Susunan semacam itu dipertahankan terus sehingga VOC dapat melaksanakan monopoli perdagangannya dan menarik pajak
melalui Raja dan Bupati. Oleh karena itu, VOC selalu turut campur tentang masalah pergantian Raja dan Bupati yang bisa berpihak
kepada VOC. Dalam melaksanakan tugas‐tugas dari VOC, raja dan bupati selalu mendapat pengawasan oleh residen atau asisten
residen.
c. Kemunduran VOC
Kemunduran dan kebangrutan VOC terjadi sejak awal abad ke‐ . al ini disebabkan oleh hal‐hal sebagai berikut :
Banyak korupsi yang dilakukan oleh pegawai‐pegawai VOC Anggaran pegawai terlalu besar sebagai akibat makin luasnya
wilayah kekuasaan VOC
Biaya perang untuk memadamkan perlawanan rakyat sangat besar
Persaingan dengan kongsi dagang bangsa lain, misalnya kongsi dagang Prancis compagnie des Indies dan kongsi dagang
nggris East Indian Company
Utang VOC yang sangat besar Pemberian deviden kepada pemegang saham walaupun
usahanya mengalami kemunduran.
Berkembangnya paham liberalisme sehingga monopoli perdangangan yang diterapkan VOC tidak sesuai lagi untuk
diteruskan.
Pendudukan Prancis terhadap negeri Belanda pada tahun . Prancis memiliki musuh utama nggris yang berada di
ndia dan meluaskan jajahanya ke Asia Tenggara. Badan seperti VOC tidak dapat diharapkan terlalu banyak dalam menghadapi
nggris sehingga VOC harus dibubarkan.
Untuk mengatasi berbagai kendala dan permasalahan tersebut, VOC segera meminta bantuan berupa pinjaman uang kepada
pemerintah Belanda. Dalam perkembangan selanjutnya, VOC tidak memiliki pemasukan, sehingga utang VOC kepada pemerintah
Belanda semakin menumpuk dan tidak mungkin sanggup untuk membayarnya. Setelah melihat ketidakberesan dalam tubuh
kongsi dagang tersebut, Pemerintah Republik Bataaf segera memberikan keputusan untuk membubarkan VOC pada tanggal
Desember
Pada tahun dibentuk panitia pembubaran VOC. Pada
tahun itu pula hak‐hak istimewanya VOC octroi dihapus. VOC dibubarkan pada tanggal Desember
dengan kerugian dan hutang yang sangat banyak. Selanjutnya semua hutang dan
kekayaan VOC di ambil alih oleh Pemerintahan Kerajaan Belanda.
3. Pemerintahan Kolonial Hindia Belanda
Politik Kolonial Belanda di Nusantara sejak tahun sampai
terombang ambing antara dua gagasan, yaitu Imperialisme modal
dan Imperialisme dagang. mperialisme modal hanya mengejar keuntungan semata dan memberi upah yang sangat rendah,
sedangkan mperialisme dagang berupaya meningkatkan daya beli masyarakat pribumi agar dapat membeli barang‐barang dagangan
dari penjajah.
Oleh karena Nusantara berada di bawah ancaman nggris yang berkuasa di ndia, Napoleon membutuhkan orang yang kuat dan
berpengalaman militer untuk mempertahankan jajahanya di Nusantara. Oleh karena itu Louis Napoleon mengangkat erman
William Deandels sebagai Gubernur jendral di Nusantara. Deandels mulai menjalankan pemerintahanya pada tahun
dengan tugas utama mempertahankan pulau Jawa dari serangan nggris.