4.2 Fakta Cerita dalam Lakon Carita Bharatayuda
4.2.1 Tokoh
Dalam lakon Carita Bharatayuda ragam tokoh dapat dideskripsikan sebagai berikut:
1 Peranan yang berbeda
a Tokoh utama complex character
Tokoh utama dalam lakon Carita Bharatayuda adalah Pandhawa dan Kurawa. Pandhawa berarti keturunan Pandhu berjumlah lima orang yaitu
Yudhistira, Wekudara, Arjuna, Nakula dan Sadewa. Kurawa artinya keturunan darah kuru berjumlah seratus orang putra sulungnya bernama
Duryudana. Keduanya dapat dikategorikan sebaga tokoh utama karena paling banyak
diceritakan dan selalu berhubungan dengan tokoh-tokoh lain, tetapi kadar keutamaannya tidak sama. Pandhawa lebih utama daraipada Kurawa, karena
Pandhawa lebih mendominasi, lebih banyak diceritakan, dan lebih banyak penagaruhnya terhadap perkembangan plot. Semantara Kurawa dikategorikan
sebagai tokoh utama yang tambahan karena kehadirannya juga banyak diceritakan, banyak berhubungan dengan Pandhawa mempengaruhi
perkembangan plot. Dari segi cerita dapat dikatakan bahwa cerita ini mengisahkan peperangan saudara antara Pandhawa dan Kurawa.
b Tokoh tambahan atau pembantu Simple character
Tokoh pembantu pada lakon Carita Bharatayuda diduduki beberapa tokoh antara lain: Dewi Kunthi, Raden Setyaki, Bathara Kanwa, Janaka,
Ramapalasu, dan Bathara Naradha, Dewi Kunthi, Raden Utara, Raden Sweta, Lesmanamandrakumara, Dewi Surtikanthi, dan Dewi Setyawati. Kehadiran
mereka untuk melengkapi dan mendukung kehadiran Pandhawa dan Kurawa. 2
Perwatakan a
Tokoh Protagonis Tokoh protagonis adalah pelaku yang yang memiliki watak baik sehingga
disenangi pembaca. Tokoh protagonis menampilkan sesuatu yang suatu yang sesuai dengan pandangan dan harapan-harapan pembaca. Tokoh yang
memiliki watak baik pada lakon Carita Baratayuda adalah Prabu Puntadhewa, Raden Wekudara, Raden Arjuna, Nakula, Sadewa, Prabu
Matswapati, Sri Bathara Kresna, Raden Abimanyu, Dewi Wara Srikandhi, Raden Dresthajumna, dan Gathutkaca. Tokoh-tokoh tersebut berada di pihak
Pandhawa menjadi sekutu Pandahawa ketika perang Bharatayuda untuk memperjuangkan hak Pandhawa atas sebagian wilayah Astina dan Amarta.
b Tokoh Antagonis
Tokoh antagonis adalah tokoh penyebab konflik dan merupakan lawan dari tokoh protagonis. Dalam lakon Carita Baratayuda tokoh protagonis
diduduki oleh beberapa tokoh antara lain: Prabu Duryudana, Raden Dursasana, Patih Sengkuni, Beghawan Bhisma, Pandhita Durna, Resi Kerpa,
Lesmanamandrakumara, dan Aswatama. Mereka melakukan pembrontakan terhadap Pandhawa yang merupakan tokoh protagonis. Dengan berbagai cara
mereka membantu Duryuna mengambil hak Pandhawa atas sebagain Negara Astina dan Amarta.
3 Perubahan dan perkembangan batin dalam seluruh penampilan.
a Tokoh dinamis
Tokoh dinamis adalah tokoh cerita yang memiliki perubahan dan perkembangan batin dalam keseluruhan penampilannya. Tokoh dinamis
dalam lakon Carita Baratayuda adalah Beghawan Bhisma, Prabu Salya, Pandhita Durna, Resi Kerpa, Raden Wekudara, dan Dewi Wara Srikandhi.
Beghawan Bhisma, Prabu Salya, Pandhita Durna dan Resi Kerpa adalah para sesepuh Astina. Dalam hati mereka tidak menginginkan Perang
Bharatayuda terjadi tetapi karena Duryudana tetap keras kepala tidak mau membagi hak separuh tanah kepada Pndhawa akhirnya mereka mau
berperang atas nama Kurawa. Raden Werkudara adalah salah satu tokoh Pandhawa yang pemberani,
suka menolong dan menyayangi kepada saudara-saudarayanya tetapi karena sejak kecil Duryudana selalu berbuat jahat kepada dirinya dan saudaranya ia
menjadi seseorang yang brutal ketika membunuh Dursasana dan Duryuna. Tokoh Dewi Wara Srikandhi adalah perwujudan reinkarnasi dari Dewi
Amba. Diceritakan Beghawan Bhisma yang ketika masih muda bernama Raden Dewabrata tidak sengaja membunuh Dewi Amba. Hal itu terjadi ketika
Dewi Amba memaksa ingin dinikahi oleh Raden Dewabrata tetapi karena Raden Dewabrata sudah niat dalam hatinya ingin menjadi Brahmacharin, ia
tidak akan menikah. Setelah kejadian itu sukma Dewi Amba ingin membalas perbuatan Dewabrata pada perang Bharatayuda dalam wujud Dewi Srikandi.
b Tokoh statis
Tokoh statis adalah tokoh yang tidak mengalami perubahan dan perkembangan perwatakan sebagai akibat adanya peristiwa-peristiwa yang
akan terjadi. Dalam tokoh statis dikenal adanya tokoh hitam dan tokoh putih. Pada lakon Carita Baratayuda yang ditermasuk dalam tokoh hitam adalah
Prabu Duryudana, Raden Dursasana dan Patih Sengkuni. Kedua tokoh tersebut sejak dari awal kemunculannya hingga akhir cerita terus-menerus
bersifat jahat dan licik. Sedangkan yang termasuk ke dalam tokoh putih adalah Prabu Punthadewa. Ia berdarah putih sehingga kemunculannya dari
awal hingga akhir bersifat jujur, tidak mau berbohong, tidak pernah marah, dan sabar.
4.2.2 Penokohan