Tujuan Penelitian Manfaat penelitian

Berdasarkan pendapat Haekötter di atas, dapat diketahui bahwa drama merupakan karya pentas yang memiliki unsur konflik yang saling bertentangan dengan keadaan lahir dan batin manusia. Reaske 1996: 5 mengatakan: “A drama is a work of literature or composition which deliniates life and human activity by means of presenting various actions of-and dialogues between-a groups of characters” Drama adalah sebuah karya sastra atau karangan yang menggambarkan kehidupan atau aktivitas manusia dengan cara menyajikan berbagai tindakan dan dialog di antara sekelompok tokoh. Reaske menegaskan bahwa sebuah drama dirancang untuk penyajian teatrikal. Setelah membaca sebuah teks drama, orang tidak memiliki gambaran nyata seperti apa drama tersebut. Pengertian umum mengenai drama menurut Pollock dalam Budianta, 2002: 96 adalah: “a play as a work of art composed of work spoken, or motion performed by imagined characters and having a subject, action, development, climax and conclusion” Sandiwara adalah suatu karya seni yang terdiri dari tutur kata dan tindakan yang ditampilkan oleh tokoh-tokoh yang telah dipersiapkan dalam cerita dan mempunyai konflik, gerak, perkembangan, klimaks dan penyelesaian” Di dalam kamus istilah sastra Sudjiman, 1984: 20 dituliskan bahwa: Drama adalah karya sastra yang bertujuan menggambarkan kehidupan yang mengemukakan pertikaian dan emosi lewat tindakan dan dialog, yang biasanya dirancang untuk pementasan di panggung. Drama termasuk ragam karya sastra karena ceritanya bersifat imajinatif dalam bentuk naskah drama. Perbedaan drama dengan karya sastra yang lain adalah drama bukan untuk sekedar dibacakan, tetapi juga dipertontonkan. Dari pengertian-pengertian drama yang telah dijelaskan, pemaknaan drama perlu dipahami, bahwa drama adalah karya yang memiliki dua dimensi, yaitu dimensi sastra dan dimensi seni pertunjukan. Dalam istilah masa kini, kedua hal itu sering disebut sebagai drama dan teater. Drama naskah merupakan salah satu genre sastra yang disejajarkan dengan puisi dan prosa. Drama pertunjukan atau teater adalah jenis kesenian mandiri yang merupakan integrasi antara berbagai jenis kesenian seperti musik, seni rias, seni kostum, tata lampu dan sebagainya. Dalam kesenian tersebut, naskah drama diramu dengan berbagai unsur yang membentuk kelengkapannya. Pemahaman terhadap drama pada masing-masing dimensi lainnya pada akhirnya memberikan pemahaman yang menyeluruh terhadap drama sebagai karya dua dimensi tersebut Hasanuddin, 1996: 4. Hal ini diperkuat dengan pendapat Semi 1989: 57, bahwa drama mencakup dua aspek, yaitu cerita sebagai bagian dari sastra, yang kedua adalah aspek pementasan yang berhubungan erat dengan seni lakon atau seni teater. Drama merupakan suatu genre sastra yang ditulis dalam bentuk dialog- dialog dengan tujuan untuk dipentaskan sebagai suatu seni pertunjukan Hasanuddin, 1996: 7. Hal ini sependapat dengan Waluyo 2001: 3, yaitu drama naskah dapat diberi batasan sebagai salah satu jenis karya sastra yang ditulis dalam bentuk dialog yang didasarkan pada konflik batin dan mempunyai kemungkinan dipentaskan. Unsur-unsur struktural yang membangun drama juga ada di tubuh karya sastra yang lain. Namun sebagai jenis karya sastra tersendiri, drama mempunyai unsur-unsur yang menjadi kekhasannya. Bagian yang sangat penting yang secara lahiriah membedakan drama dengan jenis sastra yang lain adalah dialog. Hal ini diperkuat dengan pendapat Hasanuddin 1996: 21 tentang fungsi dialog, yaitu: