Culture Transformation Financial Updates

28 Laporan Tahunan | Annual Report 2011 Aktivitas olah raga yang dilakukan oleh karyawan INDOFARMA adalah sepak bola, futsal, bulu tangkis, tenis meja, tenis lapangan dan senam. Aktivitas pemberdayaan lingkungan dilakukan dengan kegiatan pecinta alam dan klub otomotif. Kegiatan keagamaan dilakukan setiap satu minggu sekali yaitu pengajian setiap hari Selasa, Kajian Islam Muslimah dan kebaktian setiap hari Jumat. Pengelolaan Hubungan Karyawan INDOFARMA memiliki satu serikat pekerja yaitu Serikat Pekerja Indofarma yang didirikan pada tahun 2003. Semua karyawan menjadi anggota Serikat Pekerja INDOFARMA 99. Aktivitas yang dilakukan adalah terkait dengan hubungan industrial, advokasi anggota dan pelatihan ketenagakerjaan. Program Pensiun Perusahaan dan anak perusahaan menyelenggarakan program pensiun iuran pasti untuk semua karyawan tetap yang berumur tidak lebih dari 55 tahun dan mempunyai masa kerja satu tahun sejak diangkat menjadi pegawai tetap. Jumlah karyawan yang diikutsertakan dalam program pensiun untuk tahun 2011, 2010 dan 2009 masing-masing sebanyak 1.615; 1.352 dan 1.356 karyawan. Dana pensiun ini dikelola oleh dana pensiun lembaga keuangan DPKL PT Bank Negara Indonesia Persero. Perusahaan dan anak perusahaan memberikan kontribusi iuran sebesar 11 dan karyawan menanggung 2 dari jumlah gaji per bulan. Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3 Program K3 ditujukan untuk menjamin keselamatan dan kesehatan kerja karyawan INDOFARMA maupun orang lain yang beraktivitas di lingkungan operasi INDOFARMA untuk pengamanan terhadap sumber produksi, alat produksi dan lingkungan. Program K3 dilaksanakan untuk mencapai zero accident standard tingkat kecelakaan kerja nihil. Pengelolaan K3 berdasarkan ketentuan ketenagakerjaan dan aturan Kementerian Tenaga Kerja Republik Indonesia. Program K3 yang telah dilakukan oleh INDOFARMA antara lain yaitu menyelenggarakan pelatihan tanggap darurat dalam rangka antisipasi bencana alam dan kebakaran serta pengelolaan limbah sesuai dengan prinsip AMDAL. Pengembangan Kompetensi SDM Pengembangan SDM INDOFARMA dilakukan berdasarkan strategi human capital. Strategi pengembangan human capital disusun sesuai dengan man power plan yang ditetapkan manajemen. Secara prinsip manajemen merencanakan kebijakan zero growth untuk tenaga non-operasional. Man power plan juga mempertimbangkan rencana ekspansi bisnis perseroan ke depan, pada:

1. Pengembangan Organisasi Pengembangan organisasi dilakukan INDOFARMA

mencakup: a. Job enrichment, individu diberi penugasan yang beragam dari sisi bisnis, teknis, dan organisasi

b. Job enlargement, individu dalam perseroan diberikan

penugasan dalam proyek-proyek yang melibatkan koordinasi antar lintas bidang

c. Job value, melakukan review berkala pada masing-

masing posisi terkait dengan kontribusinya dalam pencapaian kerja

d. Job grading, melakukan pemetaan posisi dalam

rangka persiapan jalur karir

e. Rotasi dan Mutasi, dilakukan dengan

mempertimbangkan azas prestasi dan kualiikasi yang dibutuhkan

2. Transformasi Budaya

INDOFARMA memiliki dan terus mengembangkan sistem tata nilai sebagai acuan dari seluruh karyawan dan manajemen. Value system ini merupakan kumpulan dari tata nilai yang disepakati bersama, dan melandasi semua aspek budaya dari organisasi.Value system tersebut telah menjadi landasan nilai budaya perusahaan . Tinjauan Sumber Daya Manusia Review of Human Resources Sport activities of INDOFARMA’s employees were soccer, futsal, badminton, table tennis, tennis and Gymnastics. Activites under environmental movements were nature dan automotive club. Worship gathering is held once a week such as on Tuesdays for Quran Recitation, on Fridays for Woman Quran Recitation and for Christian worship. Employee Relationship Management INDOFARMA has a union named as “Indofarma Employee Union” established in 2003. All employees 99 become a member of INDOFARMA Employee Union. The activities are related to the industrial relations, advocacy and employment training. Pension Plan The company and its subsidiaries hold pension plan program ixed premium contribution for all permanent employees aged not more than 55 years, and had worked for at least one year as permanent employees. The total numbers of permanent employees eligible for the pension program were 1,615, 1,352 dan 1,356 in year 2011, 2010, and 2009 respectively. The pension plan was managed by Financial Institution’s Pension Fund DPLK, which is PT Bank Negara Indonesia Persero. The company and subsidiaries contributed 11 of the total premium whilst employees contributed 2, deductible from their monthly salary. Occupational Health and Safety Occupational Health and Safety Program K3 aimed to create a safe and healthy work environment for all employees of INDOFARMA and general public who perform activities in all premises of the company, preventing harms and injuries caused by production systems, equipments, and miscellaneous environmental factors. K3 was targeted to reach a zero accident standard. The implementation of K3 Programs was referring to regulations and policy of the Ministry of Manpower, Government of Indonesia. Examples of the K3 Programs carried out by INDOFARMA were trainings on emergency response plan to anticipate natural disasters, ire, and waste management based on the principles of analyses on environmental impacts AMDAL. Human Resources Competitiveness Development The development of Human Resources of INDOFARMA was built upon human capital strategy, which are as follows manpower plan. The company had formulated a zero growth policy for non operational employees. Manpower Plan had also taken into account the company’s business expansion opportunity in the near future;

1. Organization Development

There are ive scopes in the organization development of INDOFARMA, consisting of :

a. Job enrichment, individual is given various tasks in

business, tehnical details, and organizations.

b. Job enlargement, individual is given tasks which

require cross departmental coordination.

c. Job value, a periodic review on each post with regards

to its performance and achievement vis a vis a given target.

d. Job grading, a mapping on employee’s posting to

obtain a plath plan for career development.

e. Job Rotation and Transfer, is carried out while

considering the achievements of employees and required qualiications for the posts.

2. Culture Transformation

INDOFARMA possessed and had continuously developed a value system to be adopted as reference for all employees and management. The value system is a compilation of all wisdom and ethical conducts in the company which is shared and agreed upon and becomes a platform for nurturance of the company culture. The value system has become a cornerstone of the corporate culture. Pengembangan SDM INDOFARMA dilakukan berdasarkan strategi human capital. The development of Human Resources of INDOFARMA was built upon human capital strategy, 29 Laporan Tahunan | Annual Report 2011 Tinjauan Bisnis Perusahaan Review of Enterprise Business Operation Review INDOFARMA is a state owned enterprise with the main business in pharmaceutical products and healthcare. At the start of its inception, the company only produced generic drugs. During the course of time, company expanded its scope to the distribution of products in order to enhance the market penetration of its products.. The company grouped its product offerings into four major groups, which are : • Ethical Generic Products • Over The Counter OTC • Ethical Branded • Rapid Test Diagnostic In 2011, INDOFARMA launched two branded and two generic products. Tinjauan Operasional INDOFARMA merupakan Badan Usaha Milik Negara yang memfokuskan diri pada industri farmasi dan kesehatan. Pada awal pendiriannya, Perseroan hanya memproduksi obat generik. Pada saat ini perusahaan tidak hanya bergerak di bidang produksi tetapi juga pada bidang distribusi untuk mempermudah pemasaran produknya. Perseroan melakukan pengelompokan terhadap produk- produk yang diproduksinya. Ada empat kelompok besar dalam portofolio produk Perseroan yaitu: • Ethical Obat Generik Berlogo • Over The Counter OTC • Ethical Branded • Rapid Test Diagnostic Selama tahun 2011, INDOFARMA telah meluncurkan dua produk branded dan 2 produk generik. Produk Product Komposisi Composition Kemasan Packaging Kategori Category Bulan Peluncuran Launching Month Jenis Type Betavein 300 mg tablet Irbesartan 300 mg Box 30s Branded Generic Juni 2011 June 2011 Antihypertension Biosthin 4 mg soft capsule Astaxanthin 4 mg Box 30s Branded Generic Juni 2011 June 2011 Antioxidant Irbesartan 300 mg tablet Irbesartan 300 mg Box 50s Generic Mei 2011 May 2011 Antihypertension Citicoline 250 mg2 ml Injection Citicoline 250 mg Box 5s Generic Nopember 2011 November 2011 Cerebral + Peripher Vasotherapy 29 Laporan Tahunan | Annual Report 2011 30 Laporan Tahunan | Annual Report 2011 Portofolio Produk berdasarkan Kelas Terapi Kelas Terapi | Class Therapy Produk | Product Alimentary Tract and Metabolism Omeprazole 20 mg kapsul Ondansetron 4 mg2 ml injeksi Glibenclamide 5 mg tablet Ranitidine 25 mg2 ml injeksi Lansoprazole 30 mg kapsul Cardiovascular System Amlodipine 5 mg tablet Amlodipine 10 mg tablet Captopril 25 mg tablet Diltiazem 30 mg tablet Furosemide 40 mg tablet Dermatologicals Hydrocortisone 2,5 krim Gentamycin sulphate 0,1 salep kulit Oxytetracycline 3 salep kulit Bacitracin polymixin salep Acyclovir 5 Krim Genito-Urinary System and Sex Hormones Metronidazol 500 mg tablet Metronidazol 250 mg tablet Urispas 200 mg tablet salut selaput Systemic Hormones Methylprednisolone 4 mg tablet Methylprednisolone 16 mg tablet Dexamethasone 0,5 mg tablet Dexamethasone 5 mgml injeksi Propylthiouracyl 100 mg tablet Systemic Anti-Infectives Ceftriaxone 1,0 g Injeksi Kering Ceixim 100 mg kapsul Ceixime 100 mg 5 ml Sirup Kering Cefotaxime 1,0 g Injeksi Kering Cefadroxil 500 mg Kapsul Musculo-Skeletal System Meloxicam 15 mg tablet Meloxicam 7,5 mg tablet Piroxicam 20 mg Kapsul Piroxicam 10 mg Kapsul Allopurinol 100 mg tablet Nervous System Asam Mefenamat 500 mg tablet salut selaput Ketorolac 30 mgml injeksi Tramadol 50 mg Kapsul Tramadol 50 mgml injeksi Antalgin 500 mg Tablet Parasitology Sulfadoxine Pyrimethamine 525 mg Tablet Diethylcarbamazine 100 mg tablet Albendazole 400 mg tablet Mebendazole 100 mg tablet Mebendazole 100 mg5 ml sirup Respiratory System Cetirizine 10 mg Kapsul Loratadine 10 mg Tablet Ambroxol 30 mg Tablet Ambroxol 15 mg5 ml Sirup Salbutamol 2 mg Tablet Sensory Organs Gentamicin 0.3 obat tetes mata Tinjauan Bisnis Perusahaan Review of Enterprise Business Products Portfolio by Therapeutic Class 31 Laporan Tahunan | Annual Report 2011 Portofolio Pelanggan Berdasarkan pengelompokan pasarnya dapat dibedakan menjadi dua sektor yaitu sektor pasar reguler dan sektor pasar tender. Sektor pasar reguler merupakan segmen outlet yang bertransaksi dan menggunakan produk INDOFARMA secara regulerrutin untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Klasiikasi gerai pelanggan yang melakukan transaksi reguler antara lain apotek, rumah sakit negeri dan swasta, pedagang besar farmasi PBF, dan toko obat. Pasar tender merupakan kelompok pelanggan institusional yang melakukan transaksi secara berkala berdasarkan mekanisme pengadaan tender untuk kebutuhan 3 bulan sampai 1 tahun seperti Dinas Kesehatan Dinkes Kabupaten Kota Madya, Provinsi dan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Produk farmasi INDOFARMA sampai saat ini telah menjangkau dan tersedia secara merata di seluruh Indonesia baik di segmen pasar reguler maupun pasar tender sehingga konsumen dapat memperoleh dengan mudah produk-produk INDOFARMA yang dibutuhkannya sehari-hari. Kelompok produk ethical INDOFARMA dapat dengan mudah didapatkan di gerai apotek dan rumah sakit untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari untuk pelayanan resep dokter yang melakukan praktik pelayanan kesehatan baik untuk pasien asuransi kesehatan maupun non asuransi. Untuk sektor rumah sakit penyebaran produk ethical khususnya kelompok obat generik telah menjangkau secara nasional untuk mendukung pelayanan pasien jaminan kesehatan masyarakat Jamkesmas di rumah sakit pemerintah maupun pasien umum di rumah sakit swasta. Khusus untuk obat bebas OTC dapat diperoleh baik di apotek maupun toko obat. Portofolio Geograis Domestik Domestic Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Bali, NTB, dan Indonesia Timur Internasional International Afganistan, Irak, Nigeria, Myanmar, Singapura, Filipina Secara geograis produk INDOFARMA tersebar di seluruh wilayah Indonesia dari Sabang di wilayah paling barat dan Merauke di wilayah paling timur baik di outlet reguler seperti apotek dan rumah sakit maupun di segmen tender di pusat kesehatan masyarakat Puskesmas yang disalurkan melalui Kantor Dinas Kesehatan Dinkes Kabupaten dan Kota madya maupun Kementerian Kesehatan RI. Dalam rangka menjangkau outlet dan pelanggan yang tersebar luas dilakukan upaya pengembangan distribusi produk melalui pengembangan jaringan distribusi melalui perusahaan pedagang besar farmasi PBF lokal sesuai daerah masing- masing sehingga produk dapat didistribusikan lebih luas sampai ke wilayah yang tidak ada kantor cabang distribusi maupun tim pemasarannya. Peranan distributor lokal sebagai subdistribusi dapat memperluas jaringan pemasaran produk untuk menjangkau outlet dan pelanggan yang tidak dapat dilayani oleh distributor utama sekaligus memperkuat rantai pemasaran produk di setiap wilayah tertentu. Berdasarkan geograisnya coverage pelayanan produk Indofarma sudah tersebar cukup merata di pasar reguler dengan kontribusi setiap wilayah sebagai berikut : Kontribusi Penjualan per Wilayah | Sales Contribution per Area Dalam Persen | In Percentage Sumatera: 20,60 Jabodetabek: 21,00 Jawa Barat: 9,00 Jawa Tengah dan Yogyakarta: 15,00 Jawa Timur: 14,00 Kalimantan: 6,40 Sulawesi, Bali, NTB, NTT, Papua: 13,90 Tinjauan Bisnis Perusahaan Review of Enterprise Business Customer Portfolio Market grouping of the company comprises of two sectors which are regular market and tender market. Regular market is outlets segment which makes regular transactions and regular demands of INDOFARMA’s products for the fulillment of its daily needs. These outlets can further be classiied into pharmacy, state and private hospitals, wholesalers, and drugstore. Tender market consists mainly of institutional customers with regular transactions from three months to one year according to contract requirements. These customers are Health Services at District, Municipalities, and Provincial level, and also the Ministry of Health. To date, INDOFARMA’s products had reached almost all parts of Indonesia for both regular market and tender market, enabling easy access of consumers to INDOFARMA’s products for daily use. Ethical products of INDOFARMA are currently available at pharmacy outlet and hospital to cater to physicians’ prescriptions for patients under insurance coverage as well as non insurance patients. For the hospital segment, the distribution of ethical generic products had reached full national coverage to support the success of Public Health Insurance Program Jamkesmas at state and private hospitals. As for the OTC products, they were available at pharmacy and drugstores. Geographic Portfolio INDOFARMA’s products had been widely distributed across Indonesia from Sabang in the western part and Merauke, in the eastern part, in various forms of outlets. From regular outlet like pharmacy, as well as hospitals, clinics, and tender market from Health service and as large as tender from Ministry of Health. The role of wholesalers PBF in developing the distribution network is very crucial. The wholesalers pushed the products through especially in the area whereby the company did not have branch ofices nor marketing team. In turn, local distributors were the key intermediaries to further reach those outlets uncatered by the main distributors. These roles assumed by a particular wholesaler and local distributors would strengthen the marketing chain in that given area. The distribution coverage of Indofarma’s products by area is illustrated in the following chart : 32 Laporan Tahunan | Annual Report 2011 Strategi Produk Dalam upaya mengembangkan potensi pasar yang ada telah dilakukan aktivitas pemasaran yang berorientasi pada pengembangan pasar berdasarkan pada potensi produk yang dimiliki perusahaan sehingga pertumbuhan produk dapat dicapai sesuai dengan harapan. Adapun, strategi produk yang dilakukan untuk mengembangkan potensi produk antara lain: • Pengelompokan produk berdasarkan kelompok produk promosi dan nonpromosi, serta pengelompokan berdasarkan produk pareto dan nonpareto. • Fokus produk disesuaikan pola pemakaian produk di setiap segmen pasar. • Strategi ekstensiikasi dan intensiikasi baik untuk perbaikan ketersediaan maupun penetrasi produk. • Menjaga kontinuitas pasokan produk kepada pelanggan. • Peluncuran produk baru. Promosi Produk Untuk mencapainya dilakukan juga kegiatan-kegiatan promosi yang diarahkan untuk membangun products awareness dalam benak pelanggan baik pada level user dokter maupun pengelola atau penanggung jawab outlet Apoteker. Bentuk kegiatan promosi produk dilakukan baik melalui kegiatan below the line BTL maupun above the line ATL untuk menjangkau pelanggan dari berbagai wilayah. Kinerja Produk Obat Generik Berlogo OGB Dalam pengelolaan produk di pasar produk OGB dibedakan menjadi dua kelompok yaitu kelompok produk promosi dan kelompok produk komoditas. • Produk promosi Terdiri dari produk baru ditambah produk potensial yang harus didorong oleh pemasaran sehingga produk tersebut terus tumbuh pangsa pasarnya. • Produk komoditas Merupakan produk potensial yang memiliki potensi besar dan pasar sudah teredukasi dengan produk tersebut serta memiliki kompetisi yang ketat antar produsen. Secara total penjualan produk OGB memberikan kontribusi tertinggi sebesar 90 dan memberikan pertumbuhan penjualan tertinggi dibandingkan dengan produk lainnya. Pertumbuhan produk generik tertinggi pada sektor rumah sakit baik pemerintah maupun swasta melalui program jaminan kesehatan masyarakat Jamskesmas, asuransi kesehatan, dan pelayanan swasta. Sektor apotik dan pedagang besar farmasi juga memberikan pertumbuhan yang baik yang berarti ketersediaan produk di pasar ritel mengalami peningkatan. Over The Counter OTC Pertumbuhan penjualan kelompok produk OTC terutama didorong oleh penjualan produk herbal dan suplemen seperti produk Biovision, Prolipid, Prouric, dan Bioprost. Ethical Bermerek Branded Pertumbuhan produk ethical bermerek dagang disumbang oleh peluncuran produk baru “Rifastar” yang digunakan dalam mengobati penyakit tuberculosis paru dalam bentuk sediaan paket pengobatan sehingga hasil terapi dan kepatuhan pasien dalam menggunakan obat tersebut menjadi lebih baik. Rapid Test Diagnostic Untuk produk rapid test diagnostic tidak mengalami pertumbuhan karena adanya keterlambatan supply produk jadi dari pihak prinsipal yang menjadi rekanan sehingga penjualan tidak berjalan sesuai rencana, tetapi karena kontribusinya secara total masih kecil tidak berdampak signiikan terhadap kinerja total penjualan. Tinjauan Bisnis Perusahaan Review of Enterprise Business Product Strategy The company was market oriented in the sense that it always attempted to develop the market potentials, and simultaneously developed sets of products to suit the market. The product strategy is elaborated further in the following points: • Product grouping based on promotion and non promotion products as well as grouping based on pareto and non pareto products. • Product focused to suit the pattern of product use in each of the market segment • Extensiication and intensiication strategy for inventory improvement and product penetration purpose. • Maintaining continuous supply of products to customers. • New product launch Promotions Promotion activities were held with the main objective to develop products awareness in customers’ mind, which are users physicians, managers, or pharmacists in charge at the outlets. The product promotion activities took the forms of below the line BTL as well as above the line ATL to reach customers nationwide. Performance of Product Ethical Product OGB In managing the product market, ethical products were categorized into promotion products group and commodity products group. • Promotion products This category consists of new products and potential products. The latter subcategory is subject to further action of marketing activities to further grow the market share. • Commodity Products Commodity products refer to products with high potentials, whereby the market has been educated and the level of competition is relatively intense. Overall, total sales of OGB contributed to as high as 90 and also contributed the highest to the sales growth compared to other products. The growth was also attributed to state and private hospital which had contributed the most. The growth was partly fueled by Public Health Insurance program Jamskesmas, health insurance, and private services. pharmacy and wholesalers PBF were also contributing to the growth by function Over The Counter OTC In OTC product category, the revenue growth was mainly fueled by sales of herbal and supplement products, such as Biovision, Prolipid, Prouric, and Bioprost. Branded Ethical branded products were experiencing growth, thanks to the launch of new product “Rifastar” which was designed to cater to tuberculosis in the forms of medication preparation package. This package was expected to increase the chance of success in therapy outcome and the patient compliance in using the medication Rapid Test Diagnostic Rapid test diagnostic products did not enjoy sales growth this year due to delay in the supply of inished products from our partner Principal, causing the sales target was unmet. Fortunately, as its contribution to the total sales was relatively marginal, the low growth did not necessarily create signiicant impacts to the total sales. 33 Laporan Tahunan | Annual Report 2011 Berdasarkan realisasi penjualan pada 2011 baik produk promosi maupun komoditas OGB dan OTC Indofarma mengalami pertumbuhan yang signiikan sebagai berikut: Produk | Product Pertumbuhan | Growth Obat Generik Berlogo Promosi | Promotion 19 Komoditas | Commodities 34 Ethical Bermerek 6 Over The Counter 23.38 Rapid Test Diagnostic -27.4 Manajemen Rantai Pasok Penerapan Supply Chain Management yang baik membuat terjadinya eisiensi terhadap perusahaan. Proses rantai pasok dari awal produksi sampai akhir produksi yang terintegrasi menyebabkan penurunan rasio harga pokok penjualan terhadap penjualan sebesar 2-3 . Manajemen rantai pasok didukung oleh Komite Pembelian Bahan Awal dan Bahan Kemas yang bertugas untuk menyeleksi dan mengatur pembelian bahan baku dari pemasok. Hasilnya terlihat dari rasio harga pokok penjualan terhadap pemasaran yang semakin rendah setiap tahunnya. Rasio Harga Pokok Penjualan Terhadap Penjualan Cost of Goods Sold per Sales Ratio Dalam Persen | In Percentage 72,92 69,61 67,08 2011 2010 2009 Distribusi Pada 2011, dalam rangka meningkatkan penyebaran produk dan ketersediaan produk, INDOFARMA melakukan langkah baru yaitu melalui strategi multidistributor. Untuk distribusi produk OTC dan beberapa produk generik bermerek ditunjuk PT Mensa Bina Sukses MBS, sedangkan untuk produk OGB ditunjuk PT Sawah Besar Farma SBF guna memperluas sektor ritel apotek dan rumah sakit yang mulai berjalan pada Agustus 2011. Keberadaan dua distributor baru tersebut memberikan dampak positif terhadap perkembangan bisnis INDOFARMA. Karena pada saat yang bersamaan penjualan dari distributor utama INDOFARMA, PT Indofarma Global Medika juga mengalami pertumbuhan atas penjualan produk INDOFARMA. Ekspor Orientasi ekspor INDOFARMA adalah fokus pada benua Asia dan Afrika. Penyakit-penyakit yang berkembang di kedua benua tersebut memiliki kemiripan dengan penyakit yang berkembang di Indonesia. Produk yang diekspor adalah produk OTC, Ethical Bermerek dan Generik. Penjualan Ekspor | Export Value Dalam Rupiah Rp | In Rupiah Rp 8.245.866.447 13.109.518.517 14.503.404.549 2011 2010 2009 Tinjauan Bisnis Perusahaan Review of Enterprise Business The breakdown of INDOFARMA’s sales growth in 2011 for promotion products, commodity products OGB and OTC is depicted in the following table: Supply Chain Management Successful implementation of Supply Chain Management had resulted in improved eficiency of the company’s operations. The integration of upstream to downstream created eficiency enhancement level of 2-3 . The Supply chain management initiative obtained full support from Raw Material and Packaging Procurement Committee which managed the procurement process and selected the qualiied vendors. The result was impressive, as indicated by the consistent year to year decline of the ratio of Cost of Goods Sold to Sales. Distribution In 2011, INDOFARMA made a breakthrough measure in its distribution strategy. The multidistributor approach that company adopted aimed at improvement of product spreading and availability. The new approach was inaugurated by the appointment of PT Mensa Bina Sukses MBS starting January 2011. Another appointment was made for OGB distributor which went to PT Sawah Besar Farma SBF. The existence of new distributors highlghted positive results to INDOFARMA business peformance. This achievement is in line with the sales growth of INDOFARMA owned products which distributed through Indofarma Global Medika. Export Indofarma export orientation focus on Asia and Africa. Diseases that develop in the two continents are similar to that developed the disease in Indonesia. Products are exported are OTC, Ethical Branded and Generic Products. 34 Laporan Tahunan | Annual Report 2011 Langkah Eisiensi Tiga langkah eisiensi yang dilakukan oleh INDOFARMA adalah: 1. Sistem Rantai Pasok Penerapan sistem rantai pasok yang terintegrasi dan terbuka terbukti memberikan hasil yang positif bagi perusahaan. Pemasok menilai bahwa INDOFARMA memiliki potensi yang sangat besar pada masa yang akan datang. Pemasok memberikan perlakuan istimewa, yaitu penyediaan bahan baku langsung di pabrik dan penggunaannya sesuai dengan yang dibutuhkan perusahaan. Opsi pembayaran dilakukan lebih longgar, sehingga INDOFARMA dapat melakukan pembiayaan pada bidang lainnya yang dibutuhkan oleh perusahaan. Penerapan multidistributor mengakibatkan dana masuk secara teratur yang menyebabkan cash low INDOFARMA menjadi lebih sehat dan lebih baik. 2. Penggunaan Dana Pinjaman Modal yang dimiliki oleh perusahaan dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk meningkatkan proses produksi. Cash low yang teratur membuat perusahaan mampu membayar utang yang dimiliki secara teratur sehingga menjadi daya tarik karena kolektabitas perusahaan yang baik. Penurunan kolektabilitas menunjukkan adanya penurunan risiko operasional. Ketika terjadi penurunan risiko tersebut, bank akan menurunkan suku bunga juga. 3. Clustering Produk Clustering dilakukan untuk mempermudah perusahaan dalam menentukan langkah-langkah strategis yang harus dilakukan pada masing-masing cluster. Strategi ini menghasilkan perhitungan potensi portofolio produk yang memberikan marjin paling tinggi. Strategi ke depan dan strategi untuk saat ini INDOFARMA secara aktif melakukan penyesuaian rencana dan strategi perusahaan yang disesuaikan dengan kondisi terkini. Isu-isu sentral dalam industri farmasi: 1. Pertumbuhan potensi pasar yang masih tinggi 2. Pertumbuhan pasar yang didorong oleh konsumsi 3. Produk generik relatif tumbuh lebih cepat dari produk bermerek 4. Posisi INDOFARMA sudah nomor satu di generik berdasarkan riset Intercontinental Marketing Services a. Pertumbuhan nilai 26,11 pasar 18,73 b. Pertumbuhan unit 12,78 pasar 4,94 c. Pangsa pasar 17,59 5. Prospek ekonomi yang lebih baik 6. Akses pendanaan yang lebih murah dan mudah 7. Menyongsong rencana penerapan implementasi SJSN Sistem Jaminan Sosial Nasional melalui program Jamkesmas Jaminan Kesehatan Masyarakat. Selain itu, INDOFARMA juga menerapkan beberapa strategi untuk mendorong pertumbuhan perusahaan antara lain: 1. Penerapan product mix dengan marjin yang lebih tinggi 2. Akses ke pasar reguler 3. Multidistributor 4. Capacity building a. Riset pemasaran b. Teknologi informasi c. Manajemen risiko 5. Transformasi Budaya a. Quality Performance b. Manajemen Risiko c. Legal Perburuhan 6. Aliansi strategis, yaitu : Membangun aliansi strategis pengembangan bisnis usaha Perseroan, baik dengan pemasok, industri farmasi lain, lembaga penelitian maupun dengan institusi yang berkorelasi dengan jasa layanan kesehatan healthcare. Tinjauan Bisnis Perusahaan Review of Enterprise Business Way of Eficiency INDOFARMA pursued three measures of eficiency, which are: 1. Supply Chain Management Implementation of integrated, open supply chain management had proved to deliver excellent result to the company. Suppliers were becoming more convinced that INDOFARMA possess vast potentials now and in the future. Accordingly, vendors had been putting priorities and special measures to the company, which are just in time provision of raw materials. Special arrangements in more lexible payment terms had also been provided by vendors, enabling INDOFARMA to use the available cash for other liabilities settlements. Multidistributor approach had contributed to a better, more sound cash low management, stabilizing and reducing the cashlow volatility of INDOFARMA 2. Use of Loans The working capital under company’s discretion was mainly used to cater to support the production process. Regular cash low had accordingly enabled the company to settle the debts on a regular basis. In turn, the regular debt settlements would increase the collectibility ratio, which would be favorable to creditors and investors. The improvement in collectability ratio is an indicator of reduction in operations risk which push banks to lower down the applicable interest rate. 3. Product Clustering Clustering is done to facilitate the company in determining the strategic steps that must be performed on each cluster. These strategies result in the calculation of the potential of a product portfolio that delivers the highest margin. Future Strategy and Current Strategy INDOFARMA proactively implement adjustment to corporate strategy based on current environment of pharmaceutical industries. Central issues in Pharmaceutical Industry: 1. Potential Marketi Growth which remains high 2. Market growth, triggered by higher consumption level 3. Growth of generic products is higher that that of branded product 4. INDOFARMA’s position as market leader in generic products based on research by Intercontinental Marketing Services a. Value growth of 26.11 vs. market 18.73 b. Unit growth of 12.78 vs. market 4.94 c. Market share of 17.59 5. Better economy outlook 6. Access to cheap and easy funding 7. Toward implementation of National Social Security Systems through Public Health Insurance program INDOFARMA also implement several strategies to increase the companys growth through: 1. Restructurization of product mix with higher margin 2. Access to Regular Market 3. Multidistributor 4. Capacity building a. Market Research b. Information Technology c. Risk Management 5. Cultural Transformation a. Quality Performance b. Risk Management c. Manpower Regulation 6. Strategic alliances, that is: Build strategic alliances the Companys business development efforts, both with suppliers, other pharmaceutical industry, research institutions and with institutions that are correlated with health services healthcare. 35 Laporan Tahunan | Annual Report 2011 Sumber Daya Manusia INDOFARMA juga menerapkan strategi sumber daya manusia yang berbasis pada Human Capital. Perusahaan melihat karyawan sebagai capital yang menjadi potensi bagi perusahaan untuk berkembang dan bertahan di industri farmasi. Selain itu, perubahan corporate culture merupakan strategi lain yang telah dilakukan oleh perusahaan dalam rangkaian proses transformasi perusahaan untuk menghadapi perubahan yang selalu terjadi pada industri farmasi. Salah satu program yang dilakukan oleh INDOFARMA adalah “INDOFARMA BISA”. Dalam program ini INDOFARMA ingin menanamkan kepada seluruh karyawan untuk selalu optimistis dalam menghadapi persaingan industri farmasi. Situasi Bisnis Pola Penyakit Indonesia Penyakit tidak menular non-communicable diseases merupakan masalah besar di benua Asia dan Afrika. Indonesia saat ini memiliki double burden dari penyakit menular dan penyakit tidak menular. Penyakit menular masih menjadi masalah sementara penyakit tidak menular semakin meningkat. Prevalensi kasus penyakit tidak menular tertinggi di Indonesia adalah hipertensi 31,7, arthritis 30,3, dan kecelakaan lalu lintas 25,9. Sementara prevalensi penyakit tidak menular lain yang menjadi perhatian adalah, stroke, asma, diabetes mellitus, tumorkanker. Laporan Badan Kesehatan Dunia PBB WHO, dari 57 juta kematian di seluruh dunia pada 2008, 36 juta atau 63 di antaranya disebabkan oleh penyakit tidak menular. Penyakit tidak menular non-communicable diseases adalah jenis penyakit kronik yang diderita dalam jangka waktu lama dan berkembang secara perlahan. Di Indonesia berdasarkan data Kementerian Kesehatan Kemenkes, proporsi angka kematian akibat penyakit tidak menular meningkat dari 41,7 pada 1995 menjadi 49,9 pada 2001 dan 59,5 pada 2007. Sementara itu, transisi kesehatan terjadi karena adanya transisi demograi dan transisi epidemiologi. Transisi demograi terjadi akibat adanya urbanisasi, industrialisasi, peningkatan pendapatan, tingkat pendidikan, teknologi kesehatan, dan kedokteran di masyarakat. Hal ini akan berdampak pada terjadinya transisi epidemiologi yaitu terjadinya perubahan pola kematian terutama akibat infeksi, angka fertilitas total, umur harapan hidup penduduk dan meningkatnya penyakit tidak menular non-communicable diseases atau penyakit kronik. Sebaliknya, menurunnya tingkat sosial ekonomi akan menyebabkan penyakit infeksi yang masih tetap tinggi, timbulnya penyakit baru new emerging diseases dan timbulnya kembali penyakit lama re-emerging diseases. Kebijakan dan Peraturan Pemerintah • Kepmenkes RI Nomor 632 dan 633MENKESSKIII2011 Untuk menjamin ketersediaan dan pemerataan obat yang aman, bermutu, dan berkhasiat dalam rangka memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan, maka pemerintah menetapkan Harga Obat Tahun 2011 melalui Kepmenkes RI Nomor 632 dan 633MENKESSKIII2011 dan pada 2012 Pemerintah mengeluarkan kebijakan harga baru melalui KEPMENKES RI Nomor 092 dan 094MENKESSKII2012. Melalui SK tersebut Pemerintah menurunkan sebagian besar harga eceran tertinggi HET. Hal ini sekaligus merasionalisasi harga neto apotik HNA sehingga industri farmasi yang memproduksi generik akan lebih kompetitif. • SK Menkes No.HK.02.02Menkes068I2010 Peluang produksi obat generik ke depan tentunya akan semakin bertambah besar dengan didukung ketetapan SK Menkes No.HK.02.02Menkes068I2010 tentang Kewajiban Menggunakan Obat Generik di Fasilitas Pelayanan Pemerintah serta SK Menkes No.HK.03.01Menkes159I2010 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penggunaan Obat Generik di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Pemerintah. Tinjauan Bisnis Perusahaan Review of Enterprise Business Human Resources Development The company sees its employees as valuable assets, therefore the people development was based on the principles of Human Capital. The quality of human capital is the source of company growth in the pharmaceutical industry. Change of corporate culture is another strategy of the company in the tranformation series to respond to the changes in pharmaceutical industry. One of the program under this strategy is “INDOFARMA CAN DO IT”. This program called upon all employees to remain optimistic in facing the competition and challenges in the pharmaceutical industry. Business Situation Indonesia Pattern of Disease Non-communicable diseases considered as big problem for Southeast Asian nations. Currently, communicable diseases and non-communicable diseases became a double burden in Indonesia. With communicable diseases still possess problems, the reported cases of non-communicable diseases is also on the rise. The highest prevalence of non-communicable diseases cases in Indonesia is hypertension 31.7, arthritis 30.3, and trafic related accidents 25.9, with stroke, asthma, diabetes mellitus, and tumor or cancer also raised concerns. World Health Organization reported that in 2008, 63 or 36 million out of 57 million deaths were caused by non- communicable diseases. Non-communicable diseases deined as chronic diseases suffered in a long time and develops in a gradual and slow manner. Based on Indonesia Ministry of Health, the death proportion caused by non-communicable diseases is increasing, from 41.7 in 1995 to 49.9 in 2001 and to 59.5 in 2007. Demographic transition and epidemiologic transition are the reasons for health transition. Demographic transition is due to urbanization, industrialization, increase in income, level of education, health related technology, and community medical practice. These will inluence the occurrence of epidemiologic transition, which deined as the changes in death pattern, mainly caused by infections, total fertility number, age expectancy and the increase in non-communicable disease or chronic diseases. Conversely, the decline in socio-economic level will preserve the high number of cases in communicable diseases, the emergence of new diseases, and the re-emergence of old diseases. Government Policies and Rules • Kepmenkes RI Nomor 632 and 633MENKESSKIII2011 To ensure the availability and equal distribution of safe, high- quality, and effective medicine in satisfying the need in health services, by the decree of the Ministry of Health no. 632 and 633MENKESSKIII2011 and in 2012, by another decree of the Ministry of Health no. 092 and 094MENKESSKII2012, the government re-adjusts the level of highest retail price HET for most medicine. This policy consequently rationalized the pharmacists’ nett price and pushing the industry to be more competitive production wise. • SK Menkes No.HK.02.02Menkes068I2010 The future opportunity for generic medicine is better with the issuance of another decree by Ministry of Health no. HK.02.02 MENKES068I2010, concerning the obligation to prescribe generic medicine across Government owned health facilities; and decree no. HK.03.01MENKES159I2010, concerning the guidelines on the development and control on the use of generic medicine in the Government owned health facilities. 36 Laporan Tahunan | Annual Report 2011 • Reformasi Birokrasi Pembangunan Kesehatan Pada 2011, Kementerian Kesehatan menggulirkan tujuh Reformasi Pembangunan Kesehatan yaitu 1 revitalisasi pelayanan kesehatan, 2 ketersediaan, distribusi, retensi, dan mutu sumber daya manusia, 3 mengupayakan ketersediaan, distribusi, keamanan, mutu, efektivitas, keterjangkauan obat, vaksin dan alat kesehatan, 4 jaminan kesehatan, 5 keberpihakan kepada daerah tertinggal perbatasan dan kepulauan DTPK dan daerah bermasalah kesehatan DBK, 6 reformasi birokrasi dan 7 world class health care. Ke depan, akan ada upaya dari Pemerintah dalam peningkatan pengawasan obat generik dengan mutu terjaga, harga terjangkau dan distribusi merata. Guna mendukung monitoring penggunaan obat generik akan digulirkan e-logistic. Selain itu, juga diselenggarakan e-prescription untuk mengawasi penulisan resep obat generik oleh dokter di pelayanan kesehatan pemerintah. Program jaminan kesehatan dasar akan dikelola dalam satu sistem nasional, dengan menerapkan paket beneit dasar, perhitungan biaya dan besaran premi yang sama, baik yang dibayar PT Askes, Jamkesmas, Jamkesda, dan PT Jamsostek, sehingga tidak ada perbedaan pelayanan kesehatan. Untuk mendukung program tersebut, RUU tentang Badan Pengelola Jaminan Sosial BPJS sedang dibahas pemerintah bersama DPR, serta menyiapkan kelengkapan dasar hukum dan pedomannya. Selain itu, akan diupayakan adanya rumah sakit jamkes, yaitu rumah sakit yang hanya menyediakan pelayanan kesehatan kelas tiga. Peluang pasar obat generik akan menjadi sangat besar untuk dikembangkan dan pastinya sebagian besar Industri farmasi saat ini sudah mulai melirik untuk ikut ambil bagian sebagai produsen obat generik. • Millenium Development Goals Dalam mendukung pelaksanaan program Millennium Development Goals MDGs INDOFARMA berperan aktif terutama yang terkait dengan bidang kesehatan khususnya upaya memerangi HIVAIDS, malaria dan penyakit menular lainnya seperti tuberkulosis paru TB Paru. Pemberantasan dan pencegahan yang dilakukannya berupa penyediaan produk khusus berupa paket obat antituberkulosis OAT paru dalam bentuk sediaan ixed dose combination FDC dan alat deteksi cepat Rapid Test Diagnostic untuk screening awal pada kasus infeksi HIVAIDS, malaria, dan TB paru. Seiring dengan berkembangnya pengetahuan dan kemampuan di bidang farmakologi, INDOFARMA saat ini telah membuat formulasi obat kombinasi OAT yang terbukti efektif dalam mengobati pasien yang terinfeksi paru. Bentuk sediaan obat kombinasi tersebut menjadikan proses terapi lebih praktis sehingga kepatuhan pasien TB menjadi lebih baik dalam meminum obat yang akan berdampak baik terhadap tingkat kesembuhan pasien. Saat ini TB masih merupakan masalah kesehatan yang sangat penting. Laporan data WHO pada 2004 menunjukkan bahwa pada 2003 terdapat 8,8 juta kasus TB baru, 3,9 juta di antaranya adalah BTA Basil Tahan Asam positif, prevalensi 16,2 juta dengan 1,9 juta kematian setahunnya. Indonesia merupakan negara dengan kasus TB terbesar ketiga di dunia setelah India dan Cina. Pada 2002 dilaporkan jumlah kasus TB dengan BTA positif di India adalah 1.820.369 orang, di Cina 1.447.947 orang dan di Indonesia 581.847 orang. Tingginya angka prevalensi penyakit HIVAIDS, TB Paru dan malaria di Indonesia menuntut INDOFARMA untuk dapat mengembangkan produk-produk farmasi dan alat kesehatan yang dapat mengakomodasi kebutuhan pasar baik dari sisi jumlah, jenis, kualitas maupun sediaannya sehingga dapat meningkatkan kenyamanan dan kepatuhan pasien dalam menkonsumsi obat. Bentuk sediaan paket obat anti-TB merupakan diferensiasi produk yang dalam jangka panjang akan menjadi potensi yang baik karena meningkatkan nilai tambah produk tersebut. Tinjauan Bisnis Perusahaan Review of Enterprise Business • Reformation on the Bureaucracy of Health Development In 2011 The Ministry of Health issued the seven initiatives for the reformation of the bureaucracy of health development which are 1 health services revitalization; 2 the availability, distribution, retention, and human resource qualities; 3 the increased effort in availability, distribution, safety, quality, effectiveness, affordability of medicines, vaccines, and medical equipment; 4 health security; 5 increased focus on less- developed border areas and islands, and areas with health issues; 6 bureaucracy reforms; 7 world-class health care. In the future, Government will develop initiatives to increase the control on price, quality and distribution of generic medicines. To support the monitoring in the use of generic medicines, e-Logistics will be introduced, along with the introduction of e-Prescription to monitor medical prescriptions by medical doctors across Government owned health facilities. Basic health protection program will be organized under one National System, by applying the basic beneit package, using the same value on cost and premium, either settled by PT. ASKES, Jamkesmas, Jamkesda or PT. Jamsostek, to equalize the quality of health services. To support the program, the Government and the Legislators works on an Act to develop Management Board Social Warranty Badan Pengelola Jaminan Sosial – BPJS including the basic laws and regulations along with it’s guidelines. Furthermore, an effort to develop social insurance-based hospitals provides third-class quality level of health services will be initiated, thus increasing the use and the development of generic medicines, which in turns will revitalize the generic medicine industry. • Millenium Development Goals To support the Millenium Development Goals program, INDOFARMA has been very active in the efforts to embattle HIVAIDS, malaria, and other communicable diseases i.e. lung- tuberculosis. The initiatives on the eradication and prevention are in the form of increasing the availability of special packages for anti lung-tuberculosis medicine in the form of ixed dose combination and Rapid Test Diagnostic for early screening on the case of HIVAIDS, malaria, and lung-tuberculosis infections. Parallel with the development of knowledge and skills in pharmacology, INDOFARMA currently developed a mixed- medicine formula for OAT, which proven to be effective in treating patients with lung infections. The form of the mixed- medicine provided more practical therapy which resulted in an increase in the willingness of patients to take the medicine and increase in the recovery level. Today, tuberculosis still a very important issues in health problems, the 2004 WHO report stated that in 2003 here was 8.8 million new tuberculosis cases, with 3.9 million among them is Mycobacterium Tuberculosis related with prevalence level of 16.2 million with 1.9 million deaths annually. Indonesia is a country with the third largest tuberculosis cases in the world after India and China. In 2002, India reported 1,820,369 cases of positive Mycobacterium Tuberculosis, while China reported 1,447,947 cases and 581,847 cases in Indonesia. The high prevalence of HIVAIDS, lung-tuberculosis and malaria in Indonesia forcing INDOFARMA to develop pharmacy products and medical instruments to accommodate market needs on quantity, types, quality and the availability that will increase the convenience and patients’ compliance to consume the medicine. Differentiation strategy on the package of the anti-tuberculosis medicine generated a positive long- term potential in the terms of product added value. 37 Laporan Tahunan | Annual Report 2011 Tinjauan Bisnis Perusahaan Review of Enterprise Business Penambahan Lisensi obat Rencana kerja sama terkait lisensi produk luar yang menjadi target penggarapan INDOFARMA sebanyak 11 item produk dengan empat item produk dua kategori generik bermerek dan dua kategori generik telah terealisasi pada 2010 untuk kerja sama impor produk jadi anti-cancer dengan salah satu prinsipal India. Pada awal 2011, INDOFARMA telah menandatangani kerja sama dengan salah satu prinsipal Korea untuk kerja sama impor produk jadi probiotik antidiare. Sebanyak tiga item produk Hormon Replacing Therapy dalam tahap penjajakan dan negosiasi kerja sama co-Branding produk dengan salah satu Multi National Company terbesar di dunia dengan lokasi manufaktur di Amerika Serikat. Kondisi Pasar Farmasi Pasar farmasi di Indonesia tumbuh dinamis dengan nilai pertumbuhan lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi secara nasional. Total pasar farmasi Indonesia pada 2011 sebesar Rp 43,081 triliun meningkat 11,9 terhadap 2010. Kontribusi pasar total ethical terhadap total pasar farma sebesar Rp 25,046 triliun dengan pertumbuhan 9,9 dibandingkan dengan 2010 sebesar Rp 22,785 triliun, sedangkan pasar OTC tumbuh lebih baik dibandingkan dengan pasar ethical, sebesar 14,8 dengan nilai Rp 18,035 triliun. Bertumbuhnya pasar total farma ethical didukung oleh pasar generik sebesar Rp 2,966 triliun dengan pertumbuhan 18,73 dan pasar generik bermerek sebesar Rp 22,080 triliun dengan pertumbuhan 8,84. Dari total pharma market Indonesia, pada 2011, INDOFARMA menempati peringkat ke-22 dari total pemain PMA dan lokal industri farmasi dengan nilai penjualan Rp 610,927 miliar dan naik sebesar 23,87 terhadap perolehan pada 2010 sebesar Rp 493,199 miliar.Sementara itu di pasar generik Indonesia INDOFARMA menempati peringkat ke-1 dengan pangsa pasar 17,59 dan pertumbuhan 26,11. Additional Drug License The work plan concerning the acquisition of license for foreign products has been the focus of INDOFARMA, as many as 11 products in 4 categories 2 categories in branded generic and 2 categories in generic was realized in 2010 with one of INDOFARMA counterparts in India to import ready-made anti- cancer drugs, and in 2011 INDOFARMA signed an agreement with one Korean principal to import inished product anti- diarrhea probiotic. A total of three items of products Replacing Hormone Therapy in stages of assessment and negotiation is still underway to develop a co-branding scheme with one of the biggest US- based multinational manufacturing company. Pharma Market Conditions Pharmacy market in Indonesia dynamically grows with growth rate higher than the national economy growth rate. The total market value in 2011 was Rp 43.081 trillion, an increase of 11.9 compared to 2010. The total ethical market contribution toward the total pharmacy market was Rp 25.046 trillion with 9.9 growth rate, compared to 2010 which was Rp 22.785 trillion, while the over-the-counter market having a better growth than ethical market, growing at 14.8 with total value of Rp 18.035 trillion. The development of total pharmacy market was supported by generic products which posted growth rate at 18.73 with total market value of Rp 2.966 trillion and branded generic which posted growth at 8.84 with total market value of Rp 22.080 trillion. In 2011, INDOFARMA ranked 22 in the industry local and foreign players with total sales of Rp 610.927 billion, an increase of 23.87 compared to 2010, which posted total sales of Rp 493.199 billion. Meanwhile in Indonesia generic market, INDOFARMA succesfully placed in First Rank with market share of 17.59 and growth rate of 26.11 38 Laporan Tahunan | Annual Report 2011 Tinjauan Hasil Usaha Review of Business Results Penjualan Pada tahun 2011, penjualan INDOFARMA mengalami peningkatan sebesar 14,84. Kenaikan ini terjadi baik dalam volume maupun dalam nilai. Kenaikan ini didukung oleh kenaikan harga jual yang ditetapkan oleh Kepmenkes RI Nomor 632MenkesSKIII2011 Tentang Harga Eceran Tertinggi HET Obat Generik Tahun 2011 dan Kepmenkes RI Nomor 633MENKESSKIII2011 Tentang Harga Obat untuk Pengadaan Pemerintah Tahun 2011. Hal ini juga didukung dengan negosiasi pembayaran dan sistem rantai pasok yang mulai diterapkan intensif sejak tahun 2010 lalu sehingga dapat menjaga tingkat Harga Pokok Penjualan. Tabel Penjualan Dalam Jutaan Rupiah 2010 2011 Obat Medicine Ethical 761.491 72,67 816.084 67,81 Ethical Over The Counter 17.873 1,71 22.053 1,83 Over The Counter Alat Kesehatan 236.148 22,54 336.689 27,98 Medical Devices Produk Diagnostik 14.429 1,38 10.471 0,87 Diagnostic Products Lain-Lain 4.868 0,46 3.667 0,30 Others Ekspor Export Ethical 10.328 0,99 7.403 0,62 Ethical Over The Counter 2.782 0,27 7.100 0,59 Over The Counter Jumlah 1.047.918 100,00 1.203.467 100,00 Total Ethical Kategori ethical terdiri dari Obat Generik Berlogo dan Obat Generik Bermerek memberikan kontribusi terbesar dari penjualan INDOFARMA. Penjualan kategori ini meningkat 7,17 dari Rp 761,491 miliar di tahun 2010 menjadi Rp 816,084 miliar di tahun 2011. Hal ini dibantu oleh kenaikan harga jual dari produk-produk dalam kategori ini. OTC Produk-produk kategori over the counter OTC mencapai kenaikan penjualan sebesar 23,38 dari Rp 17,873 miliar di tahun 2010 menjadi Rp 22,053 miliar di tahun 2011. Meningkatnya penjualan OTC didukung oleh penambahan jalur distribusi melalui strategi multi distributor. Terjadi peningkatan share dari penjualan produk OTC terhadap total penjualan dari 1,71 di tahun 2010 menjadi 1,83 di tahun 2011. Alat Kesehatan Penjualan alat kesehatan mengalami kenaikan yang signiikan yaitu sebesar 42,57 dari Rp 236,148 miliar di tahun 2010 menjadi Rp 336,689 miliar di tahun 2011. Peningkatan ini didukung oleh naiknya kebutuhan alat-alat kesehatan dari institusi-institusi. Kenaikan ini juga menyebabkan share dari penjualan alat kesehatan terhadap total penjualan meningkat dari 22,54 di tahun 2010 menjadi 27,98 di tahun 2011. Produk Diagnostik Penjualan produk diagnostik turun sebesar 27,43 dari Rp 14,429 miliar di tahun 2010 menjadi Rp 10,471 miliar di tahun 2011. Tetapi penurunan ini tidak berpengaruh banyak pada total penjualan karena share penjualan produk diagnostik terhadap total penjualan tidak sampai 2, tepatnya sebesar 1,38 di tahun 2010 dan turun menjadi 0,87 di tahun 2011. Ekspor Ekspor INDOFARMA secara keseluruhan meningkat 10,63 dari Rp 13,11 miliar pada 2010 menjadi Rp 14,50 miliar pada 2011. Kontribusi peningkatan ekspor didapatkan dari penjualan over the counter yang meningkat 155,26 dari Rp 2,78 miliar pada 2010 menjadi Rp 7,1 miliar pada 2011. Porsi ekspor di INDOFARMA hanya sekitar 1 karena perseroan fokus pada pemenuhan pasar dalam negeri. Sales In 2011, the total sales were increased by 14.84 due to the increase in sales volume as well as sales value. The increase was also due to Government policy to adjust the highest retail price of generic medicine by the decree of Ministry of Health no. 632MENKESSKIII2011; and the decree no. 633MENKES SKIII2011 regarding the price policy on Government’s medicinal procurement. Another support came from payment negotiation and supply chain system, which were intensively applied since 2010 to maintain the cost of goods sold. Sales Table In Million Rupiah Ethical Ethical category which consists of generic medicine and branded generic medicine, still the largest contributors to INDOFARMA sales. Sales in this category were increased by 7.17 from Rp 764.491 billion in 2010 to Rp 816.084 billion in 2011. OTC Products within the over-the-counter OTC category posted an increase in sales by 23.38, from Rp 17.873 billion in 2010 to Rp 22.053 billion in 2011. The increase in sales was supported by additional distribution channel which utilized the multi- distributor strategy. The increase in share of OTC products toward the total sales was 1.83, compared to 1.71 in the year 2010. Medical Devices The sales of medical Device experienced a signiicant increase of 42.57, from Rp 236.148 billion in 2010 to Rp 336.689 billion in 2011, which was due to the increase in demands from institutions. Consequently, the share of medical instruments toward total sales was also increased to 27.98 in 2011 from 22.54 in 2010. Diagnostic Products The sales of diagnostic products decreased by 27.43, from Rp 14.429 billion in 2010 to Rp 10.471 billion in 2011. However, the decrease was not signiicantly inluenced the total sales as the diagnostic products sales contribution to total sales in 2010 was less than 2, or 1.38 to be precise, and declined further in 2011 to 0.87. Exports Total exports were increased by 10.63, from Rp 13.11 billion in 2010 to Rp 14.50 billion in 2011. The contribution came from over-the-counter, which increased by 155.26 from Rp 2.78 billion in 2010 to Rp 7.1 billion in 2011. Exports share to total sales was only 1 as the focus of was more on local markets. 39 Laporan Tahunan | Annual Report 2011 Tujuan Ekspor | Export Destination Dalam Persen | In Percent Myanmar 1 Singapore 2 Afghanistan 71 Iraq 26 Harga Pokok Penjualan Dalam Jutaan Rupiah Rp 2009 2010 2011 Biaya Produksi 276.658 316.185 357.023 Total Manufacturing Cost Barang dalam Proses 7.248 118 8.986 Work in Process Beban Pokok Produksi 283.906 316.067 348.037 Cost of Goods Manufactured Persediaan Barang Jadi 643.316 533.566 599.426 Finished Goods Barang Tersedia untuk Dijual 927.222 849.633 947.950 Goods Available for Sale Persediaan Akhir Tahun 106.803 120.179 140.667 Inventory at The End of The Year Beban Pokok Penjualan 820.420 729.454 807.283 Cost of Goods Sold Secara keseluruhan, beban pokok penjualan tahun 2011 mengalami peningkatan 11 dari tahun 2010. Namun, perusahaan mampu menjaga HPP pada tingkat yang diharapkan. Hal ini bisa dilakukan karena nilai tukar rupiah yang stabil dan harga bahan baku tidak mengalami kenaikan yang signiikan. Di sisi lain harga jual produk mengalami penyesuaian dari Kemenkes. Beban pokok penjualan meningkat karena pada tahun 2011 terjadi peningkatan 13 pada jumlah biaya produksi dari tahun 2010. Beban pokok produksi pada tahun 2011 juga mengalami peningkatan 10 dari tahun 2010. Barang tersedia untuk dijual juga mengalami peningkatan 12 pada tahun 2011. Beban Usaha Beban Penjualan Dalam Jutaan Rupiah Rp 2009 2010 2011 Pemasaran dan Distribusi 112.347 85.211 97.009 Marketing and Distribution Gaji Dan Tunjangan 41.092 56.606 70.024 Salaries and Allowances Beban Kantor 13.403 14.376 14.491 Ofice Expenses Manfaat Karyawan 2.440 4.394 2.288 Employee Beneits Perjalanan Dinas 2.239 2.724 3.346 Business Trip Penyusutan Aset Tetap 1.950 3.342 2.700 Depreciation of Fixed Assets Pemeliharaan Aset Tetap 567 786 797 Maintenance of Fixed Assets Pendidikan dan Pelatihan 118 111 291 Education and Training Jaminan Sosial 1.424 2.384 2.637 Social Security Jumlah 175.580 169.932 193.584 Total Secara keseluruhan, beban penjualan pada tahun 2011 mengalami peningkatan 14 dari tahun 2010. Peningkatan ini terjadi karena peningkatan beberapa beban yang termasuk ke dalam akun ini, peningkatan beban terbesar adalah pada pendidikan dan pelatihan, yaitu pada tahun 2011 meningkat 163 dari tahun 2010. • Beban pemasaran dan distribusi pada tahun 2011 mengalami peningkatan 14 dari tahun 2010. • Beban gaji dan tunjangan pada tahun 2011 mengalami peningkatan 24 dari tahun 2010 • Beban kantor mengalami peningkatan yang tidak terlalu besar, yaitu meningkat 1 dari tahun 2010 • Untuk manfaat karyawan pada tahun 2011 mengalami penurunan 48 dari tahun 2010 • Pada tahun 2011, penyusutan aset tetap mengalami penurunan19 dari tahun 2010 • Jaminan sosial pada tahun 2011 mengalami peningkatan 11 dari tahun 2010 • Untuk biaya pemeliharaan aset tetap pada tahun 2011 mengalami peningkatan yang tidak besar, yaitu 1 dari tahun 2010 Tinjauan Hasil Usaha Review of Business Results Cost of Goods Sold In Million Rupiah Overall, cost of goods sold in 2011 was increased by 11 compared to 2010; however the company was able to maintain it at the expected level. This was due to the stability of Rupiah exchange rate and the insigniicant increase on raw materials price. On the other hand, the selling price was adjusted by the Ministry of Health. Cost of goods sold was also increase due to the 13 increase on the cost of production. Cost of goods manufactured was also increased by 10 compared to 2010, while goods available for sale increased by 12. Cost of Business Selling Expenses In Million Rupiah Overall, the selling expenses in 2011 was increased by 14 compared to 2010, this was due to the increase to several expenses, which were included in this account, the biggest increase was in education and trainings, which were increased by 163 compared to 2010. • Marketing and distribution expenses increased by 14 compared to 2010 • Salaries and allowances expenses increased by 24 compared to 2010 • Ofice expenses posted insigniicant increase of 1 compared to 2010 • Employee beneits decreased by 48 compared to 2010 • Depreciation of ixed assets was decreased by 19 compared to 2010 • Social security increased by 11 compared to 2010 • Maintenance of ixed assets was insigniicantly increased by 1 compared to 2010 40 Laporan Tahunan | Annual Report 2011 Beban Umum dan Administrasi Dalam Jutaan Rupiah Rp 2009 2010 2011 Gaji dan Tunjangan 41.837 42.720 52.938 Salaries and Allowances Beban Kantor 21.092 24.553 31.589 Ofice Expenses Jaminan Sosial 6.817 7.234 7.453 Social Security Pengembangan SDM 278 1.006 2.632 Human Resources Development Pengembangan Manajemen 2.017 3.386 3.078 Management Development Manfaat Karyawan 2.121 3.262 3.869 Employee Beneits Perjalanan Dinas 1.833 1.696 1.920 Oficial Travel Pemeliharaan Aset Tetap 733 1.628 1.411 Maintenance of Fixed Assets Penyusutan Aset Tetap 895 1.753 1.604 Depreciation of Fixed Assets Sewa Kantor dan Kendaraan 2.653 2.757 Ofice and Vehicle Rent Lainnya 2.870 2.090 4.147 Others Jumlah 83.147 92.085 110.642 Total Secara keseluruhan, beban administrasi dan umum pada tahun 2011 mengalami peningkatan sebesar 20 dibanding tahun 2010. Peningkatan terbesar adalah pada beban untuk pengembangan SDM, yaitu meningkat 162 dari tahun 2010. • Beban Gaji dan tunjangan pada tahun 2011 mengalami peningkatan 24 dari tahun 2010 • Beban kantor pada tahun 2011 mengalami peningkatan 29 dibanding tahun 2010 • Untuk beban jaminan sosial pada tahun 2011 mengalami peningkatan yang tidak begitu besar, yaitu meningkat 3 dari tahun 2010 • Beban untuk pengembangan manajemen pada tahun 2011 mengalami penurunan 19 dari tahun 2010 • Untuk beban pemeliharaan aset tetap di tahun 2011 mengalami penurunan 13 dari tahun 2010 • Penyusutan aset tetap pada tahun 2011 mengalami penurunan 8 dari tahun 2010 • Pada tahun 2011 tidak ada beban yang dikeluarkan untuk sewa kantor dan kendaraan • Untuk beban lainnya pada tahun 2011 mengalami peningkatan 98 dari tahun 2010 Penghasilan Bunga Dalam Jutaan Rupiah Rp 2009 2010 2011 Penghasilan Bunga Jasa Giro 2.244 836 906 Interest Income Penghasilan Bunga Deposito Berjangka 212 308 Deposit Income Jumlah 2.244 1.048 1.214 Total Secara keseluruhan, jumlah penghasilan bunga pada tahun 2011 mengalami peningkatan 16 dari tahun 2010. Hal ini didukung dengan meningkatnya penghasilan bunga deposito berjangka pada tahun 2011 yaitu 46 dari tahun 2010. Penghasilan bunga jasa giro pada tahun 2011 mengalami peningkatan 8 dari tahun 2010. Beban Keuangan Dalam Jutaan Rupiah Rp 2009 2010 2011 Bunga Pinjaman 33.421 22.143 18.038 Interest Rate Bunga Pinjaman Leasing 99 204 113 Leasing Interest Rate Beban Provisi 1.822 2.459 3.126 Provision Jumlah 35.342 24.806 21.277 Total Secara keseluruhan, beban keuangan pada tahun 2011 mengalami penurunan 14 dari tahun 2010. Hal ini terjadi karena terjadinya penurunan pada bunga pinjaman dan bunga pinjaman leasing. Bunga pinjaman leasing tahun 2011 mengalami penurunan 45 dari tahun 2010. Sementara bunga pinjaman mengalami penurunan 19 dari tahun 2010. Beban provisi pada tahun 2011 mengalami peningkatan 27 dari tahun 2010. Tinjauan Hasil Usaha Review of Business Results General and Administration Expenses In Million Rupiah Overall, the general and administration expenses in 2011 posted an increase of 20 compared to 2010. The biggest increase was posted by human resources development expenses, a 162 increase compared to 2010. • Salaries and allowance expenses increased by 24 compared to 2010 • Ofice expenses increased by 29 compared to 2010 • Social security expenses posted a small increase of 3 compared to 2010 • Management development expenses posted a decrease of 19 compared to 2010 • Maintenance of ixed assets posted a decrease of 13 compared to 2010 • Depreciation of ixed assets was decreased by 8 compared to 2010 • No expenses occurred in 2011 for ofice and vehicle rent • Other expenses posted an increase of 98 compared to 2010 Interest Income In Million Rupiah Overall, the total of interest income in 2011 posted an increase of 16 compared to 2010.This increase was supported by the increase of 46 in interest deposit income compared to 2010. Interest income increased by 8 compared to 2010. Financial Charges In Million Rupiah Overall, inancial expenses posted a decrease of 14 compared to 2010, this was due to the decrease in interest rate and leasing interest rate. Leasing interest rate was decreased by 45, while interest charges decreased by 19 compared to 2010. Provision expenses were increased by 27 compared to 2010. 41 Laporan Tahunan | Annual Report 2011 Pajak Penghasilan Dalam Jutaan Rupiah Rp 2009 2010 2011 Beban Pajak Kini Current Tax Expense Induk Perusahaan 2.461 8.455 14.486 The Company Anak Perusahaan 5.007 2.923 6.494 Subsidiary Jumlah Beban Pajak Kini 7.468 11.378 20.980 Total Current Tax Expense Manfaat beban Pajak Tangguhan Deferred Tax ExpenseBeneit Induk Perusahaan 1.776 2.732 1.366 The Company Anak Perusahaan 1.297 784 1.330 Subsidiary Jumlah Manfaat Beban Pajak Tangguhan 3.073 3.516 2.697 Total Deferred Tax Beneit Expense Jumlah 10.540 7.862 18.283 Total Secara keseluruhan, pajak penghasilan pada tahun 2011 mengalami peningkatan yang cukup besar, yaitu 133 dari tahun 2010. Beban pajak kini mengalami peningkatan 84 dari tahun 2010. Manfaat pajak tangguhan mengalami penurunan 23 dari tahun 2010. Aset Dalam Jutaan Rupiah Rp 2009 2010 2011 Aset Lancar 583.441 582.999 706.558 Current Assets Aset Tidak Lancar 144.594 150.959 408.343 Non Current Assets Total Aset 728.035 733.958 1.114.902 Total Assets Secara keseluruhan jumlah aset mengalami peningkatan sebesar Rp 380,944 miliar atau 52 dari Rp 733,958 miliar pada tahun 2010 menjadi Rp 1,114,902 triliun pada tahun 2011. Aset lancar mengalami peningkatan sebesar Rp 23,6 miliar atau meningkat 21 dari Rp 583,441 miliar pada tahun 2010 menjadi Rp 706,558 miliar pada 2011. Aset tidak lancar mengalami peningkatan sebesar Rp 257,384 miliar atau 170 dari Rp 150,959 miliar pada tahun 2010 menjadi Rp 408,343 miliar pada tahun 2011. Aset Lancar Aset lancar berjumlah Rp 583,441 miliar pada akhir 2010 dan Rp 706,558 miliar pada tanggal 31 Desember 2011. Peningkatan yang terjadi sebesar Rp 123,117 miliar atau 21 dari tahun sebelumnya ini disebabkan oleh: • Peningkatan kas dan setara kas sebesar Rp 12,5 miliar atau 10,34 dari Rp 121 miliar pada tahun 2010 menjadi Rp 133,5 miliar pada tahun 2011 • Peningkatan piutang lain-lain sebesar Rp 3,5 miliar atau 68 dari Rp 5,2 miliar tahun 2010 menjadi Rp 8,7 miliar pada tahun 2011 • Peningkatan persediaan sebesar 34,2 miliar atau 21 dari Rp 159,2 miliar tahun 2010 menjadi Rp 193,4 miliar pada tahun 2011 • Peningkatan Pajak dibayar di muka sebesar Rp32 miliar atau 22 dari Rp 146,2 miliar tahun 2010 menjadi Rp 178,2 miliar pada tahun 2011 • Peningkatan piutang usaha sebesar Rp 26 miliar atau 20 dari Rp 127,3 miliar tahun 2010 menjadi Rp 153,2 miliar Aset Tidak Lancar Aset tidak lancar sebesar Rp 408 miliar pada akhir 2011. Jumlah ini telah mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya, yaitu Rp 151 miliar. Peningkatan yang terjadi mencapai 170. Peningkatan aset tidak lancar disebabkan oleh: • Peningkatan aset pajak tangguhan sebesar Rp 2,7 miliar atau 10 dari Rp 27 miliar pada tahun 2010 menjadi Rp29 miliar pada tahun 2011 • Peningkatan aset tetap sebesar Rp 242, 6 miliar atau 240 dari Rp97 miliar pada 2010 menjadi Rp 343 miliar pada tahun 2011 • Peningkatan aset tidak lancar yang akan ditinggalkan sebesar Rp 8,5 miliar atau 87 dari Rp 9,8 miliar pada 2010 menjadi Rp 18,4 miliar pada tahun 2011 Tinjauan Hasil Usaha Review of Business Results Income Tax In Million Rupiah Overall, Income tax posted a signiicant increase of 133 compared to 2010, while current tax expenses was increased by 84. Deferred tax beneit however, posted a decrease of 23 compared to 2010. Assets In Million Rupiah Overall, in 2011 the total assets posted an increase of Rp 380.944 billion 52, from Rp 733.958 billion in 2010 become Rp 1.114.902 trillion in 2011. Current assets also posted an increase of 21 to Rp 706.558 billion compared to Rp 583.441 billion in 2010. Non-current assets increased of Rp 257.384 billion 170 to Rp 408.343 billion compared to Rp 150.959 billion in 2010. Current Assets Total current assets were Rp 583.441 billion at the end of 2010 and Rp 706.558 billion on December 31, 2011. The 21 increase of Rp 123.117 billion was due to: • Cash and cash equivalent were increased by 10.34 Rp 12.5 billion to Rp 133.5 billion compared to Rp 121 billion in 2010. • The increase of other receivables by 68 Rp 3.5 billion to Rp 8.7 billion compared to Rp 5.2 billion in 2010. • Inventories were increased by 21 Rp 34.2 billion to Rp 193.4 billion from Rp 159.2 billion in 2010. • Prepaid tax was increased by 22 Rp 32 billion to Rp 178.2 billion from Rp 146.2 billion in 2010. • Account receivables posted an increase of 20 Rp 26 billion to Rp 153.2 billion compared to Rp 127.3 billion in 2010. Non Current Assets Non-current assets valued at Rp 408 billion at the end of 2011, an increase of 170 compared to Rp 151 billion in 2010. The increase was due to: • Increase in deferred tax assets by 10 Rp 2.7 billion to Rp 29 billion from Rp 27 billion in 2010. • Fixed assets was increased to Rp 343 billion from Rp 97 billion in 2010, an increase of 240 Rp 242.6 billion • Non-current assets disposal posted an increase of 87 Rp 8.5 billion to Rp 18.4 billion from Rp 9.8 billion in 2010. 42 Laporan Tahunan | Annual Report 2011 Tinjauan Hasil Usaha Review of Business Results Liabilitas 2009 2010 2011 Liabilitas Jangka Pendek 376.912 375.569 459.404 Short-Term Liabilities Liabilitas Jangka Panjang 52.402 47.120 46.304 Long-Term Liabilities Total Liabilitas 429.313 422.690 505.708 Total Liabilities Liabilitas Jangka Pendek Pada tanggal 31 Desember 2010 dan pada tanggal 31 Desember 2011, saldo liabilitas jangka pendek masing-masing sebesar Rp 375,569 miliar dan Rp 459,404 miliar menunjukkan adanya peningkatan sebesar Rp 83,8 miliar atau Rp 22,3 dari liabilitas lancar pada tahun 2010. Peningkatan utang jangka pendek disebabkan oleh: • Peningkatan biaya yang harus dibayar sebesar Rp 38,3 miliar atau 120 dari Rp 32 miliar pada tahun 2010 menjadi 70,3 miliar pada tahun 2011 • Peningkatan utang usaha sebesar Rp 57,7 miliar atau 25 dari Rp 232 miliar pada tahun 2010 menjadi Rp 290 miliar pada tahun 2011 Peningkatan liabilitas tersebut di atas juga diimbangi dengan penurunan beberapa liabilitas yaitu penurunan utang bank sebesar 3 dari Rp 78 miliar pada tahun 2010 dan uang muka penjualan yang mengalami penurunan sebesar 61 dari Rp15,6 miliar pada tahun 2010. Liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun juga mengalami penurunan. Hutang bank jangka pendek turun sebesar 56 dari Rp 9,7 miliar dan hutang sewa guna usaha jangka pendek turun sebesar 30 dari Rp965 juta pada tahun 2010. Kepentingan Non Pengendali Dalam Rupiah Penuh Rp 2009 2010 2011 Kepentingan Non Pengendali dalam Ekuitas 1.350.291 1.373.261 1.441.693 Non Controlling Interest in Equity Persentase 0,001 0,001 0,001 Percentage Kepentingan Non Pengendali dalam Laba Rugi 95.506 22.970 68.432 Non Controlling Interest in Proit Loss Persentase 0,001 0,001 0,001 Percentage Kepentingan Non Pengendali pada perubahan ekuitas konsolidasian pada tahun 2011 mengalami peningkatan 4,61 dari tahun 2010. Kepentingan Non Pengendali pada laporan laba rugi menunjukkan peningkatan yang sangat besar pada tahun 2011, yaitu mengalami peningkatan 173 dari tahun 2010. Arus Kas Bersih Dalam Jutaan Rupiah Rp 2009 2010 2011 Arus Kas Bersih Cash Flow Dari Aktiitas Operasi 40.558 23.713 29.396 From Operating Activities Dari Aktiitas Investasi 18.903 4.522 3.453 From Investing Activities Dari Aktiitas Pendanaan 175.622 9.244 15.283 From Financing Activities Perubahan Kas dan Setara Kas 153.967 9.946 10.659 Change of Cash and Cash Equivalents Pengaruh Perubahan Kurs Mata Uang Asing 1.554 96 1.839 Effect of Foreign Exchange Rate Changes Kas dan Setara Kas Awal Tahun 263.288 110.875 120.917 Cash and Cash Equivalents at The Beginning of The Year Kas dan Setara Kas Akhir Tahun 110.875 120.917 133.417 Cash and Cash Equivalents at The End of The Year Kas dari Kegiatan Usaha Arus kas dari kegiatan usaha mengalami peningkatan sebesar 23,97 dari Rp 23,713 miliar pada tahun 2010 menjadi Rp 29,396 miliar pada tahun 2011. Hal ini disebabkan oleh: • Peningkatan penjualan sebesar 14,84 dari Rp 1,05 miliar pada 2010 menjadi Rp 1,2 miliar pada 2011 • Meningkatnya penjualan juga menyebabkan pembayaran kas dari pelanggan meningkat sebesar 12,19 dari Rp 1,09 miliar pada 2010 menjadi Rp 1,22 miliar pada 2011 • Meskipun pembayaran pada supplier meningkat 11,33 dari Rp 1.044,83 miliar pada 2010 menjadi Rp 1.163,25 miliar pada 2011 karena pengaruh peningkatan penjualan. Berkat manajemen kas dan pengaturan pembayaran, bunga yang dibayar turun 16,24 dari Rp 24,81 miliar pada 2010 menjadi Rp 21.34 miliar pada 2011 Liabilities Short-Term Liabilities On 31 December 2010 the current liabilities balance was at Rp 375.569 billion, while on 31 December 2011, it was posted at Rp 459.404 billion, showing an increase of Rp 83.8 billion 22.3. The increase was due to: • The increase in accrued expenses accumulated to Rp 70.3 billion, an increase of 120 Rp 38.3 billion, compared to Rp 32 billion in 2010. • Trade payables increased by 25 Rp 57.7 billion to Rp 290 billion, compared to Rp 232 billion in 2010 The increase in liabilities were balanced by the decrease in bank loans by 3 from Rp 78 billion in 2010 and the decrease in sales advance by 61 from Rp 15.6 billion in 2010. Long terms bank loand that due in current year also posted a decrease. Short-Term bank loans decreased by 56 from Rp 9.7 billion and Short-term lease decreased by 30 Rp 965 million compared to 2010. Non Controlling Interest In Full Rupiah The Consolidated Non-Controlling interest in equity in 2011 was increased by 4.61 from 2010, and Non-Controlling interest in proit loss posted a signiicant increase of 173 compared to 2010. Cash Flow In Million Rupiah Cash low from Operating Activities Cash low from operating activities were increased by 23.97 to Rp 29.396 billion from Rp 23.713 billion in 2010, this was due to: • Increase on sales by 14.84 to Rp 1.2 billion from Rp 1.05 billion in 2010 • The increase in sales consequently increasing the cash received from customers by 12.19 to Rp 1.22 billion from Rp 1.09 billion in 2010. • Cash paid to suppliers was increased by 11.33 to Rp 1,163.25 billion from Rp 1,044.83 billion in 2010, as the result of increase in sales. Due to effective and eficient cash management and payment control, interest paid was also decreased by 16.24 to Rp 21.34 billion from Rp 24.81 billion in 2010. 43 Laporan Tahunan | Annual Report 2011 Kas dari Kegiatan Investasi Pada arus kas yang digunakan untuk kegiatan investasi, terdapat penurunan sebesar Rp 1,069 miliar dari Rp 4,522 miliar pada tahun 2010 menjadi Rp 3,453 miliar pada tahun 2011. Penurunan sebesar 23,67 ini disebabkan oleh kenaikan penerimaan bunga simpanan sebesar 9,64 dari Rp1,05 miliar pada 2010 menjadi Rp 1,15 miliar pada tahun 2011. Sedangkan pengeluaran kas untuk kebutuhan aset tetap turun 17,38 dari Rp 5,57 miliar pada tahun 2010 menjadi Rp 4,6 miliar di tahun 2011. Kas dari Kegiatan Pendanaan Terjadi kenaikan sebesar 65 pada arus kas yang digunakan untuk pendanaan, dari Rp9,24 miliar pada tahun 2010 menjadi Rp15,28 miliar pada tahun 2011. Hal ini terjadi karena adanya komitmen INDOFARMA untuk mengurangi beban hutang bank. Pada 31 Desember 2010 terdapat hutang bank sejumlah Rp78,6 miliar dan berhasil dikurangi sebesar Rp1,98 miliar menjadi Rp75,84 miliar pada tahun 2011. Kuasi Reorganisasi Kuasi reorganisasi dilaksanakan untuk menghapus akumulasi saldo deisit laba melalui Revaluasi Aset Perusahaan. Kuasi reorganisasi dilakukan dengan menggunakan cadangan khusus sebesar Rp 13,9 miliar dan menilai kembali aset dan kewajiban Perseroan sesuai dengan nilai wajar pada 30 September 2011 sebesar Rp 260,96 miliar. Selanjutnya memperjumpakan dengan deisit laba ditahan Rp 71 miliar, sehingga saldo deisit laba ditahan menjadi nol dan terdapat selisih penilaian aset dan kewajiban sebesar Rp 203,29 miliar yang menghapus saldo deisit laba ditahan Rp 71 miliar melalui Revaluasi Aset Perusahaan. Komponen yang diubah adalah sebagai berikut: • Eliminasi Akumulasi kerugian: Rp 57.661.903.925 • Kenaikan Penilaian Kembali Nilai Wajar Asset: Rp 260.955.748.932 • Laba Ditahan: Rp 57.661.903.925 • Selisih Penilaian Aset dan Liabilitas: Rp 203.293.845.007 Sehingga Laporan Posisi Keuangan setelah 30 September 2011 adalah sebagai berikut: Dalam Rupiah Penuh Rp Sebelum Kuasi Before Quasi Penyesuaian Adjustment Setelah Kuasi After Quasi Aset lancar 765.836.959.585 765.836.959.585 Current assets Aset tidak lancar 146.831.051.976 260.955.748.932 407.786.800.908 Non current assets Total Aset 912.668.011.561 260.955.748.932 1.173.623.760.493 Total Assets Liabilitas Lancar 540.305.401.366 540.305.401.366 Current liability Liabilitas Tidak Lancar 44.945.433.250 44.945.433.250 Non current liability Ekuitas 327.417.176.945 260.955.748.932 588.372.925.877 Equity Total Liabilitas Ekuitas 912.668.011.561 260.955.748.932 1.173.623.760.493 Total Liability Equity Tinjauan Hasil Usaha Review of Business Results Cash low from Investing Activities Cash low utilized in investing activities was decreased by Rp 1.069 billion to Rp 3.453 billion from Rp 4.522 billion in 2010. The 23.67 decrease was due to the increase in interest income of 9.64 to Rp 1.15 billion from Rp 1.05 billion in 2010; while the cash low for ixed assets acquisition decreased by 17.38 to Rp 4.6 billion from Rp 5.57 billion in 2010. Cash low from Financing Activities Cash low from inancing activities was increased by 65 to Rp 15.28 billion from Rp 9.24 billion in 2010. This was due to INDOFARMA’s commitment to decrease bank loans. Bank loans were successfully decreased by Rp 1.98 billion to Rp 75.84 billion compared to Rp 78.6 billion in2010. Quasi Reorganization Quasi reorganization is conducted to write-off deferred proit deicit through Company Assets Revaluation. The quasi reorganization was done by utilizing Rp 13.9 billion of special reserve account and assets revaluation and company’s liabilities in accordance to 2011 fair value of Rp 260.96 billion. Set-Off deferred proit deicit of Rp 71 billion to nulliied the deferred proit deicit and generating deviation from assets revaluation of Rp 203.29 billion. Transformed components were as followed: • Elimination of loss accumulation: Rp 57,661,903,925 • Increase in fair value of assets revaluation: Rp 260,955,748,932 • Retained Earning: Rp 57,661,903,925 • Difference of Revaluation Assets and Liability: Rp 203,293,845,007 Therefore the balance sheet as of 30 September 2011 is as follows: In Full Rupiah 43 Laporan Tahunan |Annual Report 2011 44 Laporan Tahunan | Annual Report 2011 Tujuan Penerapan GCG Landasan Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara PER-01MBU2011, tata kelola perusahaan yang baik GCG adalah prinsip-prinsip yang mendasari suatu proses dan mekanisme pengelolaan perusahaan berlandaskan perundang-undangan dan etika perusahaan. Pelaksanaan tata kelola perusahaan berdasarkan prinsip- prinsip GCG transparansi, akuntabilitas, pertanggungjawaban, kemandirian, dan kewajaran merupakan fondasi yang kuat untuk menciptakan long term shareholder value. Penerapan GCG pada perusahaan Badan Usaha Milik Negara BUMN dimaksudkan untuk meningkatkan kinerja dan nilai perusahaan, dan juga sebagai upaya untuk meningkatkan daya saing perusahaan. Berdasarkan PER-01MBU2011, tujuan Penerapan prinsip- prinsip GCG pada perusahaan BUMN yaitu: 1. Mengoptimalkan nilai BUMN agar perusahaan memiliki daya saing yang kuat, baik secara nasional maupun internasional 2. Mendorong pengelolaan BUMN secara profesional, eisien, dan efektif, serta memberdayakan fungsi dan meningkatkan kemandirian Organ Perseroan 3. Mendorong Organ Perseroan dalam membuat keputusan dan menjalankan tindakan dilandasi nilai moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap peraturan perundang- undangan, serta kesadaran akan adanya tanggung jawab sosial BUMN terhadap pemangku kepentingan maupun kelestarian lingkungan di sekitar BUMN 4. Meningkatkan kontribusi BUMN dalam perekonomian nasional 5. Meningkatkan iklim yang kondusif bagi perkembangan investasi nasional Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang baik GCG telah menjadi bagian integral dari falsafah Manajemen Perusahaan Anda sebagai upaya meningkatkan kinerja bisnis dan akuntabilitas guna mewujudkan long term shareholder value dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholders lainnya. Perusahaan Anda selalu berupaya untuk menerapkan prinsip-prinsip GCG dengan dinamis dan meningkatkan kualitas. Asesmen GCG Untuk menilai peningkatan kualitas penerapan GCG, Perusahaan melakukan assesmen GCG dengan menggunakan Company Corporate Governance Scorecard CCGS dari kementerian BUMN dan penilaian independen. Pada tahun 2010, GCG Perseroan memperoleh nilai 81,32 yang termasuk dalam kategori “Baik” yang dapat dilihat lebih rinci pada Tabel rincian penilaian. No Aspek | Governance Bobot | Weight Skor | Score Capaian | Achievement 1 Hak dan tanggung jawab pemegang saham Rights and responsibilities of shareholders 9 5,61 62,33 2 Kebijakan GCG GCG policy 8 7,52 94 3 Penerapan GCG GCG Implementation Komisaris Commissioner 27 20,06 74,3 Komite Komisaris Commissioner Committee 6 5,85 97,5 Direksi Board of Directors 27 22,41 83 SPI Internal Control Unit 3 2,18 72,67 Sekretaris Perusahaan Corporate Secretary 3 2,55 85 4 Pengungkapan Informasi Disclosure Disclosure Information 7 6,96 99,43 5 Komitmen Commitment 10 8,17 81,7 Total 100 81,32 81,32 Kualitas Penerapan GCG GCG Implementation Quality Baik Good Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance Purpose of GCG Implementation Basic Rules Based on the regulation of Minister of State Owned Enterprises PER-01MBU2011, Good Corporate Governance GCG is the principles that underlie the processes and mechanisms of corporate management based on laws and corporate ethics. Implementation of corporate governance based on principles of good corporate governance transparency, accountability, responsibility, independence, and fairness is a strong foundation for creating long term shareholder value. GCG implementation of the companys state-owned enterprises are intended to improve performance and corporate value, and also as an effort to improve the competitiveness of enterprises. Based on PER-01MBU2011, objectives application of the principles of good corporate governance in state-owned enterprises are: 1. Optimizing the value of state-owned company that has strong competitiveness, in nationally and internationally. 2. Encourage the management of state-owned company in a professional, eficient, and effective, and empowering organ function and increase the independence of the company. 3. Encouraging the element of the company in making decisions and execute actions based on high moral values and compliance with laws and regulations, as well as awareness of social responsibility and the state of the environment stakeholders around the state. 4. Increase the contribution of state-owned company in the national economy. 5. Improve the climate for the development of national investment. Application of Good Corporate Governance GCG has become an integral part of the philosophy of management’s company as an effort to improve business performance and accountability in order to create long term shareholder value by taking into account the interests of other stakeholders. Your company has always tried to apply the principles of good corporate governance with dynamic and improve quality. GCG Assessment To assess the GCG implementation of quality improvement, the company doing assessment using the Company Corporate Governance Scorecard CCGS from the Ministry of State- Owned Company and independent judgment. In 2010, the company acquired GCG assessment of 81.32 classiied as Good category which can be viewed in more detail in the table details the assessment. ...Asesmen GCG Perseroan memperoleh nilai 81,32 yang termasuk dalam kategori “Baik”.. ..the company acquired GCG assessment score of 81.32 classiied as Good category.. 45 Laporan Tahunan | Annual Report 2011 Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance Kategori penilaian kualitas tata kelola: Tingkat Level Capaian Result Peringkat Rating 1 90 ≤ x ≤ 100 ≤Sangat Baik Excellent 2 75 ≤ x 90 Baik Good 3 60 ≤ x 75 Cukup Baik Satisfactory 4 50 ≤ x 60 Kurang Baik Unsatisfactory 5 x 50 Sangat Kurang Baik Very Unsatisfactory Struktur Tata Kelola Rapat Umum Pemegang Saham General Meeting of Shareholders Dewan Komisaris Board of Commisioners Direksi Board of Directors Komite: Committee: Komite Audit Audit Committee termasuk pekerjaan remunerasi dan nominasi includes job remuneration and nominations Komite: Committee: - Komite Pembelian Bahan Awal dan Bahan Kemas Purchasing Raw Materials and Packaging Materials Committee - Panitia Pengadaan Barang atau Jasa Committee for Procurement of Goods or Services Satuan Pengawasan Internal Internal Control Unit Sekretaris Perusahaan Corporate Secretary RUPS Rapat Umum Pemegang Saham RUPS adalah organ Perseroan yang memiliki wewenang tertinggi dalam tata kelola perusahaan, serta merupakan forum yang mempertemukan pemegang saham dengan pihak manajemen. Dalam forum ini pemegang saham dapat mengambil keputusan terkait dengan modal yang di investasikan dalam perusahaan. Keputusan yang diambil harus berdasarkan kepentingan usaha dalam jangka panjang. RUPS terdiri dari RUPS Tahunan RUPST dan RUPS Luar Biasa RUPSLB yang dapat diadakan sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan. Dasar RUPS Dasar hukum RUPS adalah UU no. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas. RUPS dapat dilangsungkan jika dalam RUPS lebih dari ½ satu perdua bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara hadir atau diwakili, kecuali undang- undang danatau anggaran dasar menentukan jumlah kuorum yang lebih besar. Governance quality assessment categories: Governance Structure GSM The General Shareholders Meeting is the supreme corporate body with the highest authority in organizing the Company but it is also a forum for shareholders to meet with the management. In this forum, shareholders can make decisions to do with the invested capital in the company. The decision must be made for the beneit of the business in the long run. The General Shareholders Meeting consists of an Annual General Shareholders Meeting and an Extraordinary General Shareholders Meeting which can be held at any time when necessary. Basic Rules of Shareholder Meeting The basic rules of a General Shareholders Meeting is Law no. 402007 regarding Limited Company. A General Shareholders Meeting can be conducted if more than a half of shareholders with voting rights attends or isrepresented, unless the law and or article of association requires a larger number of quorum. 46 Laporan Tahunan | Annual Report 2011 Dalam forum RUPS, pemegang saham berhak memperoleh keterangan yang berkaitan dengan Perseroan dari Direksi danatau Dewan Komisaris, sepanjang berhubungan dengan mata acara rapat dan tidak bertentangan dengan kepentingan Perseroan. Keputusan RUPS diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat. Keputusan adalah sah jika disetujui lebih dari ½ bagian dari jumlah suara yang dikeluarkan kecuali undang- undang danatau anggaran dasar menentukan bahwa keputusan adalah sah jika disetujui oleh jumlah suara setuju yang lebih besar. Setiap penyelenggaraan RUPS, risalah RUPS wajib dibuat dan ditandatangani oleh ketua rapat dan paling sedikit 1 satu orang pemegang saham yang ditunjuk dari dan oleh peserta RUPS. Dalam RUPS pemegang saham mendapatkan hak yang sama dalam proses pengambilan keputusan strategis yang terkait dengan: 1. Pengangkatan dan pemberhentian Dewan Komisaris dan Direksi INDOFARMA 2. Penilaian kinerja Dewan Komisaris dan Direksi INDOFARMA 3. Penetapan auditor eksternal berdasarkan usulan yang diterima dari Dewan Komisaris. 4. Penetapan renumerasi Dewan Komisaris dan Direksi. 5. Keputusan lainnya antara lain: a. Perubahan jumlah modal b. Perubahan Anggaran Dasar Perseroan c. Rencana penggunaan laba d. Penggabungan, peleburan, pengambilalihan, pemisahan, serta pembubaran perseroan e. Investasi pembiayaan jangka panjang, kerja sama perseroan f. Pembentukan anak perseroan g. Penyertaan atau pengalihan aktiva. Agenda RUPS Pada tanggal 9 Juni 2011, INDOFARMA telah menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan RUPST. Agenda RUPST dan keputusan yang telah diambil adalah sebagai berikut: Agenda Keputusan Decisions Agenda 1 1. Menyetujui Laporan Tahunan Perseroan sebagaimana pokok-pokoknya disampaikan oleh Direksi mengenai keadaan dari jalannya Perseroan tahun buku 2010. Selanjutnya menyetujui laporan pelaksanaan tugas dewan komisaris perseroan tahun buku 2010 yang memuat catatan agar Direksi: Agreement of the main points in the Annual Company Report as reported by the Board of Directors regarding the state of the Company from 2010. Continued with the approval of the Performance of the Company Board of Commissioners Report from 2010 with notes so the Board of Directors can: a. mengkaji ulang seluruh ketentuan anggaran dasar perseroan agar pengelolaan perseroan dapat lebih efektif dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan, serta melaporkan hasil kajian dan usul perubahannya kepada dewan komisaris selambatnya pada bulan Desember 2011. Review the clauses of the Company Article of Association to make it more effective and suitable to the rules of the law, as well as report the results of the review and suggest changes through the Board of Commissioners, at the latest in December 2011 b. mengkaji dan melakukan perubahan terhadap anggaran dasar anak perusahaan utama perseroan agar pengendalian dapat dijalankan secara lebih efektif sesuai peraturan perundang-undangan. review and make changes in the Company’s Subsidiary Article of Association so that control can be done effectively in line with the rules of the law Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance In a General Shareholders Meeting forum, shareholders have the right to obtain information regarding Companies from Director andor Board of Commissioners as long as it is to do with the main objective of the meeting and does not conlict with the interest of the Company. Decision in the General Shareholders Meeting is made based on a discussion. The decision is valid if it is consented to by more than a half of the number of votes unless the law andor article of associationdictates it is a valid decision if consented to by a large number of votes. Minutes of every General Shareholders Meeting must be made and signed by the leader of the forum and at least 1 one shareholder who has been nominated by the participants of the meeting. In the General Meeting of Shareholders get equal rights in the strategic decision-making process related to: 1. The appointment and dismissal of the Board of Commissioners and Indofarma Board of Directors 2. Assessment of the performances of the Board of Commissioners and Indofarma Board of Directors 3. Establishment of external auditors based on suggestions received from the Board of Commissioners and Directors 4. Establishment of the remuneration of the Board of Commissioners and Directors. 5. Other decisions such as: a. Alterations in the number of capital b. Alterations in the Company Article of Association c. Plans to use proit d. The combining, merging, taking-over and liquidating of a Company e. Long-term inancing investment, cooperation with the Company f. Establishment of a Company’s subsidiary g. Inclusion or diversion of assets. General Shareholders Meeting Agenda On the 9th of June 2011, INDOFARMA has organized an Annual General Shareholders Meeting. The agenda of the meeting and decisions made are as follows: 47 Laporan Tahunan | Annual Report 2011 c. meningkatkan penerapan keterbukaan informasi sesuai prinsip tata kelola dan etika bisnis global, khususnya dalam pelaksanaan aksi korporasi Direksi dan Dewan Komisaris diminta memberikan laporan kepada pemegang saham seri A Dwiwarna minimal setiap 3 bulan terhadap kinerja induk maupun anak perusahaan PT INDOFARMA Persero Tbk serta rencana aksi korporasi, baik berupa investasi, akuisisi maupun hal lainnya yang dapat berpengaruh terhadap kinerja korporasi baik di induk maupun anak perusahaan. increase implementation of disclosure of information according to the organizing principles and global business ethics, especially in corporate actions, the Board of Directors and Board of Commissioners have been asked to give reports to the shareholders of Golden Share A series Dwiwarna at least every 3 months regarding the performance of the holding company as well as the subsidiary of PT Indofarma Persero Tbk and also plans of corporate action, be it investments, acquisitions or other things that cold inluence the company’s performance in the holding company or the company’s subsidiary. d. menjaga, mengoptimalkan dan meningkatkan kinerja dan nilai perusahaan termasuk anak perusahaan, agar dapat memberikan hasil yang optimal untuk kepentingan pemegang saham. take care of, optimalize and increase performance and value of the holding company as well as the company’s subsidiary to give the maximum results for the beneit of shareholders e. memberikan prioritas dan perhatian yang lebih besar, baik dalam pelaksanaan investasi, sinergi antar anak perusahaan maupun kepada induknya, serta meningkatkan kompetensi human capital-nya dalam mengantisipasi transformasi perusahaan menjadi health care company yang unggul sekaligus untuk peningkatan nilai tambah perusahaan dan customer service oriented. prioritize and pay special attention to, whether from implementation of investments, synergy between subsidiaries as well as the holding company, and also to increase human capital competence to anticipate the transformation of the company into a leading health care company in addition to increasing the value added of the company as well as satisfaction of the customers customer oriented 2. Mengesahkan Laporan Keuangan Perseroan konsolidasian Tahun Buku 2010 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Husni, Mucharam Rasidi sesuai dengan laporannya Nomor: LAIGA11014 tanggal 25 Maret 2011 dengan pendapat “wajar dalam semua hal yang material” Authorize the Company Financial Reports consolidated from 2010 which has been audited by the Public Accountant’s Ofice of Husni, Mucharam Rasidi corresponding to the report Number: LAIGA11014 on the 25th of March 2011 with the opinion of fair, in all material respects. 3. Selanjutnya dengan disetujuinya Laporan Tahunan Perseroan Tahun Buku 2010 serta disahkannya Laporan Keuangan Perseroan Tahun Buku 2010 maka rapat memberikan pelunasan dan pembebasan tanggung jawab sepenuhnya kepada para anggota Direksi atas tindakan pengurusan perseroan dan anggota Dewan Komisaris atas tindakan pengawasan Perseroan sepanjang tindakan tersebut tercermin dalam Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan Perseroan Tahun Buku 2010 dan tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan. Continued with the approval of the Annual Company Report from 2010 and the authorization of the Financial Reports from 2010 in which the forum gave the Board of Directors repayment and full responsibility to manage the Company and gave the Board of Commissioners responsibility on supervising the Company as long as those actions are relected in the Annual Report and the Annual Company. Agenda 2 1. Menyetujui Laporan Kegiatan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PKBL untuk Tahun Buku 2010 Agreement on the Corporate to Social Responsibility CSR Report for 2010 2. Mengesahkan Laporan Keuangan PKBL Perseroan Tahun Buku 2010 yng telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Husni, Muchram Rasidi sesuai dengan Laporannya Nomor: LAIPKBLBC11014tanggal 21 April 2011 dengan pendapat “wajar dalam hal material”’ Authorization of the Company CSR Financial Report of 2010 audited by the Public Accountant Ofice of Husni, MuchramRasidi corresponding to report Number: LAIPKBLBC11014 on the 21st of April 2011 with the opinion of fair, in all material respects. 3. Selanjutnya dengan disetujuinya kegiatan PKBL Tahun Buku 2010 serta disahkannya Laporan keuangan PKBL Perseroan Tahun Buku 2010, maka rapat memberikan pelunasan dan pembebasan tanggung jawab sepenuhnya kepada para anggota Direksi terhadap pengurusan dan kepada para anggota Dewan Komisaris terhadap pengawasan atas PKBL yang telah dijalankan selama Tahun Buku 2010 sepanjang tindakan tersebut tercermin dalam Laporan Keuangan PKBL Perseroan Tahun Buku 2010 tersebut dan tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan. Continued with the approval of CSR activities in 2010 as well as the authorization of the Company CSR Financial Report for 2010, in which the forum gave the Directors repayment and full reponsibility to manage and gave the Board of Commissaries responibility to supervise CSR that has run for the duration of 2010 as long as those actions are relected in the Company CSR Financial Report for 2010 and doesn’t conlict with the rules of law. Agenda 3 Menyetujui penggunaan Laba Bersih Perseroan untuk Tahun Buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 sebesar Rp.12.546.644.388 untuk memperkuat permodalan Perseroan dimasukan dalam cadangan umum dan dicatat dalam saldo laba. Agreement on the utilization of the Company’s Net Income for the Book that ends on the 31st of December 2010 which amounts to Rp.12.546.644.388 to strengthen the Company’s capital to be included in the general reserves and recorded in retained earnings Agenda 4 Memberikan wewenang dan kuasa kepada Dewan Komisaris dengan terlebih dahulu mendapat persetujuan Pemegang Saham Seri A Dwiwarna untuk menetapkan remunerasi tantiem, gajihonorarium serta fasilitas dan tunjangan untuk Direksi dan Dewan Komosaris Perseroan Give authority and power to the Board of Commissioners with approval from shareholders of Golden Share A series Dwiwarna to establish remuneration tantiem, salaryhonorarium as well as facilities and other supports for the Directors and Company Board of Commissioner. Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance 48 Laporan Tahunan | Annual Report 2011 Agenda 5 1. Menunjuk Kantor Akuntan Publik Husni, Mucharam Rasidi untuk mengaudit Laporan Keuangan Konsolidasi Perseroan untuk tahun buku 2011. Appointing the Public Accountant Ofice of Husni, Mucharam Rasidi to audit the Consolidated Company Financial Report for 2011. 2. Menunjuk Kantor Akuntan Publik Husni, Mucharam Rasidi untuk mengaudit penggunaan dana PKBL untuk tahun buku 2011. Appointing the Public Accountant Ofice of Husni, Mucharam Rasidi to audit the utilization of CSR fundsfor 2011. 3. Melimpahkan wewenang kepada Dewan Komisaris untuk menetapkan besaran imbalan jasa audit dan persyaratan penunjukkan lainnya yang wajar bagi Kantro Akuntan Publik tersebut pada butir 1 dan 2 Give authority to the Board of Commissioners to decide the auditing compensation and fair appointing requirements for that Public Accountant Ofice in point 1 and 2. 4. Melimpahkan kewenangan kepada Dewan Komisaris untuk menunjuk Kantor Akuntan Publik pengganti dan mentapkan kondisi dan persyaratan penunjukkannya, jika Akuntan Publik yang telah ditunjuk tersebut pada butir 1 dan 2, tidak dapat melaksanakanatau melanjutkan tugasnya karena sebab apapun, termasuk tidak tercapai kata sepakat mengenai besaran imbalan jasa audit. Give authority to the Board of Commissioners to appoint a Susbstitute Public Accountant Ofice and decide the conditions and requirements of appointment, if the initial Public Accountant in point 1 and 2 could not inish or continue their duty for any reason, including not being able to agree on a suitable compensation. Agenda 6 1. Perubahan tata nama jabatan Direksi PT. Indofarma Persero Tbk. yaitu sebagai berikut: Alteration of the nomenclature of job positions in the Management of PT. Indofarma Persero Tbk. which is as follows: Semula: Menjadi: Initially: Becomes: a. Direktur Utama a. Direktur Utama President Director President Director b. Direktur Pemasaran b. Direktur Operasi dan Pengembangan Marketing Director Operation and Development Director c. Direktur Produksi c. Direktur Produksi Production Director Production Director d. Direktur Keuangan d. Direktur Riset dan Pemasaran Financial Director Research and Marketing Director e. Direktur Umum dan SDM e. Direktur Keuangan dan SDM General and Human Resources Director Financial and Human Resources Director 2. a. Pemberhentian anggota Direksi Perseroan secara terhormat, yaitu: The dismissal with honor of members of the Company Directors: 1 Sdr. Placidus Sudibyo sebagai Direktur Utama Mr. Placidus Sudibyo as the President Director 2 Sdri. Yuliarti R. Merati sebagai Direktur Produksi Mrs. Yuliarti R. Merati as the Production Director 3 Sdr. Deden Edi Soetrisna sebagai Direktur Umum dan SDM Mr. Deden Edi Soetrisna as the General and Human Resources Director Dengan ucapan terima kasih sumbangan tenaga dan pikirannya selama memangku jabatannya masing-masing. With gratitude for their contribution and efforts while in charge in their respective positions. b. Pengalihan penugasan Sdr. Djakfarudin Junus yang semula diangkat sebagai Direktur Keuangan berdasarkan keputusan RUPST Tahun Buku 2009, menjadi Direktur Utama dengan masa jabatan yang bersangkutan meneruskan sisa masa jabatannya sesuai dengan keputusan RUPST Tahun Buku 2008 tanggal 4 Juni 2009 The transfer of duties of Mr. Djakfarudin Junus, formerly Financial Director based on the decision made in the Annual General Shareholders Meeting of 2009 to President Director based on the decision made in the Annual General Shareholders Meeting of 2009 with the length of term of ofice corresponding to the decision made in the Annual General Shareholders Meeting of 2008 on the 4th of June 2009. c. Pengalihan penugasan Sdr. Eliano Rizaldi yang semula diangkat sebagai Direktur Pemasaran berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tahun buku 2009 tanggal 27 Mei 2010, menjadi Direktur Riset dan Pemasaran dengan masa jabatan yang bersangkutan meneruskan sisa masa jabatannya sesuai dengan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tahun buku 2009 tanggal 27 Mei 2010. The transfer of duties of Mr. Eliano Rizaldi, formerly Marketing Director based on a decision made in the Annual General Shareholders Meeting of 2009 on the 27th of May 2010, to Research and Marketing Director with the length of term of ofice corresponding to the decision made in the Annual General Shareholders Report of 2009 on the 27th of May 2010. d. Pengangkatan nama-nama tersebut dibawah ini sebagai anggota-anggota Direksi Perseroan: The appointment of the names below as members of the Company Directors: 1. Sdr. John Guntar Sebayang sebagai Direktur Keuangan dan SDM Mr. John Guntar Sebayang as the Financial and Human Resources Director 2. Sdr. Kosasih sebagai Direktur Produksi Mr. Kosasih as the Production Director 3. Sdr. Bambang Solihin Irianto sebagai Direktur Operasi dan Pengembangan Mr. Bambang Solihin Irianto as the Operational and Development Director Dengan masa jabatan terhitung sejak penutupan RUPS tahunan tahun buku 2010 dan berakhir pada penutupan RUPS tahunan tahun buku 2015, dengan tidak mengurangi hak RUPS untuk memberhentikan sewaktu-waktu sesuai dengan ketentuan yang berlaku. With the length of term of ofice starting from the closing of the Annual General Shareholders Meeting of 2010 and terminating in the closing of the Annual General Shareholders Meeting of 2015, without diminishing the rights of the forum to dismiss at any time according to the rules that apply. Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance 49 Laporan Tahunan | Annual Report 2011 e. Susunan dan nomenklatur selengkapnya anggota Direksi Perseroan sejak ditutupnya rapat ini adalah sebagai berikut: Furthermore, the full composition and nomenclature of the members of Company Board of Directors starting from the closing of this meeting is as follows: 1. Sdr. Djakfarudin Junus sebagai Direktur Utama Mr. Djakfarudin Junus as the President Director 2. Sdr. Bambang Solihin Irianto sebagai sebagai Direktur Operasi dan Pengembangan Mr. Bambang Solihin Irianto as the Operation and Development Director 3. Sdr. Eliano Rizaldi sebagai Direktur Riset dan Pemasaran Mr. Eliano Rizaldi as the Research and Marketing Director 4. Sdr. Kosasih sebagai Direktur Produksi Mr. Kosasih as the Production Director 5. Sdr. John Guntar Sebayang sebagai Direktur Keuangan dan SDM Mr. John Guntar Sebayang as the Financial and Human Resources Director 3. a. Pemberhentian dengan hormat Sdr. Mochamad Ichsani sebagai anggota Dewan Komisaris Perseroan dengan ucapan terima kasih sumbangan tenaga dan pikirannya selama memangku jabatannya. The dismissal with honor of Mr. Mochamad Ichsani as a member of the Company Board of Commissioners with gratitude for his hardwork and positive ideas during his term of ofice. b. Pengangkatan kembali Sdr. Mochamad Ichsani sebagai anggota Dewan Komisaris Perseroan dengan masa jabatan terhitung sejak penutupan RUPS Tahun Buku 2010 dan berakhir pada penutupan RUPS Tahun Buku 2015, dengan tidak mengurangi hak RUPS untuk memberhentikan sewaktu-waktu sesuai dengan ketentuan yang berlaku The reappointment of Mr. Mochamad Ichsani as a member of the Company Board of Commissioners with the length of term of ofice starting from the closing of the Annual General Shareholders Meeting of 2010 and terminates on the closing of the Annual General Shareholders Meeting of 2015 without diminishing the rights of the forum to dismiss at any time according to the rules that apply. c Pengangkatan kembali Sdr. Marzuki Abdullah sebagai anggota Dewan Komisaris Perseroan dengan masa jabatan terhitung sejak penutupan RUPS Tahun Buku 2010 dan berakhir pada penutupan RUPS Tahun Buku 2015, dengan tidak mengurangi hak RUPS untuk memberhentikan sewaktu-waktu sesuai dengan ketentuan yang berlaku The reappointment of Mr. Marzuki Abdullah as the member of the Company Board of Commissioners with the length of term of ofice starting from the closing of the Annual General Shareholders Meeting of 2010 and terminates on the closing of the Annual General Shareholders Meeting of 2015, without diminishing the rights of the forum to dismiss at any time according to the rules that apply. d. Sehingga susunan selengkapnya anggota dewan komisaris perseroan sejak ditutupnya rapat ini: Hence, the full composition of the Company Board of Commissioners starting from the closing of this meeting is as follows: 1. Sdr Azrul Azwar sebagai Komisaris Utama Mr. Azrul Azwar as President Commissioner 2. Sdr. Mochamad Ichsani sebagai Komisaris Mr. Mochamad Ichsani as Commissioner 3. Sdr. H. A. Chalik Masulili sebagai Komisaris Mr. H. A. Chalik Masulili as Commissioner 4. Sdr. Nizar Yamanie sebagai Komisaris Mr. Nizar Yamanie as Commissioner 5. Sdr. Marzuki Abdullah sebagai Komisaris Mr. Marzuki Abdullah as Commissioner 4. Memberi Kuasa pada Direksi Perseroan dengan Hak Substitusi untuk menyatakan keputusan Rapat ini di hadapan Notaris dan melakukan segala hal yang dianggap perlu sehubungan dengan perubahan data perseroan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, termasuk mengururs perijinan dari instansi yang berwenang sesuai dengan peraturan yang berlaku. Give authority to the Company Board of Directors with the Right to Substitute to state the decisions of the Meeting in front of the Notary and do what is necessary in regards to changing company data to present in front of the Republic of Indonesia’s Minister of Law and Human Rights, including taking care of licensing from institutions with authority corresponding to the rules that apply. Pada tahun 2011, INDOFARMA telah mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa RUPSLB pada tanggal 28 Desember 2011 dan membahas beberapa agenda yang dapat dilihat secara detail pada tabel Agenda RUPSLB berikut: RUPSLB Tanggal 28 Desember 2011 Agenda Keputusan Decisions Agenda 1 Menyetujui menetapkan kembali penggunaan saldo laba yang telah ditetapkan penggunaannya sebesar Rp. 13.980.477.188 untuk menambah saldo laba, sehingga jumlah saldo laba per tanggal 30 September 2011 menjadi negatif Rp.57.661.903.925. Agree to reestablish the usage of retained earnings with a pre-decided amount of Rp. 13,980,477,188 to add to the retained earnings so that the amount of retained earnings up to the 30th of September 2011 becomes a negative Rp.57.661.903.925. Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance In 2011, INDOFARMA held an Extraordinary General Meeting of Shareholders on the 28th of December 2011 and discussed several agendas that can be seen in detail in the following table of agenda: Extraordinary General Meeting of Shareholders on the 28th of December 2011 Agenda: 50 Laporan Tahunan | Annual Report 2011 Agenda 2 1. Menyetujui pelaksanaan kuasi reorganisasi Perseroan yang dilakukan dengan menilai kembali aset dan liabilitas kewajiban sesuai nilai wajar serta melakukan perjumpaan set off antara saldo deisit perseroan dengan selisih hasil revaluasi aset dan liabilitas kewajiban perseroan dengan mengacu kepada dokumen keterbukaan informasi yang telah disampaikan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari rapat ini. Agreeing to the implementation of quasi Company reorganization which is done by reassessing assets and liabilities obligations corresponding to the fair value as well as implementing a set off between the Company’s debit balance and the difference between the results of revaluation of assets and the liabilities obligations of the Company in reference to the document of disclosure of information which has been reported as an important part of this meeting. 2. Setelah kuasi reorganisasi, perlu ditindaklanjuti dengan melakukan transformasi, yaitu: transformasi budaya, peningkatan kualitas, kompetensi Sumber Daya Manusia, peningkatan system manajemen modern, proses produksi yang eisien dengan melaksanakan implementasi ERP, mengoptimalkan, meningkatkan kinerja perusahaan, tata kelola perusahaan khususnya anak perusahaan PT. Indofarma Global Medika, secara kosisten melaksanakan penerapan Good Corporate Governance. After the quasi reorganization, it is necessary to take further action by transforming: the culture and quality improvement and competence of Human Resources improving the modern management system and the production process eficiently by implementing ERP optimalizing and improving the company performance and the organizing of the company especially its subsidiary PT. Indofarma Global Medika, consistsently implementing Good Corporate Governance. 3. Memberikan kuasa kepada Direksi Perseroan untuk melakukan segala tindakan yang diperlukan untuk melakukan kuasi reorganisasi sebagai mana mustinya dengan memperhatikan peraturan perundangan yang berlaku. Give authority to the Company Board of Directors to effectuate any necessary actions to implement quasi reorganization as it is supposed to corresponding with the rules of law in effect. Dewan Komisaris Dewan Komisaris adalah organ perseroan yang bertugas melakukan pengawasan atas kebijakan Direksi dan apabila diperlukan memberikan nasihat kepada Direksi dalam menjalankan perseroan Tanggung jawab Komisaris adalah: 1. melakukan pengawasan terhadap kebijakan pengurusan, jalannya pengurusan pada umumnya baik mengenai perseroan maupun usaha perseroan yang dilakukan oleh Direksi 2. Memberikan nasihat kepada direksi termasuk pengawasan terhadap pelaksanaan rencana jangka panjang perseroan, rencana kerja dan anggaran perseroan serta ketentuan anggaran dasar dan keputusan RUPS untuk kepentingan perseroan Independensi Dewan Komisaris Komposisi Dewan Komisaris harus memungkinkan pengambilan keputusan secara efektif, tepat dan cepat, serta dapat bertindak independen. Dalam PER-01MBU2011 dikatakan bahwa komposisi Dewan Komisaris yaitu minimal 20 dari anggota Dewan Komisaris berstatus independen. Kriteria komisaris independen INDOFARMA adalah: yang tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan sahamatau hubungan keluarga dengan anggota Dewan Komisaris Dewan Pengawas lainnya, anggota Direksi dan atau Pemegang Saham Pengendali atau hubungan dengan BUMN yang bersangkutan, yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen Jumlah anggota Dewan Komisaris yang berstatus independen yaitu 2 orang atau 40 Pelaksanaan Tugas Selama tahun 2011, Dewan Komisaris telah melakukan beberapa hal berikut: Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance Board of Commissioners Board of Commissioners is a company’s organ with the main function of overseeing the policy formulation and practice exercised by the Board of Directors, and providing solicitation to the Directors as and when required. The duty of Commissioners are: 1. scrutinizing the management policy and management execution, either at business level or at corporate level as practiced by the Directors. 2. providing advices and suggestions to Directors, including oversight on corporate long term planning, workplan and budget, company’s articles, and decision made at annual shareholder meeting related to the corporation. Independence of the Board of Commissioners The composition of the Board of Commissioners was structured to facilitate effective, accurate, and timely decision making by the Board, and most importantly, the decision made was independent. In Minister’s Decree PER-01MBU2011 it is stipulated that composition of the Board must include minimum 20 of the Board member has independent status. INDOFARMA set the criteria that an independent commissioner shall not possess any relationship with the company, in terms of inance, management, stock ownerships, family ties with other Board members, Directors, majority shareholders, and other possible conlict of interests which may affect the independence of the decision making process. There were 2 members 40 of the Board which served as Independent Commissioners. Accomplishments In year 2011, the Board of Commissioners had accomplished several duties, as summarized in the following table 51 Laporan Tahunan | Annual Report 2011 Struktur Dewan Komisaris No Komisaris Commissioner Deskripsi Description Status Penugasan Duty 1 Prof. DR. dr. H. Azrul Azwar MPH Komisaris Utama President Commissioner Independen Independent Beliau menjabat sebagai ketua Komite Audit dan dalam pembagian kerja bertugas terhadap pengawasan bidang Umum dan SDM. He served as Chairman of Audit Committee, and took major focus on oversight of general affairs and human capital. 2 Drs. Mochamad Ichsani, MM Komisaris Commissioner Beliau menjabat wakil ketua Komite Audit dan bertugas terhadap pengawasan dalam bidang keuangan He served as Vice Chairman of Audit Committee, and major focus on oversight of inancial matters. 3 Dr. H. Chalik Masulili Msc Sp.SK, Alm. Komisaris Commissioner Beliau bertugas terhadap pengawasan di bidang produksi The Late Mr. Masulili was responsible in the oversight of production process. 4 Dr. Nizar Yamanie Sp.SK Komisaris Commissioner Independen Independent Beliau bertugas terhadap pengawasan di bidang riset dan pemasaran He was responsible in the oversight of research and marketing 5 Dr. Marzuki Abdullah Apt, MBA Komisaris Commissioner Beliau bertugas terhadap pengawasan di bidang Operasional dan Pengembangan He was responsible in the oversight of operations and development. Remunerasi Dasar penentuan remunerasi Dasar hukum remunerasi adalah Peraturan Menteri Negara BUMN No. Per 07MBU2010 tentang pedoman penetapan penghasilan direksi, dewan komisaris dan dewan pengawas BUMN. Tabel Remunerasi Dewan Komisaris per tahun dalam Rupiah Komisaris Commissioner Deskripsi Description Gaji Dasar Basic Salary Tunjangan Allowance Jumlah Total Kendaraan Vehicle Lainnya Others Prof. DR. dr. H. Azrul Azwar MPH Komisaris Utama President Commissioner 258.480.000 51.696.000 12.924.000 323.100.000 Drs. Mochamad Ichsani, MM Komisaris Commissioner 232.632.000 46.526.400 11.631.600 290.790.000 Dr. H. Chalik Masulili Msc Sp.SK, Alm. Komisaris Commissioner 232.632.000 46.526.400 11.631.600 290.790.000 Dr. Nizar Yamanie Sp.SK Komisaris Commissioner 232.632.000 46.526.400 11.631.600 290.790.000 Dr. Marzuki Abdullah Apt, MBA Komisaris Commissioner 232.632.000 46.526.400 11.631.600 290.790.000 Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance Structure of the Board Remuneration Basis for Remuneration The legal reference related to the remuneration for the Directors, Board of Commissioners, and Oversight Committeee is Minister’s Decree No. Per 07MBU2010. Remuneration Table for the Board of Commissioners in Rupiah per year 52 Laporan Tahunan | Annual Report 2011 Rapat Dewan Komisaris Dasar Hukum Rapat Dewan Komisaris Dalam PER-01MBU2011 dinyatakan bahwa rapat Dewan Komisaris harus diadakan secara berkala dan minimal sekali dalam satu bulan, dan Dewan Komisaris dapat mengundang Direksi dalam rapat tersebut. Dasar Hukum rapat Dewan Komisaris adalah anggaran dasar perseroan No. 81 tahun 2008 Kehadiran Komisaris dalam Rapat Dewan Komisaris No Tanggal Date Agenda Rapat Meeting Agenda Kehadiran Presence AA MI CM NY MA 1 7 Januari 2011 Program Kerja Komisaris Tahun 2011. Workplan of the Commissioners in 2011. √ √ √ √ 2 21 Januari 2011 KPI Key Performance Indikator. KPI Key Performance Indicator. √ √ √ √ 3 17 Februari 2011 Pembahasan tindak lanjut hasil raker, dan hasil pertemuan Dewan Komisaris PT Indofarma Persero Tbk, pembahasan KPI 2010. Discussion on the follow up of work meeting, and of Boards meeting to review KPI 2010. √ √ √ √ 4 16 Maret 2011 Pembahasan laporan inhouse tahun buku 2010, Pembahasan RJPP sesuai arahan Kementerian BUMN. Review of inhouse report, bookyear 2010, Discussion of Corporate Long Term Planning RJPP to comply to guidance provided by the Ministry of State Owned Enterprise. √ √ √ √ 5 24 Maret 2011 Pembahasan jawaban surat Kementerian BUMN terkait data pejabat satu level di bawah Direksi. Discussion on the response to Ministers Letter on appointment mechanism of oficers at one level below the Directors. √ √ √ - 6 29 Maret 2011 Pembahasan laporan hasil audit tahun buku 2010 Discussion on Audit Report bookyear 2010. √ √ - √ 7 5 April 2011 Pembahasan Finalisasi RJPP Rencana Jangka Panjang Perusahaan. Discussion on Finalization of Corporate Long Term Planning RJPP. √ √ √ √ 8 12 April 2011 Pembahasan hasil Assesment LPPM untuk Anak Perusahaan PT IGM. Discussion on Assessment of LPPM for the Subsidiary PT IGM. √ √ √ √ 9 9 Mei 2011 Pembahasan laporan triwulan I 2011, dan usulan KAP tahun 2011. Discussion of the report irst quarter 2011, and the proposed KAP 2011. √ √ √ √ 10 1 Juni 2011 Pembahasan Agenda RUPS Tahun Buku 2010 Discussions on the agenda of Annual Shareholders Meeting for bookyear 2010 √ √ √ √ 11 16 Juni 2011 Pembahasan Tindak Lanjut atas Keputusan RUPS Tahun Buku 2010, Evaluasi Kinerja Bulanan pada Mei 2011. Discussion on the follow up of result of Annual Shareholders Meeting 2010, Evaluation of Monthly Performance, Mei 2011. √ √ √ √ √ 12 4 Juli 2011 Pembahasan pembagian tugas pengawasan Dewan Komisaris, Pakta Integritas Dewan Komisaris. Oversight duty allocation for Board of Commissioners, Integrity Pacts of the Board. √ √ √ √ √ 13 12 Agustus 2011 Pembahasan laporan kinerja semester I tahun 2011. Discussion of Semester 1 2011 Report. √ √ √ √ √ 14 20 September 2011 Monitoring Tindak Lanjut Temuan Audit, Progres Kuasi Reorganisasi, Pembahasan Laporan Bulan Agustus 2011. Monitoring of follow up on Audit Findings, Progress of Quasi Reorganization initiative, Monthly Report August 2011. √ √ √ √ √ 15 2 November 2011 Pemaparan Direktur Produksi tentang Laporan Kinerja s.d Triwulan III Tahun 2011 dan RKAP 2012. Exposition from Director of Production on Q3 2011 Performance Report and Workplan and Budget RKAP 2012. √ √ √ √ √ 16 15 November 2011 Pembahasan Penunjukan Pimpinan RUPS Discussion on Appointment of Chairman for the Annual shareholders Meeting. √ √ √ √ √ 17 23 November 2011 Pemaparan Direktur Riset dan Pemasaran tentang Laporan Kinerja s.d Triwulan III Tahun 2011 dan RKAP 2012. Exposition from Director of Research and Marketing on Q3 2011 Performance Report and Workplan and Budget 2012. √ √ - √ √ 18 1 Desember 2011 Pembahasan Laporan Bulan Keuangan Triwulan III 2011 dan Bulan Oktober 2011. Discussion on Q3 2011 Financial Report and Monthly Report October 2011. √ √ √ √ √ Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance Meeting of the Board of Commisioners Legal Reference Ministers Decree no. PER-01MBU2011 stipulates that meeting of the Board of Commissioners must be held on a periodical basis with a minimum of one meeting per month. Board reserves the right to call upon Directors to join the meeting, Companys article no. 81 tahun 2008 serves as other formal reference to the meeting ot the Board. Presence of the Members of the Board of Commissioners 53 Laporan Tahunan | Annual Report 2011 19 5 Desember 2011 Pemaparan Direktur Operasi dan Pengembangan tentang Laporan Kinerja s.d Triwulan III Tahun 2011 dan RKAP 2012. Exposition from Director of Operations and Development on Q3 2011 Performance Report and Workplan and Budget RKAP 2012. √ √ - √ √ 20 7 Desember 2011 Pemaparan Direktur Utama tentang Laporan Kinerja s.d Triwulan III Tahun 2011, Pemaparan Direktur Keuangan tentang Laporan Kinerja s.d Triwulan III Tahun 2011, dan Pemaparan Direktur Utama tentang RKAP 2012. Exposition from the President Director on Q3 2011 Report. Exposition from Director of Finance on Q3 2011 Report and Exposition from the President Director on Workplan and Budget RKAP 2012. √ √ √ √ √ 21 21 Desember 2011 Pembahasan RKAP 2012. Discussion on RKAP 2012. √ √ √ √ √ Total Kehadiran Total Presence 21 21 18 20 11 Total Rapat Total Meeting 21 21 21 21 11 Persentase Percentage 100 100 85,7 95,2 100 Keterangan: AA = Prof. DR. dr. H. Azrul Azwar MPH MI = Drs. Mochamad Ichsani, MM CM = Dr. H. Chalik Masulili Msc Sp.SK, Alm. NY = Dr. Nizar Yamanie Sp.SK MA = Dr. Marzuki Abdullah Apt, MBA Direksi Lingkup dan Tanggung Jawab Direksi INDOFARMA bertanggung jawab atas kinerja Perseroan secara keseluruhan dan atas kesesuaian pengelolaan dengan seluruh kebijakan internal dan peraturan eksternal yang berlaku. Seluruh anggota Direksi Perseroan telah menandatangani Pakta Integritas untuk mengantisipasi adanya konlik kepentingan. Komposisi Direksi harus sedemikian rupa sehingga memungkinkan pengambilan keputusan secara efektif, tepat, dan cepat. Remunerasi Direksi Dasar penentuan remunerasi Dasar hukum remunerasi adalah Peraturan Menteri Negara BUMN No. Per 07MBU2010 tentang pedoman penetapan penghasilan direksi, dewan komisaris dan dewan pengawas BUMN. Tabel Remunerasi Direksi per tahun dalam Rupiah Komisaris Commissioner Deskripsi Description Gaji Dasar Basic Salary Tunjangan Allowance Take Home Pay Perumahan Housing Djakfarudin Junus Direktur Utama President Director 646.200.000 193.860.000 840.060.000 John Guntar Sebayang Direktur Director 581.580.000 174.474.000 756.054.000 Eliano Rizaldi Direktur Director 581.580.000 174.474.000 756.054.000 Kosasih Direktur Director 581.580.000 174.474.000 756.054.000 Bambang Solihin Irianto Direktur Director 581.580.000 174.474.000 756.054.000 Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance Directors Scope and Duties INDOFARMA Directors are accountable for the overall company performance and compliance of the management practices to prevailing internal and external policies. All members of the Board of Directors had signed the Integrity Pacts to anticipate the occurrence of conlict of interests. The composition of the Board was structured as such to faciitate effective, accurate and timely decision making. Directors Remuneration Basis for Remuneration Legal reference to the remunerations is Ministers Decree No. Per 07MBU2010 on the Guidelines of Remuneration Package for Directors, Board of Commissioners, and Oversight Committee. Remuneration Table for the Board of Directors in Rupiah per year 54 Laporan Tahunan | Annual Report 2011 Rapat Direksi No Tanggal Date Agenda Rapat Meeting Agenda Kehadiran Presence DJ JG ER KS BS 1 12 Januari 2011 Pembahasan hasil Stock Opname Discussion on Result of Stock Opname √ √ 2 18 Januari 2011 Pembahasan hasil audit KAP Discussion on audit results from public accountant ofice √ √ 3 25 Januari 2011 Pembahasan MoU dengan distributor Discussion on MoU with distributor √ √ 4 8 Februari 2011 Usulan promosi dan penggajian karyawan Proposal on employee promotion and remuneration √ √ 5 22 Februari 2011 Pembahasan rencana investasi Discussion on Investment Plan √ √ 6 2 Maret 2011 Pembahasan penunjukan akuntan publik Discussion on appointment of public accountant √ √ 7 24 Maret 2011 Pembahasan laporan hasil audit Discussion on Audit Report √ √ 8 5 April 2011 Pembahasan kinerja Triwulan I Discussion on Q1 Performance √ √ 9 19 April 2011 Pembahasan kinerja SCM Discussion on SCM Performance √ √ 10 26 April 2011 Pembahasan kinerja Pemasaran Discussion on Marketing Performance √ √ 11 3 Mei 2011 Usulan agenda Rapat Umum Pemegang Saham Proposal on Agenda of Annual Shareholder Meeting √ √ 12 24 Mei 2011 Persiapan Rapat Umum Pemegang Saham Preparation of Annual Shareholder Meeting √ √ 13 8 Juni 2011 Rapat Umum Pemegang Saham Annual Shareholder Meeting √ √ 14 14 Juni 2011 Pembahasan tindak lanjut amanah RUPS dan struktur organisasi. Discussion on the follow up of result from Annual Shareholder Meeting RUPS and organization structure. √ √ √ √ √ 15 21 Juni 2011 Follow up rencana kerja perseroan. Follow up on corporate work plan. √ √ √ √ √ 16 28 Juni 2011 1. Pembahasan tata tertib rapat organ-organ perusahaan. Discussion on rules and policy of corporate organs 2. Program kerja satuan pengawasan internal SPI. Work program of Internal Monitoring Task Force. √ √ √ √ √ 17 30 Juni 2011 Pembahasan awal kuasi reorganisasi. Preliminary discussion on Quasi Reorganization. √ - √ √ √ 18 5 Juli 2011 Pembahasan job desc dan KPI. Discussion on job desc and KPI. √ √ √ √ √ 19 6 Juli 2011 Tinjauan kinerja pemasaran. Review of Marketing Performance √ √ √ √ √ 20 11 Juli 2011 Pembahasan strategi aliansi. Discussion on Strategic Alliance. √ √ √ √ √ 21 19 Juli 2011 1. Review program kerja audit internal PT Indofarma persero Tbk dan PT Indofarma Global Medika. Review of internal audit work program of PT Indofarma persero Tbk and PT Indofarma Global Medika. 2. Kajian awal penetapan distributor mitra. Preliminary study on appointment of partner distributor. √ √ - √ √ 22 26 Juli 2011 1. Tinjauan implementasi strategi bisnis perusahaan. Review on implementation of corporate business strategy. 2. Tinjauan kinerja terhadap target penjualan. Review on sales target performance. √ √ √ √ √ 23 2 Agustus 2011 1. Pembahasan kebijakan strategis perseroan. Discussion on corporate strategic policy. 2. Tinjauan posisi cash low perseroan. Review on corporate cashlow position. √ √ √ √ √ 24 9 Agustus 2011 1. Pemaparan tindak lanjut hasil pertemuan dengan kepala BPOM kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Exposition of follow up on meeting with Chairman of BPOM Head of Health Research and Development.. 2. Pembahasan mengenai komite pembelian. Discussion on procurement committee. 3. Penetapan KJPP untuk kuasi reorganisasi. Endorsement of KJPP for Quasi Reorganization. 4. Pembahasan kapasitas gudang logistik produk jadi. Discussion on warehouse capacity for inished products. 5. Persiapan peluncuran produk baru Biovision Kid Syrup. Preparation for new product launch Biovision Kid Syrup. √ √ √ √ √ Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance Director Meeting 55 Laporan Tahunan | Annual Report 2011 25 15 Agustus 2011 1. Tinjauan posisi arus kas dan progress report kuasi reorganisasi. Review of cash low position and progress report of Quasi Reorganization. 2. Pembahasan renovasi fasilitas herbal dan steril, pembangunan fasilitas FDC, dan pilot plan litbang. Discussion on renovation of herbal and sterile facilities, facility development of FDC, and Research and Development pilot plan. 3. Pembahasan dan penyusunan model bisnis. Discussion and business model drafting. 4. Pembahasan distributor pendamping. Discussion on partnering distributor. √ √ √ √ √ 26 24 Agustus 2011 1. Persiapan dan pelaksanaan amanah hasil RUPS INDOFARMA pada 9 Juni 2011. Preparation and result implementation of RUPS INDOFARMA held on 9 June 2011. 2. Tinjauan asuransi purna jabatan direksi komisaris INDOFARMA. Review of post duty insurance for directors and commissioners of INDOFARMA. 3. Pembahasan laporan triwulan II 2011. Discussion on Q2 2011 Report. √ √ - √ √ 27 9 September 2011 1. Pembahasan audit management. Discssion on management audit 2. Pembahasan kinerja induk dan anak perusahaan. Discussion on corporate performance and subsidiaries. √ √ √ √ √ 28 13 September 2011 Persiapan pembahasan RKAP 2012. Preparation for discussion on RKAP 2012. √ √ √ √ √ 29 15 September 2011 Pembahasan legal compliance. Discussion on legal compliance. √ √ - √ √ 30 20 September 2011 Pembahasan awal kuasi reorganisasi Preliminary discussion on Quasi Reorganization Penyusunan awal RJPP. Drafting of RJPP. √ √ √ √ √ 31 28 September 2011 Analisis pendayagunaan fasilitas produksi makanan kesehatan. Analysis of utilization on production facility of healthy meal products √ √ √ √ √ 32 4 Oktober 2011 1. Tindak lanjut audit perseroan. Follow up of corporate audit. 2. Rencana revitalisasi kapasitas produksi. Revitalization plan of production capacity. 3. Pengelolaan aset tanah, bangunan dan kendaraan. Management of land asset, buildings, and vehicles. 4. Pembahasan rencana kuasi reorganisasi dengan Kementerian BUMN. Discussion on plan for quasi reorganization with Ministry of State Owned Enterprise BUMN. √ √ √ √ √ 33 11 Oktober 2011 1. Pembahasan KPI 2012. Discussion on KPI 2012. 2. Progress penyusunan RKAP 2012. Progress of RKAP 2012 drafting. 3. Usulan penetapan tarif perjalanan dinas. Proposal on business trip allowance entitlement. 4. Analisis tingkat kesehatan perusahaan. Analysis of corporate it level. √ √ √ √ √ 34 18 Oktober 2011 1. Kebijakan pengelolaan SDM. Management policy on Human capital 2. Tinjauan posisi keuangan perseroan. Review of corporate inancial posture. √ √ √ √ √ 35 26 Oktober 2011 Persiapan Rapat Umum Pemegang Saham untuk Kuasi Reorganisasi Preparation for Annual Shareholder Meeting on Quasi Reorganization. √ √ - √ - 36 1 November 2011 1. Evaluasi kinerja direktorat produksi TW 32011 Evaluation on Q3 2011 performance of Production directorate 2. RKAP 2012 direktorat produksi. RKAP 2012 of Production directorate. √ √ √ √ √ 37 8 November 2011 1. Pembahasan alternatif pembelian bahan baku langsung dari luar negeri. Discussion on direct foreign procurement alternatives 2. Pembahasan materi RUPSLB dan Perubahan anggaran dasar. Discussion on RUPSLB materials and ammendment of company article. √ √ √ √ √ 38 15 November 2011 Persiapan paparan publik. Preparation for public expose. √ √ √ √ √ 39 22 November 2011 1. Kebijakan Revitalisasi pengelolaan perusahaan. Policy on Corporate Management Revitalization. 2. Pembahasan RKAP 2012 direktorat pemasaran. Discussion on RKAP 2012 of Marketing directorate. 3. Persiapan implementasi e–catalog. Preparation for e–catalog implementation. √ √ √ √ √ 40 29 November 2011 1. RKAP 2012. RKAP 2012. 2. Rencana Bisnis Radiofarmaka Business Plan of Radiofarmaka 3. Pembahasan perubahan anggaran dasar amanah RUPS. Discussion on ammendment of company article as result of RUPS. √ √ √ √ √ 41 13 Desember 2011 Marketing plan. √ √ √ √ √ 56 Laporan Tahunan | Annual Report 2011 Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance 42 20 Desember 2011 1. Persetujuan stok opname pada Januari 2012. Approval of stock opname to be conducted In January 2012. 2. Pembahasan rencana bisnis alat terapi kanker. Discussion of business plan for cancer theurapical devices. 3. Pharma Market Review 2011. Pharma Market Review 2011. √ - - √ √ 43 27 Desember 2011 Persiapan Rapat umum pemegang saham luar biasa kuasi reorganisasi. Preparation for Extraordinary Shareholder Meeting on quasi reorganization, √ √ √ √ √ Total Kehadiran Total Presence 43 28 38 30 29 Total Rapat Total Meeting 43 30 43 30 30 Persentase Percentage 100 93,3 88,4 100 96,7 Keterangan: DJ = Djakfarudin Junus JG = John Guntar Sebayang ER = Eliano Rizaldi KS = Kosasih BS = Bambang Solihin Irianto Peningkatan Kompetensi Dewan Komisaris dan Direksi Sepanjang tahun 2011, INDOFARMA melaksanakan beberapa program pelatihan bagi Dewan Komisaris dan Direksi untuk peningkatan kompetensi Dewan Komisaris dan Direksi Peningkatan Kompetensi Dewan Komisaris Nama Name Program Program Tanggal Date Lokasi Location Prof. DR. dr. H. Azrul Azwar MPH 18th WONCA Regional Conference For Asia Paciic, Philippine Academy Of Family Physician 20-24 Februari 2011 Cebu City, Filipina International Public Symposium And Seminar, The Japan Center For International Exchange 1-2 September 2011 Tokyo, Jepang Workshop On Drug Safety and Detection, APEC LSIF 27-28 September 2011 Beijing, China Peningkatan Kompetensi Direksi Nama Name Program Program Tanggal Date Lokasi Location Djakfarudin Junus Asean Regional Primary Care Conference Asia Paciic 26 Nopember 2011 Jakarta, Indonesia Eliano Rizaldi Training IICD 10-12 Februari 2011 Bali, Indonesia Acces to Medicine and its impact to National Drugs 19-21 Juli 2011 Bali, Indonesia Rapat Gabungan Tabel kehadiran rapat gabungan yang melibatkan Direksi dan Komisaris Nama Name Jabatan Position Jumlah Rapat yang Dihadiri Number of Attended Meetings Komisaris: Board of Commissioners: Prof. DR. dr. H. Azrul Azwar MPH Komisaris UtamaIndependen President CommissionerIndependent 12 dari 12 12 out of 12 Drs. Mochamad Ichsani, MM Komisaris Commissioner 12 dari 12 12 out of 12 Dr. H. Chalik Masulili Msc Sp.SK, Alm. Komisaris Commissioner 12 dari 12 12 out of 12 Dr. Nizar Yamanie Sp.SK KomisarisIndependen CommissionerIndependent 12 dari 12 12 out of 12 Dr. Marzuki Abdullah Komisaris Commissioner 12 dari 12 12 out of 12 Direksi: Board of Directors: Djakfarudin Junus Direktur Utama President Director 12 dari 12 12 out of 12 John Guntar Sebayang Direktur Keuangan dan SDM Director of Finance and Human Resources 12 dari 12 12 out of 12 Eliano Rizaldi Direktur Riset dan Pemasaran Director of Research and Marketing 12 dari 12 12 out of 12 Kosasih Direktur Produksi Director of Production 12 dari 12 12 out of 12 Bambang Solihin Irianto Direktur Operasi dan Pengembangan Director of Operations and Development 12 dari 12 12 out of 12 Competency Development of Commissioners and Directors In 2011, INDOFARMA provided several workshop programs to enhance the competencies of the Comissioners and Directors. Competency Development of Commisioners Competency Development of Directors Assembly Meeting Table of Attendance in Assembly Meetings Involving Directors and Commissioners 57 Laporan Tahunan | Annual Report 2011 Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance Komite di Bawah Komisaris Komite Audit Tugas dan Tanggung Jawab Komite Audit INDOFARMA dibentuk dengan tujuan membantu dan memfasilitasi Dewan Komisaris dalam menjalankan fungsi pengawasan serta memastikan keefektifan sistem pengendalian internal Perseroan, termasuk keefektifan pelaksanaan tugas Auditor Eksternal dan Satuan Pengawas Intern SPI. Sesuai ketentuan Bursa Efek Indonesia, Komite Audit bertugas dan bertanggung jawab memberikan pendapat profesional yang independen kepada Dewan Komisaris mengenai laporan danatau hal- hal yang disampaikan Direksi, mengidentiikasi hal-hal yang memerlukan perhatian Dewan Komisaris, dan melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Dewan Komisaris. Komite Audit mengadakan rapat sekurang-kurangnya satu kali sebulan yang dihadiri seluruh anggotanya. Wewenang Berdasarkan Peraturan IX.I.5, Lampiran Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal No.Kep-29PM2004 Komite Audit memiliki wewenang untuk mengakses catatan atau informasi tentang karyawan, dana, aset, serta sumber daya perusahaan lainnya yang berkaitan dengan pelaksanaan tugasnya. Dalam menjalankan wewenangnya, Komite Audit bekerja sama dengan pihak yang melaksanakan fungsi internal audit. Komposisi Susunan keanggotaan Komite Audit adalah sebagai berikut: Nama Name Posisi Position Prof. Dr. dr. H. Azrul Azwar, M.P.H KetuaKomisaris Independen ChairmanIndependent Commissioner Drs. Mochamad Ichsani, M.M. Wakil ketua Vice Chairman Tarcicious Sawardi, Ak., M.M Anggota Member Purwadi, Ak., M.M. Anggota Member Drs. Warga Murad Sekretaris Secretary Independensi Komite Komite Audit diketuai oleh seorang Komisaris Independen dan empat anggota lainnya adalah profesional dari luar Perusahaan yang memiliki latar belakang keuangan. Hal ini sudah sesuai dengan Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal No.Kep-29PM2004 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit. Frekuensi Pertemuan Berdasarkan Peraturan IX.I.5, Lampiran Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal No.Kep-29PM2004, Komite Audit mengadakan rapat sekurang-kurangnya sama dengan ketentuan minimal Rapat Dewan Komisaris yang ditetapkan dalam anggaran dasar. Komite Audit wajib melaksanakan rapat minimal sekali dalam satu bulan. Pada tahun 2011, Komite Audit melaksanakan rapat 15 kali The Committee under Board of Commissioners Audit Committee Duties and Responsibilities Audit Commiitee of INDOFARMA was formed with the aim to assist and facilitate the Board of Commissioners in its supervisory function and to ensure the effectiveness of Internal control system of the company, including the effectiveness of External Auditor and Internal Audit Unit SPI. With reference to the prevailing regulations of Indonesia Stock Exchange, Audit Committee is responsible and held accountable to provide professional, independent opinions to the Board of Commissioners on reports or any other informations submitted by the Directors, and to identify issues deemed attention from the Board of Commissioners, and to carry out other tasks as assigned by the Board of Commissioners. Audit Committeee is to conduct minimum of one meeting in a month, attended by all committee members. Authority As stipulated in Rule no, IX.I.5, as attachment to the Decree of the Head of Capital Market Regulatory Body No.Kep-29 PM2004, Audit Committeee has the authority to obtain access to records or information on employees, funds, assets and other company resources relevant to the duty of the committeee. In exercising its authority, the Audit Committeee in cooperation with other parties holding internal audit function. Composition The composition of Audit Committee are as follows: Independence of the Committeee Audit Committee is chaired by an Independen Commissioners and the other four members are professionals external to the company with inancial background. This is in compliance to the Decree of the Head of Capital Market Regulatory Body No.Kep-29PM2004 on the Forming and Guidance to Work Implementation of Audit committeee. Meeting Frequency Rule no IX.I.5 as attachment to the Decree of the Head of Capital Market Regulatory Body No.Kep-29PM2004 requires Audit Committeee to conduct number of meetings to meet minimum requirements, which is at least the same number of Board of Commissioner meeting, as stipulated in the company article. Audit Committeee is obligated to conduct meeting one time a month at the minimum. In 2011, Audit Committeee had conducted 15 meetings 58 Laporan Tahunan | Annual Report 2011 Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance Nama Name Jumlah Rapat Number of Meetings Tingkat Kehadiran Number of Presence Persentase Kehadiran Percentage of Presence Prof. Dr. dr. H. Azrul Azwar, M.P.H KetuaKomisaris Independen ChairmanIndependent Commissioner 13 dari15 13 out of 15 86,67 Drs. Mochamad Ichsani, M.M. Wakil ketua Vice Chairman 15 dari15 15 out of 15 100 Tarcicious Sawardi, Ak., M.M Anggota Member 14 dari15 14 out of 15 93,33 Purwadi, Ak., M.M. Anggota Member 14 dari15 14 out of 15 93,33 Drs. Warga Murad Sekretaris Secretary 15 dari15 15 out of 15 100 Pelaksanaan Tugas Pada tahun 2011, Komite Audit melaksanakan kegiatan antara lain: 1. Melakukan penelahaan atas laporan keuangan perusahaan interim dan tahunan. 2. Melakukan penelahaan atas laporan pelaksanaan rencana kerja dan anggaran perusahaan secara berkala. 3. Membantu Dewan Komisaris dalam proses penunjukan auditor eksternal yang akan memeriksa perusahaan dengan memperhatikan independensi dan objektiitas, cakupan dan kecukupan pemeriksaan, serta penalahaan kewajaran biaya pemeriksaan. 4. Melakukan pertemuan secara berkala dengan auditor eksternal guna membahas keefektifan pelaksanaan pemeriksaan. 5. Melakukan penelahaan atas keefektifan pelaksanaan pengendalian internal. 6. Melalukan pemantauan implementasi GCG dan Manajemen Risiko 7. Melakukan penelahaan remunerasi Komisaris dan Direksi. 8. Melakukan pertemuan berkala dengan Satuan Pengawas Intern SPI guna membahas keefektifan pemeriksaan internal serta tindak lanjut hasil audit SPI dan auditor eksternal. 9. Melakukan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Dewan Komisaris. Komite di Bawah Direksi Sekretaris Perusahaan Tugas dan Peran Sekretaris Perusahaan Sekretaris Perusahaan pada hakekatnya menjadi penghubung Perseroan dengan para pemegang saham, lembaga otoritas pasar modal dan keuangan, serta pihak-pihak lain yang berkepentingan. Tim Sekretaris Perusahaan juga bertanggung jawab untuk menyampaikan informasi yang bersifat material kepada stakeholders secara tepat waktu, akurat, bertanggung jawab, serta menjunjung asas keterbukaan. Pelaksanaan Kegiatan Terkait dengan Stakeholder Sekretaris Perusahaan di jabat oleh Ahdia Amini. Beberapa kegiatan terkait dengan stakeholder yang telah dilakukan pada tahun 2011 antara lain: 1. Melakukan pemastian bahwa perseroan senantiasa mematuhi ketentuan yang mengikatnya 2. Melakukan fungsi advisory kepada manajemen dan organ- organ yang terkait 3. Melakukan aktivitas liason penghubung antara perseroan dengan stakeholder nya Ketiga hal tersebut dilakukan pada area Compliance, Corporate Communication dan Support Management dalam implementasi GCG. Accomplishment of Duties In 2011, Audit Commiitee had conducted several activities, among others are: 1. Thorough study on interim and annual company inancial statements. 2. Thorough periodic study on company workplan and budget. 3. Assisting the Board of Commissioners in appointment of external auditor, using criteria of independence, objectivity, scope and adequacy of audit, and fair tariff of audit fees. 4. Holding periodic meetings with internal auditors to discuss audit implementation effectiveness. 5. Thorough study on the effectiveness of external control implementation. 6. Conducting the monitoring of GCG implementation and Risk Management 7. Thorough study on remuneration of Commissioners and Directors. 8. Conducting periodic meetings with Internal Control Unit Task Force SPI to discuss the effectiveness of Internal audit and the follow up of SPI audit result and external auditor. 9. Conducting other duties as assigned by the Board of Commissioners. Committee under Board of Directors Corporate Secretary The Job and Role of Corporate Secretary Corporate Secretary essentially is the liaison between the corporation and its shareholders, authority bodies, stock and inancial market, and other stakeholders. The Corporate Secretary team should be responsible in dissecting information to any parties with interest to the corporation in a timely manner, accurate, responsible and with respect to transparency. Stakeholders Related Activities The Corporate Secretary post was held by Ahdia Amini, which in 2011 conducted several stakeholders’ related activities, including: 1. Ensuring corporate compliance to rules and regulations 2. Implementing advisory functions to corporate bodies and their teams 3. Act as liaison between the corporation with is stakeholders The three activities were conducted in the area of Compliance, Corporate Communication and Support Management in the effort of GCG implementation. 59 Laporan Tahunan | Annual Report 2011 Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance 1. Compliance a. Terhadap protokol pasar modal Dalam penyelanggaraan RUPS, pelaporan ke publik atau otoritas bursa, menyelenggarakan keterbukaan informasi, memastikan tidak terjadi benturan kepentingan, mendukung equal treatment terhadap seluruh pemegang saham dan memperbarui anggaran dasar sebagai acuan dasar pengelolaan manajemen. b. Terhadap ketentuan industri farmasi Indonesia Mencakup sertiikasi Cara Pembuatan Obat Baik CPOB, perijinan industri farmasi, registrasi obat c. Terhadap ketentuan yang mengikat Badan Usaha Milik Negara Terkait dengan peraturan menteri negara BUMN yang mengatur GCG, Remunerasi, Laporan harta kekayaan pengurus negara. 2. Corporate Comunication a. MediaPublic Relations Untuk menjaga keseimbangan informasi yang terkait dengan Perseroan dan dalam rangka membangun keterbukaan informasi dengan publik b. Investor Relations Melakukan pembaharuan tentang kinerja Perseroan dalam setiap periode baik dalam aspek inansial maupun operasional serta rencana ekspansi usaha c. Employee Relations Melakukan komunikasi dua arah dengan pegawai melalui forum komunikasi korporat dan penerbitan media internal 3. Mendukung Manajemen dalam implementasi GCG a. Mengkoordinasikan hubungan antar organ perusahaan b. Melakukan dokumentasi dan pengelolaan dokumen terkait penyelenggaraan tata kelola perusahaan c. Memastikan penyelenggaraan Perseroan termasuk kompetensi pengelola perseroan mengikuti prinsip Tata Kelola Transparansi, Akuntabilitas, Responsibilitas, Indepedensi dan Fairness Proil Ahdia Amini Ahdia Amini, 43, menjabat sebagai sekretaris perusahaan sejak September 2011. Berpengalaman di bidang farmasi dengan menjadi Branch Manager Apotik Kimia Farma Bandung 2004-2005 dan Manajer Hubungan Investor PT Kimia Farma 2005-2007. Sebelum menempati posisi di Indofarma, beberapa penugasan korporasi yang telah dilakukan antara tahun 2000-2005 di PT Kimia Farma, diantaranya: penawaran umum saham perdana dan merintis pengembangan bisnis baru di bidang kesehatan serta restrukturisasi korporasi pembentukan anak perusahaan. Meraih gelar sarjana di bidang farmasi pada 1992 dan gelar apoteker pada 1993 dari Institut Teknologi Bandung. Master of Business Administration dari Monash University of Melbourne, Australia pada 1996. Saat ini juga aktif mengajar di magister manajemen Universitas Indonesia dan Universitas Bina Nusantara. Ahdia Amini, 43, holds the post since September 2011. A professional with experience as Branch Manager of Apotik Kimia Farma Bandung 2004-2005 and Investor Relation Manager of PT. Kimia Farma 2005 - 2007. Before placed in the current position in Indofarma, involved in some corporate assignments during period of 2000-2004 in PT Kimia Farma such as initial public offering, new strategic initiative in healthcare business and corporate restructuring. Acquired her degree in pharmacy in 1992 and obtain her pharmacist degree from Institut Teknologi Bandung in 1993. She obtained her MBA from Monash University of Melbourne in 1996. Currently teaches at Magister Management Program of University of Indonesia and Bina Nusantara University. 1. Compliance a. Toward stock market protocols In the event of corporate general meeting of stockholders RUPS, reporting to stock market authority or general public, implementing transparency, Corporate Secretary was responsible in ensuring the avoidance of conlict of interest, supporting equal treatment to all stockholders and renewing the Article of Association as the foundation for managing the corporation. b. Toward Indonesia’s Pharmacy Industry rules and regulations Including obtaining the certiication of proper medicine production process CPOB, industrial license, and medicine registration. c. Toward rules and regulations of State-owned Enterprise Related to the effort to comply with the State Ministry of State-owned Enterprise rules and regulations regarding good corporate governance, remuneration, and wealth reports of state oficials. 2. Corporate Communication a. Media Public Relation To ensure the balance of information related to the corporation and in the effort to develop transparency to general public. b. Investor Relation Updating the Corporate performance in inance, operation, and expansion plan on every period. c. Employee Relations Communication with employees through corporate communication forum and the publication of internal media 3. Supporting management in the implementation of GCG a. Cross corporate-bodies coordination b. Documenting and document management related to corporate governance c. Ensuring the implementation of GCG Transparency, Accountability, Responsibility, Independency and Fairness and management competency to comply with the principles. Proile 60 Laporan Tahunan | Annual Report 2011 Korespondensi • Dengan Bursa Efek Indonesia BEI Kegiatan keterbukaan informasi yang dijalankan oleh INDOFARMA Bulan Month Topik Topic Januari January • Penjelasan atas permintaan konirmasi bursa tentang pemberitaan mengenai perseroan di media massa. Provided explanation on the stock-market requested conirmation over corporation related news in mass media • Laporan hasil paparan publik. Reported the results of public exposure April April • Penjelasan atas permintaan konirmasi bursa tentang pemberitaan mengenai perseroan di media massa. Provided explanation on the stock-market requested conirmation over corporation related news in mass media • Penyampaian laporan keuangan tahunan. Submission of annual report • Pemberitahuan RUPS. Announcement of RUPS • Keterbukaan informasi yang perlu diketahui publik. Transparency of public-related information Mei May • Penyampaian Laporan Tahunan 805CS-INAFV2011. Submission of annual report 805CS-INAFV2011. • Panggilan RUPS. Invitation to RUPS Juni June Penyampaian hasil RUPS: adanya perubahan Direksi dan Komisaris 870CS-INAFVI2011. Reporting the results of RUPS: the changes in Board of Directors and Board of Commissioners 870CS-INAFVI2011. Juli July Volatilitas transaksi saham PT Indofarma Tbk pada periode 23 Jun 2011 S-04178BEI.PPR06-2011. The volatility of PT. INDOFARMA stock transaction on the period of June 23, 2011 S-04178BEI.PPR06-2011. September September Perubahan Sekretaris Perusahaan The change of Corporate Secretary Oktober October • Penjelasan oleh Bursa Efek Indonesia nomor S-07470 BEI.PPR 10-2011 terkait dengan bukti iklan Keterbukaan Informasi dalam rangka Kuasi Reorganisasi Perseroan. Clariication by Bursa Efek Indonesia no. S-07470BEI.PPOR10-2011 regarding the advertisement of Information Transparency related to the corporation quasi re-organization. • Penjelasan Atas Permintaan Konirmasi Bursa Tentang Pemberitaan Di Media Massa Neraca dengan judul berita “Transformasi BUMN Farmasi via Regrouping” Bursa Efek Indonesia nomor S-07426BEI.PPR10-2011. Stock market-requested clariication on news of “ Transformasi BUMN Farmasi via Regrouping” on NERACA Bursa Efek Indonesia nomor S-07426BEI.PPR10-2011. • Konirmasi berita Indonesia Finance Today “Indofarma Targetkan Pendapatan Rp300 Miliar dari tender Pemerintah” S-06714BEI.PPR10-2011. Conirmation on “Indofarma Targetkan Pendapatan Rp300 Miliar dari tender Pemerintah” covered by Indonesia Finance Today S-06714BEI.PPR10-2011. • Perihal volatilitas transaksi saham PT Indofarma Tbk pada periode 25 Oktober 2011 hingga tanggal 26 Oktober 2011 S-09106BEI.PPR12-2011. Regarding the volatility of PT. INDOFARMA stock transaction on the period of 25 October 2011 - 26 October 2011 S-09106BEI.PPR12-2011. November November • Pemberitahuan Rapat Umum Pemegang Saham RUPS. The announcement of RUPS. • Perihal Rencana Public Expose dalam rangka Public Expose Tahunan tahun buku 2011 1342CS-INAFXI2011 The Public Expose plan regarding the Annual Public Expose in the year book of 2011 1342CS-INAFXI2011. • Perihal penyampaian materi Public Expose 1415CS-INAFXI2011. The submission of Public Expose materials 1415CS-INAFXI2011. Desember December Perihal volatilitas transaksi saham PT Indofarma Tbk pada periode 28 Desember 2011 hingga 29 Desember 2011. Regarding the volatility of PT. INDOFARMA stock transaction on the period of 28 December 2011 - 29 December 2011. Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance Correspondences • With Indonesia Stock Exchange Transparency related activities conducted by INDOFARMA were as follows: 60 Laporan Tahunan | Annual Report 2011 61 Laporan Tahunan | Annual Report 2011 Satuan Pengawas Internal Tugas dan Tanggung Jawab Berdasarkan PER-01MBU2011, Direksi wajib menyelenggarakan Pengawasan Intern, salah satunya adalah dengan membentuk Satuan Pengawas Internal SPI. Dalam PER-01MBU2011 dijelaskan fungsi SPI, yaitu melakukan: 1. Evaluasi atas efektivitas pelaksanaan pengendalian intern, manajemen risiko, dan proses tata kelola perusahaan, sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan kebijakan perusahaan; 2. Pemeriksaan dan penilaian atas eisiensi dan efektivitas di bidang keuangan, operasional, sumber daya manusia, teknologi informasi, dan kegiatan lainnya Satuan Pengawas Internal SPI memiliki peran penting sebagai mitra strategis manajemen. SPI membantu manajemen mewujudkan sistem pengendalian internal perusahaan yang andal dan memadai melalui audit terhadap aktivitas operasional pada setiap tingkatan manajemen serta sebagai narasumber dalam mengkaji standard operating procedures dan memastikan semua aktivitas operasional perusahaan memenuhi peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. Peran tersebut dilakukan dengan memperhatikan prinsip transparansi, akuntabilitas, independensi, dan obyektivitas agar selaras dengan tujuan dan kebijakan perusahaan yang telah ditetapkan. Kegiatan audit internal pada tahun 2011 difokuskan pada mengevaluasi tingkat efektiitas, eisiensi dan keekonomisan kegiatan operasional unit-unit perusahaan dan memastikanmenjamin bahwa semua kegiatan operasional telah memenuhi peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. Wewenang Auditor Internal memiliki akses yang tidak terbatas terhadap seluruh unit organisasi Perseroan termasuk anak perusahaan, perusahaan ailiasi, serta lembaga yang terkait secara operasional dengan Perusahaan. Dadang Mulyana, Ak., M.Si., CFE Manajer Satuan Pengawas Internal Internal Control Unit Manager Struktur Satuan Pengawas Internal Internal Control Unit Structure Direktur Utama President Director Manajer SPI Internal Control Unit Manager Asisten Manajer Audit Operasional dan Kepatuhan Assistant Manager Operational and Compliance Audit Ketua Tim Audit Operasional dan Kepatuhan Team Leader Operational and Compliance Audit Asisten Manajer Audit Keuangan dan Sistem Informasi Assistant Manager Financial and Information System Audit Ketua Tim Audit Keuangan dan Sistem Informasi Team Leader Financial and Information System Audit Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance Internal Control Unit Jobs and Responsibilities Based on PER-01MBU2011, Board of Directors were required to implement internal supervision initiatives by forming the Internal Control Unit. In the PER-01MBU2011, the functions of Internal Control Unit were as follows: 1. Evaluating the effectiveness on the implementation of internal control, risk management, and corporate governance, in accordance to the applied rules and regulations 2. Inspecting and evaluating the eficiency and affectivity in the area of inance, operation, human resources, information technology and other activities. The Internal Control Unit SPI holds an important role as the management’s strategic partner. The SPI provides assistance to management in the effort to achieve the reliable and suficient internal control system through audits of operational activities on every level of the management and also act as source of information in reviewing the standard operating procedure, and ensuring that every operational activity comply with the rules and regulations. The role should be performed in accordance to the principles of transparency, accountability, independency, and objectivity to ensure the alignment with the corporate objectives and policies. Internal audit activities in 2011 focused on evaluating the effectiveness, eficiency and economics of operations and corporate units to ensure guarantee that all operations in compliance with regulations and legislation in force. Authority Internal auditors has unlimited access to any corporate unit of organization, including subsidiaries, afiliations, and any operational-related institutions with the corporation. 62 Laporan Tahunan | Annual Report 2011 Pelaksanaan Kegiatan Pelaksanaan audit pada 2011 disusun dalam Program Kerja Pengawasan Tahunan PKPT yang disetujui oleh Direktur Utama Perusahaan. Adapun, kegiatan pelaksanaan audit yang dilakukan selama periode 2011 adalah sebagai berikut: 1. Audit Operasional terhadap 6 unitbidang perusahaan yang menghasilkan Laporan Hasil Audit dengan jumlah rekomendasi sebanyak 27 yang harus ditindaklanjuti oleh unit kerjaauditee masing-masing. 2. Evaluasi dan Analisis Laporan Bulanan desk audit 2 unitbidang organisasi yang menghasilkan Laporan Evaluasi dan Analisis yang harus menjadi perhatian pihak Manajemen tentang risiko yang harus segera diantisipasi dimitigasi untuk mencegah kerugian perusahaan. 3. Pemantauan tindak lanjut rekomendasi hasil audit pihak auditor eksternal dan internal yang menghasilkan 1 Laporan Pemantauan Tindak Lanjut Rekomendasi Auditor Eksternal yang berhasil menambah jumlah rekomendasi yang sudah sesuai atau selesai 2 Laporan Pemantauan Tindak Lanjut Rekomendasi Auditor Internal yang berhasil menambah jumlah rekomendasi yang sudah selesai atau tuntas. 4. Pendidikan dan Pelatihan SDM sesuai dengan kebutuhannya masing-masing dengan mengikuti pendidikan dan pelatihan oleh pihak eksternal sebanyak minimum 2 kali dalam setahun untuk setiap SDM Bidang SPI. 5. Partisipasi aktif dalam pelaksanaan stock opname persediaan perusahaan. 6. Partisipasi aktif dalam pelaksanaan inventarisasi aset tetap perusahaan. Audit Eksternal Auditor eksternal melakukan audit inansial untuk memberikan pendapat yang independen dan obyektif mengenai kewajaran, ketaatazasan dan kesesuaian laporan keuangan perseroan dengan Standar Akuntansi Keuangan Indonesia dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Guna keperluan audit tahun buku 2011, Perusahaan kami telah menunjuk secara langsung Kantor Akuntan Publik Husni, Mucharam Rasidi menjadi auditor eksternal. Hasil audit tahun buku 2011 menyatakan bahwa laporan keuangan konsolidasian INDOFARMA telah disajikan secara wajar berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Budaya Korporasi dan Etika Bisnis Dalam Pengembangan GCG, Perusahaan Anda telah merumuskan Pedoman Perilaku Code of Conduct sebagai landasan bagi Insan Indofarma dalam berinteraksi dengan stakeholders dan sesama Insan Indofarma. Perseroan yakin bahwa dengan penerapan GCG secara bertahap dan konsisten dapat meningkatkan reputasi Perseroan dan mempengaruhi pola pikir, sikap, dan perilaku Insan Indofarma. Pedoman Etika dan Perilaku ini diberlakukan sejak tanggal 26 Februari 2007. Pokok-pokok Kode Etik Perseroan meliputi: Budaya Korporasi yang telah ditetapkan • Dilarang melakukan suap dan korupsi, kolusi, dan nepotisme KKN. • Dilarang untuk menerima gratiikasi, imbalan, cindera mata, hadiah. • Dilarang melakukan jamuan bisnis. • Keterbukaan dan kerahasiaan informasi. • Dilarang melakukan aktivitas politik. • Dilarang merokok, minuman keras, narkotika, dan obat terlarang di lingkungan perusahaan. • Dilarang menggunakan aset Perseroan untuk kepentingan pribadi. • Perilaku Rapat. • Bertanggung jawab terhadap lingkungan. Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance Performing Activities The 2011 audit was planned in The Annual Work Supervision Program which was approved by the President Director. In the period of 2011, the audit was conducted as follows: 1. Operational audit on 6 units, which resulted in the Report of Audit Results with 27 recommendations that has to be implemented by each working units 2. Evaluation and Monthly Report Analysis desk audit on 2 units, which resulted in the Evaluation and Analysis Report that should raise management’s concerns on risks that has to be anticipated mitigated to avoid loss 3. Monitoring the implementation of external and internal audit 1 Recommendations under the Report of External Auditor Recommendation Follow-Up Program, which succeeded in adding numbers of recommendation that was complied and completed 2 Reports of Internal Auditor Recommendation Follow- Up Program which succeeded in adding numbers of recommendation that was complied and completed. 4. Human resource education and trainings complied with the needs of each SPI unit by participating in the education and trainings conducted by external party twice in a year. 5. Active participation in the event of corporate stock opname 6. Active participation in the event of corporate ixed asset inventory assessment External Audit External audit conducted inancial audit to provide independent and objective opinion related to fairness and compliance of the inancial report in accordance to Indonesian Financial Accounting Standard SKAI and applied rules and regulations. For the purpose of 2011 audit, the corporation has appointed public accountant ofice of Husni, Mucharam Rasidi as external auditor. The audit result stated that INDOFARMA inancial report was in compliance with Indonesia standard accounting principles. Corporate Culture and Business Ethics For the development of GCG, the corporation has formulated the Code of Conduct as a foundation for INDOFARMA individuals in interacting with stakeholders or other individuals. The corporation was certain that the consistent and gradual implementation of GCG could elevate the corporate image and inluencing the mindset, attitude, and behavior of INDOFARMA individuals. The Code of Conduct was implemented on 26 February 2007, which includes the following principles: Applied Corporate Cultures: • Bribery, corruption, collusion, and nepotism are strictly prohibited • Gratiication, souvenirs, and presents are prohibited • Business or corporate entertainment is prohibited • Transparency and conidentiality of information • Political activity is prohibited • Smoking, alcohol, and drugs are prohibited within company’s vicinities • Utilization of corporate asset for personal purposes is prohibited • Meeting code of conduct • Responsible to environment 63 Laporan Tahunan | Annual Report 2011 Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance Benturan Kepentingan Untuk mencegah adanya benturan kepentingan, para Direksi dan Komisaris terpilih diharuskan menandatangani pakta integritas. Selain itu dalam kepemilikan saham tidak ada pengurus perseroan maupun keluarganya yang memiliki saham di atas 5. Untuk susunan Dewan Komisaris, jumlah komisaris independen tidak melebihi 13 dari jumlah komisaris. Pelanggaran Etika INDOFARMA memiliki komitmen yang tinggi untuk menerapkan GCG sesuai dengan prinsip-prinsipnya. INDOFARMA memberikan kesempatan bagi setiap insan Perseroan untuk menyampaikan laporan mengenai dugaan terjadinya pelanggaran terhadap etika bisnis serta peraturan-peraturan yang berlaku. Penindakan atas Pelanggaran Etika Merujuk pada PKB perjanjian kerja bersama bahwa setiap karyawan berkewajiban untuk melaporkan atas pelanggaran etika yang dilakukan oleh sejawat kepada pihak manajemen perusahaan untuk menghindari pelanggaran tersebut berdampak negatif terhadap kinerja perusahaan. Kotak Saran Selama ini INDOFARMA memiliki kotak saran yang juga berguna bagi karyawan untuk melaporkan hal-hal yang merugikan perusahaan. Kotak saran ini akan dibuka sebulan sekali oleh bagian sumber daya manusia SDM dan akan ditindaklanjuti oleh unit terkait sesuai dengan hal yang dilaporkan. INDOFARMA akan mengembangkan sistem whistleblowing yang lebih profesional melalui sistem penanganan yang lebih prudent, perlindungan yang lebih terjamin bagi whistleblower. INDOFARMA juga akan melakukan pengembangan sarana pelaporan melalui media SMS short message service, e-mail, dan surat lewat pos yang didedikasikan khusus untuk sistem whistleblowing. Manajemen Risiko Kebijakan manajemen risiko adalah pedoman yang terstruktur dan sistematis dalam mengidentiikasi, mengukur, memetakan dan mengembangkan alternatif penanganan risiko, serta dalam memantau dan mengendalikan penerapan penanganan risiko. Tujuan manajemen risiko adalah untuk meningkatkan jaminan pencapaian target perusahaan. Sebagai perusahaan farmasi dengan produk utama Obat Generik Berlogo OGB, INDOFARMA beroperasi pada bisnis yang berisiko cukup tinggi. Secara ringkas, risiko yang dihadapi Perseroan dan langkah-langkah mitigasinya adalah sebagai berikut: Risiko Eksternal 1. Risiko Perekonomian Kinerja bisnis INDOFARMA, terutama di pasar reguler, secara langsung dipengaruhi oleh daya beli masyarakat. Dengan demikian, penurunan Pendapatan Domestik Bruto PDB dan inlasi memberikan dampak negatif terhadap kinerja pasar non-Institusi. Sementara itu, di sektor pasar institusi, kinerja INDOFARMA dipengaruhi oleh besaran belanja Pemerintah di bidang kesehatan. Guna memitigasi risiko ini, INDOFARMA terus melakukan upaya untuk meningkatkan penjualan ke pasar reguler yang menjanjikan permintaan yang lebih berkelanjutan dengan pertumbuhan yang lebih stabil. Pada 2010, dengan meredanya krisis ekonomi global, perekonomian Indonesia mulai pulih sehingga risiko ekonomi makro ini menurun dibanding tahun sebelumnya.

2. Risiko Fluktuasi Harga Bahan Baku