Perluasan pengajaran dan mobilitas sosial

berarti perubahan status atau pekerjaan seseorang naik dari tingkat bawah ke tingkat yang lebih atas. Tabel 1.4 Susunan kepagawaian berdasarkan golongan penduduk dalam persentase 1938 Golongan penduduk Pegawai rendah Pegawai menengah rendah Pegawai menengah tinggi Pegawai tinggi 1 2 3 4 . Eropa . ndonesia . ndonesia yang telah dipersamak an dengan Eropa . Timur Asing , , , , , , , , , , , , , , , , Jumlah 100 100 100 100

4. Kebijakan pemerintah

Kolonial dalam bidang keagamaan Pemerintah kolonial Belanda merasa perlu memberikan perhatian khusus dalam menghadapi masyarakat ndonesia yang mayoritas beragama islam. Dalam sejarah kolonial Belanda, ternyata ideologi slam merupakan kekuatan yang besar sekali dalam mengadakan perlawanan terhadap kekuatan asing di berbagai daerah. Contohnya Perang Padri, Perang Diponegoro, Perang Aceh, serta pemberontakan petani seperti peristiwa Cilegon dan Cimareme, semua dipimpin oleh pemuka slam dan dijiwai oleh ideology slam. Snouck urgronje yang telah mempelajari slam secara cukup mendalam tiba di Nusantara pada tahun . Sejak saat itu, politik terhadap slam atas nasihatnya mulai didasarkan atas fakta‐fakta dan bukan atas rasa takut belaka. a mengemukakan bahwa tidak setiap pemimpin slam bersikap bermusuhan dengan pemerintah colonial dan orang yang baru pulang naik haji tidak dengan sendirinya menjadi orang fanatic dan suka memberontak. Kebijakan yang diajukan oleh Snouck urgronje ini merupakan bagian dari pandangan tentang masa depan Nusantara. Menurutnya, orang slam di Nusantara hanya dapat menerima pemerintahan asing secara terpaksa. Dalam menghadapi slam, penguasa colonial dapat mengharapkan dukungan dari kaum adat. Akan tetapi, golongan itu tidak kuasa menahan pengaruh, baik dari perkembangan slam maupun dari proses modernisasi sehingga politik ini pun tidak dapat diharapkan untuk mencapai tujuan jangka panjang. a menyarankan agar dilakukan perubahan masyarakat ndonesia menjadi masyarakat yang dimodernkan dengan budaya barat westernisasi . Kejadian‐kejadian sekitar tahun ‐ ketika Sarekat slam sedang berkembang pesat, menunjukkan betapa peranan ideology slam dalam menggerakkan rakyat. Ternyata untuk masyarakat tradisional perbedaan yang diuat oleh Snouck urgronje tidaklah sesuai. Walaupun demikian, beberapa pejabat seperti Snouck urgronje, Rinkes, Gonggrijp menyarankan agar Sarekat slam diakui pendiriannya karena mereka berpandangan bahwa keberadaan Sarekat slam merupakan kebangkitan suatu bangsa untuk menjadi dewasa, baik dalam bidang politik maupun sosial. Organisasi slam berikutnya yang muncul setelah Sarekat slam adalah Muhammadiyah. Organisasi ini bersifat reformis dan nonpolitik. Kegiatan‐kegiatannya dipusatkan dalam bidang pengajaran, kesehatan rakyat, dan kegiatan sosial lainnya.

5. Kehidupan Pendidikan

Membicarakan kehidupan pendidikan pada zaman kolonial tidak akan bisa dipisahkan dari adanya politik etis. Politik ini bertujuan memajukan dan menyejahterakan kehidupan rakyat ndonesia. Pencetus politik ini adalah Conrod Theodore van Deventer pada tahun . Dia melontarkan kritik dengan menulis artikel di majalah, dalam artikelnya beliau menuliskan bahwa kemakmuran yang di dapatkan Belanda merupakan hasil jerih payah penduduk pribumi, baik melalui tanam paksa, kerja rodi, pajak, dan pemaksaan lainya. Oleh karena itu sudah sepantasnya apabila hutang budi kepada rakyat ndonesia tersebut dibayar kembali. Politik ini dilaksanakan melalui tiga program, yaitu : Edukasi, Edukasi pendidikan yaitu : peningkatan pendidikan Irrigation, Irigasi pengairan yaitu : pembangunan sarana pengairan