14
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Sejak tanggal 1 Januari 2001 telah terjadi perubahan yang fundamental dalam mekanisme penyelenggaraan pemerintahan di Indonesia. Kebijakan
pemerintah pusat mengeluarkan Undang-Undang UU yang membawa banyak perubahan bagi daerah untuk melaksanakan pembangunan di segala bidang,
dengan harapan dapat dilaksanakan secara mandiri oleh pemerintah daerah. Kebijakan tersebut disusun dan dikeluarkan pemerintah pusat melalui UU No.22
Tahun 1999 diperbaharui dengan UU No.32 Tahun 2004 tentang pemerintah daerah yang terfokus pada otonomi daerah dan UU No.25 Tahun 1999
diperbaharui dengan UU No.33 Tahun 2004 tentang perimbangan keuangan, antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
Dalam penyelenggaraan otonomi daerah, pemerintah daerah diberi kewenangan besar untuk mengurus dan mengatur rumah tangganya sendiri.
Pemerintah pusat menetapkan berbagai kebijakan perpajakan daerah, diantaranya dengan menetapkan UU No.28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali atas UU No.34 Tahun 2000 dan UU No.18 Tahun 1997. Pada UU No.28 Tahun 2009 yang disahkan oleh
pemerintah diharapkan dapat lebih mendorong peningkatan pelayanan kepada masyarakat dan kemandirian daerah. Dalam Undang-Undang tersebut, pajak
daerah dan retribusi daerah menjadi salah satu sumber pendapatan daerah yang penting guna membiayai pelaksanaan pemerintahan daerah sehingga terdapat
Universitas Sumatera Utara
15
perluasan objek pajak daerah dan retribusi daerah serta adanya pemberian diskresi keleluasaan dalam penerapan tarif. Hal ini dilakukan agar setiap daerah dapat
melaksanakan pembangunan di segala bidang, terutama untuk pembangunan sarana dan prasarana publik.
Konsep pelaksanaan pembangunan daerah diarahkan untuk memacu pemerataan pembangunan dalam rangka meningkatkan pendayagunaan potensi-
potensi yang dimiliki oleh suatu daerah secara optimal. Dalam pelaksanaan berbagai kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan daerah tentu memerlukan
biaya yang cukup besar. Mengingat tidak semua sumber-sumber pembiayaan dapat diberikan kepada daerah, maka pemerintah daerah diwajibkan untuk
menggali segala sumber-sumber keuangannya sendiri berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Sumatera Utara merupakan provinsi dengan jumlah penduduk terbanyak ke-4 di Indonesia dan merupakan salah satu provinsi terbesar di pulau Sumatera
yang memiliki potensi kekayaan sendiri. Provinsi Sumatera Utara juga berada pintu gerbang Indonesia di bagian barat yang tentunya akan menjadi pintu masuk
wisatawan baik wisatawan dalam negeri maupun wisatawan asing yang ingin berkunjung ke provinsi Sumatera Utara dengan berbagai kepentingan. Bukan
hanya kepentingan bisnis ataupun hanya berkunjung ke tempat sanak saudara namun juga menikmati wisata alam dan tempat-tempat hiburan yang ditawarkan
oleh seluruh KabupatenKota yang ada di provinsi Sumatera Utara. Sektor hiburan ini memiliki potensi yang cukup besar sebagai salah satu sumber
Pendapatan Asli Daerah PAD yang pada akhirnya akan mempengaruhi total
Universitas Sumatera Utara
16
pendapatan daerah di setiap masing-masing KabupatenKota. Pendapatan daerah inilah yang nantinya akan digunakan oleh pemerintah daerah dalam mengelola
daerahnya sendiri dalam satu periode tertentu. Dapat dilihat juga masih belum ada pemerataan pembangunan masing-masing kabupaten kota yang ada di provinsi
Sumatera Utara. Dari uraian tersebut cukup menarik perhatian penulis untuk melakukan
penelitian guna mengetahui sejauh mana kontribusi pajak hiburan ini dalam mendukung Pendapatan Asli Daerah PAD KabupatenKota di provinsi Sumatera
Utara.
1.2 Perumusan Masalah