Melaksanakan Repelita Gambaran Politik Pembangunan Soeharto

Kalau setiap tahap diperlukan lima tahun, maka untuk lima tahap diperlukan waktu 25 tahun. Dalam tempo sepanjang itu, baru akan sampai pada landasan penting; yaitu perkembangan industri dan pertanian yang seimbang . Pemikiran Soeharto di Pasar Klewer inilah kemudian dirumuskan dan dijadikan konsep GBHN yang diajukan di dalam Sidang Umum MPR hasil Pemilu 1971. Titik tolaknya, apa yang ada di dalam UUD 1945, bahwa Presiden diangkat oleh MPR untuk waktu 5 tahun dan boleh dipilih kembali. Didalam pidatonya itu pula, Soeharto dengan tegas menolak setiap teror keagamaan. Indonesia bukan negara sekuler, bukan pula negara teokratis, tetapi Negara berdasarkan Pancasila. 36

II.2.3 Melaksanakan Repelita

Rencana Pembangunan Lima Tahun diterapkan Soeharto dalam kepemimpinannya. Dalam pelaksanaan pembangunan yang telah berjalan mulai dan dicanangkan mulai 1 April tahun 1969, dapat dilihat prioritas dan kebijaksanaan pembangunan yang dilakukan Soeharto. Dilancarkannya Trilogi Pembangunan merupakan kebijaksanaan umum pembangunan. Kita dapat melihat secara pokok perkembangan dan kemajuan dari Pelita satu ke Pelita lain dengan membandingkan prioritas dan program tiap Kabinet Pembangunan yang melaksanakan pembangunan pada tahap bersangkutan. 37 Pemerintah Orde Baru mengawali kerjanya dengan mencanangkan program akselerasi percepatan modernisasi pembangunan 25 tahun, program ini sering diceramahkan oleh asisten pribadi Aspri Presiden yaitu Mayjen Ali Moertopo. Dalam jangka 25 tahun 1971-1996 direncanakan pendapatan 36 Dewi Ambar Sari. 2006. op.cit. Hal. 149 37 Op.cit. Hal. 158 Universitas Sumatera Utara perkapita penduduk Indonesia naik 3 kalilipat dan pendapatan nasional rata-rata naik 8 persentahun. Jelas program ini mendorong penyusunan strategi dan sasaran pembangunan baik secara konsep pemikiran maupun konsep-konsep proyeknya. Adanya sasaran yang lengkap dengan cara pencapaiannya jelas sangat menolong penyusunan perencanaan tahunan. Maka Soeharto segera mengumpulkan para tehnokrat baik dari kalangan perguruan tinggi khususnya dari Universitas Indonesia Prof Widjojo cs yang dikenal sebagai CSIS Centre For Strategic and Internasional Studies, dimana Ali Mortopo ikut memimpinnya Sub program yang terpenting adalah program pembangunan lima tahun PELITA, tiap usai pembentukan kabinet baru maka disusunlah Rencana Pelita Repelita yang dirinci dalam rencana pembangunan tahunan sesuai dengan RAPBN Rencana Anggaran Pembangunan Dan Belanja Negara. Repelita dan RAPBN disamping menghasilkan proyek-proyek yang bermanfaat namun juga menumbuhkan jaringan korupsi dan kolusi dalam pengajuan DUP Daftar Usulan proyek dan DIP Daftar Isian Proyek yang diserahkan kepada pemerintah daerah untuk dilaksanakan di daerahnya. Sistem Repelita ini berhasil mengamankan proyek, kalau jaman Orde Lama yang dikorupsikan seluruh batang tubuh proyek sehinggah proyek gagal atau setelah beberapa bulan ambruk, maka pada jaman Repelita orang tidak berani merusak proyek artinya yang dikorupsikan sebagian dana proyek saja supaya proyek-proyek yang direncanakan dalam 5 tahun berlangsung terus menerus. 38

II.2.4 Delapan Jalur Pemerataan