Menurut Kardi dan Nur dalam Trianto 2011:142 istilah model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas daripada strategi, metode
atau prosedur.
2. Model Pembelajaran Berbasis Masalah
a. Pengertian Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Pembelajaran Berbasis Masalah menurut Tan dalam Rusman, 2010:229 merupakan inovasi dalam pembelajaran karena didalam PBM kemampuan
berfikir siswa betul-betul dioptimalisasikan melalui proses kerja kelompok atau tim yang sistematis, sehingga siswa dapat memberdayakan, mengasah,
menguji dan
mengembangkan kemampuan
berfikirnya secara
berkesinambungan. Arends 2007:43 menyatakan bahwa esensinya PBL menyuguhkan
berbagai situasi bermasalah yang autentik dan bermakna kepada siswa, yang dapat berfungsi sebagai batu loncatan untuk investigasi dan penyelidikan.
Berdasarkan pengertian di atas, pembelajaran berbasis masalah merupakan model pembelajaran dengan menggunakan masalah riil sebagai
konteks pembelajaran serta sistem kerja individu atau pengelompokkan peserta didik menjadi tim-tm kecil. Dimana keberhasilan kerja sangat
ditentukan oleh keaktifan dari setiap anggota kelompok. Dengan demikian setiap anggota kelompok mempunyai tanggung jawab terhadap masalah
yang sedang dipelajari. Untuk mencapai pembelajaran secara optimal,
pembelajaran berbasis masalah perlu dirancang dengan baik, mulai dari mempersiapkan masalah yang sesuai dengan materi yang akan
dikembangkan di kelas, memunculkan masalah dari peserta didik serta instrumen penilaian yang diperlukan.
b. Karakteristik dan Ciri-ciri Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Pembelajaran berbasis masalah dapat diartikan sebagai suatu rangkaian aktvitas pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian
masalah yang dihadapi dengan kemampuan berfikir dan kemampuan analisis secara ilmiah. Menurut Mattews melalui aktivitas secara fisik pengetahuan
siswa secara aktif dibangun berdasarkan pengalaman atau bahan yang dipelajari dengan pengetahuan yang telah dimiliki dan ini berlangsung secara
mental Suparno, 1997-56 Kemampuan berfikir dapat didefinisikan sebagai proses kognitif yang
dipecah-pecah kedalam langkah-langkah nyata yang kemudian dijadikan pedoman berfikir. Satu contoh kemampuan berfikir adalah menarik
kesimpulan, yang didefinisikan sebagai kemampuan untuk menghubungkan berbagai petunjuk serta fakta atau informasi dengan teori yang telah dimiliki
untuk membuat hasil akhir yang sudah terumuskan. Bridges dan Charlin menggariskan beberapa ciri-ciri utama model
Pembelajaran Berbasis Masalah adalah Pembelajaran berpusat dengan masalah, masalah yang digunakan merupakan masalah dunia yang
sebenarnya, pengetahuan yang diharapkan dicapai oleh siswa saat proses
pembelajaran, serta para siswa bertanggung jawab terhadap proses pembelajaran mereka sendiri Suparno, 1997:65.
Terdapat tiga ciri utama dari pembelajaran berbasis masalah. Pertama,
pembelajaran berbasis masalah merupakan serangkai aktivitas pembelajaran. Kedua, aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah.
Ketiga, pemecahan masalah dilakukan dengan mengunakan pendekatan berpikir secara ilmiah.
1 Pembelajaran berbasis masalah merupakan serangkaian aktivitas
pembelajaran. Dalam implementasi pembelajaran berbasis masalah ada sejumlah kegiatan yang dilakukan peserta didik. Peseta didik tidak
hanya sekedar mendengarkan, mencatat kemudian menghafal, akan tetapi peserta didik aktif berfikir, berkomunikasi, mencari serta
mengolah data dan akhirnya menyimpulkan masalah yang sedang menjadi kajian materinya.
2 Aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah.
Pembelajaran berbasis masalah menempatkan masalah pada proses pembelajarannya. Artinya tanpa adanya masalah yang disajikan dalam
proses pembelajaran, maka tidak mungkin adanya proses pembelajaran yang berlangsung.
3 Pemecahan masalah yang dilakukan dengan menggunakan pendekatan
berfikir secara ilmiah.
Berfikir dengan menggunakan metode ilmiah adalah proses berfikir deduktif dan induktif. Proses berfikir ini dilakukan secara sistematis dan
empiris. Sistematis artinya berfikir ilmiah dilakukan melalui tahapan- tahapan tertentu, sedangkan empiris artinya proses penyelesaian
masalah didasarkan pada data dan fakta yang jelas. Ciri-ciri pembelajaran berbasis masalah menurut Wardhani dalam
Supinah dan Sutanti, 2010:45 adalah sebagai berikut: 1
Pengajuan pertanyaan atau masalah. Pertanyaan dan masalah
yang diajukan pada awal kegiatan pembelajaran adalah yang secara sosial penting dan secara pribadi bermakna bagi siswa.
2
Berfokus pada keterkaitan antar disiplin. Masalah yang diangkat
hendaknya dipilih yang benar-benar nyata sehingga dalam pemecahannya siswa dapat meninjaunya dari banyak mata
pelajaran.
3
Penyelidikan autentik. Penyelidikan autentik, berarti Peserta didik
dituntut untuk menganalisis dan mendefinisikan masalah, mengembangkan hipotesis dan membuat ramalan, mengumpulkan
dan menganalisis
informasi, melakukan
eksperimen jika
diperlukan, membuat inferensi, dan merumuskan kesimpulan. Metode yang digunakan tergantung pada masalah yang dipelajari.
4
Menghasilkan produk atau karya dan memamerkannya. Peserta
didik dituntut untuk menghasilkan produk tertentu dalam bentuk karya nyata atau artefak. Artefak yang dihasilkan antara lain dapat
berupa transkrip debat, laporan, model fisik, video, program komputer. Siswa juga dituntut untuk menjelaskan bentuk
penyelesaian masalah yang ditemukan. Penjelasan antara lain dapat dilakukan dengan presentasi, simulasi, peragaan.
c. Tujuan Pembelajaran Berbasis Masalah