Negara Dalam Industrialisasi. Gambaran Politik Pembangunan Deng Xiaoping

sebutan model pembangunan spesifik, model pembangunan unik, kasus model pembangunan khusus dan sebagainya untuk menggarisbawahi kesuksesan RRC dalam menerapkan eksperimen pembagunan sosialisnya. 43

II.5.4 Negara Dalam Industrialisasi.

Kebangkitan Cina dalam tiga dasawarsa terakhir merupakan tantangan bagi klaim tentang ketidakberdayaan negara yang dajukan oleh kaum globalis ataupun tesis state retreat yang dipercaya kaum neoliberal. Pengalaman sejarah Cina menunjukkan bahwa negara tidak begitu saja kehilangan dayanya ketika harus berhadapan dengan pelbagai pengaruh maupun tekanan dari luar. Peran negara dalam menentukan strategi pembangunan maupun dalam mengornisasi serta memobilisasi potensi dan sumber daya yang ada tetaplah vital, khususnya, terkait dengan kepentingan pengolahan perekonomian domestik. Hal ini bisa dilihat dalam dua fase sejarah di Cina yakni pada era konservatisme komunisme dibawah kepemimpinan Mao Zedong dan era pragmatisme ekonomi yang dipelopiri oleh Deng Xiaoping dan dilakukan oleh para penerusnya. Isolasionisme dan intervensionisme negara yang mewarnai pembangunan pada masa kepemimpinan Mao Zedong memang lebih banyak diliputi kegagalan program-program ekonomi dan keterpurukan kondisi sosial-ekonomi masyarakat. Pada masa Mao, negara mempunyai kontrol yang sangat ketat terhadap sistem produksi dan sumber-sumber ekonomi dalam masyarakat industrialisasi berjalan dibawah sistem ekonomi komando, dimana hampir semua perusahaan adalah milik negara dan produksi ditentukan oleh wewenang pusat. Dibawah Deng Xiaoping, Cina memasuki era baru dalam pembangunan ekonominya. Stagnasi ekonomi dan perbaikan kondisi sosio-ekonomi masyarakat 43 Poltak Partogi Nainggolan. 1995. Reformasi Ekonomi RRC Era Deng Xiaoping, Pasar Bebas dan Kapitalisme di Hidupkan lagi . Jakarta: Pustaka Sinar Harpan. Hal. 17 Universitas Sumatera Utara yang tak kunjung tercapai, mendorong Deng Xiaoping melakukan reformasi ekonomi pada tahun 1978. Dengan semangat gaige kaifang, Cina pun mulai membuka diri terhadap mekanisme pasar meskipun kontro negara masih tetap kuat. Perekonomian pasar dianggap lebih efektif guna mempercepat pertumbuhan ekonomi dibanding sistem ekonomi komando. Tetapi bila pasar bekerja tanpa terkendali, hanya akan menguntungkan kelompok-kelompok tertentu sehinggah pemerataan kesejahteraan akan sulit terwujud. Oleh sebab itu, bekerjanya mekanisme pasar perlu dibarengi dengan kontrol dari negara agar mobilitas sumber daya produksi tetap terjaga demi kepentingan nasional. Pada masa kepemimpinannya, Deng Xiaoping menerapkan ideologi secara lebih inklusif, yakni mempertemukan semangat nasionalisme dengan kapitalisme yang kemudian lebih sering disebut sebagai pragmatisme ekonomi. Deng mendobrak kekakuan ideologi didalam sistem perekonomian Cina dan mulai memberi perhatian lebih besar kepada perbaikan aspek manajerial. Disinilah perkembangan kesadaran bahwa keterbukaan terhadap dunia luar mesti disertai dengan perencanaan dan perhitungan yang matang dalam pelaksanaan program pembangunan dan perbaikan dalam struktur maupun manajemen perekonomian. Bagaimanapun, sistem yang terbuka pada dasarnya rentan terhadap pengaruh eksternal ekonomi pasar global. Sebab itu, peran aktif negara diperlukan untuk mengantisipasi gejolak yang mungkin muncul dalam pasar. 44

II.5.5 Reformasi Negara Membuka Diri