Konzeption der Figuren Konsepsi Tokoh

berlangsung, ia tidak mengalami perubahan karakter, yakni tetap mencintai Mellefont dan Marwood. Watak tokoh Arabella dapat dimengerti dengan jelas, maka ia digolongkan ke dalam tokoh tertutup geschlossen. Ia juga di lukiskan sebagai tokoh sederhana karena gambaran tokoh hanya memiliki beberapa karakteristik. 6. Waitwell Waitwell adalah seorang pelayan yang digambarkan sebagai sosok pelayan yang setia kepada majikannya, Sir William. Ia melaksanakan semua perintah Sir William, seperti mengantarkan surat pengampunan kepada Sara. Dalam cerita, Waitwell tidak mengalami perubahan karakter, maka dari itu ia digolongkan ke dalam tokoh statis statisch dan tokoh sederhanatipikal typisiert. Watak tokoh Waitwell dapat dimengerti dengan jelas, maka ia digolongkan ke dalam tokoh tertutup geschlossen. 7. Norton Norton digambarkan sebagai sosok pelayan yang bijak. Ia menasehati Mellefont agar membuat keputusan tegas, yakni segera mengurus warisan terlebih dahulu. Watak tokoh Norton dapat dimengerti dengan jelas, maka ia di golongkan ke dalam tokoh tertutup geschlossen. Selama cerita berlangsung, Norton tetap memiliki watak yang sama dan tidak mengalami perubahan karakter, maka ia digolongkan sebagai statis statisch. Ia juga di lukiskan sebagai tokoh sederhanatipikal typisiert karena gambaran tokoh hanya memiliki beberapa karakteristik. 8. Betty Betty adalah pelayan perempuan Sara. Ia digambarkan sebagai pelayan yang baik hati dan peka pada kesedihan yang menimpa majikannya. Hal ini dibuktikan dengan kebaikannya pada Sara dari awal cerita hingga akhir cerita, yakni melayani Sara dengan sepenuh hati. Selama cerita berlangsung, Betty tetap memiliki watak yang sama dan tidak mengalami perubahan karakter, maka ia digolongkan sebagai statis statisch. Ia juga dilukiskan sebagai tokoh sederhanatipikal typisiert karena gambaran kokoh hanya memiliki beberapa karakteristik. Watak tokoh Betty dapat dimengerti dengan jelas, maka ia di golongkan ke dalam tokoh tertutup geschlossen. 9. Hannah Hannah adalah pelayan perempuan Marwood. Ia mendukung rencana Marwood untuk memperalat Arabella di depan Mellefont. Selama cerita berlangsung, Hannah tetap memiliki watak yang sama dan tidak mengalami perubahan karakter, maka ia digolongkan sebagai statis statisch. Ia juga dilukiskan sebagai tokoh sederhanatipikal typisiert karena gambaran kokoh hanya memiliki beberapa karakteristik. Watak tokoh Hannah dapat dimengerti dengan jelas, maka ia di golongkan ke dalam tokoh tertutup geschlossen.

4. Tema

Landasan untuk mengetahui tema dalam sebuah drama adalah struktur dramatik dalam plot melalui tokoh-tokoh dengan perwatakan yang memungkinkan konflik. Konflik-konflik antar tokoh dipaparkan mulai dari awal, tengah, hingga akhir cerita. Konflik-konflik yang terjadi antar tokoh merupakan petunjuk dari tema drama ini. Tema sering disebut sebagai dasar cerita, yakni pokok permasalahan yang mendominasi suatu karya sastra. Setelah dilakukan pengkajian pada drama Miss Sara Sampson, ditemukan tema yaitu konflik sosial yang dialami oleh kaum bangsawan akibat ambisi dari kepentingan rakyat menengah. Melalui tokoh Mellefont, sebuah ambisi ini terlihat jelas. Pertama, sebuah pelarian yang dilakukan Mellefont bersama kekasihnya Sara karena ambisinya untuk melangsungkan upacara pernikahan tidak mendapatkan restu dari ayah Sara. Kedua, yakni ambisi Mellefont untuk mendapatkan warisan , sehingga ia membuat keputusan menunda upacara pernikahannya dengan Sara untuk mengurus warisan terlebih dahulu. Ketiga, yakni ambisi Mellefont untuk merebut Arabella dari tangan Marwood, mantan istrinya. Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa untuk mencapai semua ambisinya, semua cara dilakukan oleh Mellefont. Marwood sebagai penentang atas ambisi-ambisi Mellefont, ia melakukan perlawanan dengan cara meracuni Sara. Dengan kematian Sara, Mellefont tersadar bahwa ambisi-ambisinya telah menyebabkan kematian calon istrinya. Mellefont menyesal. Ia kemudian bunuh diri.

C. Keterkaitan Antar Unsur Alur, Latar, Penokohan dan Tema dalam

Drama Miss Sara Sampson Karya Gotthold Ephraim Lessing Karya sastra merupakan sebuah keterpaduan unsur-unsur intrinsik yang ada di dalamnya. Unsur-unsur intrinsik tersebut tidak dapar dipisahkan satu sama lain. Unsur alur, latar, penokohan, serta tema merupakan sebuah jalinan yang utuh dalam karya sastra pada umumnya dan drama pada khususnya. Tema merupakan gagasan utama yang melatarbelakangi terciptanya karya sastra. Oleh karena itu, tema bersifat mengikat unsur-unsur intrinsik lainnya, dalam hal ini, unsur alur, latar, dan penokohan. Tema yang mendasari cerita Miss Sara Sampson adalah konflik sosial yang dialami kalangan rakyat biasa akibat ambisi dari kepentingan individu. Dalam hal ini, konflik mempunyai peranan penting untuk menciptakan interaksi sosial dan aksi. Untuk memunculkan konflik yang membangun keseluruhan isi cerita dalam drama tidak terlepas pada fungsi dialog. Tokoh utama Sara Sampson menjadi tokoh utama yang menciptakan alur. Ia menciptakan interaksi dengan tokoh lain, sehingga para tokoh tersebut berinteraksi satu sama lain. Interaksi-interaksi yang terjalin dari para tokoh ini mengembangkan alur cerita dari tahap Eksposition mengalir dan terus berkembang hingga berakhir pada Katastrophe. Karakter setiap tokoh yang dimunculkan terlihat jelas karena ada kejadian-kejadian yang mengantarkannya. Dari sini dapat dilihat bahwa terdapat keterkaitan antara penokohan dengan alur. Penokohan di dalam drama Miss Sara Sampson ini disampaikan melalui dialog, monolog serta tindakan mereka. Hal itu didukung oleh latar waktu dan latar tempat yang membuat penokohan menjadi berkembang dan menghidupkan interaksi di antara para tokohnya. Adanya keterikatan antar unsur alur, latar, penokohan dan tema dalam drama Miss Sara Sampson karya Gotthold Ephraim Lessing ini mewujudkan kesatuan drama yang utuh.

D. Ikon, Indeks, dan Simbol serta Maknanya dalam Drama

Miss Sara Sampson Karya Gotthold Ephraim Lessing Menurut Peirce dalam Hawkes, 1978: 128-130 hubungan antara tanda dengan acuannya dibedakan menjadi tiga, yaitu ikon, indeks dan simbol. Berikut ini adalah penjelasan mengenai ikon, indeks dan simbol.

1. Ikon

Ikon menunjukkan kemiripan dengan objeknya. Berdasarkan hasil penelitian, tanda ikonis yang terdapat dalam drama Miss Sara Sampson karya Gotthold Ephraim Lessing berupa ikon topologis dan ikon diagramatis. Berikut adalah pembahasan dari kedua jenis ikon tersebut.

a. Ikon Topologis

Ikon topologis adalah ikon yang berdasarkan kemiripan spasial profil garis bentuk dari objek acuannya. Dalam penelitian ini, diperoleh tanda yang termasuk ikon topologis yaitu penunjukan tempat. Setelah dilakukan analisis latar tempat dalam drama Miss Sara Sampson, ditemukan 4 ikon topologis yang berupa penunjukan tempat, yaitu bangsal di sebuah penginapan ein Saal im Gasthofe, kamar Mellefont Mellefonts Zimmer, kamar Sara Das Zimmer der Sara dan kamar Marwood Marwoods Zimmer. Selain ikon topologis berupa penunjukan