Indeks Pembangunan Landasan Teori

d. Interaksi dengan lingkungan tempat tinggal e. Fasilitas transportasi. 3. Keluarga Sejahtera II KS II, yaitu keluarga-keluarga yang disamping telah dapat memenuhi kebutuhan sosial-psikologisnya, tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan pengembangannya developmental needs seperti kebutuhan untuk menabung dan memperoleh informasi. 4. Keluarga Sejahtera III KS III, yaitu kelurga-keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasar, sosial-psikologis dan pengembangan keluarganya, tetapi belum dapat memberikan sumbangan yang teratur bagi masyarakat, seperti sumbangan materi, dan berperan aktif dalam kegiatan kemasyarakatan. 5. Keluarga Sejahtera III Plus KS III Plus, yaitu keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhan dasar, sosial psikologis dan pengembangan serta telah dapat memberikan sumbangan yang teratur dan berperan aktif dalam kegiatan kemasyarakatan.

2.1.2 Indeks Pembangunan

Manusia Menurut Badan Pusat Statistik tahun 2009, Indeks Pembangunan Manusia IPM merupakan ukuran capaian pembangunan manusia berbasis sejumlah komponen dasar kualitas hidup Badrudin, 2012:154. Indeks Pembangunan Manusia Human Development Indeks HDI adalah rata-rata sederhana dari tiga indikator yang menggambarkan kemampuan dasar Universitas Sumatera Utara manusia dalam memperluas pilihan-pilihan yaitu Angka Harapan Hidup, Angka Melek Huruf, serta Pengeluaran Perkapita. Indeks Pembangunan Manusia pertama kali dipublikasikan oleh UNDP United Nations Development Program sebagai penyempurnaan dari PQLI Physcal Quality of Life Indeks yang kini banyak digunakan oleh negara-negara di dunia. IPM digunakan untuk mengelompokkan sebuah negaradaerah sebagai daerah maju, berkembang, atau terbelakang. IPM juga digunakan untuk melihat pengaruh kebijakan dan peran pemerintah terhadap kualitas hidup masyarakat. Menurut Badan Pusat statistik, penghitungan IPM sebagai indikator pembangunan manusia memiliki tujuan penting, yaitu membangun indikator yang mengukur dimensi dasar pembangunan manusia dan perluasan kebebasan memilih, memanfaatkan sejumlah indikator untuk menjaga ukuran tersebut sederahana, membentuk suatu indeks komposit aripada menggunakan sejumlah indeks dasar, dan menciptakan suatu ukuran yang mencakup aspek sosial dan ekonomi Badrudin, 2012: 161 Komponen dalam Indeks Pembangunan Manusia adalah usia hidup longevity, pengetahuan knowledge, dan standar hidup layak decent living. Usia hidup diukur dengan usia harapan hidup, pengetahuan diukur dari kemampuan baca tulis dan tingkatan pendidikan SD-SMP-SMA-Perguruan Tinggi, dan standar hidup layak diukur melalui pengeluaran perkapita rill yang disesuaikan. Dalam perhitungan IPM, indeks pendidikan dan kesehatan sangat tepat digunakan sebagai indikator kesejahteraan masyarakat karena kesehatan dan Universitas Sumatera Utara pendidikan merupakan kebutuhan dasar manusia yang perlu dimiliki untuk meningkatkan potensinya. Beberapa alasan mengapa IPM merupakan indikator yang cukup baik sebagai ukuran pembangunan manusia, adalah: 1. IPM menerjemahkan secara sederhana konsep yang cukup kompleks kedalam tiga dimensi dasar yang terukur. 2. IPM membantu dalam pergeseran paradigma pembangunan dari pembangunan yang hanya terfokus pada ekonomi menjadi berfokus pada manusia. 3. IPM berfokus pada kapabilitas yang releven, baik untuk negara maju dan berkembang, sehingga menjadikan indeks tersebut sebagai alat yang universal. 4. IPM menstimulasi diskusi mengenai pembangunan manusia. 5. IPM memberikan motivasi bagi pemerintah untuk berkompetisi secara sehat dengan negarawilayah lain melalui keterbandingan angka IPM. Peningkatan Indeks Pembangunan Manusia dapat tercapai dengan pertumbuhan ekonomi melalui pemerataan pembangunan dengan kepastian bahwa seluruh masyarakat penduduk bisa menikmati semua hasil pembangunan.

2.1.3 Pembangunan Ekonomi