyata memproduksi sumur-sumur minyaknya secara maksimal, justru disaat negara-negara anggota OPEC sedang dihantui banjir produksi. Akibatnya, RRC menjadi produsen minyak terbesar di Kawasan Asia Tenggara. Ekspansi ekspor RRC berkembang dengan pesat, sehinggah mendesak komoditi yang dihasilkan oleh negara-negara industri maju. Kejadian yang pertama di alami oleh negara Taiwan. Hal itu dapat dilihat Universitas Sumatera Utara dari pernyataan yang disampaikan oleh berbagai asosiasi perdagangan Taiwan pada bulan maret 1985 kepada pemerintah mereka. Adapun pernyataan mereka mengemukakan bahwa, pertumbuhan komoditi RRC telah sampai kepada keadaan yang semakin menyaingi komoditi Taiwan dan mengacam peluang ekspornya. Oleh karena itu, mereka meminta perhatian pemerintah segera dan menyarakan supaya para pejabat perdagangan Taiwan menciptakan saluran yang tepat, untuk menghimpun informasi RRC, sehinggah dapat membantu para eksportir Taiwan dalam membuat strategi menghadapi komoditi RRC yang harganya jauh lebih rendah. Kejadian kedua dialami oelh Hong Kong. Perkembangan membuktikan bahwa komoditi ekspor RRC telah membanjiri pasar Hong Kong, sehinggah berpengaruh kuat menganggu stabilitas tekstil di negeri itu. Sedangkan yang berikutnya, secara berturut-turut dialami oleh Inggris, Irlandia, Prancis anggota-anggota Masyarakat Ekonomi Eropa dan Amerika Serikat. Sebagai akibatnya, Komisi Eksekutif Masyarakat Ekonomi Eropa memerintahkan kepada tiga negara anggotanya untuk menghentikan impor beberapa jenis tekstil dari RRC, sementara Amerika Serika pernah menerapkan proteksionisme terhadap komoditi dalam negerinya, melalui pembatasan komoditi RRC yang masuk. Sesungguhnya, apa yang diperdebatkan dalam Jenkin’s Bill, tidak luput dari perjuangan Amerika Serikat dalam menghadapi arus ekspor tekstil RRC yang semakin meningkat. Dari perkembangan diatas, pemerintah RRC menyadari bahwa, walaupun negaranya belum lama mengintegrasikan diri secara luas dalam aktifitas ekonomi internasional, namun sudah dapat memetik hasil yang besar manfaatnya bagi program modernisasi. Sebagai konsekuensinya, pemerintah RRC terus memperluas aktivitas ekonomi luar negerinya, sebagaimana tercermin olej kunjungan Universitas Sumatera Utara para pemimpin RRC ke negara-negara Pasifik Selatan, Amerika Serikat, Eropa Barat, Amerika Latin, dan lain-lain, atau sebaliknya, kunjungan para pemimpin negara-negara asing ke RRC, mengingat dalam kesempatan itu RRC memperoleh peluang untuk mencari daerah-daerah pemasaran baru dan bahan-bahan baku, untuk industri ekspornya. Keterkaitan RRC dengan mata rantai perekonomian internasional membawa pula konsekuensi buruk. Mau tidak mau, segala sesuatu yang menimpa ekonomi internasional ekonomi dunia, akan turut memberikan implikasi terhadap ekonomi nasional RRC, sebagai contoh adalah merosotnya cadangan devisa RRC akibat pembatalan kotrak dengan pihak asing dan devicit perdagangan negara lain. Namun kemudian, pemerintah RRC cepat mengambil keputusan, dengan mengontrol mekanisme impor secara ketat, membatasi impor barang yang kurang berguna, meningkatkan impor barang yang mendukung ekspor, dan memaksa negara yang neraca perdagangannya surpuls atas RRC, untuk memperbesar pembelian mereka terhadap komoditi RRC, sehinggah efek samping dari keterkaitan negara tersebut dengan ekonomi internasional dapat dicarikan solusinya. Dengan demikian, pemerintah RRC dapat mengembangkan ekspornya kearah yang lebih mantap, sebab besarnya angka pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Gambaran yang paling mengesankan dari pertumbuhan ekonomi RRC adalah pertumbuhan ekonominya. Sejak 1978, tingkat pertumbuhannya pertahun rata-rata mencapai angka hampir 10 persen, menjadikan ekonomi negara ini yang paling cepat pertumbuhan ekonominya di dunai. Dengan GNP perkapita kurang dari 400 dollar AS, kini RRC memang masih menempati posisi ke-23 diantara 40-43 negara termiskin didunia, dan bank dunia memasukkannya sebagai negara berpendapat rendah. Meskipun demikian, seperti di tunjukkan data IMF pada 1993, ketika GNP itu di konversikan kedalam nilai paritas daya beli purchacing power parity, RRC berubah menjadi negara terbesar ketiga Universitas Sumatera Utara didunia setelah AS dan Jepang, dan jika pertumbuhan ekonomi dua digit seperti selama ini yang berlangsung dinegara itu masih bisa di pertahankan, maka sangat boleh jadi, dalam tiga dekade mendatang, negara itu akan tampil di posisi terdepan. Secara keseluruhan, hasil yang mengesankan dari pertumbuhan ekonomi ini dapat dilihat dalam tabel berikut ini mengenai indikator pertumbuhan ekonomi RRC. 71 Indikator pertumbuhan ekonomi RRC Perbandingan 1978-1995 72 Indikator 1978 1995 Kapita per GDP dalam RMB 376 4.750 Ekspor 9,8 milyar AS 149 milyarAS Investasi Asing 1,7 milyarAS 91,3 milyarAS Cadangan Mata Uang 0,8 milyarAS 73,6 milyarAS Produksi Baja dalam Ton 32 juta 96,21 juta Produksi Padi dalam Ton 305 juta 466,1 juta Produksi TV 521.100 55.530.000 Mobil Per 1000 penduduk 1,4 8,0 Persentase keluaran Industri dan Perusahaan Negara 77,6 persen 36,6 persen Telpon per 1000 penduduk 2 68,5 Sumber: Asiaweek, dikutip dalam Kompas, 3 Maret 1997 71 S. Yusuf, Journal of economic perspectives China’s Macroecnomic Performance and Management during transtion, 82 Spring: 1994. Hal. 71 sebagaimana dikutip dalam islam and Chowdhury, Asia-Pasifik Economies, London New York: Routledge, 1997. Hal. 264 72 Dikutip dalam artikel The Kian Wie,. “ Deng Xiaoping dan Pembaharuan Ekonomi di RRC”. Kompas 5 Maret 1997 Universitas Sumatera Utara III.3 Kunci Keberhasilan Pembangunan Ekonomi Cina Keberhasilan Cina jelas bisa dijadikan pelajaran berharga bagi bangsa lain di dunia, terutama bagi negara dunia ketiga, seperti indonesia yang tidak hanya gagal dalam melakukan pembangunan ekonomi, tetapi juga bangkrut. Bangkrut karena utang terus-menerus membengkak sementara sumber daya alam terus- menerus dieksploitasi tanpa memberikan peningkatan kesejahteraan yang signifikan bagi masyarakat. Dari kajian-kajian kotemporer tentang keberhasilan ekonomi Cina melalui beragam pendekatan dan perspektif yang dilakukan oleh para ahli tampak bahwa keberhasilan ekonomi Cina disebabkan oleh banyak faktor, negara yang konsisten sejak Deng Xiaoping dan penerusnya, penumbuhan pasar-pasar domestik, upah buru yang rendah, kepastian hukum, dan juga tidak kala pentingnya, semangat nasionalisme yang tidak pernah padam. Konsistensi penyelenggara negara yang dibalut dengan semangat nasionalisme inilah yang membuat Cina mampuh menaklukkan kerasukan pasar neoliberal untuk kemudian memanfaatkannya guna meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya. Diatas segalanya, stabilitas politik menjadi salah satu faktor penting dalam mendorong pesatnya pembangunan ekonomi Cina. ekonomi Cina adalah pragmatis yang didasarkan atas evaluasi pengalaman dalam pelaksanaan berbagai eksperimen program pembangunan yang mereka sebut “ mencari kebenaran dari kenyataan kongkret”, 73 seperti “ sistem tanggung jawab rumah tangga” yang pada akhir 1970-an telah meninggalkan sistem pertanian kolektif dan mengembalikan usaha tani kepada para petani. Hasilnya, kenaikan pesat dalam produktivitas, hasil produksi, dan pendapat para petani tanpa memerlukan pengeluaran besar dari pemerintah Cina. Menurut Thee Kian Wie, ekonomi yang pragmatis juga tercermin pada “pintu terbuka” bagi 73 Dikutip dalam artikel The Kian Wie, “ Ekonomi Cina Setelah Pertumbuhan 30 Tahun”. Kompas, 1 Oktober 2009 Universitas Sumatera Utara investasi asing. Meski dari tahu ke tahun sistem intensif dan peraturan mengenai investasi asing terus disempurnakan, insentif dan peraturan tentang investasi asing tetap menarik bagi investor asing. Cina menerima investasi asing dalam jumlah yang amat besar, jauh melebihi investasi asing ke negara-negara kawasan Asia- Pasifik lainnya diluar jepang. III.3.1 Stabilitas Politik Stabilitas politik merupakan salah satu faktor penting keberhasilan pembangunan ekonomi. Setidaknya, inilah yang dikemukakan oleh banyak ahli dalam menganalisis akar penyebab keberhasilan pembangunan Cina. Pilihan-pilihan reformasi Cina adalah bidang ekonomi dan sosial, tetapi tidak dalam bidang politik. Ketika perekonomian reformasi, diliberalisasi dan mulai mengarah pada usaha membangun sistem ekonomi yang kapitalis, sistem politik tetap otoriter. Oleh karena itulah, kemerdekaan pers dan politik tetap ditekan oleh rezim. Situs-situs internet yang mengandung kata demokrasi di-block, bahkan akhir-akhir ini Cina melarang facebook, situs jejaringan sosial maya yang beranggotakan puluhan juta orang di seluruh dunia. Para elite Cina mempunyai keyakinan bahwa transformasi ekonomi tidak serta merta mengarah pada transformasi politik. Hal ini juga berlaku disebagian negara Asia Timur dan Tenggara. 74 Negara seperti Singapura dan Malaysia mampuh melakukan pembangunan ekonomi secara berkelanjutan karena stabilitas politik yang mantap. Indonesia pada masa orde baru juga mengalami pembangunan ekonomi dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi karena stabilitas politik. Bagaimanapun, para pemodal memerlukan jaminan 74 Budi Winarno. 2010. Melawan Gurita Neoliberalisme. Jakarta: Erlangga. Hal. 145 Universitas Sumatera Utara bahwa investasikan yang mereka tanamkan balik dan menangguk keuntungan. Oleh karena itu, mereka mengharapkan adanya stabilitas politik yang stabil untuk menjamin keamanan investasi. Sayangnya, baik di Cina, Singapura, Malaysia maupun Indonesia stabilitas politik lebih identik dengan sistem politik otoritarianisme yang kemudian memberikan legitimasi bagi pemimpin-pemimpin dengan sifat dan karakteristik otoriter serta mengindetikkan stabilitas politik dengan pemerintah otoriter. Penguasa-penguasa militer seringkali menggunakan pengalaman ini untuk menompang semangat otoriter mereka. Setidaknya, inilah yang nampak dari pengalaman Indonesia. Padahal, stabilitas politik tidak terlalu identik dengan pemerintah otoriter. Di negara-negara yang sistem demokrasinya sudah terkonsolidasi, stabilitas politik dengan sendirinya tercipta. Namun, dalam masa transisi, ketiadaan pemimpin yang genial memang acapkali menimbulkan gejolak karena kuatnya ketegangan antara kelompok-kelompok reformis. Dalam situasi dimana pemimpin genial tidak ditemukan, stabilitas politik seringkali masalah yang tidak terpecahkan kecuali kembali kemasa otoritarianisme. Inilah mengapa, dalam banyak kasus, reformasi tidak selalu berunjung pada penciptaan demokrasi yang stabil. III.3.2 Upah Buruh yang Rendah Angkatan kerja Cina merupakan terbesar didunia. Para pekerja Cina yang sebagian besarnya adalah gadis-gadis merupakan sumber tenaga murah. Jika dihitung dengan angka sekarang, rata-rata upah buruh di Cina setaraf dengan upah buruh di Inggris era tahun 30 atau 40 tahun yang lalu. Dengan kondisi semacam ini, buruh tidak bisa dipungkiri, akan menjadi daya tarik luar biasa bagi para investasi asing di Cina. Selain itu, pemerintah tidak memberikan toleransi sedikitpun bagi setiap usaha yang Universitas Sumatera Utara di tujukan untuk menganggu jalannya produksi. Demonstrasi dan pemogokan buruh benar-benar dibatasi sehinggah perusahaan-perusahaan multinasional mendapat kenyamanan untuk berusaha. Kondisi ini tentu sangat berbeda bila dibandingkan dengan Indonesia. Selain upah buruh di Indonesia tidak lagi semurah 20 atau 30 tahun yang lalu, pemogokan juga seringkali terjadi di Indonesia. Hari buruh senantiasa menjadi saat-saat mendebarkan bagi pengusaha karena hampir selalu diwarnai oleh aksi demonstrasi dan pemogokan dimana- mana. III.3.3 Investasi di Bidang Pendidikan Ketersediaan buruh yang murah tidak akan mampuh menjamin investasi asing masuk kesebuah negara jika buruh tersebut mempunyai kemampuan dan keterampilan yang rendah. Ketersediaan upah buruh yang rendah, tetapi berkualitas rendah hanya akan menarik investasi untuk industri-industri dengan teknologi rendah pula. Namun apa yang terjadi di Cina tidaklah demikian. Perusahaan-perusahaan dengan teknologi tinggi kini telah berinvestasi secara besar-besaran di Cina. Bukti atas hal ini dapat dilihat dari bagaimana produk-produk berteknologi tinggi buatan Cina mudah ditemikan dipasaran di Indoesia. Penguasaan teknologi ruang angkasa dan kemampuan Cina dalam membuat pesawat tempur canggih menjadi bukti penguasaan teknologi tinggi negara tersebut yang sebenarnya hanya dikuasai oleh negara-negara maju. Dalam konteks peningkatan sumber daya manusia, pada awal Deng Xiaoping mengeluarkan pintu terbuka, ratusan mahasiswa dikirim ke Amerika Serikat untuk belajar teknologi dan pengetahuan, termasuk Universitas Sumatera Utara pengetahuan bisnis dan manajemen. 75 Saat ini, sekolah-sekolah teknik yang menghasilkan banyak insyur terampil tumbuh dengan pesat di Cina. Demikian juga sekolah-sekolah bisnis dan administrasi. Perkembangan ini sesuai dengan permintaan pasar tenaga kerja yang membutuhkan banyak sarjana terampil baik dibidang teknik maupun adminstrasi bisnis. Satu- satunya yang menganggu pertumbuhan sekolah-sekolah tinggi di Cina adalah kurangnya minat mahasiswa pada bidang-bidang ilmu sosial. Akibatnya, tidak banyak sarjana lulusan Cina yang mampuh mencari terobosan pemikiran diuar maentream. Setidaknya, inilah keluhan-keluhan yang acapkali terdengar dari para manajer perusahaan yang beroperasi di negara tersebut. Persoalan lain, dan barangkali inilah yang biasa menghinggapi mahasiswa-mahasiswa berprestasi di negara Dunia Ketiga adalah bahwa setelah menamatkan pendidikan diluar negerii mereka enggan pulang. Cina juga mengalami nasib yang kurang lebih sama. Banyak mahasiswa cerdas dengan potensi tinggi tidak mau kembali lagi di Cina. Namun, keseriusan pemerintah dalam mengembangkan dunia pendidikan patut di hargai karena investasi dalam sumber daya manusialah yang pada akhirnya mampuh mengangkat derajat sebuah bangsa. III.3.4 Semangat Wirausaha dan Perusahaan-Perusahaan yang Inovatif Setiap keajaiban ekonomi barangkali memang selalu diliputi oleh kebetulan-kebetulan yang membawa berkah. Kemajuan Korea selatan, misalnya, tak bisa dilepaskan dari berkah perang dingin yang membuatnya mendapatkan fasilitas lebih dari dari AS guna membendung pengaruh komunis. Meskipun demikian, tidak sedikit juga negara yang gagal memanfaatkan momentum semacam itu. Indonesia menjadi salah 75 John F. Kornberg dan John R. Faust, 2005. China in World Politics: Police, Process, Prospect. Boulder- London: Lynne Riener Publishing. Hal. 70 Universitas Sumatera Utara satu contohnya. Ketika terjadi bomm minyak, misalnya kita gagal memanfaatkanya untuk meletakkan dasar pembangunan ekonomi yang mapan. Sebaliknya, bomm tersebut digunakan untuk memupuk kekayaan pejabat,menjadi ladang korupsi. Keberhasilan Cina juga tidak bisa dilepaskan dari kebetulan- kebetulan semacam itu. Sebelum Cina mengadopsi sistem kapitalisme, banyak petani melakukan pelanggaran melalui penjualan sembunyi- sembunyi sehinggah mereka mendapatkan keuntungan material. Mereka memanfaatkan pasar yang ada dan kemudian mendapatkan uang darisitu. Gejala ini kemudian meluas kekota-kota. Pengusaha-pengusaha kecil pada awalnya juga melakukan pelanggaran-pelanggaran hukum untuk inovasi dan memperluas jaringan dan pemasaran mereka. Pemerintah-pemerintah lokal mengetahui pelanggaran- pelanggaran ini. Namun melihat dampak positifnya, mereka membiarkan pratek-pratek yang melanggar hukum tersebut. Dengan demikian, transportasi ekonomi Cina sebenarnya juga tidak dapat dilepaskan dari semangat wirausaha dikalangan penduduk yang tetap tumbuh meskipun pernah mencoba dihancurkan oleh Mao Zedong. Semangat wirausaha ini pula, barangkali yang membuat perusahaan-perusahaan Cina lebih inovatif. Sebuah survey yang dilakukan terhadap perusahaan manufaktur Cina dan AS oleh industri Week and Manufakturing Performance Institute yang berbasis di Cleveland mengemukakan penemuannya bahwa 54 perusahaan Cina menekankan inovasi sebagai salah satu tujuan mereka, sementara hanya 26 perusahaan AS yang menekankan hal tersebut. Selain itu, perusahaan Cina menghabiskan lebih banyak uang untuk pelatihan pekerja dan perangkat lunak menganai manajemen. Pabrik-pabrik di Cina jauh lebih muda dibanding dengan pabrik-pabrik AS. Dengan begitu, tidak mengherankan Universitas Sumatera Utara jika pabrik-pabrik di Cina menghasilkan barang yang lebih inovatif, lebih bagus, tetapi harganya lebih murah. III.3.5 Pembangunan Infrastruktur Barangkali, hanya di Cina infrastruktur jalan bisa dibuat diatas permintaan pengusaha. Bahkan, jika jalan tersebut harus menembus gunung sekalipun. Ini dilakukan guna mempermudah akses perusahaan- perusahaan yang melakukan investasi disana. Pemerintah Cina sudah mengembangkan sistem transportasi sejak lebih dari 20 tahun lalu. Pemerintah Cina selalu menempatkan transportasi dalam prioritas teratas dalam setiap rencana pembangunan lima tahun. Untuk keperluan itu pula, Cina mengirim banyak ahlinya ke AS untuk belajar bagaimana sistem- sistem transportasi yang efektif dikembangkan di wilayah tersebut. Hasilnya hinggah tahun 1986, kereta api telah mampu mengangkut tidak kurang dari 1 milyar orang dan jutaan ton kargo. Jalur kereta api listrik lintasan ganda yang terpanjang di Cina melayani rute dari Beijing ke Datong, provinsi Shanxi, yang mulai dioperasikan pada tahun 1984. Cina juga mengembangkan jalur transportasi air dan udara. Pada tahun 1985, Cina telah mempunyai kurang lebih 523 galangan kapal dari berbagai ukuran, 160 pabrik khusus, 540.000 karyawan dan tidak kurang dari 80 institute riset ilmiah. Kemudian dalam rangka mendorong pembangunan bandara udara, pemerintah meningkatkan investasi disektor tersebut. Pemerintah pusat juga memberikan dana-dana khusus kepada pemerintah setempat untuk menbangun bandara. Pemerintah telah menginvestasikan kurang lebih 500 juta yuan untuk memperpanjang landas pacu serta membangun terminal baru dan fasiltas-fasilitas bandara lainnya. Percepatan pembangunan transportasi inilah yang turut mempercepat pembangunan ekonomi di Cina. Dalam kaitan ini, Universitas Sumatera Utara pengembangan siten transportasi yang efektif merupakan elan vital bagi pembangunan ekonomi. Ini karena keseluruhan proses produksi dan distribusi akan sangat ditentukan oleh kelancaran sistem transportasi.

C. Analisis Perbandingan Politik Pembangunan Masa Pemerintahan