Sasaran Penelitian Teknik Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode komparasi. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan karya sastra sehingga diketahui persamaan dan perbedaan yang terdapat dalam karya sastra tersebut. Metode dalam studi sastra perbandingn pada dasarnya adalah kritik sastra yang objek telaahnya lebih dari satu. Masing-masing objek harus dianalisis atau dikaji dengan teori yang sesuai dengan persoalan yang ada di dalam karya sastra, untuk kemudian hasil analisis tersebut dibandingkan. Penelitian ini menganalisis teks cerita wayang gombal lakon Cantrik Janaloka dan Carita Baratayuda sehingga ditemukan struktur dan dibandingkan persamaan dan perbedaan serta dianalisis latar belakang perbedaan tersebut. Unsur-unsur pembangun cerita yang akan dibandingkan dalam cerita wayang gombal lakon Cantrik Janaloka dengan Carita Baratayuda yaitu tokoh Arjuna yang dinarasikan pada wayang gombal dan Carita Baratayuda.

3.2 Sasaran Penelitian

Sasaran penelitian ini adalah titik temu tokoh Arjuna dalam cerita wayang gombal dan Carita Baratayuda berdasarkan fakta cerita. Data dalam penelitian ini berupa fakta cerita yang terdiri dari plot, tokoh dan penokohan, dan latar yang terdapat wayang gombal dan Carita Baratayuda. Sumber data penelitian ini berupa buku teks cerita wayang Carita Baratayuda gubahan Purwadi yang terbitkan oleh Cendrawasih cetakan pertama tahun 2010 dengan tebal 96 halaman dan teks cerita wayang gombal lakon Cantrik Janaloka yang dimuat pada majalah Jaya baya edisi No.23 Minggu I Februari 2010 hal 17 dan 38.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik baca dan catat. Data diperoleh dengan pembacaan heruistik dan hermeneutik. Pembacaan heuristik yaitu pembacaan karya sastra pada sistem semiotik tingkat pertama. Kerja heuristik menghasilkan pemahaman makna secara harfiah, actual meaning. Pembacaan hermeneutik atau retroaktif adalah pemahaman karya pada tataran semiotik tingkat kedua. Artinya, berdasarkan makna dari hasil kerja heuristik di atas, dicobatafsirkan makna tersiratnya, signifikasinya. Hubungan antara heuristik dengan hermeneutik dapat dipandang sebagai hubungan yang bersifat gradasi sebab kegiatan pembaca atau kerja hermeneutik haruslah didahului oleh pembacaan heuristik. Kerja hermeneutik yang oleh Riffaterre disebut juga sebagai pembaca retroaktif, memerlukan pembacaan berkali-kali dan kritis Nurgiyantoro, 2000: 33. Membaca heuristik dilakukan untuk menangkap makna secara harfiah yang berupa kode bahasa. Melalui membaca heuristik, dapat diketahui bagaimana jalan cerita dan isi wayang gombal dan Carita Baratayuda secara garis besar. Melalui pembacaan hermeneutik, dapat diketahui makna wayang gombal dan Carita Baratayuda secara mendalam dengan mencatat hal-hal yang penting. Pembacaan tersebut dilakukan untuk mengumpulkan data mengenai kesamaan tokoh Arjuna antara wayang gombal dengan Carita Baratayuda.

3.4 Teknik Analisis Data