Tanggung jawab Sosial Perusahaan

3. Informasi keadaan masa yang akan datang. 4. Informasi mengenai manajemen dan pemegang saham. 5. Latar belakang perusahaan. Prinsip kejujuran dalam pengungkapan mendorong perkembangan cakupan informasi akuntansi yang semakin luas dibandingkan informasi akuntansi konvensional Belkoui, 2005. Pengungkapan baru berdasarkan prinsip kejujuran antara lain: 1. Pelaporan nilai tambah 2. Pelaporan karyawan 3. Pelaporan akuntansi sosial 4. Pengungkapan informasi penganggaran 5. Pelaporan dan akuntansi aliran kas 6. Akuntansi SDM

2.3 Tanggung jawab Sosial Perusahaan

Corporate Sosial Responsibility Menurut Mathews 1995 tangggungjawab sosial perusahaan sering disebut juga sebagai corporate social responsibility atau social disclosure, corporate social reporting, social accounting. Menurut Hackston dan Milne 1996 corporate social responsibility merupakan proses pengkomunikasian dampak sosial dan lingkungan dari kegiatan ekonomi organisasi terhadap kelompok khusus yang berkepentingan dan terhadap masyarakat secara keseluruhan Sembiring, 2005:3. Hal tersebut memperluas tanggung jawab organisasi dalam hal ini perusahaan, di luar peran tradisionalnya untuk menyediakan laporan keuangan kepada pemilik modal, khususnya pemegang saham. Perluasan tersebut dibuat dengan asumsi bahwa perusahaan mempunyai tanggung jawab yang lebih luas dibanding hanya mencari laba untuk pemegang saham Gray et al. 1987 dalam Sembiring 2005:3. Perusahaan memiliki kewajiban sosial atas apa yang terjadi di sekitar lingkungan masyarakat. Selain menggunakan dana dari pemegang saham, perusahaan juga menggunakan dana dari sumber daya lain yang berasal dari masyarakat konsumen sehingga hal yang wajar jika masyarakat mempunyai harapan tertentu terhadap perusahaan. Pertanggung jawaban sosial berhubungan juga dengan social contract theory. Menurut teori ini, diantara bisnis perusahaan dan masyarakat terdapat suatu kontrak sosial yang secara implisit maupun eksplisit. Dimana dalam kontrak sosial, akuntansi sosial digunakan sebagai serangkaian teknik pengumpulan dan pengungkapan data sehingga memungkinkan masyarakat untuk mengevaluasi kinerja sosial organisasi dalam memberi penilaian mengenai kelayakan operasi organisasi menurut Parker 2002 dalam Cahyonowati 2003. Disamping itu, pertanggung jawaban perusahaan diperlukan untuk menilai apakah kegiatan perusahaan telah memenuhi ketentuan, standar, dan peraturan yang berlaku. Misalnya mengenai polusi, kesehatan dan keselamatan, bahaya pengunaan bahan- bahan yang beracun. Pada saat perusahaan mulai berinteraksi dan dekat dengan lingkungan luarnya masyarakat, maka berkembang hubungan saling ketergantungan dan kesamaan minat serta tujuan antara perusahaan dengan lembaga sosial yang ada. Interaksi ini menyebabkan perusahaan tidak bisa lagi membuat keputusan atau kebijakan yang hanya menguntungkan pihaknya saja. Tetapi perusahaan juga harus memikirkan kebutuhan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan stakeholder needs. Jika tekanan dari stakeholder berpengaruh kuat terhadap kontinuitas dan kinerja perusahaan maka perusahaan harus bisa menyusun kebijakan sosial dan lingkungan yang terlegitimasi Hadi 2011:90. Carrol 1996 dalam Nursahid 2008:17, mengatakan bahwa tanggung jawab sosial yang dilakukan perusahaan ada empat tingkatan. Tingkatan yang paling bawah adalah tanggung jawab ekonomi, tanggung jawab hukum, tanggung jawab etis dan tanggung jawab filantropis. Tanggung jawab ekonomis, sebuah perusahaan harus dapat menghasilkan laba sebagai fondasi untuk dapat mempertahankan eksistensinya dan berkembang, dalam mencapai tujuan menghasilkan laba perusahaan harus bertanggung jawab secara hukum dengan mentaati ketentuan hukum yang berlaku. Perusahaan harus bertanggung jawab secara etis, ini berarti sebuah perusahaan berkewajiban mempraktikkan hal-hal yang baik dan benar sesuai dengan nilai-nilai yang etis, karena itu nilai dan norma masyarakat harus menjadi rujukkan bagi perusahaan dalam menjalankan kegiatan bisnisnya sehari-hari. Lebih dari itu, perusahaan juga mempunyai tanggung jawab filantropis yang mensyarakatkan agar perusahaan dapat memberikan kontribusi kepada masyarakat, agar kualitas hidup masyarakat meningkat sejalan dengan operasi bisnis perusahaan. Satu terobosan besar perkembangan tanggung jawab sosial perusahaan dikemukakan oleh John Elkington 1997 dalam Wicaksono dan Mulya 2008:73 mengungkapkan konsep Triple Bottom Line atau sering dikenal dengan istilah 3P: People-Planet-Profit. People, yang berarti perusahaan mengutamakan kepentingan manusia-manusia yang menjadi pemangku kepentingan perusahaan, dalam hal ini adalah karyawan dan komunitas di sekitar lokasi kegiatan usaha. Kedua adalah Planet, yaitu perusahaan memberikan perhatian yang serius terhadap keberlanjutan lingkungan alam, khususnya melalui reasoning bahwa kelangsungan perusahaan sangat tergantung pada keberlanjutan lingkungan dan sebagai perusahaan yang berbasis sumber daya alam, upaya mempertahankan kelestarian dan keberlanjutan sumberdaya alam environmental sustainability, sekaligus dilihat sebagai upaya memperkuat keberlanjutan usaha business sustainability. Ketiga adalah Profit, yaitu sebagai suatu usaha yang komersial tentu saja perusahaan harus tetap mendapatkan keuntungan. Perusahaan harus mampu menciptakan produk yang kompetitif, yaitu sesuai dengan permintaan pasar, berkualitas tinggi tetapi dapat juga berbiaya murah. Dauman dan Hargreaves 1992 dalam Sulastini 2007:12 menyatakan bahwa tanggung jawab perusahaan dibagi menjadi tiga level sebagai berikut: 1. Basic Responsibility BR Pada level pertama, menghubungkan tanggung jawab yang pertama dari suatu perusahan, yang muncul karena keberadaan perusahaan tersebut seperti; perusahaan harus membayar pajak, memenuhi hukum, memenuhi standar pekerjaan, dan memuaskan pemegang saham. Bila tanggung jawab pada level ini tidak dipenuhi akan menimbulkan dampak yang sangat serius. BR OR SR 2. Organization Responsibility OR Pada level kedua ini menunjukkan tanggung jawab perusahaan untuk memenuhi perubahan kebutuha n ”Stakeholder” seperti pekerja, pemegang saham, dan masyarakat di sekitarnya. 3. Sociental Responses SR Pada level ketiga, menunjukkan tahapan ketika interaksi antara bisnis dan kekuatan lain dalam masyarakat yang demikian kuat sehingga perusahaan dapat tumbuh dan berkembang secara berkesinambungan, terlibat dengan apa yang terjadi dalam lingkungannya secara keseluruhan. Gambar 1. Tingkatan Tanggung jawab Perusahaan Sumber : Dauman dan Hargreaves 1992 dalam Sulastini 2007 Ketiga pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa tanggung jawab sosial adalah suatu bentuk pertanggung jawaban yang seharusnya dilakukan perusahaan, atas dampak positif maupun dampak negatif yang ditimbulkan dari aktivitas operasionalnya, dan mungkin sedikit-banyak berpengaruh terhadap masyarakat internal maupun eksternal dalam lingkungan perusahaan. Selain melakukan aktivitas yang berorientasi pada laba, perusahaan perlu melakukan aktivitas lain, misalnya aktivitas untuk menyediakan lingkungan kerja yang aman bagi karyawannya, menjamin bahwa proses produksinya tidak mencemarkan lingkungan sekitar perusahaan, melakukan penempatan tenaga kerja secara jujur, menghasilkan produk yang aman bagi para konsumen, dan menjaga lingkungan eksternal untuk mewujudkan kepedulian sosial perusahaan.

2.4 Pengungkapan Tanggung jawab Sosial Perusahaan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Tipe Industri, Ukuran Dewan Komisaris dan Profitabilitas Terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

11 143 104

Pengaruh Profitabilitas dan Ukuran Perusahan Terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility Dengan Ukuran Dewan Komisaris Sebagai Variabel Mooderasi Pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar di BEI

0 46 95

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KOMISARIS INDEPENDEN, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, LEVERAGE DAN UKURAN DEWAN KOMISARIS TERHADAP PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

0 27 24

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, UKURAN DEWAN KOMISARIS DAN PROFITABILITAS TERHADAP PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (Studi Empiris pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di BEI)

0 8 22

Pengaruh Tipe Industri, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas dan Leverage terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility (Studi Empiris pada Perusahaan Go Public yang terdaftar di Jakarta Islamic Index Periode 2008-2012)

1 15 123

Pengaruh mekanisme corporate governance, ukuran perusahaan dan profitabilitas perusahaan terhadap pengungkapan corporate social responsibility di dalam laporan sustainability : Studi empiris pada perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-

0 6 156

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, LEVERAGE, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL DAN UKURAN DEWAN KOMISARIS TERHADAP PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, LEVERAGE, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL DAN UKURAN DEWAN KOMISARIS TERHADAP PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (Studi Em

0 4 15

PENGARUH PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN, LEVERAGE, UMUR PERUSAHAAN, DAN DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN DALAM PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

2 6 14

ANALISIS PENGARUH SIZE, LEVERAGE, PROFITABILITAS, DAN UKURAN DEWAN KOMISARIS TERHADAP PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PERUSAHAAN DI INDONESIA PERIODE 2010-2014

0 0 16

PENGARUH JENIS INDUSTRI, UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, DAN UKURAN DEWAN KOMISARIS TERHADAP PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY ARTIKEL ILMIAH

0 0 13