28
Laporan Tahunan | Annual Report 2011
Aktivitas olah raga yang dilakukan oleh karyawan INDOFARMA adalah sepak bola, futsal, bulu tangkis, tenis meja, tenis
lapangan dan senam. Aktivitas pemberdayaan lingkungan dilakukan dengan kegiatan pecinta alam dan klub otomotif.
Kegiatan keagamaan dilakukan setiap satu minggu sekali yaitu pengajian setiap hari Selasa, Kajian Islam Muslimah dan
kebaktian setiap hari Jumat. Pengelolaan Hubungan Karyawan
INDOFARMA memiliki satu serikat pekerja yaitu Serikat Pekerja Indofarma yang didirikan pada tahun 2003. Semua karyawan
menjadi anggota Serikat Pekerja INDOFARMA 99. Aktivitas yang dilakukan adalah terkait dengan hubungan industrial,
advokasi anggota dan pelatihan ketenagakerjaan. Program Pensiun
Perusahaan dan anak perusahaan menyelenggarakan program pensiun iuran pasti untuk semua karyawan tetap
yang berumur tidak lebih dari 55 tahun dan mempunyai masa kerja satu tahun sejak diangkat menjadi pegawai tetap. Jumlah
karyawan yang diikutsertakan dalam program pensiun untuk
tahun 2011, 2010 dan 2009 masing-masing sebanyak 1.615; 1.352 dan 1.356 karyawan. Dana pensiun ini dikelola oleh dana
pensiun lembaga keuangan DPKL PT Bank Negara Indonesia Persero. Perusahaan dan anak perusahaan memberikan
kontribusi iuran sebesar 11 dan karyawan menanggung 2 dari jumlah gaji per bulan.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3 Program K3 ditujukan untuk menjamin keselamatan dan
kesehatan kerja karyawan INDOFARMA maupun orang lain yang beraktivitas di lingkungan operasi INDOFARMA untuk
pengamanan terhadap sumber produksi, alat produksi dan lingkungan. Program K3
dilaksanakan untuk mencapai zero accident standard tingkat kecelakaan kerja nihil.
Pengelolaan K3 berdasarkan ketentuan ketenagakerjaan dan aturan Kementerian
Tenaga Kerja Republik Indonesia. Program K3 yang telah dilakukan oleh INDOFARMA
antara lain yaitu menyelenggarakan pelatihan tanggap darurat dalam rangka
antisipasi bencana alam dan kebakaran serta pengelolaan limbah sesuai dengan prinsip AMDAL.
Pengembangan Kompetensi SDM Pengembangan SDM INDOFARMA dilakukan berdasarkan
strategi human capital. Strategi pengembangan human capital disusun sesuai dengan man power plan yang ditetapkan
manajemen. Secara prinsip manajemen merencanakan kebijakan zero growth untuk tenaga non-operasional. Man
power plan juga mempertimbangkan rencana ekspansi bisnis perseroan ke depan, pada:
1. Pengembangan Organisasi Pengembangan organisasi dilakukan INDOFARMA
mencakup: a. Job enrichment, individu diberi penugasan yang
beragam dari sisi bisnis, teknis, dan organisasi
b. Job enlargement, individu dalam perseroan diberikan
penugasan dalam proyek-proyek yang melibatkan koordinasi antar lintas bidang
c. Job value, melakukan review berkala pada masing-
masing posisi terkait dengan kontribusinya dalam pencapaian kerja
d. Job grading, melakukan pemetaan posisi dalam
rangka persiapan jalur karir
e. Rotasi dan Mutasi, dilakukan dengan
mempertimbangkan azas prestasi dan kualiikasi yang dibutuhkan
2. Transformasi Budaya
INDOFARMA memiliki dan terus mengembangkan sistem tata nilai sebagai acuan dari seluruh karyawan dan
manajemen. Value system ini merupakan kumpulan dari tata nilai yang disepakati bersama, dan melandasi semua
aspek budaya dari organisasi.Value system tersebut telah menjadi landasan nilai budaya perusahaan .
Tinjauan Sumber Daya Manusia Review of Human Resources
Sport activities of INDOFARMA’s employees were soccer, futsal, badminton, table tennis, tennis and Gymnastics.
Activites under environmental movements were nature dan automotive club. Worship gathering is held once a week such
as on Tuesdays for Quran Recitation, on Fridays for Woman Quran Recitation and for Christian worship.
Employee Relationship Management INDOFARMA has a union named as “Indofarma Employee
Union” established in 2003. All employees 99 become a member of INDOFARMA Employee Union. The activities are
related to the industrial relations, advocacy and employment training.
Pension Plan The company and its subsidiaries hold pension plan program
ixed premium contribution for all permanent employees aged not more than 55 years, and had worked for at least one year
as permanent employees. The total numbers of permanent employees eligible for the pension program were 1,615, 1,352
dan 1,356 in year 2011, 2010, and 2009 respectively. The pension plan was managed by Financial Institution’s Pension
Fund DPLK, which is PT Bank Negara Indonesia Persero. The company and subsidiaries contributed 11 of the total
premium whilst employees contributed 2, deductible from their monthly salary.
Occupational Health and Safety Occupational Health and Safety Program K3 aimed to create
a safe and healthy work environment for all employees of INDOFARMA and general public who perform activities in
all premises of the company, preventing harms and injuries caused by production
systems, equipments, and miscellaneous environmental factors. K3 was targeted
to reach a zero accident standard. The implementation of K3 Programs was
referring to regulations and policy of the Ministry of Manpower, Government of
Indonesia. Examples of the K3 Programs carried out by INDOFARMA were trainings
on emergency response plan to anticipate
natural disasters, ire, and waste management based on the principles of analyses on environmental impacts AMDAL.
Human Resources Competitiveness Development The development of Human Resources of INDOFARMA
was built upon human capital strategy, which are as follows manpower plan. The company had formulated a zero growth
policy for non operational employees. Manpower Plan had also taken into account the company’s business expansion
opportunity in the near future;
1. Organization Development
There are ive scopes in the organization development of INDOFARMA, consisting of :
a. Job enrichment, individual is given various tasks in
business, tehnical details, and organizations.
b. Job enlargement, individual is given tasks which
require cross departmental coordination.
c. Job value, a periodic review on each post with regards
to its performance and achievement vis a vis a given target.
d. Job grading, a mapping on employee’s posting to
obtain a plath plan for career development.
e. Job Rotation and Transfer, is carried out while
considering the achievements of employees and required qualiications for the posts.
2. Culture Transformation
INDOFARMA possessed and had continuously developed a value system to be adopted as reference for all employees
and management. The value system is a compilation of all wisdom and ethical conducts in the company which
is shared and agreed upon and becomes a platform for nurturance of the company culture. The value system has
become a cornerstone of the corporate culture.
Pengembangan SDM INDOFARMA dilakukan
berdasarkan strategi human capital.
The development of Human Resources of INDOFARMA was built upon human
capital strategy,
29
Laporan Tahunan | Annual Report 2011
Tinjauan Bisnis Perusahaan
Review of Enterprise Business
Operation Review INDOFARMA is a state owned enterprise with the main
business in pharmaceutical products and healthcare. At the start of its inception, the company only produced generic
drugs. During the course of time, company expanded its scope to the distribution of products in order to enhance the market
penetration of its products.. The company grouped its product offerings into four major
groups, which are :
• Ethical Generic Products • Over The Counter OTC
• Ethical Branded •
Rapid Test Diagnostic In 2011, INDOFARMA launched two branded and two generic
products.
Tinjauan Operasional INDOFARMA merupakan Badan Usaha Milik Negara yang
memfokuskan diri pada industri farmasi dan kesehatan. Pada awal pendiriannya, Perseroan hanya memproduksi
obat generik. Pada saat ini perusahaan tidak hanya bergerak di bidang produksi tetapi juga pada bidang distribusi untuk
mempermudah pemasaran produknya. Perseroan melakukan pengelompokan terhadap produk-
produk yang diproduksinya. Ada empat kelompok besar dalam portofolio produk Perseroan yaitu:
• Ethical Obat Generik Berlogo
• Over The Counter OTC • Ethical Branded
• Rapid Test Diagnostic Selama tahun 2011, INDOFARMA telah meluncurkan dua
produk branded dan 2 produk generik. Produk
Product Komposisi
Composition Kemasan
Packaging Kategori
Category Bulan Peluncuran
Launching Month Jenis
Type Betavein 300 mg tablet
Irbesartan 300 mg Box 30s
Branded Generic
Juni 2011 June 2011
Antihypertension Biosthin 4 mg soft capsule
Astaxanthin 4 mg Box 30s
Branded Generic
Juni 2011 June 2011
Antioxidant Irbesartan 300 mg tablet
Irbesartan 300 mg Box 50s
Generic Mei 2011
May 2011 Antihypertension
Citicoline 250 mg2 ml Injection Citicoline 250 mg Box 5s
Generic Nopember 2011
November 2011 Cerebral + Peripher
Vasotherapy
29
Laporan Tahunan | Annual Report 2011
30
Laporan Tahunan | Annual Report 2011
Portofolio Produk berdasarkan Kelas Terapi
Kelas Terapi | Class Therapy Produk | Product
Alimentary Tract and Metabolism Omeprazole 20 mg kapsul
Ondansetron 4 mg2 ml injeksi Glibenclamide 5 mg tablet
Ranitidine 25 mg2 ml injeksi Lansoprazole 30 mg kapsul
Cardiovascular System Amlodipine 5 mg tablet
Amlodipine 10 mg tablet Captopril 25 mg tablet
Diltiazem 30 mg tablet Furosemide 40 mg tablet
Dermatologicals Hydrocortisone 2,5 krim
Gentamycin sulphate 0,1 salep kulit Oxytetracycline 3 salep kulit
Bacitracin polymixin salep Acyclovir 5 Krim
Genito-Urinary System and Sex Hormones Metronidazol 500 mg tablet
Metronidazol 250 mg tablet Urispas 200 mg tablet salut selaput
Systemic Hormones Methylprednisolone 4 mg tablet
Methylprednisolone 16 mg tablet Dexamethasone 0,5 mg tablet
Dexamethasone 5 mgml injeksi Propylthiouracyl 100 mg tablet
Systemic Anti-Infectives Ceftriaxone 1,0 g Injeksi Kering
Ceixim 100 mg kapsul Ceixime 100 mg 5 ml Sirup Kering
Cefotaxime 1,0 g Injeksi Kering
Cefadroxil 500 mg Kapsul Musculo-Skeletal System
Meloxicam 15 mg tablet Meloxicam 7,5 mg tablet
Piroxicam 20 mg Kapsul Piroxicam 10 mg Kapsul
Allopurinol 100 mg tablet Nervous System
Asam Mefenamat 500 mg tablet salut selaput Ketorolac 30 mgml injeksi
Tramadol 50 mg Kapsul Tramadol 50 mgml injeksi
Antalgin 500 mg Tablet Parasitology
Sulfadoxine Pyrimethamine 525 mg Tablet Diethylcarbamazine 100 mg tablet
Albendazole 400 mg tablet Mebendazole 100 mg tablet
Mebendazole 100 mg5 ml sirup Respiratory System
Cetirizine 10 mg Kapsul Loratadine 10 mg Tablet
Ambroxol 30 mg Tablet Ambroxol 15 mg5 ml Sirup
Salbutamol 2 mg Tablet Sensory Organs
Gentamicin 0.3 obat tetes mata
Tinjauan Bisnis Perusahaan Review of Enterprise Business
Products Portfolio by Therapeutic Class
31
Laporan Tahunan | Annual Report 2011
Portofolio Pelanggan Berdasarkan pengelompokan pasarnya dapat dibedakan
menjadi dua sektor yaitu sektor pasar reguler dan sektor pasar tender. Sektor pasar reguler merupakan segmen outlet yang
bertransaksi dan menggunakan produk INDOFARMA secara regulerrutin untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari.
Klasiikasi gerai pelanggan yang melakukan transaksi reguler antara lain apotek, rumah sakit negeri dan swasta, pedagang
besar farmasi PBF, dan toko obat. Pasar tender merupakan kelompok pelanggan institusional
yang melakukan transaksi secara berkala berdasarkan mekanisme pengadaan tender untuk kebutuhan 3 bulan
sampai 1 tahun seperti Dinas Kesehatan Dinkes Kabupaten Kota Madya, Provinsi dan Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia. Produk farmasi INDOFARMA sampai saat ini telah menjangkau
dan tersedia secara merata di seluruh Indonesia baik di segmen pasar reguler maupun pasar tender sehingga konsumen dapat
memperoleh dengan mudah produk-produk INDOFARMA yang dibutuhkannya sehari-hari. Kelompok produk ethical
INDOFARMA dapat dengan mudah didapatkan di gerai apotek dan rumah sakit untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari untuk
pelayanan resep dokter yang melakukan praktik pelayanan kesehatan baik untuk pasien asuransi kesehatan maupun
non asuransi. Untuk sektor rumah sakit penyebaran produk ethical khususnya kelompok obat generik telah menjangkau
secara nasional untuk mendukung pelayanan pasien jaminan kesehatan masyarakat Jamkesmas di rumah sakit pemerintah
maupun pasien umum di rumah sakit swasta. Khusus untuk obat bebas OTC dapat diperoleh baik di apotek maupun toko
obat. Portofolio Geograis
Domestik Domestic
Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Bali, NTB, dan Indonesia
Timur Internasional
International Afganistan, Irak, Nigeria, Myanmar,
Singapura, Filipina
Secara geograis produk INDOFARMA tersebar di seluruh wilayah Indonesia dari Sabang di wilayah paling barat dan
Merauke di wilayah paling timur baik di outlet reguler seperti apotek dan rumah sakit maupun di segmen tender di pusat
kesehatan masyarakat Puskesmas yang disalurkan melalui Kantor Dinas Kesehatan Dinkes Kabupaten dan
Kota madya maupun Kementerian Kesehatan RI. Dalam rangka menjangkau outlet dan pelanggan yang tersebar luas
dilakukan upaya pengembangan distribusi produk melalui pengembangan jaringan distribusi melalui perusahaan
pedagang besar farmasi PBF lokal sesuai daerah masing- masing sehingga produk dapat didistribusikan lebih luas
sampai ke wilayah yang tidak ada kantor cabang distribusi maupun tim pemasarannya. Peranan distributor lokal sebagai
subdistribusi dapat memperluas jaringan pemasaran produk untuk menjangkau outlet dan pelanggan yang tidak dapat
dilayani oleh distributor utama sekaligus memperkuat rantai pemasaran produk di setiap wilayah tertentu.
Berdasarkan geograisnya coverage pelayanan produk Indofarma sudah tersebar cukup merata di pasar reguler
dengan kontribusi setiap wilayah sebagai berikut :
Kontribusi Penjualan per Wilayah | Sales Contribution per Area
Dalam Persen | In Percentage
Sumatera: 20,60
Jabodetabek: 21,00 Jawa Barat: 9,00
Jawa Tengah dan Yogyakarta: 15,00 Jawa Timur: 14,00
Kalimantan: 6,40 Sulawesi, Bali, NTB, NTT, Papua: 13,90
Tinjauan Bisnis Perusahaan Review of Enterprise Business
Customer Portfolio Market grouping of the company comprises of two sectors
which are regular market and tender market. Regular market is outlets segment which makes regular transactions and regular
demands of INDOFARMA’s products for the fulillment of its daily needs. These outlets can further be classiied into pharmacy,
state and private hospitals, wholesalers, and drugstore. Tender market consists mainly of institutional customers with
regular transactions from three months to one year according to contract requirements. These customers are Health Services
at District, Municipalities, and Provincial level, and also the Ministry of Health.
To date, INDOFARMA’s products had reached almost all parts of Indonesia for both regular market and tender market,
enabling easy access of consumers to INDOFARMA’s products for daily use. Ethical products of INDOFARMA are currently
available at pharmacy outlet and hospital to cater to physicians’ prescriptions for patients under insurance coverage as well
as non insurance patients. For the hospital segment, the distribution of ethical generic products had reached full national
coverage to support the success of Public Health Insurance Program Jamkesmas at state and private hospitals. As
for the OTC products, they were available at pharmacy and drugstores.
Geographic Portfolio
INDOFARMA’s products had been widely distributed across Indonesia from Sabang in the western part and Merauke, in
the eastern part, in various forms of outlets. From regular outlet like pharmacy, as well as hospitals, clinics, and tender market
from Health service and as large as tender from Ministry of Health. The role of wholesalers PBF in developing the
distribution network is very crucial. The wholesalers pushed the products through especially in the area whereby the
company did not have branch ofices nor marketing team. In turn, local distributors were the key intermediaries to further
reach those outlets uncatered by the main distributors. These roles assumed by a particular wholesaler and local distributors
would strengthen the marketing chain in that given area.
The distribution coverage of Indofarma’s products by area is illustrated in the following chart :
32
Laporan Tahunan | Annual Report 2011
Strategi Produk Dalam upaya mengembangkan potensi pasar yang ada
telah dilakukan aktivitas pemasaran yang berorientasi pada pengembangan pasar berdasarkan pada potensi produk yang
dimiliki perusahaan sehingga pertumbuhan produk dapat dicapai sesuai dengan harapan. Adapun, strategi produk yang
dilakukan untuk mengembangkan potensi produk antara lain:
• Pengelompokan produk berdasarkan kelompok produk promosi dan nonpromosi, serta pengelompokan
berdasarkan produk pareto dan nonpareto. • Fokus produk disesuaikan pola pemakaian produk di setiap
segmen pasar. • Strategi ekstensiikasi dan intensiikasi baik untuk perbaikan
ketersediaan maupun penetrasi produk. • Menjaga kontinuitas pasokan produk kepada pelanggan.
• Peluncuran produk baru. Promosi Produk
Untuk mencapainya dilakukan juga kegiatan-kegiatan promosi yang diarahkan untuk membangun products awareness
dalam benak pelanggan baik pada level user dokter maupun pengelola atau penanggung jawab outlet Apoteker.
Bentuk kegiatan promosi produk dilakukan baik melalui kegiatan below the line BTL maupun above the line ATL
untuk menjangkau pelanggan dari berbagai wilayah.
Kinerja Produk Obat Generik Berlogo OGB
Dalam pengelolaan produk di pasar produk OGB dibedakan menjadi dua kelompok yaitu kelompok produk promosi dan
kelompok produk komoditas.
• Produk promosi Terdiri dari produk baru ditambah produk potensial yang harus
didorong oleh pemasaran sehingga produk tersebut terus tumbuh pangsa pasarnya.
• Produk komoditas Merupakan produk potensial yang memiliki potensi besar dan
pasar sudah teredukasi dengan produk tersebut serta memiliki kompetisi yang ketat antar produsen.
Secara total penjualan produk OGB memberikan kontribusi tertinggi sebesar 90 dan memberikan pertumbuhan
penjualan tertinggi dibandingkan dengan produk lainnya. Pertumbuhan produk generik tertinggi pada sektor rumah sakit
baik pemerintah maupun swasta melalui program jaminan kesehatan masyarakat Jamskesmas, asuransi kesehatan,
dan pelayanan swasta. Sektor apotik dan pedagang besar farmasi juga memberikan pertumbuhan yang baik yang berarti
ketersediaan produk di pasar ritel mengalami peningkatan. Over The Counter OTC
Pertumbuhan penjualan kelompok produk OTC terutama didorong oleh penjualan produk herbal dan suplemen seperti
produk Biovision, Prolipid, Prouric, dan Bioprost.
Ethical Bermerek Branded Pertumbuhan produk ethical bermerek dagang disumbang
oleh peluncuran produk baru “Rifastar” yang digunakan dalam mengobati penyakit tuberculosis paru dalam bentuk sediaan
paket pengobatan sehingga hasil terapi dan kepatuhan pasien dalam menggunakan obat tersebut menjadi lebih baik.
Rapid Test Diagnostic Untuk produk rapid test diagnostic tidak mengalami
pertumbuhan karena adanya keterlambatan supply produk jadi dari pihak prinsipal yang menjadi rekanan sehingga penjualan
tidak berjalan sesuai rencana, tetapi karena kontribusinya
secara total masih kecil tidak berdampak signiikan terhadap kinerja total penjualan.
Tinjauan Bisnis Perusahaan Review of Enterprise Business
Product Strategy The company was market oriented in the sense that it always
attempted to develop the market potentials, and simultaneously developed sets of products to suit the market. The product
strategy is elaborated further in the following points:
• Product grouping based on promotion and non promotion products as well as grouping based on pareto and non
pareto products. • Product focused to suit the pattern of product use in each of
the market segment • Extensiication and intensiication strategy for inventory
improvement and product penetration purpose. • Maintaining continuous supply of products to customers.
• New product launch Promotions
Promotion activities were held with the main objective to develop products awareness in customers’ mind, which are
users physicians, managers, or pharmacists in charge at the outlets.
The product promotion activities took the forms of below the line BTL as well as above the line ATL to reach customers
nationwide.
Performance of Product Ethical Product OGB
In managing the product market, ethical products were categorized into promotion products group and commodity
products group.
• Promotion products This category consists of new products and potential products.
The latter subcategory is subject to further action of marketing activities to further grow the market share.
• Commodity Products Commodity products refer to products with high potentials,
whereby the market has been educated and the level of competition is relatively intense.
Overall, total sales of OGB contributed to as high as 90 and also contributed the highest to the sales growth compared
to other products. The growth was also attributed to state and private hospital which had contributed the most. The
growth was partly fueled by Public Health Insurance program Jamskesmas, health insurance, and private services.
pharmacy and wholesalers PBF were also contributing to the growth by function
Over The Counter OTC In OTC product category, the revenue growth was mainly
fueled by sales of herbal and supplement products, such as Biovision, Prolipid, Prouric, and Bioprost.
Branded Ethical branded products were experiencing growth, thanks
to the launch of new product “Rifastar” which was designed to cater to tuberculosis in the forms of medication preparation
package. This package was expected to increase the chance of success in therapy outcome and the patient compliance in
using the medication Rapid Test Diagnostic
Rapid test diagnostic products did not enjoy sales growth
this year due to delay in the supply of inished products from our partner Principal, causing the sales target was unmet.
Fortunately, as its contribution to the total sales was relatively marginal, the low growth did not necessarily create signiicant
impacts to the total sales.
33
Laporan Tahunan | Annual Report 2011
Berdasarkan realisasi penjualan pada 2011 baik produk promosi maupun komoditas OGB dan OTC Indofarma
mengalami pertumbuhan yang signiikan sebagai berikut:
Produk |
Product
Pertumbuhan |
Growth Obat Generik Berlogo
Promosi | Promotion
19 Komoditas |
Commodities 34
Ethical Bermerek 6
Over The Counter 23.38
Rapid Test Diagnostic -27.4
Manajemen Rantai Pasok Penerapan Supply Chain Management yang baik membuat
terjadinya eisiensi terhadap perusahaan. Proses rantai pasok dari awal produksi sampai akhir produksi yang terintegrasi
menyebabkan penurunan rasio harga pokok penjualan terhadap penjualan sebesar 2-3 . Manajemen rantai pasok didukung
oleh Komite Pembelian Bahan Awal dan Bahan Kemas yang bertugas untuk menyeleksi dan mengatur pembelian bahan
baku dari pemasok. Hasilnya terlihat dari rasio harga pokok penjualan terhadap pemasaran yang semakin rendah setiap
tahunnya.
Rasio Harga Pokok Penjualan Terhadap Penjualan Cost of Goods Sold per Sales Ratio
Dalam Persen | In Percentage 72,92
69,61 67,08
2011 2010
2009
Distribusi Pada 2011, dalam rangka meningkatkan penyebaran produk
dan ketersediaan produk, INDOFARMA melakukan langkah baru yaitu melalui strategi multidistributor. Untuk distribusi
produk OTC dan beberapa produk generik bermerek ditunjuk PT Mensa Bina Sukses MBS, sedangkan untuk produk OGB
ditunjuk PT Sawah Besar Farma SBF guna memperluas sektor ritel apotek dan rumah sakit yang mulai berjalan pada
Agustus 2011. Keberadaan dua distributor baru tersebut memberikan dampak
positif terhadap perkembangan bisnis INDOFARMA. Karena pada saat yang bersamaan penjualan dari distributor utama
INDOFARMA, PT Indofarma Global Medika juga mengalami pertumbuhan atas penjualan produk INDOFARMA.
Ekspor Orientasi ekspor INDOFARMA adalah fokus pada benua Asia
dan Afrika. Penyakit-penyakit yang berkembang di kedua benua tersebut memiliki kemiripan dengan penyakit yang
berkembang di Indonesia. Produk yang diekspor adalah produk OTC, Ethical Bermerek
dan Generik.
Penjualan Ekspor | Export Value
Dalam Rupiah Rp | In Rupiah Rp
8.245.866.447 13.109.518.517
14.503.404.549
2011 2010
2009
Tinjauan Bisnis Perusahaan Review of Enterprise Business
The breakdown of INDOFARMA’s sales growth in 2011 for promotion products, commodity products OGB and OTC is
depicted in the following table:
Supply Chain Management Successful implementation of Supply Chain Management had
resulted in improved eficiency of the company’s operations. The integration of upstream to downstream created eficiency
enhancement level of 2-3 . The Supply chain management initiative obtained full support from Raw Material and Packaging
Procurement Committee which managed the procurement process and selected the qualiied vendors. The result was
impressive, as indicated by the consistent year to year decline of the ratio of Cost of Goods Sold to Sales.
Distribution In 2011, INDOFARMA made a breakthrough measure in
its distribution strategy. The multidistributor approach that company adopted aimed at improvement of product spreading
and availability. The new approach was inaugurated by the appointment of PT Mensa Bina Sukses MBS starting January
2011. Another appointment was made for OGB distributor which went to PT Sawah Besar Farma SBF.
The existence of new distributors highlghted positive results to INDOFARMA business peformance. This achievement is in line
with the sales growth of INDOFARMA owned products which distributed through Indofarma Global Medika.
Export Indofarma export orientation focus on Asia and Africa. Diseases
that develop in the two continents are similar to that developed the disease in Indonesia.
Products are exported are OTC, Ethical Branded and Generic Products.
34
Laporan Tahunan | Annual Report 2011
Langkah Eisiensi
Tiga langkah eisiensi yang dilakukan oleh INDOFARMA adalah:
1. Sistem Rantai Pasok Penerapan sistem rantai pasok yang terintegrasi dan terbuka
terbukti memberikan hasil yang positif bagi perusahaan. Pemasok menilai bahwa INDOFARMA memiliki potensi
yang sangat besar pada masa yang akan datang. Pemasok memberikan perlakuan istimewa, yaitu penyediaan bahan baku
langsung di pabrik dan penggunaannya sesuai dengan yang dibutuhkan perusahaan. Opsi pembayaran dilakukan lebih
longgar, sehingga INDOFARMA dapat melakukan pembiayaan pada bidang lainnya yang dibutuhkan oleh perusahaan.
Penerapan multidistributor mengakibatkan dana masuk secara teratur yang menyebabkan cash
low INDOFARMA menjadi lebih sehat dan lebih baik.
2. Penggunaan Dana Pinjaman Modal yang dimiliki oleh perusahaan dimanfaatkan semaksimal
mungkin untuk meningkatkan proses produksi. Cash low yang
teratur membuat perusahaan mampu membayar utang yang dimiliki secara teratur sehingga menjadi daya tarik karena
kolektabitas perusahaan yang baik. Penurunan kolektabilitas menunjukkan adanya penurunan risiko operasional. Ketika
terjadi penurunan risiko tersebut, bank akan menurunkan suku bunga juga.
3. Clustering Produk Clustering dilakukan untuk mempermudah perusahaan dalam
menentukan langkah-langkah strategis yang harus dilakukan pada masing-masing cluster. Strategi ini menghasilkan
perhitungan potensi portofolio produk yang memberikan marjin paling tinggi.
Strategi ke depan dan strategi untuk saat ini INDOFARMA secara aktif melakukan penyesuaian rencana
dan strategi perusahaan yang disesuaikan dengan kondisi terkini. Isu-isu sentral dalam industri farmasi:
1. Pertumbuhan potensi pasar yang masih tinggi 2. Pertumbuhan pasar yang didorong oleh konsumsi
3. Produk generik relatif tumbuh lebih cepat dari produk
bermerek 4. Posisi INDOFARMA sudah nomor satu di generik
berdasarkan riset Intercontinental Marketing Services a. Pertumbuhan nilai 26,11 pasar 18,73
b. Pertumbuhan unit 12,78 pasar 4,94 c.
Pangsa pasar 17,59 5. Prospek ekonomi yang lebih baik
6. Akses pendanaan yang lebih murah dan mudah 7. Menyongsong rencana penerapan implementasi SJSN
Sistem Jaminan Sosial Nasional melalui program Jamkesmas Jaminan Kesehatan Masyarakat.
Selain itu, INDOFARMA juga menerapkan beberapa strategi untuk mendorong pertumbuhan perusahaan antara lain:
1. Penerapan product mix dengan marjin yang lebih tinggi
2. Akses ke pasar reguler 3. Multidistributor
4. Capacity building a. Riset pemasaran
b. Teknologi informasi c. Manajemen risiko
5. Transformasi Budaya a. Quality Performance
b. Manajemen Risiko c. Legal Perburuhan
6. Aliansi strategis, yaitu : Membangun aliansi strategis pengembangan bisnis
usaha Perseroan, baik dengan pemasok, industri farmasi lain, lembaga penelitian maupun dengan institusi yang
berkorelasi dengan jasa layanan kesehatan healthcare.
Tinjauan Bisnis Perusahaan Review of Enterprise Business
Way of Eficiency
INDOFARMA pursued three measures of eficiency, which are: 1. Supply Chain Management
Implementation of integrated, open supply chain management had proved to deliver excellent result to the company.
Suppliers were becoming more convinced that INDOFARMA possess vast potentials now and in the future. Accordingly,
vendors had been putting priorities and special measures to the company, which are just in time provision of raw materials.
Special arrangements in more lexible payment terms had also been provided by vendors, enabling INDOFARMA to use the
available cash for other liabilities settlements. Multidistributor approach had contributed to a better, more sound cash low
management, stabilizing and reducing the cashlow volatility of INDOFARMA
2. Use of Loans The working capital under company’s discretion was mainly
used to cater to support the production process. Regular cash
low had accordingly enabled the company to settle the debts on a regular basis. In turn, the regular debt settlements would
increase the collectibility ratio, which would be favorable to creditors and investors. The improvement in collectability ratio
is an indicator of reduction in operations risk which push banks to lower down the applicable interest rate.
3. Product Clustering Clustering is done to facilitate the company in determining the
strategic steps that must be performed on each cluster. These strategies result in the calculation of the potential of a product
portfolio that delivers the highest margin.
Future Strategy and Current Strategy INDOFARMA proactively implement adjustment to corporate
strategy based on current environment of pharmaceutical industries. Central issues in Pharmaceutical Industry:
1. Potential Marketi Growth which remains high 2. Market growth, triggered by higher consumption level
3. Growth of generic products is higher that that of branded
product 4. INDOFARMA’s position as market leader in generic
products based on research by Intercontinental Marketing Services
a. Value growth of 26.11 vs. market 18.73 b. Unit growth of 12.78 vs. market 4.94
c.
Market share of 17.59 5. Better economy outlook
6. Access to cheap and easy funding 7. Toward implementation of National Social Security
Systems through Public Health Insurance program INDOFARMA also implement several strategies to increase the
companys growth through: 1. Restructurization of product mix with higher margin
2. Access to Regular Market 3. Multidistributor
4. Capacity building
a. Market Research b. Information Technology
c. Risk Management 5. Cultural Transformation
a. Quality Performance b. Risk Management
c. Manpower Regulation 6. Strategic alliances, that is:
Build strategic alliances the Companys business development efforts, both with suppliers, other
pharmaceutical industry, research institutions and with institutions that are correlated with health services
healthcare.
35
Laporan Tahunan | Annual Report 2011
Sumber Daya Manusia INDOFARMA juga menerapkan strategi sumber daya
manusia yang berbasis pada Human Capital. Perusahaan melihat karyawan sebagai capital yang menjadi potensi bagi
perusahaan untuk berkembang dan bertahan di industri farmasi.
Selain itu, perubahan corporate culture merupakan strategi lain yang telah dilakukan oleh perusahaan dalam rangkaian proses
transformasi perusahaan untuk menghadapi perubahan yang selalu terjadi pada industri farmasi. Salah satu program yang
dilakukan oleh INDOFARMA adalah “INDOFARMA BISA”. Dalam program ini INDOFARMA ingin menanamkan kepada
seluruh karyawan untuk selalu optimistis dalam menghadapi persaingan industri farmasi.
Situasi Bisnis Pola Penyakit Indonesia
Penyakit tidak menular non-communicable diseases
merupakan masalah besar di benua Asia dan Afrika. Indonesia saat ini memiliki double burden dari penyakit
menular dan penyakit tidak menular. Penyakit menular masih menjadi masalah sementara penyakit tidak menular semakin
meningkat. Prevalensi kasus penyakit tidak menular tertinggi di Indonesia adalah hipertensi 31,7, arthritis 30,3, dan
kecelakaan lalu lintas 25,9. Sementara prevalensi penyakit tidak menular lain yang menjadi perhatian adalah, stroke,
asma, diabetes mellitus, tumorkanker. Laporan Badan Kesehatan Dunia PBB WHO, dari 57 juta
kematian di seluruh dunia pada 2008, 36 juta atau 63 di antaranya disebabkan oleh penyakit tidak menular. Penyakit
tidak menular non-communicable diseases adalah jenis penyakit kronik yang diderita dalam jangka waktu lama dan
berkembang secara perlahan. Di Indonesia berdasarkan data Kementerian Kesehatan Kemenkes, proporsi angka kematian
akibat penyakit tidak menular meningkat dari 41,7 pada 1995 menjadi 49,9 pada 2001 dan 59,5 pada 2007.
Sementara itu, transisi kesehatan terjadi karena adanya
transisi demograi dan transisi epidemiologi. Transisi demograi terjadi akibat adanya urbanisasi, industrialisasi, peningkatan
pendapatan, tingkat pendidikan, teknologi kesehatan, dan kedokteran di masyarakat. Hal ini akan berdampak pada
terjadinya transisi epidemiologi yaitu terjadinya perubahan pola kematian terutama akibat infeksi, angka fertilitas total,
umur harapan hidup penduduk dan meningkatnya penyakit tidak menular non-communicable diseases atau penyakit
kronik. Sebaliknya, menurunnya tingkat sosial ekonomi akan menyebabkan penyakit infeksi yang masih tetap tinggi,
timbulnya penyakit baru new emerging diseases dan timbulnya kembali penyakit lama re-emerging diseases.
Kebijakan dan Peraturan Pemerintah
• Kepmenkes RI Nomor 632 dan 633MENKESSKIII2011 Untuk menjamin ketersediaan dan pemerataan obat yang
aman, bermutu, dan berkhasiat dalam rangka memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan, maka pemerintah
menetapkan Harga Obat Tahun 2011 melalui Kepmenkes RI Nomor 632 dan 633MENKESSKIII2011 dan pada 2012
Pemerintah mengeluarkan kebijakan harga baru melalui KEPMENKES RI Nomor 092 dan 094MENKESSKII2012.
Melalui SK tersebut Pemerintah menurunkan sebagian besar harga eceran tertinggi HET. Hal ini sekaligus merasionalisasi
harga neto apotik HNA sehingga industri farmasi yang memproduksi generik akan lebih kompetitif.
• SK Menkes No.HK.02.02Menkes068I2010 Peluang produksi obat generik ke depan tentunya akan
semakin bertambah besar dengan didukung ketetapan SK Menkes No.HK.02.02Menkes068I2010 tentang Kewajiban
Menggunakan Obat Generik di Fasilitas Pelayanan Pemerintah serta SK Menkes No.HK.03.01Menkes159I2010 tentang
Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penggunaan Obat Generik di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Pemerintah.
Tinjauan Bisnis Perusahaan Review of Enterprise Business
Human Resources Development The company sees its employees as valuable assets, therefore
the people development was based on the principles of Human Capital. The quality of human capital is the source of company
growth in the pharmaceutical industry.
Change of corporate culture is another strategy of the company in the tranformation series to respond to the changes in
pharmaceutical industry. One of the program under this strategy is “INDOFARMA CAN DO IT”. This program called upon all
employees to remain optimistic in facing the competition and challenges in the pharmaceutical industry.
Business Situation Indonesia Pattern of Disease
Non-communicable diseases considered as big problem for Southeast Asian nations. Currently, communicable diseases
and non-communicable diseases became a double burden in Indonesia. With communicable diseases still possess
problems, the reported cases of non-communicable diseases is also on the rise. The highest prevalence of non-communicable
diseases cases in Indonesia is hypertension 31.7, arthritis
30.3, and trafic related accidents 25.9, with stroke, asthma, diabetes mellitus, and tumor or cancer also raised
concerns. World Health Organization reported that in 2008, 63 or
36 million out of 57 million deaths were caused by non-
communicable diseases. Non-communicable diseases deined as chronic diseases suffered in a long time and develops in
a gradual and slow manner. Based on Indonesia Ministry of Health, the death proportion caused by non-communicable
diseases is increasing, from 41.7 in 1995 to 49.9 in 2001 and to 59.5 in 2007.
Demographic transition and epidemiologic transition are the reasons for health transition. Demographic transition is due
to urbanization, industrialization, increase in income, level of education, health related technology, and community medical
practice. These will inluence the occurrence of epidemiologic transition, which deined as the changes in death pattern, mainly
caused by infections, total fertility number, age expectancy and the increase in non-communicable disease or chronic
diseases. Conversely, the decline in socio-economic level will preserve the high number of cases in communicable diseases,
the emergence of new diseases, and the re-emergence of old diseases.
Government Policies and Rules • Kepmenkes RI Nomor 632 and 633MENKESSKIII2011
To ensure the availability and equal distribution of safe, high- quality, and effective medicine in satisfying the need in health
services, by the decree of the Ministry of Health no. 632 and 633MENKESSKIII2011 and in 2012, by another decree of
the Ministry of Health no. 092 and 094MENKESSKII2012, the government re-adjusts the level of highest retail price
HET for most medicine. This policy consequently rationalized the pharmacists’ nett price and pushing the industry to be more
competitive production wise.
• SK Menkes No.HK.02.02Menkes068I2010 The future opportunity for generic medicine is better with the
issuance of another decree by Ministry of Health no. HK.02.02 MENKES068I2010, concerning the obligation to prescribe
generic medicine across Government owned health facilities; and decree no. HK.03.01MENKES159I2010, concerning
the guidelines on the development and control on the use of generic medicine in the Government owned health facilities.
36
Laporan Tahunan | Annual Report 2011
• Reformasi Birokrasi Pembangunan Kesehatan Pada 2011, Kementerian Kesehatan menggulirkan tujuh
Reformasi Pembangunan Kesehatan yaitu 1 revitalisasi pelayanan kesehatan, 2 ketersediaan, distribusi, retensi, dan
mutu sumber daya manusia, 3 mengupayakan ketersediaan, distribusi, keamanan, mutu, efektivitas, keterjangkauan
obat, vaksin dan alat kesehatan, 4 jaminan kesehatan, 5 keberpihakan kepada daerah tertinggal perbatasan dan
kepulauan DTPK dan daerah bermasalah kesehatan DBK, 6 reformasi birokrasi dan 7 world class health care.
Ke depan, akan ada upaya dari Pemerintah dalam peningkatan pengawasan obat generik dengan mutu terjaga, harga
terjangkau dan distribusi merata. Guna mendukung monitoring penggunaan obat generik akan digulirkan e-logistic. Selain
itu, juga diselenggarakan e-prescription untuk mengawasi penulisan resep obat generik oleh dokter di pelayanan
kesehatan pemerintah. Program jaminan kesehatan dasar akan dikelola dalam satu
sistem nasional, dengan menerapkan paket
beneit dasar, perhitungan biaya dan besaran premi yang sama, baik yang
dibayar PT Askes, Jamkesmas, Jamkesda, dan PT Jamsostek, sehingga tidak ada perbedaan pelayanan kesehatan. Untuk
mendukung program tersebut, RUU tentang Badan Pengelola Jaminan Sosial BPJS sedang dibahas pemerintah bersama
DPR, serta menyiapkan kelengkapan dasar hukum dan pedomannya. Selain itu, akan diupayakan adanya rumah
sakit jamkes, yaitu rumah sakit yang hanya menyediakan pelayanan kesehatan kelas tiga. Peluang pasar obat generik
akan menjadi sangat besar untuk dikembangkan dan pastinya sebagian besar Industri farmasi saat ini sudah mulai melirik
untuk ikut ambil bagian sebagai produsen obat generik. • Millenium Development Goals
Dalam mendukung pelaksanaan program Millennium Development Goals MDGs INDOFARMA berperan aktif
terutama yang terkait dengan bidang kesehatan khususnya upaya memerangi HIVAIDS, malaria dan penyakit menular
lainnya seperti tuberkulosis paru TB Paru. Pemberantasan dan pencegahan yang dilakukannya berupa penyediaan
produk khusus berupa paket obat antituberkulosis OAT paru dalam bentuk sediaan
ixed dose combination FDC dan alat deteksi cepat Rapid Test Diagnostic untuk screening awal
pada kasus infeksi HIVAIDS, malaria, dan TB paru. Seiring dengan berkembangnya pengetahuan dan kemampuan
di bidang farmakologi, INDOFARMA saat ini telah membuat formulasi obat kombinasi OAT yang terbukti efektif dalam
mengobati pasien yang terinfeksi paru. Bentuk sediaan obat kombinasi tersebut menjadikan proses terapi lebih praktis
sehingga kepatuhan pasien TB menjadi lebih baik dalam meminum obat yang akan berdampak baik terhadap tingkat
kesembuhan pasien. Saat ini TB masih merupakan masalah kesehatan yang
sangat penting. Laporan data WHO pada 2004 menunjukkan bahwa pada 2003 terdapat 8,8 juta kasus TB baru, 3,9 juta di
antaranya adalah BTA Basil Tahan Asam positif, prevalensi 16,2 juta dengan 1,9 juta kematian setahunnya. Indonesia
merupakan negara dengan kasus TB terbesar ketiga di dunia setelah India dan Cina. Pada 2002 dilaporkan jumlah kasus TB
dengan BTA positif di India adalah 1.820.369 orang, di Cina 1.447.947 orang dan di Indonesia 581.847 orang.
Tingginya angka prevalensi penyakit HIVAIDS, TB Paru dan malaria di Indonesia menuntut INDOFARMA untuk dapat
mengembangkan produk-produk farmasi dan alat kesehatan yang dapat mengakomodasi kebutuhan pasar baik dari sisi
jumlah, jenis, kualitas maupun sediaannya sehingga dapat meningkatkan kenyamanan dan kepatuhan pasien dalam
menkonsumsi obat. Bentuk sediaan paket obat anti-TB merupakan diferensiasi produk yang dalam jangka panjang
akan menjadi potensi yang baik karena meningkatkan nilai tambah produk tersebut.
Tinjauan Bisnis Perusahaan Review of Enterprise Business
• Reformation on the Bureaucracy of Health Development In 2011 The Ministry of Health issued the seven initiatives
for the reformation of the bureaucracy of health development which are 1 health services revitalization; 2 the availability,
distribution, retention, and human resource qualities; 3 the increased effort in availability, distribution, safety, quality,
effectiveness, affordability of medicines, vaccines, and medical equipment; 4 health security; 5 increased focus on less-
developed border areas and islands, and areas with health issues; 6 bureaucracy reforms; 7 world-class health care.
In the future, Government will develop initiatives to increase the control on price, quality and distribution of generic medicines.
To support the monitoring in the use of generic medicines, e-Logistics will be introduced, along with the introduction of
e-Prescription to monitor medical prescriptions by medical doctors across Government owned health facilities.
Basic health protection program will be organized under one National System, by applying the basic beneit package,
using the same value on cost and premium, either settled by PT. ASKES, Jamkesmas, Jamkesda or PT. Jamsostek,
to equalize the quality of health services. To support the program, the Government and the Legislators works on an
Act to develop Management Board Social Warranty Badan Pengelola Jaminan Sosial – BPJS including the basic laws
and regulations along with it’s guidelines. Furthermore, an effort to develop social insurance-based hospitals provides
third-class quality level of health services will be initiated, thus increasing the use and the development of generic medicines,
which in turns will revitalize the generic medicine industry.
• Millenium Development Goals To support the Millenium Development Goals program,
INDOFARMA has been very active in the efforts to embattle HIVAIDS, malaria, and other communicable diseases i.e. lung-
tuberculosis. The initiatives on the eradication and prevention are in the form of increasing the availability of special packages
for anti lung-tuberculosis medicine in the form of ixed dose combination and Rapid Test Diagnostic for early screening on
the case of HIVAIDS, malaria, and lung-tuberculosis infections.
Parallel with the development of knowledge and skills in pharmacology, INDOFARMA currently developed a mixed-
medicine formula for OAT, which proven to be effective in treating patients with lung infections. The form of the mixed-
medicine provided more practical therapy which resulted in an increase in the willingness of patients to take the medicine and
increase in the recovery level.
Today, tuberculosis still a very important issues in health problems, the 2004 WHO report stated that in 2003 here was
8.8 million new tuberculosis cases, with 3.9 million among them is Mycobacterium Tuberculosis related with prevalence level
of 16.2 million with 1.9 million deaths annually. Indonesia is a country with the third largest tuberculosis cases in the world
after India and China. In 2002, India reported 1,820,369 cases of positive Mycobacterium Tuberculosis, while China reported
1,447,947 cases and 581,847 cases in Indonesia. The high prevalence of HIVAIDS, lung-tuberculosis and
malaria in Indonesia forcing INDOFARMA to develop pharmacy products and medical instruments to accommodate
market needs on quantity, types, quality and the availability that will increase the convenience and patients’ compliance to
consume the medicine. Differentiation strategy on the package of the anti-tuberculosis medicine generated a positive long-
term potential in the terms of product added value.
37
Laporan Tahunan | Annual Report 2011
Tinjauan Bisnis Perusahaan Review of Enterprise Business
Penambahan Lisensi obat Rencana kerja sama terkait lisensi produk luar yang menjadi
target penggarapan INDOFARMA sebanyak 11 item produk dengan empat item produk dua kategori generik bermerek dan
dua kategori generik telah terealisasi pada 2010 untuk kerja sama impor produk jadi anti-cancer dengan salah satu prinsipal
India. Pada awal 2011, INDOFARMA telah menandatangani kerja sama dengan salah satu prinsipal Korea untuk kerja
sama impor produk jadi probiotik antidiare. Sebanyak tiga item produk Hormon Replacing Therapy dalam
tahap penjajakan dan negosiasi kerja sama co-Branding produk dengan salah satu Multi National Company terbesar di
dunia dengan lokasi manufaktur di Amerika Serikat. Kondisi Pasar Farmasi
Pasar farmasi di Indonesia tumbuh dinamis dengan nilai pertumbuhan lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan
ekonomi secara nasional. Total pasar farmasi Indonesia pada 2011 sebesar Rp 43,081 triliun meningkat 11,9
terhadap 2010. Kontribusi pasar total ethical terhadap total pasar farma sebesar Rp 25,046 triliun dengan pertumbuhan
9,9 dibandingkan dengan 2010 sebesar Rp 22,785 triliun, sedangkan pasar OTC tumbuh lebih baik dibandingkan dengan
pasar ethical, sebesar 14,8 dengan nilai Rp 18,035 triliun. Bertumbuhnya pasar total farma ethical didukung oleh pasar
generik sebesar Rp 2,966 triliun dengan pertumbuhan 18,73 dan pasar generik bermerek sebesar Rp 22,080 triliun dengan
pertumbuhan 8,84.
Dari total pharma market Indonesia, pada 2011, INDOFARMA menempati peringkat ke-22 dari total pemain PMA dan lokal
industri farmasi dengan nilai penjualan Rp 610,927 miliar dan naik sebesar 23,87 terhadap perolehan pada 2010 sebesar
Rp 493,199 miliar.Sementara itu di pasar generik Indonesia INDOFARMA menempati peringkat ke-1 dengan pangsa pasar
17,59 dan pertumbuhan 26,11.
Additional Drug License The work plan concerning the acquisition of license for foreign
products has been the focus of INDOFARMA, as many as 11 products in 4 categories 2 categories in branded generic
and 2 categories in generic was realized in 2010 with one of INDOFARMA counterparts in India to import ready-made anti-
cancer drugs, and in 2011 INDOFARMA signed an agreement
with one Korean principal to import inished product anti- diarrhea probiotic.
A total of three items of products Replacing Hormone Therapy in stages of assessment and negotiation is still underway to
develop a co-branding scheme with one of the biggest US- based multinational manufacturing company.
Pharma Market Conditions Pharmacy market in Indonesia dynamically grows with growth
rate higher than the national economy growth rate. The total market value in 2011 was Rp 43.081 trillion, an increase of
11.9 compared to 2010. The total ethical market contribution toward the total pharmacy market was Rp 25.046 trillion with
9.9 growth rate, compared to 2010 which was Rp 22.785 trillion, while the over-the-counter market having a better
growth than ethical market, growing at 14.8 with total value of Rp 18.035 trillion.
The development of total pharmacy market was supported by generic products which posted growth rate at 18.73 with total
market value of Rp 2.966 trillion and branded generic which posted growth at 8.84 with total market value of Rp 22.080
trillion. In 2011, INDOFARMA ranked 22 in the industry local and
foreign players with total sales of Rp 610.927 billion, an increase of 23.87 compared to 2010, which posted total
sales of Rp 493.199 billion. Meanwhile in Indonesia generic market, INDOFARMA succesfully placed in First Rank with
market share of 17.59 and growth rate of 26.11
38
Laporan Tahunan | Annual Report 2011
Tinjauan Hasil Usaha
Review of Business Results
Penjualan Pada tahun 2011, penjualan INDOFARMA mengalami
peningkatan sebesar 14,84. Kenaikan ini terjadi baik dalam volume maupun dalam nilai. Kenaikan ini didukung
oleh kenaikan harga jual yang ditetapkan oleh Kepmenkes RI Nomor 632MenkesSKIII2011 Tentang Harga Eceran
Tertinggi HET Obat Generik Tahun 2011 dan Kepmenkes RI Nomor 633MENKESSKIII2011 Tentang Harga Obat untuk
Pengadaan Pemerintah Tahun 2011. Hal ini juga didukung dengan negosiasi pembayaran dan sistem rantai pasok yang
mulai diterapkan intensif sejak tahun 2010 lalu sehingga dapat menjaga tingkat Harga Pokok Penjualan.
Tabel Penjualan
Dalam Jutaan Rupiah
2010 2011
Obat Medicine
Ethical 761.491
72,67 816.084
67,81 Ethical
Over The Counter 17.873
1,71 22.053
1,83 Over The Counter
Alat Kesehatan 236.148
22,54 336.689
27,98 Medical Devices
Produk Diagnostik 14.429
1,38 10.471
0,87 Diagnostic Products
Lain-Lain 4.868
0,46 3.667
0,30 Others
Ekspor Export
Ethical 10.328
0,99 7.403
0,62 Ethical
Over The Counter 2.782
0,27 7.100
0,59 Over The Counter
Jumlah 1.047.918
100,00 1.203.467
100,00 Total
Ethical Kategori ethical terdiri dari Obat Generik Berlogo dan Obat
Generik Bermerek memberikan kontribusi terbesar dari penjualan INDOFARMA. Penjualan kategori ini meningkat
7,17 dari Rp 761,491 miliar di tahun 2010 menjadi Rp 816,084 miliar di tahun 2011. Hal ini dibantu oleh kenaikan
harga jual dari produk-produk dalam kategori ini. OTC
Produk-produk kategori over the counter OTC mencapai kenaikan penjualan sebesar 23,38 dari Rp 17,873 miliar
di tahun 2010 menjadi Rp 22,053 miliar di tahun 2011. Meningkatnya penjualan OTC didukung oleh penambahan jalur
distribusi melalui strategi multi distributor. Terjadi peningkatan share dari penjualan produk OTC terhadap total penjualan dari
1,71 di tahun 2010 menjadi 1,83 di tahun 2011. Alat Kesehatan
Penjualan alat kesehatan mengalami kenaikan yang signiikan yaitu sebesar 42,57 dari Rp 236,148 miliar di tahun 2010
menjadi Rp 336,689 miliar di tahun 2011. Peningkatan ini didukung oleh naiknya kebutuhan alat-alat kesehatan dari
institusi-institusi. Kenaikan ini juga menyebabkan share dari penjualan alat kesehatan terhadap total penjualan meningkat
dari 22,54 di tahun 2010 menjadi 27,98 di tahun 2011. Produk Diagnostik
Penjualan produk diagnostik turun sebesar 27,43 dari Rp 14,429 miliar di tahun 2010 menjadi Rp 10,471 miliar di tahun
2011. Tetapi penurunan ini tidak berpengaruh banyak pada total penjualan karena share penjualan produk diagnostik
terhadap total penjualan tidak sampai 2, tepatnya sebesar 1,38 di tahun 2010 dan turun menjadi 0,87 di tahun 2011.
Ekspor Ekspor INDOFARMA secara keseluruhan meningkat 10,63
dari Rp 13,11 miliar pada 2010 menjadi Rp 14,50 miliar pada 2011. Kontribusi peningkatan ekspor didapatkan dari penjualan
over the counter yang meningkat 155,26 dari Rp 2,78 miliar pada 2010 menjadi Rp 7,1 miliar pada 2011. Porsi ekspor di
INDOFARMA hanya sekitar 1 karena perseroan fokus pada pemenuhan pasar dalam negeri.
Sales In 2011, the total sales were increased by 14.84 due to the
increase in sales volume as well as sales value. The increase was also due to Government policy to adjust the highest retail
price of generic medicine by the decree of Ministry of Health no.
632MENKESSKIII2011; and the decree no. 633MENKES SKIII2011 regarding the price policy on Government’s
medicinal procurement. Another support came from payment negotiation and supply chain system, which were intensively
applied since 2010 to maintain the cost of goods sold.
Sales Table
In Million Rupiah
Ethical Ethical category which consists of generic medicine and
branded generic medicine, still the largest contributors to INDOFARMA sales. Sales in this category were increased by
7.17 from Rp 764.491 billion in 2010 to Rp 816.084 billion in 2011.
OTC Products within the over-the-counter OTC category posted an
increase in sales by 23.38, from Rp 17.873 billion in 2010 to Rp 22.053 billion in 2011. The increase in sales was supported
by additional distribution channel which utilized the multi- distributor strategy. The increase in share of OTC products
toward the total sales was 1.83, compared to 1.71 in the year 2010.
Medical Devices The sales of medical Device experienced a signiicant increase
of 42.57, from Rp 236.148 billion in 2010 to Rp 336.689 billion in 2011, which was due to the increase in demands from
institutions. Consequently, the share of medical instruments toward total sales was also increased to 27.98 in 2011 from
22.54 in 2010.
Diagnostic Products The sales of diagnostic products decreased by 27.43, from
Rp 14.429 billion in 2010 to Rp 10.471 billion in 2011. However, the decrease was not signiicantly inluenced the total sales as
the diagnostic products sales contribution to total sales in 2010 was less than 2, or 1.38 to be precise, and declined further
in 2011 to 0.87. Exports
Total exports were increased by 10.63, from Rp 13.11 billion in 2010 to Rp 14.50 billion in 2011. The contribution came from
over-the-counter, which increased by 155.26 from Rp 2.78 billion in 2010 to Rp 7.1 billion in 2011. Exports share to total
sales was only 1 as the focus of was more on local markets.
39
Laporan Tahunan | Annual Report 2011
Tujuan Ekspor | Export Destination
Dalam Persen | In Percent Myanmar
1 Singapore
2
Afghanistan 71
Iraq 26
Harga Pokok Penjualan Dalam Jutaan Rupiah Rp
2009 2010
2011 Biaya Produksi
276.658 316.185
357.023 Total Manufacturing Cost
Barang dalam Proses 7.248
118 8.986
Work in Process Beban Pokok Produksi
283.906 316.067
348.037 Cost of Goods Manufactured
Persediaan Barang Jadi 643.316
533.566 599.426
Finished Goods Barang Tersedia untuk Dijual
927.222 849.633
947.950 Goods Available for Sale
Persediaan Akhir Tahun 106.803
120.179 140.667
Inventory at The End of The Year Beban Pokok Penjualan
820.420 729.454
807.283 Cost of Goods Sold
Secara keseluruhan, beban pokok penjualan tahun 2011 mengalami peningkatan 11 dari tahun 2010. Namun,
perusahaan mampu menjaga HPP pada tingkat yang diharapkan. Hal ini bisa dilakukan karena nilai tukar rupiah
yang stabil dan harga bahan baku tidak mengalami kenaikan
yang signiikan. Di sisi lain harga jual produk mengalami penyesuaian dari Kemenkes. Beban pokok penjualan
meningkat karena pada tahun 2011 terjadi peningkatan 13 pada jumlah biaya produksi dari tahun 2010. Beban pokok
produksi pada tahun 2011 juga mengalami peningkatan 10 dari tahun 2010. Barang tersedia untuk dijual juga mengalami
peningkatan 12 pada tahun 2011.
Beban Usaha Beban Penjualan
Dalam Jutaan Rupiah Rp
2009 2010
2011 Pemasaran dan Distribusi
112.347 85.211
97.009 Marketing and Distribution
Gaji Dan Tunjangan 41.092
56.606 70.024
Salaries and Allowances Beban Kantor
13.403 14.376
14.491 Ofice Expenses
Manfaat Karyawan 2.440
4.394 2.288
Employee Beneits Perjalanan Dinas
2.239 2.724
3.346 Business Trip
Penyusutan Aset Tetap 1.950
3.342 2.700
Depreciation of Fixed Assets Pemeliharaan Aset Tetap
567 786
797 Maintenance of Fixed Assets
Pendidikan dan Pelatihan 118
111 291
Education and Training Jaminan Sosial
1.424 2.384
2.637 Social Security
Jumlah 175.580
169.932 193.584
Total
Secara keseluruhan, beban penjualan pada tahun 2011 mengalami peningkatan 14 dari tahun 2010. Peningkatan
ini terjadi karena peningkatan beberapa beban yang termasuk ke dalam akun ini, peningkatan beban terbesar adalah pada
pendidikan dan pelatihan, yaitu pada tahun 2011 meningkat 163 dari tahun 2010.
• Beban pemasaran dan distribusi pada tahun 2011
mengalami peningkatan 14 dari tahun 2010. • Beban gaji dan tunjangan pada tahun 2011 mengalami
peningkatan 24 dari tahun 2010 • Beban kantor mengalami peningkatan yang tidak terlalu
besar, yaitu meningkat 1 dari tahun 2010 • Untuk manfaat karyawan pada tahun 2011 mengalami
penurunan 48 dari tahun 2010 • Pada tahun 2011, penyusutan aset tetap mengalami
penurunan19 dari tahun 2010 • Jaminan sosial pada tahun 2011 mengalami peningkatan
11 dari tahun 2010 • Untuk biaya pemeliharaan aset tetap pada tahun 2011
mengalami peningkatan yang tidak besar, yaitu 1 dari tahun 2010
Tinjauan Hasil Usaha Review of Business Results
Cost of Goods Sold
In Million Rupiah
Overall, cost of goods sold in 2011 was increased by 11 compared to 2010; however the company was able to maintain
it at the expected level. This was due to the stability of Rupiah exchange rate and the insigniicant increase on raw materials
price. On the other hand, the selling price was adjusted by the Ministry of Health. Cost of goods sold was also increase due
to the 13 increase on the cost of production. Cost of goods manufactured was also increased by 10 compared to 2010,
while goods available for sale increased by 12.
Cost of Business Selling Expenses
In Million Rupiah
Overall, the selling expenses in 2011 was increased by 14 compared to 2010, this was due to the increase to several
expenses, which were included in this account, the biggest increase was in education and trainings, which were increased
by 163 compared to 2010.
• Marketing and distribution expenses increased by 14 compared to 2010
• Salaries and allowances expenses increased by 24 compared to 2010
• Ofice expenses posted insigniicant increase of 1 compared to 2010
• Employee beneits decreased by 48 compared to 2010 • Depreciation of ixed assets was decreased by 19
compared to 2010 • Social security increased by 11 compared to 2010
• Maintenance of ixed assets was insigniicantly increased by 1 compared to 2010
40
Laporan Tahunan | Annual Report 2011
Beban Umum dan Administrasi Dalam Jutaan Rupiah Rp
2009 2010
2011 Gaji dan Tunjangan
41.837 42.720
52.938 Salaries and Allowances
Beban Kantor 21.092
24.553 31.589
Ofice Expenses Jaminan Sosial
6.817 7.234
7.453 Social Security
Pengembangan SDM 278
1.006 2.632
Human Resources Development Pengembangan Manajemen
2.017 3.386
3.078 Management Development
Manfaat Karyawan 2.121
3.262 3.869
Employee Beneits Perjalanan Dinas
1.833 1.696
1.920 Oficial Travel
Pemeliharaan Aset Tetap 733
1.628 1.411
Maintenance of Fixed Assets Penyusutan Aset Tetap
895 1.753
1.604 Depreciation of Fixed Assets
Sewa Kantor dan Kendaraan 2.653
2.757 Ofice and Vehicle Rent
Lainnya 2.870
2.090 4.147
Others
Jumlah 83.147
92.085 110.642
Total
Secara keseluruhan, beban administrasi dan umum pada tahun 2011 mengalami peningkatan sebesar 20 dibanding
tahun 2010. Peningkatan terbesar adalah pada beban untuk pengembangan SDM, yaitu meningkat 162 dari tahun 2010.
• Beban Gaji dan tunjangan pada tahun 2011 mengalami
peningkatan 24 dari tahun 2010 • Beban kantor pada tahun 2011 mengalami peningkatan
29 dibanding tahun 2010 • Untuk beban jaminan sosial pada tahun 2011 mengalami
peningkatan yang tidak begitu besar, yaitu meningkat 3 dari tahun 2010
• Beban untuk pengembangan manajemen pada tahun 2011 mengalami penurunan 19 dari tahun 2010
• Untuk beban pemeliharaan aset tetap di tahun 2011 mengalami penurunan 13 dari tahun 2010
• Penyusutan aset tetap pada tahun 2011 mengalami penurunan 8 dari tahun 2010
• Pada tahun 2011 tidak ada beban yang dikeluarkan untuk sewa kantor dan kendaraan
• Untuk beban lainnya pada tahun 2011 mengalami peningkatan 98 dari tahun 2010
Penghasilan Bunga Dalam Jutaan Rupiah Rp
2009 2010
2011 Penghasilan Bunga Jasa Giro
2.244 836
906 Interest Income
Penghasilan Bunga Deposito Berjangka 212
308 Deposit Income
Jumlah 2.244
1.048 1.214
Total
Secara keseluruhan, jumlah penghasilan bunga pada tahun 2011 mengalami peningkatan 16 dari tahun 2010. Hal ini
didukung dengan meningkatnya penghasilan bunga deposito berjangka pada tahun 2011 yaitu 46 dari tahun 2010.
Penghasilan bunga jasa giro pada tahun 2011 mengalami peningkatan 8 dari tahun 2010.
Beban Keuangan Dalam Jutaan Rupiah Rp
2009 2010
2011 Bunga Pinjaman
33.421 22.143
18.038 Interest Rate
Bunga Pinjaman Leasing 99
204 113
Leasing Interest Rate Beban Provisi
1.822 2.459
3.126 Provision
Jumlah 35.342
24.806 21.277
Total
Secara keseluruhan, beban keuangan pada tahun 2011 mengalami penurunan 14 dari tahun 2010. Hal ini terjadi
karena terjadinya penurunan pada bunga pinjaman dan bunga pinjaman leasing. Bunga pinjaman leasing tahun 2011
mengalami penurunan 45 dari tahun 2010. Sementara bunga pinjaman mengalami penurunan 19 dari tahun 2010.
Beban provisi pada tahun 2011 mengalami peningkatan 27 dari tahun 2010.
Tinjauan Hasil Usaha Review of Business Results
General and Administration Expenses
In Million Rupiah
Overall, the general and administration expenses in 2011 posted an increase of 20 compared to 2010. The biggest
increase was posted by human resources development expenses, a 162 increase compared to 2010.
• Salaries and allowance expenses increased by 24
compared to 2010 • Ofice expenses increased by 29 compared to 2010
• Social security expenses posted a small increase of 3 compared to 2010
• Management development expenses posted a decrease of 19 compared to 2010
• Maintenance of ixed assets posted a decrease of 13 compared to 2010
• Depreciation of ixed assets was decreased by 8 compared to 2010
• No expenses occurred in 2011 for ofice and vehicle rent • Other expenses posted an increase of 98 compared to
2010
Interest Income In Million Rupiah
Overall, the total of interest income in 2011 posted an increase of 16 compared to 2010.This increase was supported by the
increase of 46 in interest deposit income compared to 2010. Interest income increased by 8 compared to 2010.
Financial Charges
In Million Rupiah
Overall, inancial expenses posted a decrease of 14 compared to 2010, this was due to the decrease in interest rate
and leasing interest rate. Leasing interest rate was decreased by 45, while interest charges decreased by 19 compared
to 2010. Provision expenses were increased by 27 compared to 2010.
41
Laporan Tahunan | Annual Report 2011
Pajak Penghasilan Dalam Jutaan Rupiah Rp
2009 2010
2011 Beban Pajak Kini
Current Tax Expense Induk Perusahaan
2.461 8.455
14.486 The Company
Anak Perusahaan 5.007
2.923 6.494
Subsidiary Jumlah Beban Pajak Kini
7.468 11.378
20.980 Total Current Tax Expense
Manfaat beban Pajak Tangguhan Deferred Tax ExpenseBeneit
Induk Perusahaan 1.776
2.732 1.366
The Company Anak Perusahaan
1.297 784
1.330 Subsidiary
Jumlah Manfaat Beban Pajak Tangguhan 3.073
3.516 2.697
Total Deferred Tax Beneit Expense
Jumlah 10.540
7.862 18.283
Total
Secara keseluruhan, pajak penghasilan pada tahun 2011 mengalami peningkatan yang cukup besar, yaitu 133 dari
tahun 2010. Beban pajak kini mengalami peningkatan 84 dari tahun 2010. Manfaat pajak tangguhan mengalami penurunan
23 dari tahun 2010.
Aset Dalam Jutaan Rupiah Rp
2009 2010
2011 Aset Lancar
583.441 582.999
706.558 Current Assets
Aset Tidak Lancar 144.594
150.959 408.343
Non Current Assets
Total Aset 728.035
733.958 1.114.902
Total Assets
Secara keseluruhan jumlah aset mengalami peningkatan sebesar Rp 380,944 miliar atau 52 dari Rp 733,958 miliar
pada tahun 2010 menjadi Rp 1,114,902 triliun pada tahun 2011. Aset lancar mengalami peningkatan sebesar Rp 23,6
miliar atau meningkat 21 dari Rp 583,441 miliar pada tahun 2010 menjadi Rp 706,558 miliar pada 2011. Aset tidak lancar
mengalami peningkatan sebesar Rp 257,384 miliar atau 170 dari Rp 150,959 miliar pada tahun 2010 menjadi Rp 408,343
miliar pada tahun 2011. Aset Lancar
Aset lancar berjumlah Rp 583,441 miliar pada akhir 2010 dan Rp 706,558 miliar pada tanggal 31 Desember 2011.
Peningkatan yang terjadi sebesar Rp 123,117 miliar atau 21 dari tahun sebelumnya ini disebabkan oleh:
• Peningkatan kas dan setara kas sebesar Rp 12,5 miliar atau
10,34 dari Rp 121 miliar pada tahun 2010 menjadi Rp 133,5 miliar pada tahun 2011
• Peningkatan piutang lain-lain sebesar Rp 3,5 miliar atau 68 dari Rp 5,2 miliar tahun 2010 menjadi Rp 8,7 miliar
pada tahun 2011 • Peningkatan persediaan sebesar 34,2 miliar atau 21 dari
Rp 159,2 miliar tahun 2010 menjadi Rp 193,4 miliar pada tahun 2011
• Peningkatan Pajak dibayar di muka sebesar Rp32 miliar atau 22 dari Rp 146,2 miliar tahun 2010 menjadi Rp 178,2
miliar pada tahun 2011 • Peningkatan piutang usaha sebesar Rp 26 miliar atau 20
dari Rp 127,3 miliar tahun 2010 menjadi Rp 153,2 miliar
Aset Tidak Lancar Aset tidak lancar sebesar Rp 408 miliar pada akhir 2011. Jumlah
ini telah mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya, yaitu Rp 151 miliar. Peningkatan yang terjadi mencapai 170.
Peningkatan aset tidak lancar disebabkan oleh: • Peningkatan aset pajak tangguhan sebesar Rp 2,7 miliar
atau 10 dari Rp 27 miliar pada tahun 2010 menjadi Rp29 miliar pada tahun 2011
• Peningkatan aset tetap sebesar Rp 242, 6 miliar atau 240 dari Rp97 miliar pada 2010 menjadi Rp 343 miliar pada
tahun 2011 • Peningkatan aset tidak lancar yang akan ditinggalkan
sebesar Rp 8,5 miliar atau 87 dari Rp 9,8 miliar pada 2010 menjadi Rp 18,4 miliar pada tahun 2011
Tinjauan Hasil Usaha Review of Business Results
Income Tax
In Million Rupiah
Overall, Income tax posted a signiicant increase of 133 compared to 2010, while current tax expenses was increased
by 84. Deferred tax beneit however, posted a decrease of 23 compared to 2010.
Assets
In Million Rupiah
Overall, in 2011 the total assets posted an increase of Rp 380.944 billion 52, from Rp 733.958 billion in 2010
become Rp 1.114.902 trillion in 2011. Current assets also posted an increase of 21 to Rp 706.558 billion compared to
Rp 583.441 billion in 2010. Non-current assets increased of Rp 257.384 billion 170 to Rp 408.343 billion compared to
Rp 150.959 billion in 2010.
Current Assets Total current assets were Rp 583.441 billion at the end of
2010 and Rp 706.558 billion on December 31, 2011. The 21 increase of Rp 123.117 billion was due to:
• Cash and cash equivalent were increased by 10.34 Rp 12.5 billion to Rp 133.5 billion compared to Rp 121
billion in 2010. • The increase of other receivables by 68 Rp 3.5 billion to
Rp 8.7 billion compared to Rp 5.2 billion in 2010. • Inventories were increased by 21 Rp 34.2 billion to
Rp 193.4 billion from Rp 159.2 billion in 2010. • Prepaid tax was increased by 22 Rp 32 billion to
Rp 178.2 billion from Rp 146.2 billion in 2010. • Account receivables posted an increase of 20 Rp 26
billion to Rp 153.2 billion compared to Rp 127.3 billion in 2010.
Non Current Assets Non-current assets valued at Rp 408 billion at the end of 2011,
an increase of 170 compared to Rp 151 billion in 2010. The increase was due to:
• Increase in deferred tax assets by 10 Rp 2.7 billion to Rp 29 billion from Rp 27 billion in 2010.
• Fixed assets was increased to Rp 343 billion from Rp 97 billion in 2010, an increase of 240 Rp 242.6 billion
• Non-current assets disposal posted an increase of 87 Rp 8.5 billion to Rp 18.4 billion from Rp 9.8 billion in 2010.
42
Laporan Tahunan | Annual Report 2011
Tinjauan Hasil Usaha Review of Business Results
Liabilitas
2009 2010
2011 Liabilitas Jangka Pendek
376.912 375.569
459.404 Short-Term Liabilities
Liabilitas Jangka Panjang 52.402
47.120 46.304
Long-Term Liabilities
Total Liabilitas 429.313
422.690 505.708
Total Liabilities
Liabilitas Jangka Pendek Pada tanggal 31 Desember 2010 dan pada tanggal 31
Desember 2011, saldo liabilitas jangka pendek masing-masing sebesar Rp 375,569 miliar dan Rp 459,404 miliar menunjukkan
adanya peningkatan sebesar Rp 83,8 miliar atau Rp 22,3 dari liabilitas lancar pada tahun 2010. Peningkatan utang jangka
pendek disebabkan oleh: • Peningkatan biaya yang harus dibayar sebesar Rp 38,3
miliar atau 120 dari Rp 32 miliar pada tahun 2010 menjadi 70,3 miliar pada tahun 2011
• Peningkatan utang usaha sebesar Rp 57,7 miliar atau 25 dari Rp 232 miliar pada tahun 2010 menjadi Rp 290 miliar
pada tahun 2011 Peningkatan liabilitas tersebut di atas juga diimbangi dengan
penurunan beberapa liabilitas yaitu penurunan utang bank sebesar 3 dari Rp 78 miliar pada tahun 2010 dan uang
muka penjualan yang mengalami penurunan sebesar 61 dari Rp15,6 miliar pada tahun 2010. Liabilitas jangka panjang
yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun juga mengalami penurunan. Hutang bank jangka pendek turun sebesar 56
dari Rp 9,7 miliar dan hutang sewa guna usaha jangka pendek turun sebesar 30 dari Rp965 juta pada tahun 2010.
Kepentingan Non Pengendali Dalam Rupiah Penuh Rp
2009 2010
2011 Kepentingan Non Pengendali dalam Ekuitas
1.350.291 1.373.261
1.441.693 Non Controlling Interest in Equity
Persentase 0,001
0,001 0,001
Percentage Kepentingan Non Pengendali dalam Laba Rugi
95.506 22.970
68.432 Non Controlling Interest in Proit Loss
Persentase 0,001
0,001 0,001
Percentage
Kepentingan Non Pengendali pada perubahan ekuitas konsolidasian pada tahun 2011 mengalami peningkatan 4,61
dari tahun 2010. Kepentingan Non Pengendali pada laporan laba rugi menunjukkan peningkatan yang sangat besar pada
tahun 2011, yaitu mengalami peningkatan 173 dari tahun 2010.
Arus Kas Bersih Dalam Jutaan Rupiah Rp
2009 2010
2011 Arus Kas Bersih
Cash Flow Dari Aktiitas Operasi
40.558 23.713
29.396 From Operating Activities
Dari Aktiitas Investasi 18.903
4.522 3.453
From Investing Activities Dari Aktiitas Pendanaan
175.622 9.244
15.283 From Financing Activities
Perubahan Kas dan Setara Kas 153.967
9.946 10.659
Change of Cash and Cash Equivalents Pengaruh Perubahan Kurs Mata Uang Asing
1.554 96
1.839 Effect of Foreign Exchange Rate Changes
Kas dan Setara Kas Awal Tahun 263.288
110.875 120.917
Cash and Cash Equivalents at The Beginning of The Year
Kas dan Setara Kas Akhir Tahun 110.875
120.917 133.417
Cash and Cash Equivalents at The End of The Year
Kas dari Kegiatan Usaha Arus kas dari kegiatan usaha mengalami peningkatan sebesar
23,97 dari Rp 23,713 miliar pada tahun 2010 menjadi Rp 29,396 miliar pada tahun 2011. Hal ini disebabkan oleh:
• Peningkatan penjualan sebesar 14,84 dari Rp 1,05 miliar
pada 2010 menjadi Rp 1,2 miliar pada 2011 • Meningkatnya penjualan juga menyebabkan pembayaran
kas dari pelanggan meningkat sebesar 12,19 dari Rp 1,09 miliar pada 2010 menjadi Rp 1,22 miliar pada 2011
• Meskipun pembayaran pada supplier meningkat 11,33 dari Rp 1.044,83 miliar pada 2010 menjadi Rp 1.163,25
miliar pada 2011 karena pengaruh peningkatan penjualan. Berkat manajemen kas dan pengaturan pembayaran, bunga
yang dibayar turun 16,24 dari Rp 24,81 miliar pada 2010 menjadi Rp 21.34 miliar pada 2011
Liabilities
Short-Term Liabilities On 31 December 2010 the current liabilities balance was at
Rp 375.569 billion, while on 31 December 2011, it was posted at Rp 459.404 billion, showing an increase of Rp 83.8 billion
22.3. The increase was due to:
• The increase in accrued expenses accumulated to Rp 70.3 billion, an increase of 120 Rp 38.3 billion, compared to
Rp 32 billion in 2010. • Trade payables increased by 25 Rp 57.7 billion to Rp
290 billion, compared to Rp 232 billion in 2010 The increase in liabilities were balanced by the decrease in
bank loans by 3 from Rp 78 billion in 2010 and the decrease in sales advance by 61 from Rp 15.6 billion in 2010. Long
terms bank loand that due in current year also posted a decrease. Short-Term bank loans decreased by 56 from Rp
9.7 billion and Short-term lease decreased by 30 Rp 965 million compared to 2010.
Non Controlling Interest
In Full Rupiah
The Consolidated Non-Controlling interest in equity in 2011 was increased by 4.61 from 2010, and Non-Controlling
interest in proit loss posted a signiicant increase of 173 compared to 2010.
Cash Flow
In Million Rupiah
Cash low from Operating Activities
Cash low from operating activities were increased by 23.97 to Rp 29.396 billion from Rp 23.713 billion in 2010, this was
due to: • Increase on sales by 14.84 to Rp 1.2 billion from Rp 1.05
billion in 2010 • The increase in sales consequently increasing the cash
received from customers by 12.19 to Rp 1.22 billion from Rp 1.09 billion in 2010.
• Cash paid to suppliers was increased by 11.33 to Rp 1,163.25 billion from Rp 1,044.83 billion in 2010, as the
result of increase in sales. Due to effective and eficient cash management and payment control, interest paid was
also decreased by 16.24 to Rp 21.34 billion from Rp 24.81 billion in 2010.
43
Laporan Tahunan | Annual Report 2011
Kas dari Kegiatan Investasi Pada arus kas yang digunakan untuk kegiatan investasi,
terdapat penurunan sebesar Rp 1,069 miliar dari Rp 4,522 miliar pada tahun 2010 menjadi Rp 3,453 miliar pada tahun
2011. Penurunan sebesar 23,67 ini disebabkan oleh kenaikan penerimaan bunga simpanan sebesar 9,64 dari
Rp1,05 miliar pada 2010 menjadi Rp 1,15 miliar pada tahun 2011. Sedangkan pengeluaran kas untuk kebutuhan aset tetap
turun 17,38 dari Rp 5,57 miliar pada tahun 2010 menjadi Rp 4,6 miliar di tahun 2011.
Kas dari Kegiatan Pendanaan Terjadi kenaikan sebesar 65 pada arus kas yang digunakan
untuk pendanaan, dari Rp9,24 miliar pada tahun 2010 menjadi Rp15,28 miliar pada tahun 2011. Hal ini terjadi karena adanya
komitmen INDOFARMA untuk mengurangi beban hutang bank. Pada 31 Desember 2010 terdapat hutang bank sejumlah
Rp78,6 miliar dan berhasil dikurangi sebesar Rp1,98 miliar menjadi Rp75,84 miliar pada tahun 2011.
Kuasi Reorganisasi Kuasi reorganisasi dilaksanakan untuk menghapus akumulasi
saldo deisit laba melalui Revaluasi Aset Perusahaan. Kuasi reorganisasi dilakukan dengan menggunakan cadangan
khusus sebesar Rp 13,9 miliar dan menilai kembali aset dan kewajiban Perseroan sesuai dengan nilai wajar pada
30 September 2011 sebesar Rp 260,96 miliar. Selanjutnya
memperjumpakan dengan deisit laba ditahan Rp 71 miliar, sehingga saldo deisit laba ditahan menjadi nol dan terdapat
selisih penilaian aset dan kewajiban sebesar Rp 203,29 miliar yang menghapus saldo deisit laba ditahan Rp 71 miliar melalui
Revaluasi Aset Perusahaan. Komponen yang diubah adalah sebagai berikut:
• Eliminasi Akumulasi kerugian: Rp 57.661.903.925
• Kenaikan Penilaian Kembali Nilai Wajar Asset: Rp 260.955.748.932
• Laba Ditahan: Rp 57.661.903.925 • Selisih Penilaian Aset dan Liabilitas: Rp 203.293.845.007
Sehingga Laporan Posisi Keuangan setelah 30 September 2011 adalah sebagai berikut:
Dalam Rupiah Penuh Rp
Sebelum Kuasi Before Quasi
Penyesuaian Adjustment
Setelah Kuasi After Quasi
Aset lancar 765.836.959.585
765.836.959.585 Current assets
Aset tidak lancar 146.831.051.976
260.955.748.932 407.786.800.908
Non current assets
Total Aset 912.668.011.561
260.955.748.932 1.173.623.760.493
Total Assets
Liabilitas Lancar 540.305.401.366
540.305.401.366 Current liability
Liabilitas Tidak Lancar 44.945.433.250
44.945.433.250 Non current liability
Ekuitas 327.417.176.945
260.955.748.932 588.372.925.877
Equity
Total Liabilitas Ekuitas 912.668.011.561
260.955.748.932 1.173.623.760.493
Total Liability Equity Tinjauan Hasil Usaha
Review of Business Results
Cash low from Investing Activities
Cash low utilized in investing activities was decreased by Rp 1.069 billion to Rp 3.453 billion from Rp 4.522 billion in 2010.
The 23.67 decrease was due to the increase in interest income of 9.64 to Rp 1.15 billion from Rp 1.05 billion in 2010;
while the cash low for ixed assets acquisition decreased by 17.38 to Rp 4.6 billion from Rp 5.57 billion in 2010.
Cash low from Financing Activities
Cash low from inancing activities was increased by 65 to Rp 15.28 billion from Rp 9.24 billion in 2010. This was due
to INDOFARMA’s commitment to decrease bank loans. Bank loans were successfully decreased by Rp 1.98 billion to Rp
75.84 billion compared to Rp 78.6 billion in2010.
Quasi Reorganization Quasi reorganization is conducted to write-off deferred proit
deicit through Company Assets Revaluation. The quasi reorganization was done by utilizing Rp 13.9 billion of special
reserve account and assets revaluation and company’s liabilities in accordance to 2011 fair value of Rp 260.96 billion.
Set-Off deferred proit deicit of Rp 71 billion to nulliied the deferred proit deicit and generating deviation from assets
revaluation of Rp 203.29 billion.
Transformed components were as followed: • Elimination of loss accumulation: Rp 57,661,903,925
• Increase in fair value of assets revaluation: Rp 260,955,748,932
• Retained Earning: Rp 57,661,903,925 • Difference of Revaluation Assets and Liability: Rp
203,293,845,007 Therefore the balance sheet as of 30 September 2011 is as
follows: In Full Rupiah
43
Laporan Tahunan |Annual Report 2011
44
Laporan Tahunan | Annual Report 2011
Tujuan Penerapan GCG Landasan
Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara PER-01MBU2011, tata kelola perusahaan
yang baik GCG adalah prinsip-prinsip yang mendasari suatu proses dan mekanisme pengelolaan perusahaan
berlandaskan perundang-undangan dan etika perusahaan. Pelaksanaan tata
kelola perusahaan berdasarkan prinsip- prinsip GCG transparansi, akuntabilitas,
pertanggungjawaban, kemandirian, dan kewajaran merupakan fondasi
yang kuat untuk menciptakan long term shareholder value. Penerapan GCG pada
perusahaan Badan Usaha Milik Negara BUMN dimaksudkan untuk meningkatkan kinerja dan nilai
perusahaan, dan juga sebagai upaya untuk meningkatkan daya saing perusahaan.
Berdasarkan PER-01MBU2011, tujuan Penerapan prinsip- prinsip GCG pada perusahaan BUMN yaitu:
1. Mengoptimalkan nilai BUMN agar perusahaan memiliki daya saing yang kuat, baik secara nasional maupun
internasional 2. Mendorong pengelolaan BUMN secara profesional,
eisien, dan efektif, serta memberdayakan fungsi dan meningkatkan kemandirian Organ Perseroan
3. Mendorong Organ Perseroan dalam membuat keputusan dan menjalankan tindakan dilandasi nilai moral yang
tinggi dan kepatuhan terhadap peraturan perundang- undangan, serta kesadaran akan adanya tanggung jawab
sosial BUMN terhadap pemangku kepentingan maupun kelestarian lingkungan di sekitar BUMN
4. Meningkatkan kontribusi BUMN dalam perekonomian nasional
5. Meningkatkan iklim yang kondusif bagi perkembangan investasi nasional
Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang baik GCG telah menjadi bagian integral dari falsafah Manajemen Perusahaan
Anda sebagai upaya meningkatkan kinerja bisnis dan akuntabilitas guna mewujudkan long term shareholder value
dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholders lainnya. Perusahaan Anda selalu berupaya untuk menerapkan
prinsip-prinsip GCG dengan dinamis dan meningkatkan kualitas.
Asesmen GCG Untuk menilai peningkatan kualitas penerapan GCG,
Perusahaan melakukan assesmen GCG dengan menggunakan Company Corporate Governance Scorecard CCGS dari
kementerian BUMN dan penilaian independen. Pada tahun 2010, GCG Perseroan memperoleh nilai 81,32 yang termasuk
dalam kategori “Baik” yang dapat dilihat lebih rinci pada Tabel rincian penilaian.
No Aspek | Governance
Bobot | Weight Skor | Score
Capaian | Achievement
1 Hak dan tanggung jawab pemegang saham
Rights and responsibilities of shareholders 9
5,61 62,33
2 Kebijakan GCG
GCG policy 8
7,52 94
3 Penerapan GCG
GCG Implementation Komisaris
Commissioner 27
20,06 74,3
Komite Komisaris Commissioner Committee
6 5,85
97,5 Direksi
Board of Directors 27
22,41 83
SPI Internal Control Unit
3 2,18
72,67 Sekretaris Perusahaan
Corporate Secretary 3
2,55 85
4 Pengungkapan Informasi Disclosure
Disclosure Information 7
6,96 99,43
5 Komitmen
Commitment 10
8,17 81,7
Total 100
81,32 81,32
Kualitas Penerapan GCG GCG Implementation Quality
Baik Good
Tata Kelola Perusahaan
Good Corporate Governance
Purpose of GCG Implementation Basic Rules
Based on the regulation of Minister of State Owned Enterprises PER-01MBU2011, Good Corporate Governance GCG is
the principles that underlie the processes and mechanisms of corporate management based on laws and corporate ethics.
Implementation of corporate governance based on principles of good corporate
governance transparency, accountability, responsibility, independence, and fairness
is a strong foundation for creating long term shareholder value. GCG implementation
of the companys state-owned enterprises are intended to improve performance and
corporate value, and also as an effort to
improve the competitiveness of enterprises. Based on PER-01MBU2011, objectives application of the
principles of good corporate governance in state-owned enterprises are:
1. Optimizing the value of state-owned company that has strong competitiveness, in nationally and internationally.
2. Encourage the management of state-owned company in a professional, eficient, and effective, and empowering organ
function and increase the independence of the company. 3. Encouraging the element of the company in making
decisions and execute actions based on high moral values and compliance with laws and regulations, as well
as awareness of social responsibility and the state of the environment stakeholders around the state.
4. Increase the contribution of state-owned company in the national economy.
5. Improve the climate for the development of national investment.
Application of Good Corporate Governance GCG has become an integral part of the philosophy of management’s
company as an effort to improve business performance and accountability in order to create long term shareholder value
by taking into account the interests of other stakeholders. Your company has always tried to apply the principles of good
corporate governance with dynamic and improve quality.
GCG Assessment To assess the GCG implementation of quality improvement,
the company doing assessment using the Company Corporate Governance Scorecard CCGS from the Ministry of State-
Owned Company and independent judgment. In 2010, the
company acquired GCG assessment of 81.32 classiied as Good category which can be viewed in more detail in the
table details the assessment.
...Asesmen GCG Perseroan memperoleh nilai 81,32 yang
termasuk dalam kategori “Baik”..
..the company acquired GCG assessment score of 81.32 classiied as
Good category..
45
Laporan Tahunan | Annual Report 2011
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Kategori penilaian kualitas tata kelola:
Tingkat Level
Capaian Result
Peringkat Rating
1 90 ≤ x ≤ 100
≤Sangat Baik Excellent
2 75 ≤ x 90
Baik Good
3 60 ≤ x 75
Cukup Baik Satisfactory
4 50 ≤ x 60
Kurang Baik Unsatisfactory
5 x 50
Sangat Kurang Baik Very Unsatisfactory
Struktur Tata Kelola
Rapat Umum Pemegang Saham
General Meeting of Shareholders
Dewan Komisaris
Board of Commisioners
Direksi
Board of Directors
Komite: Committee:
Komite Audit Audit Committee
termasuk pekerjaan remunerasi dan nominasi
includes job remuneration and nominations
Komite: Committee:
- Komite Pembelian Bahan Awal dan Bahan Kemas
Purchasing Raw Materials and Packaging Materials
Committee - Panitia Pengadaan
Barang atau Jasa
Committee for Procurement of Goods or Services
Satuan Pengawasan Internal
Internal Control Unit
Sekretaris Perusahaan
Corporate Secretary
RUPS
Rapat Umum Pemegang Saham RUPS adalah organ Perseroan yang memiliki wewenang tertinggi dalam tata kelola
perusahaan, serta merupakan forum yang mempertemukan pemegang saham dengan pihak manajemen. Dalam forum ini
pemegang saham dapat mengambil keputusan terkait dengan modal yang di investasikan dalam perusahaan. Keputusan
yang diambil harus berdasarkan kepentingan usaha dalam jangka panjang. RUPS terdiri dari RUPS Tahunan RUPST
dan RUPS Luar Biasa RUPSLB yang dapat diadakan sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan.
Dasar RUPS
Dasar hukum RUPS adalah UU no. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas. RUPS dapat dilangsungkan jika dalam
RUPS lebih dari ½ satu perdua bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara hadir atau diwakili, kecuali undang-
undang danatau anggaran dasar menentukan jumlah kuorum yang lebih besar.
Governance quality assessment categories:
Governance Structure
GSM
The General Shareholders Meeting is the supreme corporate body with the highest authority in organizing the Company
but it is also a forum for shareholders to meet with the management. In this forum, shareholders can make decisions
to do with the invested capital in the company. The decision
must be made for the beneit of the business in the long run. The General Shareholders Meeting consists of an Annual
General Shareholders Meeting and an Extraordinary General Shareholders Meeting which can be held at any time when
necessary.
Basic Rules of Shareholder Meeting
The basic rules of a General Shareholders Meeting is Law no. 402007 regarding Limited Company. A General Shareholders
Meeting can be conducted if more than a half of shareholders with voting rights attends or isrepresented, unless the law and
or article of association requires a larger number of quorum.
46
Laporan Tahunan | Annual Report 2011
Dalam forum RUPS, pemegang saham berhak memperoleh keterangan yang berkaitan dengan Perseroan dari Direksi
danatau Dewan Komisaris, sepanjang berhubungan dengan mata acara rapat dan tidak bertentangan dengan kepentingan
Perseroan.
Keputusan RUPS diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat. Keputusan adalah sah jika disetujui lebih dari ½
bagian dari jumlah suara yang dikeluarkan kecuali undang- undang danatau anggaran dasar menentukan bahwa
keputusan adalah sah jika disetujui oleh jumlah suara setuju yang lebih besar. Setiap penyelenggaraan RUPS, risalah
RUPS wajib dibuat dan ditandatangani oleh ketua rapat dan paling sedikit 1 satu orang pemegang saham yang ditunjuk
dari dan oleh peserta RUPS.
Dalam RUPS pemegang saham mendapatkan hak yang sama dalam proses pengambilan keputusan strategis yang terkait
dengan: 1. Pengangkatan dan pemberhentian Dewan Komisaris dan
Direksi INDOFARMA 2. Penilaian kinerja Dewan Komisaris dan Direksi
INDOFARMA 3. Penetapan auditor eksternal berdasarkan usulan yang
diterima dari Dewan Komisaris. 4. Penetapan renumerasi Dewan Komisaris dan Direksi.
5. Keputusan lainnya antara lain: a. Perubahan jumlah modal
b. Perubahan Anggaran Dasar Perseroan c.
Rencana penggunaan laba d.
Penggabungan, peleburan, pengambilalihan, pemisahan, serta pembubaran perseroan
e. Investasi pembiayaan jangka panjang, kerja sama perseroan
f. Pembentukan anak perseroan
g. Penyertaan atau pengalihan aktiva.
Agenda RUPS
Pada tanggal 9 Juni 2011, INDOFARMA telah menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan
RUPST. Agenda RUPST dan keputusan yang telah diambil adalah sebagai berikut:
Agenda Keputusan
Decisions Agenda 1
1. Menyetujui Laporan Tahunan Perseroan sebagaimana pokok-pokoknya disampaikan oleh Direksi mengenai keadaan dari jalannya Perseroan tahun buku 2010. Selanjutnya menyetujui laporan pelaksanaan tugas dewan
komisaris perseroan tahun buku 2010 yang memuat catatan agar Direksi: Agreement of the main points in the Annual Company Report as reported by the Board of Directors regarding
the state of the Company from 2010. Continued with the approval of the Performance of the Company Board of Commissioners Report from 2010 with notes so the Board of Directors can:
a. mengkaji ulang seluruh ketentuan anggaran dasar perseroan agar pengelolaan perseroan dapat lebih efektif dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan, serta melaporkan hasil kajian dan usul perubahannya
kepada dewan komisaris selambatnya pada bulan Desember 2011. Review the clauses of the Company Article of Association to make it more effective and suitable to the rules of
the law, as well as report the results of the review and suggest changes through the Board of Commissioners, at the latest in December 2011
b. mengkaji dan melakukan perubahan terhadap anggaran dasar anak perusahaan utama perseroan agar pengendalian dapat dijalankan secara lebih efektif sesuai peraturan perundang-undangan.
review and make changes in the Company’s Subsidiary Article of Association so that control can be done effectively in line with the rules of the law
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
In a General Shareholders Meeting forum, shareholders have the right to obtain information regarding Companies from
Director andor Board of Commissioners as long as it is to do with the main objective of the meeting and does not conlict
with the interest of the Company. Decision in the General Shareholders Meeting is made based
on a discussion. The decision is valid if it is consented to by more than a half of the number of votes unless the law andor
article of associationdictates it is a valid decision if consented to by a large number of votes. Minutes of every General
Shareholders Meeting must be made and signed by the leader of the forum and at least 1 one shareholder who has been
nominated by the participants of the meeting.
In the General Meeting of Shareholders get equal rights in the strategic decision-making process related to:
1. The appointment and dismissal of the Board of Commissioners and Indofarma Board of Directors
2. Assessment of the performances of the Board of
Commissioners and Indofarma Board of Directors 3. Establishment of external auditors based on suggestions
received from the Board of Commissioners and Directors 4.
Establishment of the remuneration of the Board of Commissioners and Directors.
5. Other decisions such as: a. Alterations in the number of capital
b. Alterations in the Company Article of Association c. Plans to use proit
d. The combining, merging, taking-over and liquidating of a Company
e. Long-term inancing investment, cooperation with the Company
f. Establishment of a Company’s subsidiary
g. Inclusion or diversion of assets.
General Shareholders Meeting Agenda
On the 9th of June 2011, INDOFARMA has organized an Annual General Shareholders Meeting. The agenda of the
meeting and decisions made are as follows:
47
Laporan Tahunan | Annual Report 2011
c. meningkatkan penerapan keterbukaan informasi sesuai prinsip tata kelola dan etika bisnis global, khususnya dalam pelaksanaan aksi korporasi Direksi dan Dewan Komisaris diminta memberikan laporan kepada
pemegang saham seri A Dwiwarna minimal setiap 3 bulan terhadap kinerja induk maupun anak perusahaan PT INDOFARMA Persero Tbk serta rencana aksi korporasi, baik berupa investasi, akuisisi maupun hal lainnya
yang dapat berpengaruh terhadap kinerja korporasi baik di induk maupun anak perusahaan. increase implementation of disclosure of information according to the organizing principles and global business
ethics, especially in corporate actions, the Board of Directors and Board of Commissioners have been asked to give reports to the shareholders of Golden Share A series Dwiwarna at least every 3 months regarding the
performance of the holding company as well as the subsidiary of PT Indofarma Persero Tbk and also plans of corporate action, be it investments, acquisitions or other things that cold inluence the company’s performance
in the holding company or the company’s subsidiary. d. menjaga, mengoptimalkan dan meningkatkan kinerja dan nilai perusahaan termasuk anak perusahaan, agar
dapat memberikan hasil yang optimal untuk kepentingan pemegang saham. take care of, optimalize and increase performance and value of the holding company as well as the company’s
subsidiary to give the maximum results for the beneit of shareholders e. memberikan prioritas dan perhatian yang lebih besar, baik dalam pelaksanaan investasi, sinergi antar anak
perusahaan maupun kepada induknya, serta meningkatkan kompetensi human capital-nya dalam mengantisipasi transformasi perusahaan menjadi health care company yang unggul sekaligus untuk peningkatan nilai tambah
perusahaan dan customer service oriented. prioritize and pay special attention to, whether from implementation of investments, synergy between subsidiaries
as well as the holding company, and also to increase human capital competence to anticipate the transformation of the company into a leading health care company in addition to increasing the value added of the company as
well as satisfaction of the customers customer oriented 2. Mengesahkan Laporan Keuangan Perseroan konsolidasian Tahun Buku 2010 yang telah diaudit oleh Kantor
Akuntan Publik Husni, Mucharam Rasidi sesuai dengan laporannya Nomor: LAIGA11014 tanggal 25 Maret 2011 dengan pendapat “wajar dalam semua hal yang material”
Authorize the Company Financial Reports consolidated from 2010 which has been audited by the Public Accountant’s Ofice of Husni, Mucharam Rasidi corresponding to the report Number: LAIGA11014 on the 25th
of March 2011 with the opinion of fair, in all material respects. 3. Selanjutnya dengan disetujuinya Laporan Tahunan Perseroan Tahun Buku 2010 serta disahkannya Laporan
Keuangan Perseroan Tahun Buku 2010 maka rapat memberikan pelunasan dan pembebasan tanggung jawab sepenuhnya kepada para anggota Direksi atas tindakan pengurusan perseroan dan anggota Dewan Komisaris
atas tindakan pengawasan Perseroan sepanjang tindakan tersebut tercermin dalam Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan Perseroan Tahun Buku 2010 dan tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.
Continued with the approval of the Annual Company Report from 2010 and the authorization of the Financial Reports from 2010 in which the forum gave the Board of Directors repayment and full responsibility to manage the Company
and gave the Board of Commissioners responsibility on supervising the Company as long as those actions are relected in the Annual Report and the Annual Company.
Agenda 2 1. Menyetujui Laporan Kegiatan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PKBL untuk Tahun Buku 2010
Agreement on the Corporate to Social Responsibility CSR Report for 2010 2. Mengesahkan Laporan Keuangan PKBL Perseroan Tahun Buku 2010 yng telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik
Husni, Muchram Rasidi sesuai dengan Laporannya Nomor: LAIPKBLBC11014tanggal 21 April 2011 dengan pendapat “wajar dalam hal material”’
Authorization of the Company CSR Financial Report of 2010 audited by the Public Accountant Ofice of Husni, MuchramRasidi corresponding to report Number: LAIPKBLBC11014 on the 21st of April 2011 with the opinion of
fair, in all material respects. 3. Selanjutnya dengan disetujuinya kegiatan PKBL Tahun Buku 2010 serta disahkannya Laporan keuangan PKBL
Perseroan Tahun Buku 2010, maka rapat memberikan pelunasan dan pembebasan tanggung jawab sepenuhnya kepada para anggota Direksi terhadap pengurusan dan kepada para anggota Dewan Komisaris terhadap
pengawasan atas PKBL yang telah dijalankan selama Tahun Buku 2010 sepanjang tindakan tersebut tercermin dalam Laporan Keuangan PKBL Perseroan Tahun Buku 2010 tersebut dan tidak bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan.
Continued with the approval of CSR activities in 2010 as well as the authorization of the Company CSR Financial Report for 2010, in which the forum gave the Directors repayment and full reponsibility to manage and gave the
Board of Commissaries responibility to supervise CSR that has run for the duration of 2010 as long as those actions are relected in the Company CSR Financial Report for 2010 and doesn’t conlict with the rules of law.
Agenda 3 Menyetujui penggunaan Laba Bersih Perseroan untuk Tahun Buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010
sebesar Rp.12.546.644.388 untuk memperkuat permodalan Perseroan dimasukan dalam cadangan umum dan dicatat dalam saldo laba.
Agreement on the utilization of the Company’s Net Income for the Book that ends on the 31st of December 2010 which amounts to Rp.12.546.644.388 to strengthen the Company’s capital to be included in the general
reserves and recorded in retained earnings Agenda 4
Memberikan wewenang dan kuasa kepada Dewan Komisaris dengan terlebih dahulu mendapat persetujuan Pemegang Saham Seri A Dwiwarna untuk menetapkan remunerasi tantiem, gajihonorarium serta fasilitas dan tunjangan untuk
Direksi dan Dewan Komosaris Perseroan Give authority and power to the Board of Commissioners with approval from shareholders of Golden Share A series
Dwiwarna to establish remuneration tantiem, salaryhonorarium as well as facilities and other supports for the Directors and Company Board of Commissioner.
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
48
Laporan Tahunan | Annual Report 2011
Agenda 5 1. Menunjuk Kantor Akuntan Publik Husni, Mucharam Rasidi untuk mengaudit Laporan Keuangan Konsolidasi
Perseroan untuk tahun buku 2011. Appointing the Public Accountant Ofice of Husni, Mucharam Rasidi to audit the Consolidated Company Financial
Report for 2011. 2. Menunjuk Kantor Akuntan Publik Husni, Mucharam Rasidi untuk mengaudit penggunaan dana PKBL untuk tahun
buku 2011. Appointing the Public Accountant Ofice of Husni, Mucharam Rasidi to audit the utilization of CSR fundsfor 2011.
3. Melimpahkan wewenang kepada Dewan Komisaris untuk menetapkan besaran imbalan jasa audit dan persyaratan penunjukkan lainnya yang wajar bagi Kantro Akuntan Publik tersebut pada butir 1 dan 2
Give authority to the Board of Commissioners to decide the auditing compensation and fair appointing requirements for that Public Accountant Ofice in point 1 and 2.
4. Melimpahkan kewenangan kepada Dewan Komisaris untuk menunjuk Kantor Akuntan Publik pengganti dan mentapkan kondisi dan persyaratan penunjukkannya, jika Akuntan Publik yang telah ditunjuk tersebut pada butir 1
dan 2, tidak dapat melaksanakanatau melanjutkan tugasnya karena sebab apapun, termasuk tidak tercapai kata sepakat mengenai besaran imbalan jasa audit.
Give authority to the Board of Commissioners to appoint a Susbstitute Public Accountant Ofice and decide the conditions and requirements of appointment, if the initial Public Accountant in point 1 and 2 could not inish or
continue their duty for any reason, including not being able to agree on a suitable compensation. Agenda 6
1. Perubahan tata nama jabatan Direksi PT. Indofarma Persero Tbk. yaitu sebagai berikut: Alteration of the nomenclature of job positions in the Management of PT. Indofarma Persero Tbk. which is as
follows: Semula: Menjadi:
Initially: Becomes:
a. Direktur Utama a. Direktur Utama
President Director President Director
b. Direktur Pemasaran b. Direktur Operasi dan Pengembangan
Marketing Director Operation and Development Director
c. Direktur Produksi c. Direktur Produksi
Production Director Production Director
d. Direktur Keuangan d. Direktur Riset dan Pemasaran
Financial Director Research and Marketing Director
e. Direktur Umum dan SDM e. Direktur Keuangan dan SDM
General and Human Resources Director Financial and Human Resources Director
2. a. Pemberhentian anggota Direksi Perseroan secara terhormat, yaitu: The dismissal with honor of members of the Company Directors:
1 Sdr. Placidus Sudibyo sebagai Direktur Utama Mr. Placidus Sudibyo as the President Director
2 Sdri. Yuliarti R. Merati sebagai Direktur Produksi Mrs. Yuliarti R. Merati as the Production Director
3 Sdr. Deden Edi Soetrisna sebagai Direktur Umum dan SDM Mr. Deden Edi Soetrisna as the General and Human Resources Director
Dengan ucapan terima kasih sumbangan tenaga dan pikirannya selama memangku jabatannya masing-masing. With gratitude for their contribution and efforts while in charge in their respective positions.
b. Pengalihan penugasan Sdr. Djakfarudin Junus yang semula diangkat sebagai Direktur Keuangan berdasarkan keputusan RUPST Tahun Buku 2009, menjadi Direktur Utama dengan masa jabatan yang bersangkutan
meneruskan sisa masa jabatannya sesuai dengan keputusan RUPST Tahun Buku 2008 tanggal 4 Juni 2009 The transfer of duties of Mr. Djakfarudin Junus, formerly Financial Director based on the decision made in the
Annual General Shareholders Meeting of 2009 to President Director based on the decision made in the Annual General Shareholders Meeting of 2009 with the length of term of ofice corresponding to the decision made in
the Annual General Shareholders Meeting of 2008 on the 4th of June 2009. c. Pengalihan penugasan Sdr. Eliano Rizaldi yang semula diangkat sebagai Direktur Pemasaran berdasarkan
keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tahun buku 2009 tanggal 27 Mei 2010, menjadi Direktur Riset dan Pemasaran dengan masa jabatan yang bersangkutan meneruskan sisa masa jabatannya sesuai
dengan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tahun buku 2009 tanggal 27 Mei 2010. The transfer of duties of Mr. Eliano Rizaldi, formerly Marketing Director based on a decision made in the Annual
General Shareholders Meeting of 2009 on the 27th of May 2010, to Research and Marketing Director with the length of term of ofice corresponding to the decision made in the Annual General Shareholders Report of 2009
on the 27th of May 2010. d. Pengangkatan nama-nama tersebut dibawah ini sebagai anggota-anggota Direksi Perseroan:
The appointment of the names below as members of the Company Directors: 1. Sdr. John Guntar Sebayang sebagai Direktur Keuangan dan SDM
Mr. John Guntar Sebayang as the Financial and Human Resources Director 2. Sdr. Kosasih sebagai Direktur Produksi
Mr. Kosasih as the Production Director 3. Sdr. Bambang Solihin Irianto sebagai Direktur Operasi dan Pengembangan
Mr. Bambang Solihin Irianto as the Operational and Development Director Dengan masa jabatan terhitung sejak penutupan RUPS tahunan tahun buku 2010 dan berakhir pada penutupan
RUPS tahunan tahun buku 2015, dengan tidak mengurangi hak RUPS untuk memberhentikan sewaktu-waktu sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
With the length of term of ofice starting from the closing of the Annual General Shareholders Meeting of 2010 and terminating in the closing of the Annual General Shareholders Meeting of 2015, without diminishing the
rights of the forum to dismiss at any time according to the rules that apply.
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
49
Laporan Tahunan | Annual Report 2011
e. Susunan dan nomenklatur selengkapnya anggota Direksi Perseroan sejak ditutupnya rapat ini adalah sebagai berikut:
Furthermore, the full composition and nomenclature of the members of Company Board of Directors starting from the closing of this meeting is as follows:
1. Sdr. Djakfarudin Junus sebagai Direktur Utama Mr. Djakfarudin Junus as the President Director
2. Sdr. Bambang Solihin Irianto sebagai sebagai Direktur Operasi dan Pengembangan Mr. Bambang Solihin Irianto as the Operation and Development Director
3. Sdr. Eliano Rizaldi sebagai Direktur Riset dan Pemasaran Mr. Eliano Rizaldi as the Research and Marketing Director
4. Sdr. Kosasih sebagai Direktur Produksi Mr. Kosasih as the Production Director
5. Sdr. John Guntar Sebayang sebagai Direktur Keuangan dan SDM Mr. John Guntar Sebayang as the Financial and Human Resources Director
3. a. Pemberhentian dengan hormat Sdr. Mochamad Ichsani sebagai anggota Dewan Komisaris Perseroan dengan ucapan terima kasih sumbangan tenaga dan pikirannya selama memangku jabatannya.
The dismissal with honor of Mr. Mochamad Ichsani as a member of the Company Board of Commissioners with gratitude for his hardwork and positive ideas during his term of ofice.
b. Pengangkatan kembali Sdr. Mochamad Ichsani sebagai anggota Dewan Komisaris Perseroan dengan masa jabatan terhitung sejak penutupan RUPS Tahun Buku 2010 dan berakhir pada penutupan RUPS Tahun Buku
2015, dengan tidak mengurangi hak RUPS untuk memberhentikan sewaktu-waktu sesuai dengan ketentuan yang berlaku
The reappointment of Mr. Mochamad Ichsani as a member of the Company Board of Commissioners with the length of term of ofice starting from the closing of the Annual General Shareholders Meeting of 2010 and
terminates on the closing of the Annual General Shareholders Meeting of 2015 without diminishing the rights of the forum to dismiss at any time according to the rules that apply.
c Pengangkatan kembali Sdr. Marzuki Abdullah sebagai anggota Dewan Komisaris Perseroan dengan masa jabatan terhitung sejak penutupan RUPS Tahun Buku 2010 dan berakhir pada penutupan RUPS Tahun Buku
2015, dengan tidak mengurangi hak RUPS untuk memberhentikan sewaktu-waktu sesuai dengan ketentuan yang berlaku
The reappointment of Mr. Marzuki Abdullah as the member of the Company Board of Commissioners with the length of term of ofice starting from the closing of the Annual General Shareholders Meeting of 2010 and
terminates on the closing of the Annual General Shareholders Meeting of 2015, without diminishing the rights of the forum to dismiss at any time according to the rules that apply.
d. Sehingga susunan selengkapnya anggota dewan komisaris perseroan sejak ditutupnya rapat ini: Hence, the full composition of the Company Board of Commissioners starting from the closing of this meeting is
as follows: 1. Sdr Azrul Azwar sebagai Komisaris Utama
Mr. Azrul Azwar as President Commissioner 2. Sdr. Mochamad Ichsani sebagai Komisaris
Mr. Mochamad Ichsani as Commissioner 3. Sdr. H. A. Chalik Masulili sebagai Komisaris
Mr. H. A. Chalik Masulili as Commissioner 4. Sdr. Nizar Yamanie sebagai Komisaris
Mr. Nizar Yamanie as Commissioner 5. Sdr. Marzuki Abdullah sebagai Komisaris
Mr. Marzuki Abdullah as Commissioner 4. Memberi Kuasa pada Direksi Perseroan dengan Hak Substitusi untuk menyatakan keputusan Rapat ini di hadapan
Notaris dan melakukan segala hal yang dianggap perlu sehubungan dengan perubahan data perseroan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, termasuk mengururs perijinan dari instansi yang
berwenang sesuai dengan peraturan yang berlaku. Give authority to the Company Board of Directors with the Right to Substitute to state the decisions of the Meeting in
front of the Notary and do what is necessary in regards to changing company data to present in front of the Republic of Indonesia’s Minister of Law and Human Rights, including taking care of licensing from institutions with authority
corresponding to the rules that apply.
Pada tahun 2011, INDOFARMA telah mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa RUPSLB pada tanggal
28 Desember 2011 dan membahas beberapa agenda yang dapat dilihat secara detail pada tabel Agenda RUPSLB berikut:
RUPSLB Tanggal 28 Desember 2011
Agenda Keputusan
Decisions Agenda 1
Menyetujui menetapkan kembali penggunaan saldo laba yang telah ditetapkan penggunaannya sebesar Rp. 13.980.477.188 untuk menambah saldo laba, sehingga jumlah saldo laba per tanggal 30 September 2011 menjadi
negatif Rp.57.661.903.925. Agree to reestablish the usage of retained earnings with a pre-decided amount of Rp. 13,980,477,188 to add to the
retained earnings so that the amount of retained earnings up to the 30th of September 2011 becomes a negative Rp.57.661.903.925.
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
In 2011, INDOFARMA held an Extraordinary General Meeting of Shareholders on the 28th of December 2011 and discussed
several agendas that can be seen in detail in the following table of agenda:
Extraordinary General Meeting of Shareholders on the 28th of December 2011 Agenda:
50
Laporan Tahunan | Annual Report 2011
Agenda 2 1. Menyetujui pelaksanaan kuasi reorganisasi Perseroan yang dilakukan dengan menilai kembali aset dan liabilitas
kewajiban sesuai nilai wajar serta melakukan perjumpaan set off antara saldo deisit perseroan dengan selisih hasil revaluasi aset dan liabilitas kewajiban perseroan dengan mengacu kepada dokumen keterbukaan informasi
yang telah disampaikan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari rapat ini. Agreeing to the implementation of quasi Company reorganization which is done by reassessing assets and liabilities
obligations corresponding to the fair value as well as implementing a set off between the Company’s debit balance and the difference between the results of revaluation of assets and the liabilities obligations of the Company in
reference to the document of disclosure of information which has been reported as an important part of this meeting. 2. Setelah kuasi reorganisasi, perlu ditindaklanjuti dengan melakukan transformasi, yaitu: transformasi budaya,
peningkatan kualitas, kompetensi Sumber Daya Manusia, peningkatan system manajemen modern, proses produksi yang eisien dengan melaksanakan implementasi ERP, mengoptimalkan, meningkatkan kinerja perusahaan, tata
kelola perusahaan khususnya anak perusahaan PT. Indofarma Global Medika, secara kosisten melaksanakan penerapan Good Corporate Governance.
After the quasi reorganization, it is necessary to take further action by transforming: the culture and quality improvement and competence of Human Resources improving the modern management system and the production
process eficiently by implementing ERP optimalizing and improving the company performance and the organizing of the company especially its subsidiary PT. Indofarma Global Medika, consistsently implementing Good Corporate
Governance. 3. Memberikan kuasa kepada Direksi Perseroan untuk melakukan segala tindakan yang diperlukan untuk melakukan
kuasi reorganisasi sebagai mana mustinya dengan memperhatikan peraturan perundangan yang berlaku. Give authority to the Company Board of Directors to effectuate any necessary actions to implement quasi
reorganization as it is supposed to corresponding with the rules of law in effect.
Dewan Komisaris
Dewan Komisaris adalah organ perseroan yang bertugas
melakukan pengawasan atas kebijakan Direksi dan apabila
diperlukan memberikan nasihat kepada Direksi dalam menjalankan
perseroan
Tanggung jawab Komisaris adalah: 1. melakukan
pengawasan terhadap kebijakan pengurusan,
jalannya pengurusan pada umumnya baik mengenai
perseroan maupun usaha perseroan yang dilakukan oleh
Direksi
2. Memberikan nasihat kepada direksi termasuk pengawasan terhadap pelaksanaan rencana jangka panjang perseroan,
rencana kerja dan anggaran perseroan serta ketentuan anggaran dasar dan keputusan RUPS untuk kepentingan
perseroan
Independensi Dewan Komisaris
Komposisi Dewan Komisaris harus memungkinkan pengambilan keputusan secara efektif, tepat dan cepat,
serta dapat bertindak independen. Dalam PER-01MBU2011 dikatakan bahwa komposisi Dewan Komisaris yaitu minimal
20 dari anggota Dewan Komisaris berstatus independen. Kriteria komisaris independen INDOFARMA adalah: yang tidak
memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan sahamatau hubungan keluarga dengan anggota Dewan
Komisaris Dewan Pengawas lainnya, anggota Direksi dan atau Pemegang Saham Pengendali atau hubungan dengan
BUMN yang bersangkutan, yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen
Jumlah anggota Dewan Komisaris yang berstatus independen yaitu 2 orang atau 40
Pelaksanaan Tugas
Selama tahun 2011, Dewan Komisaris telah melakukan beberapa hal berikut:
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Board of Commissioners
Board of Commissioners is a company’s organ with the main
function of overseeing the policy formulation and practice exercised
by the Board of Directors, and providing solicitation to the Directors
as and when required.
The duty of Commissioners are: 1. scrutinizing
the management policy and
management execution, either at business level or at corporate level
as practiced by the Directors.
2. providing advices and suggestions to Directors, including oversight on corporate long term planning, workplan and
budget, company’s articles, and decision made at annual shareholder meeting related to the corporation.
Independence of the Board of Commissioners
The composition of the Board of Commissioners was structured to facilitate effective, accurate, and timely decision
making by the Board, and most importantly, the decision made was independent. In Minister’s Decree PER-01MBU2011
it is stipulated that composition of the Board must include minimum 20 of the Board member has independent status.
INDOFARMA set the criteria that an independent commissioner shall not possess any relationship with the company, in terms
of inance, management, stock ownerships, family ties with other Board members, Directors, majority shareholders,
and other possible conlict of interests which may affect the independence of the decision making process.
There were 2 members 40 of the Board which served as Independent Commissioners.
Accomplishments
In year 2011, the Board of Commissioners had accomplished several duties, as summarized in the following table
51
Laporan Tahunan | Annual Report 2011
Struktur Dewan Komisaris
No Komisaris
Commissioner Deskripsi
Description Status
Penugasan Duty
1 Prof. DR. dr. H. Azrul Azwar MPH
Komisaris Utama President Commissioner
Independen Independent
Beliau menjabat sebagai ketua Komite Audit dan dalam pembagian
kerja bertugas terhadap pengawasan bidang Umum dan
SDM.
He served as Chairman of Audit Committee, and took major focus
on oversight of general affairs and human capital.
2 Drs. Mochamad Ichsani, MM
Komisaris Commissioner
Beliau menjabat wakil ketua Komite Audit dan bertugas
terhadap pengawasan dalam bidang keuangan
He served as Vice Chairman of Audit Committee, and major focus
on oversight of inancial matters. 3
Dr. H. Chalik Masulili Msc Sp.SK, Alm. Komisaris
Commissioner Beliau bertugas terhadap
pengawasan di bidang produksi The Late Mr. Masulili was
responsible in the oversight of production process.
4 Dr. Nizar Yamanie Sp.SK
Komisaris Commissioner
Independen Independent
Beliau bertugas terhadap pengawasan di bidang riset dan
pemasaran He was responsible in the oversight
of research and marketing 5
Dr. Marzuki Abdullah Apt, MBA Komisaris
Commissioner Beliau bertugas terhadap
pengawasan di bidang Operasional dan Pengembangan
He was responsible in the oversight of operations and development.
Remunerasi Dasar penentuan remunerasi
Dasar hukum remunerasi adalah Peraturan Menteri Negara BUMN No. Per 07MBU2010 tentang pedoman penetapan
penghasilan direksi, dewan komisaris dan dewan pengawas BUMN.
Tabel Remunerasi Dewan Komisaris per tahun dalam Rupiah
Komisaris Commissioner
Deskripsi Description
Gaji Dasar Basic Salary
Tunjangan Allowance
Jumlah Total
Kendaraan Vehicle
Lainnya Others
Prof. DR. dr. H. Azrul Azwar MPH Komisaris Utama
President Commissioner 258.480.000
51.696.000 12.924.000
323.100.000 Drs. Mochamad Ichsani, MM
Komisaris Commissioner
232.632.000 46.526.400
11.631.600 290.790.000
Dr. H. Chalik Masulili Msc Sp.SK, Alm. Komisaris
Commissioner 232.632.000
46.526.400 11.631.600
290.790.000 Dr. Nizar Yamanie Sp.SK
Komisaris Commissioner
232.632.000 46.526.400
11.631.600 290.790.000
Dr. Marzuki Abdullah Apt, MBA Komisaris
Commissioner 232.632.000
46.526.400 11.631.600
290.790.000
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Structure of the Board
Remuneration Basis for Remuneration
The legal reference related to the remuneration for the Directors, Board of Commissioners, and Oversight Committeee
is Minister’s Decree No. Per 07MBU2010.
Remuneration Table for the Board of Commissioners in Rupiah per year
52
Laporan Tahunan | Annual Report 2011
Rapat Dewan Komisaris Dasar Hukum Rapat Dewan Komisaris
Dalam PER-01MBU2011 dinyatakan bahwa rapat Dewan Komisaris harus diadakan secara berkala dan minimal sekali
dalam satu bulan, dan Dewan Komisaris dapat mengundang Direksi dalam rapat tersebut. Dasar Hukum rapat Dewan
Komisaris adalah anggaran dasar perseroan No. 81 tahun 2008
Kehadiran Komisaris dalam Rapat Dewan Komisaris
No Tanggal
Date Agenda Rapat
Meeting Agenda Kehadiran
Presence AA
MI CM
NY MA
1 7 Januari 2011
Program Kerja Komisaris Tahun 2011. Workplan of the Commissioners in 2011.
√ √
√ √
2 21 Januari 2011
KPI Key Performance Indikator. KPI Key Performance Indicator.
√ √
√ √
3 17 Februari 2011
Pembahasan tindak lanjut hasil raker, dan hasil pertemuan Dewan Komisaris PT Indofarma Persero Tbk, pembahasan KPI 2010.
Discussion on the follow up of work meeting, and of Boards meeting to review KPI 2010.
√ √
√ √
4 16 Maret 2011
Pembahasan laporan inhouse tahun buku 2010, Pembahasan RJPP sesuai arahan Kementerian BUMN.
Review of inhouse report, bookyear 2010, Discussion of Corporate Long Term Planning RJPP to comply to guidance provided by the Ministry of
State Owned Enterprise.
√ √
√ √
5 24 Maret 2011
Pembahasan jawaban surat Kementerian BUMN terkait data pejabat satu level di bawah Direksi.
Discussion on the response to Ministers Letter on appointment mechanism of oficers at one level below the Directors.
√ √
√ -
6 29 Maret 2011
Pembahasan laporan hasil audit tahun buku 2010 Discussion on Audit Report bookyear 2010.
√ √
- √
7 5 April 2011
Pembahasan Finalisasi RJPP Rencana Jangka Panjang Perusahaan. Discussion on Finalization of Corporate Long Term Planning
RJPP.
√ √
√ √
8 12 April 2011
Pembahasan hasil Assesment LPPM untuk Anak Perusahaan PT IGM. Discussion on Assessment of LPPM for the Subsidiary PT IGM.
√ √
√ √
9 9 Mei 2011
Pembahasan laporan triwulan I 2011, dan usulan KAP tahun 2011. Discussion of the report irst quarter 2011, and the proposed KAP
2011.
√ √
√ √
10 1 Juni 2011
Pembahasan Agenda RUPS Tahun Buku 2010 Discussions on the agenda of Annual Shareholders Meeting for
bookyear 2010
√ √
√ √
11 16 Juni 2011
Pembahasan Tindak Lanjut atas Keputusan RUPS Tahun Buku 2010, Evaluasi Kinerja Bulanan pada Mei 2011.
Discussion on the follow up of result of Annual Shareholders Meeting 2010, Evaluation of Monthly Performance, Mei 2011.
√ √
√ √
√
12 4 Juli 2011
Pembahasan pembagian tugas pengawasan Dewan Komisaris, Pakta Integritas Dewan Komisaris.
Oversight duty allocation for Board of Commissioners, Integrity Pacts of the Board.
√ √
√ √
√
13 12 Agustus 2011
Pembahasan laporan kinerja semester I tahun 2011. Discussion of Semester 1 2011 Report.
√ √
√ √
√
14 20 September 2011
Monitoring Tindak Lanjut Temuan Audit, Progres Kuasi Reorganisasi, Pembahasan Laporan Bulan Agustus 2011.
Monitoring of follow up on Audit Findings, Progress of Quasi Reorganization initiative, Monthly Report August 2011.
√ √
√ √
√
15 2 November 2011
Pemaparan Direktur Produksi tentang Laporan Kinerja s.d Triwulan III Tahun 2011 dan RKAP 2012.
Exposition from Director of Production on Q3 2011 Performance Report and Workplan and Budget RKAP 2012.
√ √
√ √
√
16 15 November 2011
Pembahasan Penunjukan Pimpinan RUPS Discussion on Appointment of Chairman for the Annual
shareholders Meeting.
√ √
√ √
√
17 23 November 2011
Pemaparan Direktur Riset dan Pemasaran tentang Laporan Kinerja s.d Triwulan III Tahun 2011 dan RKAP 2012.
Exposition from Director of Research and Marketing on Q3 2011 Performance Report and Workplan and Budget 2012.
√ √
- √
√
18 1 Desember 2011
Pembahasan Laporan Bulan Keuangan Triwulan III 2011 dan Bulan Oktober 2011.
Discussion on Q3 2011 Financial Report and Monthly Report October 2011.
√ √
√ √
√
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Meeting of the Board of Commisioners Legal Reference
Ministers Decree no. PER-01MBU2011 stipulates that meeting of the Board of Commissioners must be held on a
periodical basis with a minimum of one meeting per month. Board reserves the right to call upon Directors to join the
meeting, Companys article no. 81 tahun 2008 serves as other formal reference to the meeting ot the Board.
Presence of the Members of the Board of Commissioners
53
Laporan Tahunan | Annual Report 2011
19 5 Desember 2011
Pemaparan Direktur Operasi dan Pengembangan tentang Laporan Kinerja s.d Triwulan III Tahun 2011 dan RKAP 2012.
Exposition from Director of Operations and Development on Q3 2011 Performance Report and Workplan and Budget RKAP
2012.
√ √
- √
√
20 7 Desember 2011
Pemaparan Direktur Utama tentang Laporan Kinerja s.d Triwulan III Tahun 2011, Pemaparan Direktur Keuangan tentang Laporan Kinerja s.d
Triwulan III Tahun 2011, dan Pemaparan Direktur Utama tentang RKAP 2012.
Exposition from the President Director on Q3 2011 Report. Exposition from Director of Finance on Q3 2011 Report and
Exposition from the President Director on Workplan and Budget RKAP 2012.
√ √
√ √
√
21 21 Desember 2011
Pembahasan RKAP 2012. Discussion on RKAP 2012.
√ √
√ √
√
Total Kehadiran Total Presence
21 21
18 20
11 Total Rapat
Total Meeting 21
21 21
21 11
Persentase Percentage
100 100
85,7 95,2
100
Keterangan: AA = Prof. DR. dr. H. Azrul Azwar MPH
MI = Drs. Mochamad Ichsani, MM CM = Dr. H. Chalik Masulili Msc Sp.SK, Alm.
NY = Dr. Nizar Yamanie Sp.SK MA = Dr. Marzuki Abdullah Apt, MBA
Direksi Lingkup dan Tanggung Jawab
Direksi INDOFARMA bertanggung jawab atas kinerja Perseroan secara
keseluruhan dan atas kesesuaian pengelolaan dengan seluruh kebijakan
internal dan peraturan eksternal yang berlaku. Seluruh anggota Direksi
Perseroan telah menandatangani Pakta Integritas untuk mengantisipasi
adanya konlik kepentingan. Komposisi Direksi harus sedemikian rupa
sehingga memungkinkan pengambilan keputusan secara efektif, tepat, dan
cepat.
Remunerasi Direksi Dasar penentuan remunerasi
Dasar hukum remunerasi adalah Peraturan Menteri Negara BUMN No. Per 07MBU2010 tentang pedoman penetapan
penghasilan direksi, dewan komisaris dan dewan pengawas BUMN.
Tabel Remunerasi Direksi per tahun dalam Rupiah
Komisaris Commissioner
Deskripsi Description
Gaji Dasar Basic Salary
Tunjangan Allowance
Take Home Pay Perumahan
Housing Djakfarudin Junus
Direktur Utama President Director
646.200.000 193.860.000
840.060.000 John Guntar Sebayang
Direktur Director
581.580.000 174.474.000
756.054.000 Eliano Rizaldi
Direktur Director
581.580.000 174.474.000
756.054.000 Kosasih
Direktur Director
581.580.000 174.474.000
756.054.000 Bambang Solihin Irianto
Direktur Director
581.580.000 174.474.000
756.054.000
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Directors Scope and Duties
INDOFARMA Directors are accountable for the overall company
performance and compliance of the management practices to prevailing
internal and external policies. All members of the Board of Directors had
signed the Integrity Pacts to anticipate
the occurrence of conlict of interests. The composition of the Board was
structured as such to faciitate effective, accurate and timely decision making.
Directors Remuneration Basis for Remuneration
Legal reference to the remunerations is Ministers Decree No. Per 07MBU2010 on the Guidelines of Remuneration
Package for Directors, Board of Commissioners, and Oversight Committee.
Remuneration Table for the Board of Directors in Rupiah per year
54
Laporan Tahunan | Annual Report 2011
Rapat Direksi
No Tanggal
Date Agenda Rapat
Meeting Agenda Kehadiran
Presence DJ
JG ER
KS BS
1 12 Januari 2011
Pembahasan hasil Stock Opname Discussion on Result of Stock Opname
√ √
2 18 Januari 2011
Pembahasan hasil audit KAP Discussion on audit results from public accountant ofice
√ √
3 25 Januari 2011
Pembahasan MoU dengan distributor Discussion on MoU with distributor
√ √
4 8 Februari 2011
Usulan promosi dan penggajian karyawan Proposal on employee promotion and remuneration
√ √
5 22 Februari 2011
Pembahasan rencana investasi Discussion on Investment Plan
√ √
6 2 Maret 2011
Pembahasan penunjukan akuntan publik Discussion on appointment of public accountant
√ √
7 24 Maret 2011
Pembahasan laporan hasil audit Discussion on Audit Report
√ √
8 5 April 2011
Pembahasan kinerja Triwulan I Discussion on Q1 Performance
√ √
9 19 April 2011
Pembahasan kinerja SCM Discussion on SCM Performance
√ √
10 26 April 2011
Pembahasan kinerja Pemasaran Discussion on Marketing Performance
√ √
11 3 Mei 2011
Usulan agenda Rapat Umum Pemegang Saham Proposal on Agenda of Annual Shareholder Meeting
√ √
12 24 Mei 2011
Persiapan Rapat Umum Pemegang Saham Preparation of Annual Shareholder Meeting
√ √
13 8 Juni 2011
Rapat Umum Pemegang Saham Annual Shareholder Meeting
√ √
14 14 Juni 2011
Pembahasan tindak lanjut amanah RUPS dan struktur organisasi. Discussion on the follow up of result from Annual Shareholder Meeting RUPS
and organization structure. √
√ √
√ √
15 21 Juni 2011
Follow up rencana kerja perseroan. Follow up on corporate work plan.
√ √
√ √
√ 16
28 Juni 2011 1. Pembahasan tata tertib rapat organ-organ perusahaan.
Discussion on rules and policy of corporate organs 2. Program kerja satuan pengawasan internal SPI.
Work program of Internal Monitoring Task Force. √
√ √
√ √
17 30 Juni 2011
Pembahasan awal kuasi reorganisasi. Preliminary discussion on Quasi Reorganization.
√ -
√ √
√ 18
5 Juli 2011 Pembahasan job desc dan KPI.
Discussion on job desc and KPI. √
√ √
√ √
19 6 Juli 2011
Tinjauan kinerja pemasaran. Review of Marketing Performance
√ √
√ √
√ 20
11 Juli 2011 Pembahasan strategi aliansi.
Discussion on Strategic Alliance. √
√ √
√ √
21 19 Juli 2011
1. Review program kerja audit internal PT Indofarma persero Tbk dan PT Indofarma Global Medika.
Review of internal audit work program of PT Indofarma persero Tbk and PT Indofarma Global Medika.
2. Kajian awal penetapan distributor mitra. Preliminary study on appointment of partner distributor.
√ √
- √
√
22 26 Juli 2011
1. Tinjauan implementasi strategi bisnis perusahaan. Review on implementation of corporate business strategy.
2. Tinjauan kinerja terhadap target penjualan. Review on sales target performance.
√ √
√ √
√ 23
2 Agustus 2011 1. Pembahasan kebijakan strategis perseroan.
Discussion on corporate strategic policy. 2. Tinjauan posisi cash
low perseroan. Review on corporate cashlow position.
√ √
√ √
√
24 9 Agustus 2011
1. Pemaparan tindak lanjut hasil pertemuan dengan kepala BPOM kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
Exposition of follow up on meeting with Chairman of BPOM Head of Health Research and Development..
2. Pembahasan mengenai komite pembelian. Discussion on procurement committee.
3. Penetapan KJPP untuk kuasi reorganisasi. Endorsement of KJPP for Quasi Reorganization.
4. Pembahasan kapasitas gudang logistik produk jadi. Discussion on warehouse capacity for inished products.
5. Persiapan peluncuran produk baru Biovision Kid Syrup. Preparation for new product launch Biovision Kid Syrup.
√ √
√ √
√
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Director Meeting
55
Laporan Tahunan | Annual Report 2011
25 15 Agustus 2011
1. Tinjauan posisi arus kas dan progress report kuasi reorganisasi. Review of cash low position and progress report of Quasi Reorganization.
2. Pembahasan renovasi fasilitas herbal dan steril, pembangunan fasilitas FDC, dan pilot plan litbang.
Discussion on renovation of herbal and sterile facilities, facility development of FDC, and Research and Development pilot plan.
3. Pembahasan dan penyusunan model bisnis. Discussion and business model drafting.
4. Pembahasan distributor pendamping. Discussion on partnering distributor.
√ √
√ √
√
26 24 Agustus 2011
1. Persiapan dan pelaksanaan amanah hasil RUPS INDOFARMA pada 9 Juni 2011. Preparation and result implementation of RUPS INDOFARMA held on 9
June 2011. 2. Tinjauan asuransi purna jabatan direksi komisaris INDOFARMA.
Review of post duty insurance for directors and commissioners of INDOFARMA.
3. Pembahasan laporan triwulan II 2011. Discussion on Q2 2011 Report.
√ √
- √
√
27 9 September 2011
1. Pembahasan audit management. Discssion on management audit
2. Pembahasan kinerja induk dan anak perusahaan. Discussion on corporate performance and subsidiaries.
√ √
√ √
√ 28
13 September 2011 Persiapan pembahasan RKAP 2012.
Preparation for discussion on RKAP 2012. √
√ √
√ √
29 15 September 2011
Pembahasan legal compliance. Discussion on legal compliance.
√ √
- √
√ 30
20 September 2011 Pembahasan awal kuasi reorganisasi
Preliminary discussion on Quasi Reorganization Penyusunan awal RJPP.
Drafting of RJPP. √
√ √
√ √
31 28 September 2011
Analisis pendayagunaan fasilitas produksi makanan kesehatan. Analysis of utilization on production facility of healthy meal products
√ √
√ √
√
32 4 Oktober 2011
1. Tindak lanjut audit perseroan. Follow up of corporate audit.
2. Rencana revitalisasi kapasitas produksi. Revitalization plan of production capacity.
3. Pengelolaan aset tanah, bangunan dan kendaraan. Management of land asset, buildings, and vehicles.
4. Pembahasan rencana kuasi reorganisasi dengan Kementerian BUMN. Discussion on plan for quasi reorganization with Ministry of State Owned
Enterprise BUMN. √
√ √
√ √
33 11 Oktober 2011
1. Pembahasan KPI 2012. Discussion on KPI 2012.
2. Progress penyusunan RKAP 2012. Progress of RKAP 2012 drafting.
3. Usulan penetapan tarif perjalanan dinas. Proposal on business trip allowance entitlement.
4. Analisis tingkat kesehatan perusahaan. Analysis of corporate it level.
√ √
√ √
√
34 18 Oktober 2011
1. Kebijakan pengelolaan SDM. Management policy on Human capital
2. Tinjauan posisi keuangan perseroan. Review of corporate inancial posture.
√ √
√ √
√ 35
26 Oktober 2011 Persiapan Rapat Umum Pemegang Saham untuk Kuasi Reorganisasi
Preparation for Annual Shareholder Meeting on Quasi Reorganization. √
√ -
√ -
36 1 November 2011
1. Evaluasi kinerja direktorat produksi TW 32011 Evaluation on Q3 2011 performance of Production directorate
2. RKAP 2012 direktorat produksi. RKAP 2012 of Production directorate.
√ √
√ √
√ 37
8 November 2011 1. Pembahasan alternatif pembelian bahan baku langsung dari luar negeri.
Discussion on direct foreign procurement alternatives 2. Pembahasan materi RUPSLB dan Perubahan anggaran dasar.
Discussion on RUPSLB materials and ammendment of company article. √
√ √
√ √
38 15 November 2011
Persiapan paparan publik. Preparation for public expose.
√ √
√ √
√ 39
22 November 2011 1. Kebijakan Revitalisasi pengelolaan perusahaan.
Policy on Corporate Management Revitalization. 2. Pembahasan RKAP 2012 direktorat pemasaran.
Discussion on RKAP 2012 of Marketing directorate. 3. Persiapan implementasi e–catalog.
Preparation for e–catalog implementation. √
√ √
√ √
40 29 November 2011
1. RKAP 2012. RKAP 2012.
2. Rencana Bisnis Radiofarmaka Business Plan of Radiofarmaka
3. Pembahasan perubahan anggaran dasar amanah RUPS. Discussion on ammendment of company article as result of RUPS.
√ √
√ √
√ 41
13 Desember 2011 Marketing plan. √
√ √
√ √
56
Laporan Tahunan | Annual Report 2011
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
42 20 Desember 2011
1. Persetujuan stok opname pada Januari 2012. Approval of stock opname to be conducted In January 2012.
2. Pembahasan rencana bisnis alat terapi kanker. Discussion of business plan for cancer theurapical devices.
3. Pharma Market Review 2011. Pharma Market Review 2011.
√ -
- √
√ 43
27 Desember 2011 Persiapan Rapat umum pemegang saham luar biasa kuasi reorganisasi.
Preparation for Extraordinary Shareholder Meeting on quasi reorganization, √
√ √
√ √
Total Kehadiran Total Presence
43 28
38 30
29 Total Rapat
Total Meeting 43
30 43
30 30
Persentase Percentage
100 93,3
88,4 100 96,7
Keterangan: DJ = Djakfarudin Junus
JG = John Guntar Sebayang ER = Eliano Rizaldi
KS = Kosasih BS = Bambang Solihin Irianto
Peningkatan Kompetensi Dewan Komisaris dan Direksi
Sepanjang tahun 2011, INDOFARMA melaksanakan beberapa program pelatihan bagi Dewan Komisaris dan Direksi untuk
peningkatan kompetensi Dewan Komisaris dan Direksi
Peningkatan Kompetensi Dewan Komisaris
Nama Name
Program Program
Tanggal Date
Lokasi Location
Prof. DR. dr. H. Azrul Azwar MPH 18th WONCA Regional Conference For Asia Paciic,
Philippine Academy Of Family Physician 20-24 Februari 2011
Cebu City, Filipina International Public Symposium And Seminar,
The Japan Center For International Exchange 1-2 September 2011
Tokyo, Jepang Workshop On Drug Safety and Detection,
APEC LSIF 27-28 September 2011
Beijing, China
Peningkatan Kompetensi Direksi
Nama Name
Program Program
Tanggal Date
Lokasi Location
Djakfarudin Junus Asean Regional Primary Care Conference Asia
Paciic 26 Nopember 2011
Jakarta, Indonesia Eliano Rizaldi
Training IICD 10-12 Februari 2011
Bali, Indonesia Acces to Medicine and its impact to National Drugs
19-21 Juli 2011 Bali, Indonesia
Rapat Gabungan
Tabel kehadiran rapat gabungan yang melibatkan Direksi dan Komisaris
Nama Name
Jabatan Position
Jumlah Rapat yang Dihadiri Number of Attended Meetings
Komisaris:
Board of Commissioners: Prof. DR. dr. H. Azrul Azwar MPH
Komisaris UtamaIndependen President CommissionerIndependent
12 dari 12 12 out of 12
Drs. Mochamad Ichsani, MM Komisaris
Commissioner 12 dari 12
12 out of 12 Dr. H. Chalik Masulili Msc Sp.SK, Alm.
Komisaris Commissioner
12 dari 12 12 out of 12
Dr. Nizar Yamanie Sp.SK KomisarisIndependen
CommissionerIndependent 12 dari 12
12 out of 12 Dr. Marzuki Abdullah
Komisaris Commissioner
12 dari 12 12 out of 12
Direksi:
Board of Directors: Djakfarudin Junus
Direktur Utama President Director
12 dari 12 12 out of 12
John Guntar Sebayang Direktur Keuangan dan SDM
Director of Finance and Human Resources 12 dari 12
12 out of 12 Eliano Rizaldi
Direktur Riset dan Pemasaran Director of Research and Marketing
12 dari 12 12 out of 12
Kosasih Direktur Produksi
Director of Production 12 dari 12
12 out of 12 Bambang Solihin Irianto
Direktur Operasi dan Pengembangan Director of Operations and Development
12 dari 12 12 out of 12
Competency Development of Commissioners and Directors
In 2011, INDOFARMA provided several workshop programs to enhance the competencies of the Comissioners and Directors.
Competency Development of Commisioners
Competency Development of Directors
Assembly Meeting Table of Attendance in Assembly Meetings Involving Directors
and Commissioners
57
Laporan Tahunan | Annual Report 2011
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Komite di Bawah Komisaris Komite Audit
Tugas dan Tanggung Jawab
Komite Audit INDOFARMA dibentuk dengan tujuan membantu dan
memfasilitasi Dewan Komisaris dalam menjalankan fungsi pengawasan
serta memastikan keefektifan sistem pengendalian internal Perseroan,
termasuk keefektifan pelaksanaan tugas Auditor Eksternal dan Satuan
Pengawas Intern SPI. Sesuai ketentuan Bursa Efek Indonesia,
Komite Audit bertugas dan bertanggung jawab memberikan
pendapat profesional yang independen kepada Dewan Komisaris
mengenai laporan danatau hal-
hal yang disampaikan Direksi, mengidentiikasi hal-hal yang memerlukan perhatian Dewan Komisaris, dan melaksanakan
tugas-tugas lain yang diberikan Dewan Komisaris. Komite Audit mengadakan rapat sekurang-kurangnya satu kali sebulan yang
dihadiri seluruh anggotanya.
Wewenang
Berdasarkan Peraturan IX.I.5, Lampiran Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal No.Kep-29PM2004 Komite
Audit memiliki wewenang untuk mengakses catatan atau informasi tentang karyawan, dana, aset, serta sumber daya
perusahaan lainnya yang berkaitan dengan pelaksanaan tugasnya. Dalam menjalankan wewenangnya, Komite Audit
bekerja sama dengan pihak yang melaksanakan fungsi internal audit.
Komposisi
Susunan keanggotaan Komite Audit adalah sebagai berikut:
Nama Name
Posisi Position
Prof. Dr. dr. H. Azrul Azwar, M.P.H KetuaKomisaris Independen
ChairmanIndependent Commissioner Drs. Mochamad Ichsani, M.M.
Wakil ketua Vice Chairman
Tarcicious Sawardi, Ak., M.M Anggota
Member Purwadi, Ak., M.M.
Anggota Member
Drs. Warga Murad Sekretaris
Secretary
Independensi Komite Komite Audit diketuai oleh seorang Komisaris Independen dan
empat anggota lainnya adalah profesional dari luar Perusahaan yang memiliki latar belakang keuangan. Hal ini sudah sesuai
dengan Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal No.Kep-29PM2004 tentang Pembentukan dan Pedoman
Pelaksanaan Kerja Komite Audit. Frekuensi Pertemuan
Berdasarkan Peraturan IX.I.5, Lampiran Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal No.Kep-29PM2004, Komite
Audit mengadakan rapat sekurang-kurangnya sama dengan ketentuan minimal Rapat Dewan Komisaris yang ditetapkan
dalam anggaran dasar. Komite Audit wajib melaksanakan rapat minimal sekali dalam satu bulan. Pada tahun 2011, Komite
Audit melaksanakan rapat 15 kali
The Committee under Board of Commissioners Audit Committee
Duties and Responsibilities
Audit Commiitee of INDOFARMA was formed with the aim to assist and
facilitate the Board of Commissioners in its supervisory function and to ensure
the effectiveness of Internal control system of the company, including
the effectiveness of External Auditor
and Internal Audit Unit SPI. With reference to the prevailing regulations
of Indonesia Stock Exchange, Audit Committee is responsible and held
accountable to provide professional, independent opinions to the Board
of Commissioners on reports or any other informations submitted by the
Directors, and to identify issues deemed attention from the Board of Commissioners, and to carry out other tasks as
assigned by the Board of Commissioners. Audit Committeee is to conduct minimum of one meeting in a month, attended by all
committee members.
Authority As stipulated in Rule no, IX.I.5, as attachment to the Decree
of the Head of Capital Market Regulatory Body No.Kep-29 PM2004, Audit Committeee has the authority to obtain access
to records or information on employees, funds, assets and other company resources relevant to the duty of the committeee. In
exercising its authority, the Audit Committeee in cooperation with other parties holding internal audit function.
Composition
The composition of Audit Committee are as follows:
Independence of the Committeee Audit Committee is chaired by an Independen Commissioners
and the other four members are professionals external to the company with inancial background. This is in compliance to
the Decree of the Head of Capital Market Regulatory Body No.Kep-29PM2004 on the Forming and Guidance to Work
Implementation of Audit committeee. Meeting Frequency
Rule no IX.I.5 as attachment to the Decree of the Head of Capital Market Regulatory Body No.Kep-29PM2004 requires
Audit Committeee to conduct number of meetings to meet minimum requirements, which is at least the same number of
Board of Commissioner meeting, as stipulated in the company article. Audit Committeee is obligated to conduct meeting one
time a month at the minimum. In 2011, Audit Committeee had conducted 15 meetings
58
Laporan Tahunan | Annual Report 2011
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Nama Name
Jumlah Rapat Number of Meetings
Tingkat Kehadiran Number of Presence
Persentase Kehadiran Percentage of Presence
Prof. Dr. dr. H. Azrul Azwar, M.P.H KetuaKomisaris Independen
ChairmanIndependent Commissioner 13 dari15
13 out of 15 86,67
Drs. Mochamad Ichsani, M.M. Wakil ketua
Vice Chairman 15 dari15
15 out of 15 100
Tarcicious Sawardi, Ak., M.M Anggota
Member 14 dari15
14 out of 15 93,33
Purwadi, Ak., M.M. Anggota
Member 14 dari15
14 out of 15 93,33
Drs. Warga Murad Sekretaris
Secretary 15 dari15
15 out of 15 100
Pelaksanaan Tugas Pada tahun 2011, Komite Audit melaksanakan kegiatan antara
lain: 1. Melakukan penelahaan atas laporan keuangan
perusahaan interim dan tahunan. 2.
Melakukan penelahaan atas laporan pelaksanaan rencana kerja dan anggaran perusahaan secara berkala.
3. Membantu Dewan Komisaris dalam proses penunjukan auditor eksternal yang akan memeriksa perusahaan
dengan memperhatikan independensi dan objektiitas, cakupan dan kecukupan pemeriksaan, serta penalahaan
kewajaran biaya pemeriksaan. 4. Melakukan pertemuan secara berkala dengan auditor
eksternal guna membahas keefektifan pelaksanaan pemeriksaan.
5. Melakukan penelahaan atas keefektifan pelaksanaan pengendalian internal.
6. Melalukan pemantauan implementasi GCG dan Manajemen Risiko
7. Melakukan penelahaan remunerasi Komisaris dan Direksi.
8. Melakukan pertemuan berkala dengan Satuan Pengawas Intern SPI guna membahas keefektifan pemeriksaan
internal serta tindak lanjut hasil audit SPI dan auditor eksternal.
9. Melakukan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Dewan Komisaris.
Komite di Bawah Direksi Sekretaris Perusahaan
Tugas dan Peran Sekretaris Perusahaan Sekretaris Perusahaan pada hakekatnya menjadi penghubung
Perseroan dengan para pemegang saham, lembaga otoritas pasar modal dan keuangan, serta pihak-pihak lain yang
berkepentingan. Tim Sekretaris Perusahaan juga bertanggung jawab untuk menyampaikan informasi yang bersifat material
kepada stakeholders secara tepat waktu, akurat, bertanggung jawab, serta menjunjung asas keterbukaan.
Pelaksanaan Kegiatan Terkait dengan Stakeholder Sekretaris Perusahaan di jabat oleh Ahdia Amini. Beberapa
kegiatan terkait dengan stakeholder yang telah dilakukan pada tahun 2011 antara lain:
1. Melakukan pemastian bahwa perseroan senantiasa
mematuhi ketentuan yang mengikatnya 2. Melakukan fungsi advisory kepada manajemen dan organ-
organ yang terkait 3. Melakukan aktivitas liason penghubung antara perseroan
dengan stakeholder nya Ketiga hal tersebut dilakukan pada area Compliance,
Corporate Communication dan Support Management dalam implementasi GCG.
Accomplishment of Duties In 2011, Audit Commiitee had conducted several activities,
among others are: 1. Thorough study on interim and annual company inancial
statements. 2. Thorough periodic study on company workplan and
budget. 3. Assisting the Board of Commissioners in appointment of
external auditor, using criteria of independence, objectivity, scope and adequacy of audit, and fair tariff of audit fees.
4. Holding periodic meetings with internal auditors to discuss audit implementation effectiveness.
5. Thorough study on the effectiveness of external control implementation.
6. Conducting the monitoring of GCG implementation and Risk Management
7. Thorough study on remuneration of Commissioners and Directors.
8. Conducting periodic meetings with Internal Control Unit Task Force SPI to discuss the effectiveness of Internal
audit and the follow up of SPI audit result and external auditor.
9. Conducting other duties as assigned by the Board of Commissioners.
Committee under Board of Directors Corporate Secretary
The Job and Role of Corporate Secretary Corporate Secretary essentially is the liaison between the
corporation and its shareholders, authority bodies, stock
and inancial market, and other stakeholders. The Corporate Secretary team should be responsible in dissecting information
to any parties with interest to the corporation in a timely manner, accurate, responsible and with respect to transparency.
Stakeholders Related Activities The Corporate Secretary post was held by Ahdia Amini, which
in 2011 conducted several stakeholders’ related activities, including:
1. Ensuring corporate compliance to rules and regulations
2. Implementing advisory functions to corporate bodies and their teams
3. Act as liaison between the corporation with is stakeholders The three activities were conducted in the area of Compliance,
Corporate Communication and Support Management in the effort of GCG implementation.
59
Laporan Tahunan | Annual Report 2011
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
1. Compliance a. Terhadap protokol pasar modal
Dalam penyelanggaraan RUPS, pelaporan ke publik atau otoritas bursa, menyelenggarakan keterbukaan
informasi, memastikan tidak terjadi benturan kepentingan, mendukung equal treatment terhadap seluruh pemegang
saham dan memperbarui anggaran dasar sebagai acuan dasar pengelolaan manajemen.
b. Terhadap ketentuan industri farmasi Indonesia Mencakup sertiikasi Cara Pembuatan Obat Baik CPOB,
perijinan industri farmasi, registrasi obat c. Terhadap ketentuan yang mengikat Badan Usaha Milik
Negara Terkait dengan peraturan menteri negara BUMN yang
mengatur GCG, Remunerasi, Laporan harta kekayaan pengurus negara.
2. Corporate Comunication a.
MediaPublic Relations Untuk menjaga keseimbangan informasi yang terkait
dengan Perseroan dan dalam rangka membangun keterbukaan informasi dengan publik
b. Investor Relations
Melakukan pembaharuan tentang kinerja Perseroan dalam setiap periode baik dalam aspek inansial maupun
operasional serta rencana ekspansi usaha c.
Employee Relations Melakukan komunikasi dua arah dengan pegawai melalui
forum komunikasi korporat dan penerbitan media internal 3. Mendukung Manajemen dalam implementasi GCG
a. Mengkoordinasikan hubungan antar organ perusahaan b. Melakukan dokumentasi dan pengelolaan dokumen
terkait penyelenggaraan tata kelola perusahaan c. Memastikan penyelenggaraan Perseroan termasuk
kompetensi pengelola perseroan mengikuti prinsip Tata Kelola Transparansi, Akuntabilitas, Responsibilitas,
Indepedensi dan Fairness
Proil Ahdia Amini
Ahdia Amini, 43, menjabat sebagai sekretaris perusahaan sejak September 2011. Berpengalaman di bidang farmasi dengan menjadi Branch Manager Apotik Kimia Farma Bandung 2004-2005 dan Manajer
Hubungan Investor PT Kimia Farma 2005-2007. Sebelum menempati posisi di Indofarma, beberapa penugasan korporasi yang telah dilakukan antara tahun 2000-2005 di PT Kimia Farma, diantaranya:
penawaran umum saham perdana dan merintis pengembangan bisnis baru di bidang kesehatan serta restrukturisasi korporasi pembentukan anak perusahaan. Meraih gelar sarjana di bidang farmasi pada
1992 dan gelar apoteker pada 1993 dari Institut Teknologi Bandung. Master of Business Administration dari Monash University of Melbourne, Australia pada 1996. Saat ini juga aktif mengajar di magister
manajemen Universitas Indonesia dan Universitas Bina Nusantara.
Ahdia Amini, 43, holds the post since September 2011. A professional with experience as Branch Manager of Apotik Kimia Farma Bandung 2004-2005 and Investor Relation Manager of PT. Kimia Farma 2005
- 2007. Before placed in the current position in Indofarma, involved in some corporate assignments during period of 2000-2004 in PT Kimia Farma such as initial public offering, new strategic initiative in
healthcare business and corporate restructuring. Acquired her degree in pharmacy in 1992 and obtain her pharmacist degree from Institut Teknologi Bandung in 1993. She obtained her MBA from Monash
University of Melbourne in 1996. Currently teaches at Magister Management Program of University of Indonesia and Bina Nusantara University.
1. Compliance a. Toward stock market protocols
In the event of corporate general meeting of stockholders RUPS, reporting to stock market authority or general
public, implementing transparency, Corporate Secretary was responsible in ensuring the avoidance of conlict of
interest, supporting equal treatment to all stockholders and renewing the Article of Association as the foundation
for managing the corporation. b. Toward Indonesia’s Pharmacy Industry rules and regulations
Including obtaining the certiication of proper medicine production process CPOB, industrial license, and
medicine registration. c. Toward rules and regulations of State-owned
Enterprise Related to the effort to comply with the State Ministry of
State-owned Enterprise rules and regulations regarding good corporate governance, remuneration, and wealth
reports of state oficials. 2. Corporate Communication
a. Media Public Relation To ensure the balance of information related to the
corporation and in the effort to develop transparency to general public.
b. Investor Relation Updating the Corporate performance in inance, operation,
and expansion plan on every period. c.
Employee Relations Communication with employees through corporate
communication forum and the publication of internal media 3. Supporting management in the implementation of GCG
a. Cross corporate-bodies coordination b. Documenting and document management related to
corporate governance c. Ensuring the implementation of GCG Transparency,
Accountability, Responsibility, Independency and Fairness and management competency to comply
with the principles.
Proile
60
Laporan Tahunan | Annual Report 2011
Korespondensi • Dengan Bursa Efek Indonesia BEI
Kegiatan keterbukaan informasi yang dijalankan oleh INDOFARMA
Bulan Month
Topik Topic
Januari January
• Penjelasan atas permintaan konirmasi bursa tentang pemberitaan mengenai perseroan di media massa. Provided explanation on the stock-market requested conirmation over corporation related news in mass media
• Laporan hasil paparan publik. Reported the results of public exposure
April April
• Penjelasan atas permintaan konirmasi bursa tentang pemberitaan mengenai perseroan di media massa. Provided explanation on the stock-market requested conirmation over corporation related news in mass media
• Penyampaian laporan keuangan tahunan. Submission of annual report
• Pemberitahuan RUPS. Announcement of RUPS
• Keterbukaan informasi yang perlu diketahui publik. Transparency of public-related information
Mei May
• Penyampaian Laporan Tahunan 805CS-INAFV2011. Submission of annual report 805CS-INAFV2011.
• Panggilan RUPS. Invitation to RUPS
Juni June
Penyampaian hasil RUPS: adanya perubahan Direksi dan Komisaris 870CS-INAFVI2011. Reporting the results of RUPS: the changes in Board of Directors and Board of Commissioners 870CS-INAFVI2011.
Juli July
Volatilitas transaksi saham PT Indofarma Tbk pada periode 23 Jun 2011 S-04178BEI.PPR06-2011. The volatility of PT. INDOFARMA stock transaction on the period of June 23, 2011 S-04178BEI.PPR06-2011.
September September
Perubahan Sekretaris Perusahaan The change of Corporate Secretary
Oktober October
• Penjelasan oleh Bursa Efek Indonesia nomor S-07470 BEI.PPR 10-2011 terkait dengan bukti iklan Keterbukaan Informasi dalam rangka Kuasi Reorganisasi Perseroan.
Clariication by Bursa Efek Indonesia no. S-07470BEI.PPOR10-2011 regarding the advertisement of Information Transparency related to the corporation quasi re-organization.
• Penjelasan Atas Permintaan Konirmasi Bursa Tentang Pemberitaan Di Media Massa Neraca dengan judul berita “Transformasi BUMN Farmasi via Regrouping” Bursa Efek Indonesia nomor S-07426BEI.PPR10-2011.
Stock market-requested clariication on news of “ Transformasi BUMN Farmasi via Regrouping” on NERACA Bursa Efek Indonesia nomor S-07426BEI.PPR10-2011.
• Konirmasi berita Indonesia Finance Today “Indofarma Targetkan Pendapatan Rp300 Miliar dari tender Pemerintah” S-06714BEI.PPR10-2011.
Conirmation on “Indofarma Targetkan Pendapatan Rp300 Miliar dari tender Pemerintah” covered by Indonesia Finance Today S-06714BEI.PPR10-2011.
• Perihal volatilitas transaksi saham PT Indofarma Tbk pada periode 25 Oktober 2011 hingga tanggal 26 Oktober 2011 S-09106BEI.PPR12-2011.
Regarding the volatility of PT. INDOFARMA stock transaction on the period of 25 October 2011 - 26 October 2011 S-09106BEI.PPR12-2011.
November November
• Pemberitahuan Rapat Umum Pemegang Saham RUPS. The announcement of RUPS.
• Perihal Rencana Public Expose dalam rangka Public Expose Tahunan tahun buku 2011 1342CS-INAFXI2011 The Public Expose plan regarding the Annual Public Expose in the year book of 2011 1342CS-INAFXI2011.
• Perihal penyampaian materi Public Expose 1415CS-INAFXI2011. The submission of Public Expose materials 1415CS-INAFXI2011.
Desember December
Perihal volatilitas transaksi saham PT Indofarma Tbk pada periode 28 Desember 2011 hingga 29 Desember 2011. Regarding the volatility of PT. INDOFARMA stock transaction on the period of 28 December 2011 - 29 December 2011.
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Correspondences • With Indonesia Stock Exchange
Transparency related activities conducted by INDOFARMA were as follows:
60
Laporan Tahunan | Annual Report 2011
61
Laporan Tahunan | Annual Report 2011
Satuan Pengawas Internal Tugas dan Tanggung Jawab
Berdasarkan PER-01MBU2011, Direksi wajib menyelenggarakan Pengawasan Intern, salah satunya adalah
dengan membentuk Satuan Pengawas Internal SPI. Dalam PER-01MBU2011 dijelaskan fungsi SPI, yaitu melakukan:
1.
Evaluasi atas efektivitas pelaksanaan pengendalian intern, manajemen risiko, dan proses tata kelola perusahaan,
sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan kebijakan perusahaan;
2. Pemeriksaan dan penilaian atas eisiensi dan efektivitas di bidang keuangan, operasional, sumber daya manusia,
teknologi informasi, dan kegiatan lainnya Satuan Pengawas Internal SPI memiliki peran penting
sebagai mitra strategis manajemen. SPI membantu manajemen mewujudkan sistem pengendalian internal perusahaan
yang andal dan memadai melalui audit terhadap aktivitas operasional pada setiap tingkatan manajemen serta sebagai
narasumber dalam mengkaji standard operating procedures dan memastikan semua aktivitas operasional perusahaan
memenuhi peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. Peran tersebut dilakukan dengan memperhatikan prinsip
transparansi, akuntabilitas, independensi, dan obyektivitas agar selaras dengan tujuan dan kebijakan perusahaan yang
telah ditetapkan. Kegiatan audit internal pada tahun 2011
difokuskan pada mengevaluasi tingkat efektiitas, eisiensi dan keekonomisan kegiatan operasional unit-unit perusahaan dan
memastikanmenjamin bahwa semua kegiatan operasional telah memenuhi peraturan dan perundang-undangan yang
berlaku. Wewenang
Auditor Internal memiliki akses yang tidak terbatas terhadap seluruh unit organisasi Perseroan termasuk anak perusahaan,
perusahaan ailiasi, serta lembaga yang terkait secara operasional dengan Perusahaan.
Dadang Mulyana, Ak., M.Si., CFE Manajer Satuan Pengawas Internal
Internal Control Unit Manager
Struktur Satuan Pengawas Internal
Internal Control Unit Structure
Direktur Utama
President Director
Manajer SPI
Internal Control Unit Manager
Asisten Manajer Audit Operasional dan Kepatuhan
Assistant Manager Operational and Compliance Audit
Ketua Tim Audit Operasional dan Kepatuhan
Team Leader Operational and Compliance Audit
Asisten Manajer Audit Keuangan dan
Sistem Informasi
Assistant Manager Financial and Information System Audit
Ketua Tim Audit Keuangan dan
Sistem Informasi
Team Leader Financial and Information System Audit
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Internal Control Unit Jobs and Responsibilities
Based on PER-01MBU2011, Board of Directors were required to implement internal supervision initiatives by forming the
Internal Control Unit. In the PER-01MBU2011, the functions of Internal Control Unit were as follows:
1. Evaluating the effectiveness on the implementation
of internal control, risk management, and corporate governance, in accordance to the applied rules and
regulations 2. Inspecting and evaluating the eficiency and affectivity in the
area of inance, operation, human resources, information technology and other activities.
The Internal Control Unit SPI holds an important role as the management’s strategic partner. The SPI provides assistance
to management in the effort to achieve the reliable and suficient internal control system through audits of operational activities
on every level of the management and also act as source of information in reviewing the standard operating procedure, and
ensuring that every operational activity comply with the rules and regulations. The role should be performed in accordance
to the principles of transparency, accountability, independency, and objectivity to ensure the alignment with the corporate
objectives and policies. Internal audit activities in 2011 focused
on evaluating the effectiveness, eficiency and economics of operations and corporate units to ensure guarantee that all
operations in compliance with regulations and legislation in force.
Authority Internal auditors has unlimited access to any corporate unit
of organization, including subsidiaries, afiliations, and any operational-related institutions with the corporation.
62
Laporan Tahunan | Annual Report 2011
Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan audit pada 2011 disusun dalam Program Kerja Pengawasan Tahunan PKPT yang disetujui oleh Direktur
Utama Perusahaan. Adapun, kegiatan pelaksanaan audit yang dilakukan selama periode 2011 adalah sebagai berikut:
1. Audit Operasional terhadap 6 unitbidang perusahaan yang menghasilkan Laporan Hasil Audit dengan jumlah
rekomendasi sebanyak 27 yang harus ditindaklanjuti oleh unit kerjaauditee masing-masing.
2. Evaluasi dan Analisis Laporan Bulanan desk audit 2 unitbidang organisasi yang menghasilkan Laporan
Evaluasi dan Analisis yang harus menjadi perhatian pihak Manajemen tentang risiko yang harus segera diantisipasi
dimitigasi untuk mencegah kerugian perusahaan.
3. Pemantauan tindak lanjut rekomendasi hasil audit pihak auditor eksternal dan internal yang menghasilkan
1 Laporan Pemantauan Tindak Lanjut Rekomendasi Auditor Eksternal yang berhasil menambah jumlah
rekomendasi yang sudah sesuai atau selesai 2 Laporan Pemantauan Tindak Lanjut Rekomendasi
Auditor Internal yang berhasil menambah jumlah rekomendasi yang sudah selesai atau tuntas.
4. Pendidikan dan Pelatihan SDM sesuai dengan kebutuhannya masing-masing dengan mengikuti pendidikan dan pelatihan
oleh pihak eksternal sebanyak minimum 2 kali dalam setahun untuk setiap SDM Bidang SPI.
5. Partisipasi aktif dalam pelaksanaan stock opname persediaan perusahaan.
6. Partisipasi aktif dalam pelaksanaan inventarisasi aset tetap perusahaan.
Audit Eksternal Auditor eksternal melakukan audit inansial untuk memberikan
pendapat yang independen dan obyektif mengenai kewajaran, ketaatazasan dan kesesuaian laporan keuangan perseroan
dengan Standar Akuntansi Keuangan Indonesia dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Guna keperluan
audit tahun buku 2011, Perusahaan kami telah menunjuk secara langsung Kantor Akuntan Publik Husni, Mucharam
Rasidi menjadi auditor eksternal. Hasil audit tahun buku 2011 menyatakan bahwa laporan keuangan konsolidasian
INDOFARMA telah disajikan secara wajar berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
Budaya Korporasi dan Etika Bisnis
Dalam Pengembangan GCG, Perusahaan Anda telah merumuskan Pedoman Perilaku Code of Conduct sebagai
landasan bagi Insan Indofarma dalam berinteraksi dengan stakeholders dan sesama Insan Indofarma. Perseroan yakin
bahwa dengan penerapan GCG secara bertahap dan konsisten dapat meningkatkan reputasi Perseroan dan mempengaruhi
pola pikir, sikap, dan perilaku Insan Indofarma. Pedoman Etika dan Perilaku ini diberlakukan sejak tanggal 26 Februari 2007.
Pokok-pokok Kode Etik Perseroan meliputi:
Budaya Korporasi yang telah ditetapkan •
Dilarang melakukan suap dan korupsi, kolusi, dan nepotisme KKN.
• Dilarang untuk menerima gratiikasi, imbalan, cindera
mata, hadiah. •
Dilarang melakukan jamuan bisnis. •
Keterbukaan dan kerahasiaan informasi. •
Dilarang melakukan aktivitas politik. •
Dilarang merokok, minuman keras, narkotika, dan obat terlarang di lingkungan perusahaan.
• Dilarang menggunakan aset Perseroan untuk kepentingan
pribadi. •
Perilaku Rapat. •
Bertanggung jawab terhadap lingkungan.
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Performing Activities
The 2011 audit was planned in The Annual Work Supervision Program which was approved by the President Director. In the
period of 2011, the audit was conducted as follows:
1. Operational audit on 6 units, which resulted in the Report of Audit Results with 27 recommendations that has to be
implemented by each working units 2. Evaluation and Monthly Report Analysis desk audit on 2
units, which resulted in the Evaluation and Analysis Report that should raise management’s concerns on risks that has
to be anticipated mitigated to avoid loss
3. Monitoring the implementation of external and internal audit 1 Recommendations under the Report of External Auditor
Recommendation Follow-Up Program, which succeeded in adding numbers of recommendation that was complied and
completed 2 Reports of Internal Auditor Recommendation Follow-
Up Program which succeeded in adding numbers of recommendation that was complied and completed.
4. Human resource education and trainings complied with the needs of each SPI unit by participating in the education and
trainings conducted by external party twice in a year. 5. Active participation in the event of corporate stock opname
6. Active participation in the event of corporate ixed asset inventory assessment
External Audit External audit conducted inancial audit to provide independent
and objective opinion related to fairness and compliance of the inancial report in accordance to Indonesian Financial
Accounting Standard SKAI and applied rules and regulations. For the purpose of 2011 audit, the corporation has appointed
public accountant ofice of Husni, Mucharam Rasidi as external auditor. The audit result stated that INDOFARMA
inancial report was in compliance with Indonesia standard accounting principles.
Corporate Culture and Business Ethics
For the development of GCG, the corporation has formulated the Code of Conduct as a foundation for INDOFARMA
individuals in interacting with stakeholders or other individuals. The corporation was certain that the consistent and gradual
implementation of GCG could elevate the corporate image and
inluencing the mindset, attitude, and behavior of INDOFARMA individuals. The Code of Conduct was implemented on 26
February 2007, which includes the following principles:
Applied Corporate Cultures: • Bribery, corruption, collusion, and nepotism are strictly
prohibited • Gratiication, souvenirs, and presents are prohibited
• Business or corporate entertainment is prohibited • Transparency and conidentiality of information
• Political activity is prohibited • Smoking, alcohol, and drugs are prohibited within
company’s vicinities • Utilization of corporate asset for personal purposes is
prohibited • Meeting code of conduct
• Responsible to environment
63
Laporan Tahunan | Annual Report 2011
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Benturan Kepentingan
Untuk mencegah adanya benturan kepentingan, para Direksi dan Komisaris terpilih diharuskan menandatangani pakta
integritas. Selain itu dalam kepemilikan saham tidak ada pengurus perseroan maupun keluarganya yang memiliki
saham di atas 5. Untuk susunan Dewan Komisaris, jumlah komisaris independen tidak melebihi 13 dari jumlah komisaris.
Pelanggaran Etika
INDOFARMA memiliki komitmen yang tinggi untuk menerapkan GCG sesuai dengan prinsip-prinsipnya. INDOFARMA
memberikan kesempatan bagi setiap insan Perseroan untuk menyampaikan laporan mengenai dugaan terjadinya
pelanggaran terhadap etika bisnis serta peraturan-peraturan yang berlaku.
Penindakan atas Pelanggaran Etika
Merujuk pada PKB perjanjian kerja bersama bahwa setiap karyawan berkewajiban untuk melaporkan atas pelanggaran
etika yang dilakukan oleh sejawat kepada pihak manajemen perusahaan untuk menghindari pelanggaran tersebut
berdampak negatif terhadap kinerja perusahaan.
Kotak Saran
Selama ini INDOFARMA memiliki kotak saran yang juga berguna bagi karyawan untuk melaporkan hal-hal yang merugikan
perusahaan. Kotak saran ini akan dibuka sebulan sekali oleh bagian sumber daya manusia SDM dan akan ditindaklanjuti
oleh unit terkait sesuai dengan hal yang dilaporkan.
INDOFARMA akan mengembangkan sistem whistleblowing yang lebih profesional melalui sistem penanganan yang lebih
prudent, perlindungan yang lebih terjamin bagi whistleblower. INDOFARMA juga akan melakukan pengembangan sarana
pelaporan melalui media SMS short message service, e-mail, dan surat lewat pos yang didedikasikan khusus untuk sistem
whistleblowing.
Manajemen Risiko
Kebijakan manajemen risiko adalah pedoman yang terstruktur dan sistematis dalam mengidentiikasi, mengukur, memetakan
dan mengembangkan alternatif penanganan risiko, serta dalam memantau dan mengendalikan penerapan penanganan
risiko. Tujuan manajemen risiko adalah untuk meningkatkan jaminan pencapaian target perusahaan. Sebagai perusahaan
farmasi dengan produk utama Obat Generik Berlogo OGB, INDOFARMA beroperasi pada bisnis yang berisiko cukup
tinggi. Secara ringkas, risiko yang dihadapi Perseroan dan langkah-langkah mitigasinya adalah sebagai berikut:
Risiko Eksternal 1. Risiko Perekonomian
Kinerja bisnis INDOFARMA, terutama di pasar reguler, secara langsung dipengaruhi oleh daya beli masyarakat. Dengan
demikian, penurunan Pendapatan Domestik Bruto PDB dan inlasi memberikan dampak negatif terhadap kinerja pasar
non-Institusi. Sementara itu, di sektor pasar institusi, kinerja INDOFARMA dipengaruhi oleh besaran belanja Pemerintah
di bidang kesehatan. Guna memitigasi risiko ini, INDOFARMA terus melakukan upaya untuk meningkatkan penjualan ke pasar
reguler yang menjanjikan permintaan yang lebih berkelanjutan dengan pertumbuhan yang lebih stabil. Pada 2010, dengan
meredanya krisis ekonomi global, perekonomian Indonesia mulai pulih sehingga risiko ekonomi makro ini menurun
dibanding tahun sebelumnya.
2. Risiko Fluktuasi Harga Bahan Baku