Persyaratan secara umum yang harus dilakukan agar bisa menjadi akseptor kontrasepsi mantap, yaitu :
a. Sukarela Calon peserta dan pasangan yang akan mengikuti kontrasepsi
mantap harus secara sukarela dan mengikuti pelayanan kontrasepsi mantap atas keinginan sendiri.
b. Bahagia Setiap calon peserta harus terikat dalam perkawinan yang sah
dan telah dianugerahi sekurang-kurangnya 2 orang anak. c. Kesehatan
Setiap calon peserta tidak ditemukan kontraindikasi kesehatan pada dirinya.
Kontrasepsi mantap terdiri dari 2 jenis metode kontrasepsi, yaitu : Metode Operasi Wanita MOW, Metode Operasi Pria MOP.
A. Metode Operasi Wanita MOW Tubektomi
Menurut BKKBN, Metode Operasi Wanita MOW Tubektomi atau dapat juga disebut dengan sterilisasi. MOW merupakan tindakan
penutupan terhadap kedua saluran telur kanan dan kiri yang menyebabkan sel telur tidak dapat melewati saluran telur sehingga sel telur tidak dapat
bertemu dengan sperma sehingga tidak terjadi kehamilan. MOW atau sterilisasi pada wanita adalah suatu cara kontrasepsi
permanen yang dilakukan dengan cara melakukan tindakan dengan cara mengikat dan atau memotong pada kedua saluran telur sehingga
Universitas Sumatera Utara
menghalangi pertemuan sel telur ovum dengan sperma. Mochtar, 1998 dalam Fienalia, 2011
MOW dapat dilakukan pada ibu – ibu pada usia lebih dari 26 tahun
dengan jumlah anak lebih dari 2 orang, yakin telah mempunyai jumlah keluarga yang sudah sesuai dengan kehendaknya, kehamilannya akan
menimbulkan resiko yang serius, pascapersalinan dan pascakeguguran, sudah memahai prosedur, sukarela serta setuju menjalaninya. Pinem, 2009
Menurut Pinem 2009 ada beberapa keuntungan dari MOW antara lain, yaitu :
1. Sangat efektif 0,5 kehamilan per 100 perempuan selama tahun pertama penggunaan.
2. Permanen. 3. Tidak mempengaruhi produksi ASI dan proses menyusui.
4. Tidak dipengaruhi faktor senggama. 5. Baik bagi klien dimana kehamilan menjadi resiko yang
serius. 6. Pembedahan sederhana, dapat dilakukan dengan anastesi
lokal. 7. Tidak ada efek samping dalam jangka panjang.
8. Tidak ada perubahan dalam fungsi seksual tidak ada efek pada produksi hormon ovarium.
Beberapa kerugian dalam penggunaan MOW, yakni : pasangan harus mempertimbangkan sifat permanen dari metode kontrasepsi ini,
Universitas Sumatera Utara
pasien dapat menyesal dikemudian hari, resiko komplikasi kecil meningkat apabia digunakan anastesi umum, rasa sakit atau ketidaknyamanan dalam
jangka pendek setelah tindakan, tidak melindungi diri dari IMS dan HIVAIDS. Meilani dkk, 2010
Pelaksanaan MOW dapat dilaksanakan pada : 1. Setiap waktu selama siklus haid, bila diyakini akseptor tidak
hamil. 2. Hari ke-6 hingga hari ke-13 siklus haid fase proliferasi.
3. Pascapersalinan : minilap, dalam 2 hari atau setelah 6 minggu atau 12 minggu. Sedanglan laparoskopi, tidak tepat
untuk akseptor pascapersalinan. 4. Pascakeguguran : triwulan pertama dalam waktu 7 hari
sepanjang tidak ditemukan infeksi pelvis untuk minilap dan laparoskopi, triwulan kedua dalam waktu 7 hari sepanjang
tidak ada bukti infeksi pelvis untuk minilap saja. Menurut Proverawati dkk 2010 mekanise dari MOW atau
Tubektomi dapat dibagi berdasarkan atas : 1. Saat operasi :
a. Paska keguguran Paska persalinan atau masa interval, dimana dianjurkan 24
jam atau selambat-lambatnya dalam 48 jam setelah bersalin.
Universitas Sumatera Utara
2. Cara mencapai tuba : Laparatomi, Laparatomi mini, dan laparoskopi.
3. Cara penutupan tuba : a. Pomeroy : tuba dijepit pada pertengahannya, kemudian
diangkat sampai melipat. Dasar lipatan diikat dengan sehelai catgut biasa no. 0 atau no. 1. Lipatan tuba
kemudian dipotong di atas ikatan catgut tadi. b. Kroener : fimbria dijepit dengan sebuah klem. Bagian tuba
proksimal dari jepitan diikat dengan sehelai benang sutera, atau dengan catgut yanng tidak mudah direabsorbsi.
Bagian tuba
distal dari
dari jepitan
dipotong fimbriektomi.
c. Irving : tuba dipotong pada pertengahan panjangnya setelah kedua ujung potongan diikat dengan catgut kromik
no. 0 atau 00. Ujung potongan proksimal ditanamkan didalam miometrium dinding depan uterus. Ujung
potongan distal ditanamkan di dalam ligamentum latum. d. Pemasangan cincin falope : dengan aplikator, bagian
isthmus tuba ditarik dan cincin dipasang pada bagian tuba tersebut. Sesudah terpasang lipatan tuba tampak keputih-
putihan oleh karena tidak mendapat suplai darah lagi dan akan menjadi fibrotik.
Universitas Sumatera Utara
Beberapa hal yang harus dilakukan sebelum tindakan operasi tubektomi antara lain :
1. Konseling perihal kontrasepsi dan menjelaskan kepada klien bahwa ia mempunyai hak unutk berubah pikiran setiap waktu
sebelum prosedur dilakukan. 2. Menanyakan riwayat medis yang mempengaruhi keputusan
pelaksanaan operasi atau anestesi antara lain : penyakit- penyakit pelvis, pernah mengalami operasi abdominalpelvis,
riwayat diabetes mellitus, riwayat penyakit paru-paru contohnya asthma, pernah mengalami problem dengan
anestesi, penyakit-penyakit perdarahan, alergi, dan pengobatan yang dijalani saat ini.
3. Pemeriksaan fisik : kondisi-kondisi yang memungkinkan dapat mempengaruhi keputusan pelaksanaan operasi atau anestesi.
4. Pemeriksaan laboratorium sperti pemeriksaan darah lengkap, pemeriksaan urine dan pap smear.
5. Informed consent harus diperoleh. Standard consent form harus ditandatangani oleh suami atau isteri dari calon akseptor
sebelum prosedur dilakukan. Umumnya penandatanganan dokemen Informed consent dilakukan setelah calon akseptor
dan pasangannya mendapatkan konseling. Dokumen juga dapat ditandatanganin oleh saudara atau pihak yang
bertanggungjawab atas klien apabila klien kurang paham atau
Universitas Sumatera Utara
kurang kompeten secara kejiwaan. Apabila calon akseptor buta huruf, maka dapat memberikan cap jempolnya disertai seorang
saksi yang tetap harus ikut menandatanganin dokumen tersebut yang menyatakan bahwa calon akseptor tersebut telah diberi
penjelasan lisan mengenai kontrasepi. Menurut Mulyani dkk dalam Haloho 2015 beberapa hal yang
harus diperhatikan setelah tindakan tubektomi antara lain, yaitu : 1. Pada minggu pertama segeralah kembali jika ada demam
tinggi, ada nanah atau luka berdarah, nyeri, panas, bengkak, luka kemerahan, diare, pingsan atau sangat pusing.
2. Jagalah luka operasi agar tetap kering hingga pembalut dilepas. 3. Memulai aktivitas normal secara bertahap.
4. Hindari hubungan seks hingga merasa cukup. 5. Hhindari mengangkat benda-benda berat dan bekerja keras
selama 1 minggu. 6. Jika sakit, minum analgesik untnuk mengurangi nyerinya.
7. Jadwal kunjungan ulang secara rutin antara 7 dan 14 hari setelah pembedahan.
8. Segera kembali jika merasa hamil, nyeri pada perut atau sering pingsan atau merasa ada keluhan.
B. Metode Operatif Pria MOP atau Vasektomi