63
Laporan Tahunan | Annual Report 2011
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Benturan Kepentingan
Untuk mencegah adanya benturan kepentingan, para Direksi dan Komisaris terpilih diharuskan menandatangani pakta
integritas. Selain itu dalam kepemilikan saham tidak ada pengurus perseroan maupun keluarganya yang memiliki
saham di atas 5. Untuk susunan Dewan Komisaris, jumlah komisaris independen tidak melebihi 13 dari jumlah komisaris.
Pelanggaran Etika
INDOFARMA memiliki komitmen yang tinggi untuk menerapkan GCG sesuai dengan prinsip-prinsipnya. INDOFARMA
memberikan kesempatan bagi setiap insan Perseroan untuk menyampaikan laporan mengenai dugaan terjadinya
pelanggaran terhadap etika bisnis serta peraturan-peraturan yang berlaku.
Penindakan atas Pelanggaran Etika
Merujuk pada PKB perjanjian kerja bersama bahwa setiap karyawan berkewajiban untuk melaporkan atas pelanggaran
etika yang dilakukan oleh sejawat kepada pihak manajemen perusahaan untuk menghindari pelanggaran tersebut
berdampak negatif terhadap kinerja perusahaan.
Kotak Saran
Selama ini INDOFARMA memiliki kotak saran yang juga berguna bagi karyawan untuk melaporkan hal-hal yang merugikan
perusahaan. Kotak saran ini akan dibuka sebulan sekali oleh bagian sumber daya manusia SDM dan akan ditindaklanjuti
oleh unit terkait sesuai dengan hal yang dilaporkan.
INDOFARMA akan mengembangkan sistem whistleblowing yang lebih profesional melalui sistem penanganan yang lebih
prudent, perlindungan yang lebih terjamin bagi whistleblower. INDOFARMA juga akan melakukan pengembangan sarana
pelaporan melalui media SMS short message service, e-mail, dan surat lewat pos yang didedikasikan khusus untuk sistem
whistleblowing.
Manajemen Risiko
Kebijakan manajemen risiko adalah pedoman yang terstruktur dan sistematis dalam mengidentiikasi, mengukur, memetakan
dan mengembangkan alternatif penanganan risiko, serta dalam memantau dan mengendalikan penerapan penanganan
risiko. Tujuan manajemen risiko adalah untuk meningkatkan jaminan pencapaian target perusahaan. Sebagai perusahaan
farmasi dengan produk utama Obat Generik Berlogo OGB, INDOFARMA beroperasi pada bisnis yang berisiko cukup
tinggi. Secara ringkas, risiko yang dihadapi Perseroan dan langkah-langkah mitigasinya adalah sebagai berikut:
Risiko Eksternal 1. Risiko Perekonomian
Kinerja bisnis INDOFARMA, terutama di pasar reguler, secara langsung dipengaruhi oleh daya beli masyarakat. Dengan
demikian, penurunan Pendapatan Domestik Bruto PDB dan inlasi memberikan dampak negatif terhadap kinerja pasar
non-Institusi. Sementara itu, di sektor pasar institusi, kinerja INDOFARMA dipengaruhi oleh besaran belanja Pemerintah
di bidang kesehatan. Guna memitigasi risiko ini, INDOFARMA terus melakukan upaya untuk meningkatkan penjualan ke pasar
reguler yang menjanjikan permintaan yang lebih berkelanjutan dengan pertumbuhan yang lebih stabil. Pada 2010, dengan
meredanya krisis ekonomi global, perekonomian Indonesia mulai pulih sehingga risiko ekonomi makro ini menurun
dibanding tahun sebelumnya.
2. Risiko Fluktuasi Harga Bahan Baku
Sampai saat ini, ketergantungan industri farmasi Indonesia pada bahan baku impor masih sangat besar. Karena itu,
harga dan ketersediaan bahan baku impor masih menjadi faktor yang sangat mempengaruhi kelangsungan industri
farmasi di tanah air. INDOFARMA mengurangi risiko ini dengan mencari pemasok yang memungkinkan Perseroan
Conlict of Interest To avoid conlict of interest, Board of Directors and Board
of Commissioners are required to sign the Integrity Pact. Furthermore, management and their families are prohibited to
own more than 5 of shares. In the Board of Commissioners structure, the independent commissary should not exceed 13
of the total number of commissaries.
Ethic Violations
INDOFARMA set the highest commitment to implement GCG. INDOFARMA provides each individual with equal chance to
report any violations on ethic and rules or regulations.
Measures on Ethic Violations
Referring to the Mutual Working Agreement PKB, every employee was required to report any ethic violation to the
management in the effort to avoid negative consequences as the result of the violation.
Whistleblowing System
To date, INDOFARMA provide a suggestion box for employee to report any damaging activities. The suggestion box will be
assessed by human resources department in monthly manner and will be followed up by relating units.
INDOFARMA will develop a more professional whistleblowing system by utilizing a more prudent and competent protection
toward the whistleblowers. INDOFARMA will also develop report infrastructure using short message service, e-mail, and
mail dedicated to whistleblowing system.
Risk Management
Risk management policy is a structured and systematic guideline in identifying, measuring, mapping and developing
risk handling alternatives, and in controlling and supervising the implementation of risk handling. As a pharmaceutical
company with main product of Obat Generik Berlogo OGB, INDOFARMA is conducting a high-risk business. In brief, the
risks faced and mitigation plan are as follow:
External Risk 1. Economic Risks
INDOFARMA business performance is directly inluenced by market purchasing power. Therefore, the decrease in Gross
Domestic Product and inlation rate generated negative consequences to this non-institution market performance. In
the mean time, in the institution market, the performance of INDOFARMA is inluenced by government’s health budget. To
mitigate the risks, INDOFARMA continuously developing efforts to increase sales to regular market that showed continuous
demand and stable growth. In 2010, with the global economic crisis subsided and the recovery of Indonesia economy; the
macro-economy risks were lower than the previous year.
2. Risks on Raw Materials Price Fluctuations
Today, the Indonesia pharmaceutical industry dependency on imported material still huge; the price and availability of imported
materials still strongly inluence the continuity of the industry. INDOFARMA decreased this risk by browsing for suppliers
whose offers better deals. Another anticipating initiative was developing long-term supplying contract on certain materials
64
Laporan Tahunan | Annual Report 2011
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
mendapat deals yang lebih baik. Langkah antisipatif lainnya adalah mengupayakan kontrak jangka panjang pembelian
bahan baku tertentu yang harganya sangat luktuatif, sebagai contoh Amoxicillin. Pada 2010, menguatnya nilai tukar rupiah
terhadap dolar AS membuat harga bahan baku dan juga bahan kemasan yang harus diimpor cenderung stabil atau
bahkan turun dalam rupiah.
3. Risiko Regulasi
Terkait dengan regulasi di bidang farmasi yang cukup dinamis, seperti keharusan menerapkan current-Good Manufacturing
Practice c-GMP dan Good Distribution Practice GDP, industri farmasi dituntut untuk memenuhi standar mutu yang semakin
ketat. Penarikan produk, bahkan pencabutan izin produksi atau izin edar, menjadi ancaman. Terhadap kondisi yang demikian,
INDOFARMA berupaya mengubah tantangan ini menjadi peluang. Karena itu, Perseroan secara bertahap memenuhi
persyaratan c-GMP dan GDP tersebut, termasuk meningkatkan fasilitas produksinya sehingga memenuhi persyaratan regulasi
terkini. Dengan demikian, Perseroan dapat menerapkan prinsip operational excellence secara berkesinambungan,
membuka peluang untuk menjadikan bagian produksi sebagai
proit center melalui toll-in manufacturing.
4. Risiko Harga Obat Generik
Harga Obat Generik Berlogo OGB di Indonesia dikendalikan oleh Pemerintah dengan cara menetapkan Harga Netto Apotek
HNA untuk seluruh produsen OGB, yaitu harga yang berlaku di tingkat apotek. Untuk memitigasi risiko ini, INDOFARMA terus
berupaya menyeimbangkan portofolio penjualan produknya dengan, antara lain, meluncurkan sejumlah produk Obat
dengan Nama Dagang OND, termasuk obat-obat non-resep dokter OTC. Pada 2011, Perseroan meluncurkan sembilan
item obat baru, satu di antaranya adalah produk OND. Selain itu, Perseroan juga mempersiapkan 21 item obat baru, 16 di
antaranya adalah produk OND, yang akan diluncurkan secara bertahap pada 2012.
5. Risiko Persaingan Usaha