Teori Pembangunan Klasik Pembangunan Ekonomi

Life Index atau indeks kualitas hidup, HDI Human Development Index atau Indeks Pembangunan Manusia, serta indikator pemenuhan kebutuhan pokok. Pada dekade 1970-an, pembangunan ekonomi mengalami redefinisi. Mengakibatkan terjadinya perubahan pandangan tentang pembangunan ekonomi yang bukan semata-mata untuk meningkatkan pertumbuhan GNP setinggi- tingginya melainkan melakukan usahan untuk mengurangi tingkat kemiskinan, penanggulangan ketimpangan pendapatan dan penyediaan lapangan pekerjaan.

2.1.3.1 Teori Pembangunan Klasik

Teori ini dianut oleh Adam Smith, David Ricardo, dan Thomas Robert Malthus. a. Adam Smith. Sebagai pelopor ekonom klasik, Adam Smith mengatakan bahwa ada dua aspek dalam pertumbuhan ekonomi, yaitu pertumbuhan output total dan pertumbuhan penduduk. Ada tiga variabel yang berkaitan dengan pertumbuhan output total, yaitu sumber daya alam yang tersedia tanah sebagai faktor produksi, sumber daya manusia, dan modal stok kapital. Pembangunan ekonomi terjadi apabila kegiatan proses produksi berjalan secara terus menerus Hakim, 2004: 64. b. David Ricardo. Teori pertumbuhan klasik ini dikembangkannya dengan mempertajam konsep mekanisme laju pertumbuhan output dan laju pertumbuhan penduduk. David Ricardo menekankan pada pendistribusian pendapatan para pelaku ekonomi. Beberapa asumsi Universitas Sumatera Utara perekonomian David Ricardo: sumber daya alam tanah terbatas, jumlah penduduk menyesuaikan dengan tingkat upah, kemajuan teknologi, dan sektor pertanian yang dominan. Jadi, keterbatasan sumber alam faktor produksi dan pertumbuhan faktor produksi penduduk akan membatasi pembangunan ekonomi. Dalam hal ini disebut sebagai The Law of Diminishing Return yaitu hukum pertambahan hasil yang semakin menurun, yang terjadi pada suatu kegiatan produksi dimana salah satu inputnya tetap dan input yang lain variabel Hakim, 2004:69 c. Thomas Malthus. Menurut Malthus proses pembangunan ekonomi memerlukan berbagai usaha yang konsisten di pihak rakyat Jhingan, 2008: 97. Keberhasilan pembangunan perekonomian menurut Malthus adalah kesejahteraan suatu negara, yaitu suatu negara yang memiliki peningkatan GNP potensial. Terdapat dua faktor dalam peningkatan GNP potensial, yaitu faktor ekonomi yang terdiri dari tanah, tenaga kerja, modal dan organisasi. Sedangkan faktor non ekonomi adalah keamanan atas kekayaan, konstitusi dan hukum yang pasti, kerja keras masyarakat dan disiplin, serta sikap jujur. Kedua faktor ini harus berjalan secara beriringan sehingga mampu meningkatkan GNP potensial, khususnya pada sektor pertanian dan industri Hakim, 2004: 73. Universitas Sumatera Utara

2.1.3.2 Josep Shcumpeter