2.1.3.2 Josep Shcumpeter
Dalam bukunya yang berjudul The Theory of Economics Development 1934 dan Busines Cycle 1939 menjelaskan ada dua hal penting dalam
pembangunan ekonomi. Pertama, sistem kapitalisme merupakan sistem paling baik untuk menciptakan pembangunan ekonomi yang pesat. Kedua,
faktor utama yang mengakibatkan perkembangan ekonomi adalah inovasi. Sehingga pembangunan ekonomi adalah kenaikan output masyarakat yang
disebabkan oleh inovasi yang dilakukan oleh inovator Badrudin, 2012: 139-140
2.1.3.3 Walt Witman Rostow
Bagi Rostow, pembangunan merupakan proses yang bergerak dalam sebuah garis lurus, yakni dari masyarakat terbelakang ke masyarakat
negara yang maju. Proses pembanguan terbagi atas lima tahap, yaitu masyarakat tradisional, prakondisi untuk lepas landas, lepas landas,
menuju kedewasaan, dan era konsumsi masal tinggi. Kriteria yang membedakan dalam tiap tahap adalah perubahan yang terjadi dalam
kondisi ekonomi, sosial, politik, serta budaya dalam sebuah perekonomian Hakim, 2004: 89
2.1.4 Pembangunan Daerah
Pembangunan daerah adalah pemanfaatan sumber daya yang dimiliki suatu daerah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang nyata, baik
Universitas Sumatera Utara
dalam aspek pendapatan, kesempatan kerja, lapangan berusaha, akses terhadap pengambilan kebijakan, berdaya saing, maupun peningkatan Indeks Pembangunan
Manusia Elsyarief Ariefaid, 2011. Pembangunan akan berjalan dengan baik bila dijalankan secara
berkelanjutan. Terlebih untuk daerah-daerah yang baru melakukan pemekaran. Pemerintah daerah diberikan kewajiban untuk melanjutkan tugas pemerintah
pusat, yaitu untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Dalam hal ini pemerintah daerah memiliki hak yang penuh atas daerah otonomi baru tersebut.
Serupa dengan pembangunan pada umumnya, sasaran utama dalam pembangunan daerah adalah penanggulangan kemiskinan dan kelaparan,
memberikan pendidikan dasar bagi anak usia sekolah, peningkatkan pelayanan dan fasilitas kesehatan, perbaikan infrastruktur, dan penyediaan lapangan kerja.
Selain pembangunan masyarakat, bagian penting yang juga harus dibenahi dalam pembangunan daerah adalah sistem pemerintahan serta perbaikan kualitas
pelayanan umum bagi masyarakat. Untuk itu dibutuhkan perencanaan pembangunan daerah yang baik, yang berdasarkan pada potensi sumber daya
daerah yang dimiliki.
2.1.5 Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD
Anggaran pendapatan dan belanja merupakan suatu alat negara daerah untuk menentukan pemasukan dan pengeluaran suatu pemerintahan sesuai dengan
perencanaan pembangunan yang sudah disusun sebelumnya.
Universitas Sumatera Utara
Dalam ekonomi publik dipelajari bagaimana peranan pemerintah serta dampak kebijakan fiskal yang ditetapkan dalam pemerintahan. Peranan
pemerintah daerah terlihat dalam penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja untuk satu masa periode.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah disusun secara sistematis sesuai dengan sumber-sumber dan alokasi dana yang ada. Ada beberapa fungsi APBD,
antara lain: a.
Fungsi Stabilisasi: sebagai pedoman bagi pemerintah untuk mengelola keuangan daerah. Sehingga program pembangunan dapat terlaksana dan
mencapai tujuan yang ditetapkan. b. Fungsi Alokasi: Melalui APBD dapat diketahui besaran alokasi dana
yang dibutuhkan dalam tiap bidang serta dapat mengetahui sasaran dan prioritas utama yang dikerjakan suatu satuan unit kerja dalam satu tahun
pemerintahan. c.
Fungsi Distribusi: Distribusi pendapatan yang disusun akan dikeluarkan kembali untuk didistribusikan pada Belanja Daerah semua sektor yang
ada secara merata. Tujuannya supaya setiap kalangan dan sektor dapat melakukan pembangunan.
d. Fungsi Regulasi: Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah digunakan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan pengendali tingkat inflasi.
Kemampuan pemerintah untuk mengimplementasikan rancangan yang sudah disusun akan melihat sejauh mana keberhasilan pemerintah dalam
mensejahterakan masyarakatnya.
Universitas Sumatera Utara
2.2 Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan judul penelitian dapat dilihat melalui Tabel 2.1 berikut:
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
N o
Nama, Tahun, Judul
Variabel Metode
Analisis Hasil
1 Eko Sugiharto
2007 Tingkat
Kesejahteraan Masyarakat
Nelayan Desa Benua Baru Ilir
Berdasarkan Indikator Badan
Pusat Statistik Indikator Keluarga
Sejahtera Menurut BPS 2005:
Pendapatan; Konsumsi atau
pengeluaran rumah tangga;
Keadaan tempat tinggal; Kesehatan anggota
keluarga; Kemudahan mendapatkan
pelayanan kesehatan; Kemudahan memasukkan
anak ke jenjang pendidikan;
Kemudahan mendapatkan fasilitas transportasi
Observasi. Metode:
Purposive Sampling
20 orang sampel
1. Pendapatan masyarakat
masih tergolong rendah 2.
Pengeluaran rumah tangga mengalami
peningkatan seiring dengan naiknya harga
kebutuhan pokok
3. Masyarakat tinggal di
rumah yang semi permanen
4. Pelayanan yang diterima
masyarakat cukup baik dengan adanya fasilitas-
fasilitas pendukung
5. Masyarakat Nelayan di
Desa benua Baru Ilir tergolong dalam keluarga
sejahtera
2 Sri Kusreni
dan Sultan Suhab
2009 Kebijaksanaan
APBD dan Kesejahteraan
Masyarakat di Provinsi Sulawesi
Selatan X1: Kapasitas Fiskal
Daerah X2: Alokasi Belanja
Modal Daerah X3: Pembiayaan Daerah
Y: Indeks Pembangunan Manusia
Analisis Regresi
Linier Berganda,
pendekata n Random
Effect Pendapatan daerah dan
belanja daerah berpengaruh positif secara langsung
terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat.
Tetapi pembiayaan daerah berpengaruh negatif
terhadap kesejahteraan masyarakat di Provinsi
Sulawesi Selatan.
3 Hendrik, 2011
Analisis Pendapatan dan
Tingkat Kesejahteraan
Masayarakat Nelayan Danau
Pulau Besar dan Tingkat Kesejahteraan
Masyarakat berdasarkan kriteria UMR,
BAPPENAS, dan BPS Observasi
data primer
dan data sekunder.
36 orang responden
1. Pendapatan nelayan lebih
besar dari UMR 2.
Berdasarkan kriteria Bappenas 32 responden
sejahtera, 4 tidak 3.
Berdasarkan kriteria BPS, 30 sejahtera, 6 tidak
Universitas Sumatera Utara