Penokohan Fakta Cerita Wayang Gombal Lakon Cantrik Janaloka

4.1.2 Penokohan

Penokohan merupakan cara pengarang menggambarkan tokoh atau pelaku dalam suatu cerita. Tokoh dalam cerita seperti halnya manusia dalam kehidupan sehari-hari, selalu memiliki watak-watak tertentu. Watak yang dimiliki oleh tokoh-tokoh cerita tentunya berbeda antara tokoh yang satu dengan yang lain. Hal itu dapat dilihat dari ucapan atau perilaku yang dilakukan oleh para tokoh tersebut. 1 Cantrik Janaloka Janaloka merupakan salah satu cantrik di pretapan Andongcinawi atau Gambir Sakethi. Tokoh Cantrik Janaloka mempunyai sifat patuh terhadap perintah gurunya. Ia selalu berusaha menjaga amanat untuk melindungi Pregiwa dan Pregiwati bahkan sampai akhir hayatnya. Selain mempunyi sifat yang patuh kepada gurunya, Cantrik Janaloka juga mempunyai sifat yang licik. Ia memanfaatkan keadaan itu untuk kepentingan pribadi agar bisa berdekatan dengan gadis-gadis cantik itu, hal ini bisa menjadi alasan untuk menghindar dari kejaran polisi Kurawa. Dirinya dianggap bersalah karena telah merongrong kewibawaan pemerintah. 2 Arjuna Dalam dunia pewayangan Arjuna merupakan tokoh yang berjiwa kesatriya dan berbudi luhur. Namun dalam lakon Cantrik Janaloka tokoh Arjuna mempunyai sifat gemar mencari istri lalu ditinggal begitu saja. Arjuna menikahi Dewi Sumendang putri dari Begawan Sidik Wacana di Gambir Sakethi. Pernikahannya dengan Dewi Sumendang menghasilkan dua gadis bernama Pregiwa dan Pregiwati. Selama menjadi menantu Begawan dari Gambir Sakethi Arjuna hanya dua kali mengunjungi Pregiwa dan Pregiwati. Sifat Arjuna yang gemar mencari istri dapat dilihat dalam kutipan seperti di bawah ini. “Nanging yen cumpen, ora isan-isin Harjuna trethekan mlebu perkampungan ngereki para endang putrine begawan lan pandhita. Nanging sawise kasil lan katog pulang resmi karo kembange pretepan, satriya panengah Pandhawa kuwi terus nggeblas gak balik- balik maneh.” Jaya Baya No.23 Minggu 1 Februari 2010 Terjemahan “Tetapi kalu sedang terbatas, tidak malu-malu Arjuna memasuki perkampungan mendekati anaknya para Begawan dan pandhita. Tetapi kalau sudah berhasil mendapatkan gadis dari pretepan, satria pertengahan Pandhawa itu lalu pergi dan tidak pernah kembali.” Kekecewaan ayah mertuanya, Begawan Sidik Wacana terhadap tindakan menantunya yang tidak pernah memberi nafkah kepada anak dan istrinya juga melukiskan sifat Arjuna yang tidak perhatian kepada keluarganya. Hal ini tersirat dalam kutipan sebagai berikut. “Kamangka jan-jane sang Begawan uga anyel duwe mantu model Harjuna iku. Ora patut temen, ingatase dadi tokoh penting pandhawa tur keceh dhuwit, duwe anak bojo ana pretepan ora diurus.” Jaya Baya No.23 Minggu 1 Februari 2010 Terjemahan “Sebenarnya sang Begawan juga kecewa mempunyai menantu seperti Arjuna itu. Sangat tidak pantas, menjadi tokoh penting pandhawa dan banyak uang, memiliki anak istri di pretepan tidak diurus.” Arjuna juga merupakan tokoh yang tidak bertanggungjawab kepada keluarganya. Ia menganggap seorang istri sebagai sebuah pabrik. Jika Arjuna sudah tidak membutuhkan ia mencampakan istrinya begitu saja. Dalam hal ini Begawan Sidik Wacana sangat menyayangkan tindakan menantunya itu seperti ucapan Begawan Sidik di bawah ini. BSW: “Iki mantu cap apa? Bojo mung dianggep kayadene pabrik wae. Yen wis produksi lan dilempar nyang pasaran, bar” Jaya Baya No.23 Minggu 1 Februari 2010 Terjemahan BSW : “Ini menantu seperti apa? Istri hanya dianggap seperti pabrik saja. Kalau sudah produksi dan dilempar di pasaran, selesai” 3 Pregiwa dan Pregiwati Pregiwa dan Pregiwati adalah anak Arjuna. Tokoh Pregiwa dan Pregiwati merupakan tokoh yang keras kepala. Mereka mempunyai sifat tidak patuh pada nasehat orang tua dan suka memaksakan kehendak. Sifat keras kepala mereka terlihat ketika mereka tidak menghiraukan nasihat eyangnya dan memaksa ingin menenmui orang tuanya. Gambaran sifat kedua mereka dapat dilihat dari kutipan di bawah ini. “… pangrimuke keng eyang ora mempan. Sakarone tetep mothah kepengin ketemu wong tuwane, Raden Harjuna.” Jaya Baya No.23 Minggu 1 Februari 2010 Terjemahan: “… rayuan dari eyang tidak mempan. Keduanya tetap bersikeras mau bert emu dengan orang tuanya. Raden Arjuna.” 4 Begawan Sidik Wacana Begawan Sidik Wacana adalah seorang Begawan di Gambir Sakethi. Ia adalah guru Cantrik Janaloka. Dalam lakon Cantrik Janaloka tokoh Begawan Sidik mempunyai sifat bijaksana, suka mengalah dan penyayang terhadap cucunya. Hal ini tercermin saat ia dengan sabar menasehati cucunya agar tidak menemui Arjuna. Namun, karena Pregiwa dan Pregiwati tetap memaksa, akhirnya mengijinkan kedua cucunya menemui orang tuanya dengan mengutus Cantrik Janaloka untuk mengawalnya. 5 Patih Sengkuni Patih Sengkuni adalah tokoh yang jahat. Ia berusaha menculik Pregiwa untuk dinikahkan dengan Sarjokesuma. Selain ingin menculik ia juga suka membunuh. Patih Sengkuni membunuh Cantrik Janaloka secara keji karena Cantrik Janaloka tidak mau menyerahkan Pregiwa kepada Patih Sengkuni. 6 Gatutkaca Dalam lakon ini Gatutkaca merupakan tokoh yang baik hati dan suka menolong. Hal ini dapat diketahui ketika Gatutkaca mau menguburkan jasad Cantrik Janaloka. Keterlibatan Gatutkaca sangat sedikit, karena hanya muncul sekali saja yaitu saat datang menyelamatkan Pregiwa dan Pregiwati dari Patih Sengkuni yang ingin membawa Pregiwa.

4.1.3 Alur Plot