Pengaruh Faktor Predisposisi Terhadap Pemanfaatan Pelayanan KB

BAB V PEMBAHASAN Berdasarkan hasil pengolahan kuantitatif bivariat dan multivariat menunjukkan bahwa dari faktor predisposisi pendidikan, pengetahuan, persepsi, dan keyakinan, faktor pendukung jarak tempat pelayanan, dan biaya pemasangan alat kontrasepsi dan faktor pendorong dukungan suami dan sikap tenaga kesehatan yang memiliki hubungan dan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan KB MKJP di wilayah kerja Puskesmas Pantai Cermin adalah pengetahuan, persepsi, keyakinan, dan dukungan suami.

5.1 Pengaruh Faktor Predisposisi Terhadap Pemanfaatan Pelayanan KB

MKJP di Wilayah Kerja Puskesmas Pantai Cermin 5.1.1 Pengaruh Pendidikan Terhadap Pemanfaatan Pelayanan KB MKJP di Wilayah Kerja Puskesmas Pantai Cermin Hasil penelitian yang dilakukan kepada responden menunjukkan sebanyak 31 responden 31 yang memiliki tingkat pendidikan tinggi, dan sebanyak 69 responden 69 yang memiliki tingkat pendidikan rendah. Hasil yang diperoleh dari tabulasi silang antara pendidikan dengan pemanfaatan KB MKJP diperoleh sebanyak 31 responden yang termasuk berpendidikan tinggi, sebesar 93,5 tidak memanfaatkan pelayanan KB MKJP. Dari 69 responden yang berpendidikan rendah, sebesar 82,6 tidak memanfaatkan pelayanan KB MKJP. Hasil analisis dengan chi-square diperoleh nilai p sebesar 0,145 p0,05 yang berarti tidak ada Universitas Sumatera Utara hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan pemanfaatan pelayanan KB MKJP. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian Fienalia 2011 yang mengatakan bahwa tingkat pendidikan tidak ada hubungan dengan penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang. Tingkat pendidikan seseorang mempengaruhi bagaimana seseorang untuk bertindak dan mencari solusi untuk hidupnya. Keputusan seseorang dalam menentukan alat kontrasepsi yang digunakan tidak selalu dipengaruhi oleh tingkat pendidikan yang dimiliki, banyak faktor lain yang mempengaruhinya. Namun apabila semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka keputusannya dalam memanfaatkan pelayanan KB MKJP juga semakin besar. Tetapi dalam penelitian ini menunjukkan bahwa walaupun peserta KB memiliki pendidikan yang tinggi atau rendah, mereka memutuskan tidak pergi untuk memanfaatkan pelayanan KB MKJP karena tidak mengetahui tentang apa itu KB MKJP dan dimana bisa mendapatkannya. Kemudian apabila semakin tinggi umur maka akan semakin tinggi tingkat pendidikan yang dimiliki namun dalam penelitian ini, semakin tinggi umur peserta KB maka tingkat pendidikan yang mereka miliki rendah. Mayoritas umur yang dimiliki responden yaitu pada umur 26-35 tahun yang termasuk dalam usia reproduksi sehat. Dan peserta KB yang termasuk dalam umur tersebut mayoritas memiliki tingkat pendidikan yang rendah. Mereka kurang memiliki minat untuk memanfaatkan pelayanan KB MKJP. Hal ini dikarenakan menurut mereka, mereka tidak punya waktu karena banyak kegiatan sehingga nantinya mereka tidak akan bisa kerja berat lagi. Peserta KB yang sudah memanfaatkan pelayanan Universitas Sumatera Utara KB MKJP mayoritas pada umur reproduksi tua yaitu 36 – 49 tahun yang mayoritas memiliki tingkat pendidikan yang rendah. Karena mereka sudah tidak ingin punya anak lagi. Sedangkan peserta KB yang berada pada umur repsroduksi muda dan sehat yang memiliki tingkat pendidikan rendah kurang memiliki minat untuk memakai KB MKJP. karena alasan mereka yang mengatakan malas kalau mau melakukan pencabutan-pencabutan lagi dikarenakan masih ingin punya anak lagi dan karena pengetahuan mereka tentang KB MKJP yang kurang. 5.1.2 Pengaruh Pengetahuan Terhadap Pemanfaatan Pelayanan KB MKJP di Wilayah Kerja Puskesmas Pantai Cermin Hasil penelitian yang dilakukan kepada responden menunjukkan sebanyak 39 responden 39 memiliki pengetahuan yang baik, dan sebanyak 61 responden 61 memiliki pengetahuan yang tidak baik. Hasil yang diperoleh dari tabulasi silang antara pengetahuan dengan pemanfaatan pelayanan KB MKJP diperoleh sebanyak 39 responden yang termasuk dalam pengetahuan baik, sebesar 76,9 tidak memanfaatkan pelayanan KB MKJP. Dari 61 responden yang termasuk dalam pengetahuan tidak baik, sebesar 91,8 yang tidak memanfaatkan pelayanan KB MKJP. Hasil analisis dengan chi-square diperoleh p sebesar 0,036 p0,05 yang berarti ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan pemanfaatan pelayanan KB MKJP. Dan hasil uji multivariat menunjukkan terdapat pengaruh pengetahuan terhadap pemanfaatan pelayanan KB MKJP. Hasil penelitian ini sesuai dengan Sitopu 2012 yang mengatakan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan ibu akseptor KB dengan penggunaan alat kontrasepsi. Pendapat ini juga diperkuat dengan penelitian Haloho 2015 yang Universitas Sumatera Utara mengatakan bahwa terdapat hubungan pengetahuan dengan pemanfaatan metode operasi wanita. Apabila peserta KB memiliki pengetahuan yang baik tentang KB MKJP maka akan memutuskan memanfaatkan pelayanan KB MKJP tersebut. Namun dalam penelitian ini masih banyak yang memiliki pengetahuan rendah tentang KB MKJP dikarenakan kurangnya informasi yang didapat mengenai KB MKJP. Dikarenakan menurut pendapat para responden tidak pernah ada penyuluhan dari tenaga kesehatan yang mereka ikuti dan dapatkan. 5.1.3 Pengaruh Persepsi Terhadap Pemanfaatan Pelayanan KB MKJP di Wilayah Kerja Puskesmas Pantai Cermin Hasil penelitian yang dilakukan kepada responden menunjukkan sebanyak 48 responden 48 memiliki persepsi yang baik, dan sebanyak 52 responden 52 memiliki persepsi yang tidak baik. Hasil yang diperoleh dari tabulasi silang antara persepsi dengan pemanfaatan pelayanan KB MKJP diperoleh sebanyak 48 responden yang memiliki persepsi baik, sebesar 77,1 tidak memanfaatkan pelayanan KB MKJP. Dari 52 responden yang memiliki persepsi tidak baik, sebesar 94,2 yang tidak memanfaatkan pelayanan KB MKJP. Hasil analisis dengan chi-square diperoleh p sebesar 0,014 p0,05 yang berarti ada hubungan yang bermakna antara persepsi dengan pemanfaatan pelayanan KB MKJP. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian Pardede 2012 yang menyatakan tidak terdapat hubungan persepsi dengan pemanfaatan pelayanan program KB. Persepsi merupakan bentuk dari interpretasi seseorang tentang apa yang dirasakan dan direncanakan. Persepsi bersifat subjektif karena tergantung pada kemampuan dan keadaan diri individu. Universitas Sumatera Utara Apabila semakin baik persepsi seseorang mengenai KB MKJP maka akan memutuskan untuk memanfaatkan pelayanan KB MKJP. Namun berdasarkan penelitian, peserta KB yang memiliki persepsi baik juga ada yang tidak memanfaatkan pelayanan KB MKJP. Karena mereka takut untuk melakukan operasi atau memasukkan benda kedalam tubuh serta tidak dapat melakukan kerja yang berat lagi apabila memakai alat KB MKJP. Para wanita peserta KB yang tidak memanfaatkan pelayanan KB MKJP di pengaruhi oleh persepsi mereka yang salah tentang KB MKJP. Mereka memiliki persepsi bahwa hanya pasangan yang tidak ingin punya anak lagi saja yang memakai alat KB MKJP tersebut. Para peserta KB di wilayah kerja Puskesmas Pantai Cermin mayoritas memiliki jumlah anak 3-4 orang, namun mereka juga tidak memanfaatkan pelayanan KB MKJP yang ada. Kemudian adanya pengalaman buruk dari para tetangga mereka sehingga mereka tidak memanfaatkan pelayanan KB MKJP tersebut. 5.1.4 Pengaruh Keyakinan Terhadap Pemanfaatan Pelayanan KB MKJP di Wilayah Kerja Puskesmas Pantai Cermin Hasil penelitian yang dilakukan kepada responden menunjukkan sebanyak 37 responden 37 yang merasa yakin, dan sebanyak 63 responden 63 merasa tidak yakin. Hasil yang diperoleh dari tabulasi silang antara keyakinan dengan pemanfaatan pelayanan KB MKJP diperoleh sebanyak 37 responden yang merasa yakin, sebesar 70,3 tidak memanfaatkan pelayanan KB MKJP. Dari 63 responden yang merasa tidak yakin, sebesar 95,2 yang tidak memanfaatkan pelayanan KB MKJP. Hasil analisis dengan chi-square diperoleh p sebesar 0,001 p0,05 yang berarti ada hubungan yang bermakna antara keyakinan dengan Universitas Sumatera Utara pemanfaatan pelayanan KB MKJP. Dan hasil uji multivariat menunjukkan keyakinan memiliki pengaruh terhadap pemanfaatan pelayanan KB MKJP. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian Pardede 2012 yang mengatakan bahwa ada pengaruh keyakinan terhadap pemanfaatan pelayanan program KB. Dalam membentuk keyakinan dibutuhkan juga pengetahuan yang baik. Apabila sudah memiliki pengetahuan yang baik maka akan memiliki keyakinan terhadap sesuatu. Keyakinan individu terhadap suatu alat KB MKJP dalam menentukan pilihan ada karena pengalaman orang lain dalam memilih kontrasepsi MKJP, jika hal buruk terjadi maka akan memepengaruhi keyakinan tersebut begitu juga sebaliknya. Apabila sudah yakin terhadap suatu alat MKJP tersebut maka akan lebih memanfaatkan pelayanan KB MKJP yang ada. Hal ini dibuktikan bahwa berdasarkan hasil penelitian banyak responden merasa tidak yakin terhadap alat MKJP sehingga tidak memanfaatkan pelayanan KB MKJP. Karena didukung juga dengan pengalaman buruk dari ibu – ibu yang sudah menggunakan, seperti berpindahnya alat KB dari tempat awal dipasang. Hal ini didukung oleh agama yang dianut oleh wanita peserta KB, yaitu mayoritas beragama Islam. Mereka mengatakan bahwa adanya larangan untuk menggunakan KB MKJP tersebut dalam pengajian yang mereka ikuti. Sehingga mereka merasa tidak yakin dan kurang percaya. Universitas Sumatera Utara

5.2 Pengaruh Faktor Pendukung Terhadap Pemanfaatan Pelayanan KB

Dokumen yang terkait

Pengaruh Karakteristik Ibu Hamil terhadap Pemanfaatan ANC untuk Deteksi Dini Pre-Eklampsia di Wilayah Kerja Puskesmas Pantai Cermin Kecamatan Tanjung Pura Kabupaten Langkat Tahun 2012

1 102 133

Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Sikap dan Pelayanan KB Dengan Keikutsertaan Pria Dalam Program KB DI Wilayah Kerja Puskesmas Pantai Cermin Kecamatan Pantai Cermin Tahun 2008

5 191 93

Hubungan Tingkat Sosial Ekonomi Dan Pola Asuh Dengan Status Gizi Anak Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Pantai Cermin Kecamatan Tanjung Pura Kabupaten Langkat Tahunb 2008

0 43 71

Hubungan Pola Asuh Ibu Dengan Status Gizi Anak Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Pantai Cermin Kecamatan Tanjung Pura kabupaten Langkat Tahun 2008

5 71 83

Determinan Penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) Pada Akseptor KB Di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang Tahun 2014

4 39 171

Hubungan antara Penggunaan KB Suntik Dengan Tekanan Darah pada Akseptor di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Lalang Kecamatan Tanjung Pura Kabupaten Langkat

0 1 9

B. Pendidikan terakhir responden : 1. Tidak sekolah Tidak tamat SD - Determinan Pemanfaatan Pelayanan KB MKJP di Wilayah Kerja Puskesmas Pantai Cermin Kecamatan Tanjung Pura Langkat Tahun 2015

0 0 32

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Determinan Pemanfaatan Pelayanan KB MKJP di Wilayah Kerja Puskesmas Pantai Cermin Kecamatan Tanjung Pura Langkat Tahun 2015

0 0 32

BAB I PENDAHULUAN - Determinan Pemanfaatan Pelayanan KB MKJP di Wilayah Kerja Puskesmas Pantai Cermin Kecamatan Tanjung Pura Langkat Tahun 2015

0 0 11

DETERMINAN PEMANFAATAN PELAYANAN KB MKJP DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANTAI CERMIN KECAMATAN TANJUNG PURA LANGKAT TAHUN 2015

0 0 17