27
Dimana: V1 = Volume sebelum hentakan V2 = Volume setelah hentakan
Persyaratan: Granul akan mempunyai sifat alir yang baik jika mempunyai indeks tap lebih kecil 20 Lachman, dkk., 1994.
3.10 Evaluasi Tablet 3.10.1 Uji kekerasan tablet
Alat: Strong Cobb Hardness Tester Copley Tablet diletakkan pada tempat yang tersedia pada alat dengan posisi tidur,
alat diatur, kemudian ditekan tombol start. Pada saat tablet pecah angka yang tertera pada layar digital dicatat. Percobaan ini dilakukan untuk 5 tablet.
Persyaratan: Kekerasan tablet antara 4-8 kg Soekemi, dkk., 1987.
3.10.2 Uji kerapuhan friabilitas
Alat: Friabilator Copley Sebanyak 20 tablet yang telah dibersihkan dari debu ditimbang W1,
kemudian kerapuhannya diuji di dalam alat uji friabilitas dengan putaran 25 rpm selama 4 menit. Tablet dikeluarkan dan dibersihkan dari debu. Bobot akhir
ditimbang W2. kerapuhan = w
1-
w
2
w
1
x 100 Persyaratan: kehilangan berat tablet
≤ 0,8 Voight, 1994.
3.10.3 Uji waktu hancur
Alat: Desintegration Tester Copley Dimasukkan 6 tablet pada masing-masing tabung di keranjang, lalu
letakkan 6 tablet dengan cakram penuntun di atasnya dan dijalankan alat.
28
Dicelupkan pada air dengan suhu 37 C ±1
C dengan tinggi air tidak boleh kurang dari 15 cm, sehingga tabung dapat dinaik turunkan secara teratur 30 kali
permenit. Pada kedudukan tertinggi, kawat kasa tepat pada permukaan air, angkat keranjang dan amati seluruh tablet. Tablet dinyatakan hancur jika tidak ada lagi
tablet yang tertinggal pada kawat kasa dan dicatat waktu setiap tablet hancur. Persyaratan: waktu yang dibutuhkan untuk menghancurkan keenam tablet
tidak boleh lebih dari 15 menit Ditjen POM, 1979. 3.10.4 Penetapan kadar
3.10.4.1 Penentuan kurva serapan dan linieritas kurva kalibrasi allopurinol dalam larutan HCl 0,1 N
a. Pembuatan larutan induk baku dalam HCl 0,1 N
Ditimbang 25 mg bahan baku Allopurinol, dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 ml. Ditambahkan sedikit HCl 0,1 N dikocok sampai larut, lalu
dicukupkan HCl 0,1 N dengan sampai garis tanda, konsentrasi teoritis adalah 500 mcgml LIB I. Selanjutnya dipipet sebanyak 10 ml dari LIB I lalu dimasukkan
ke dalam labu tentukur 50 ml lalu dicukupkan dengan HCl 0,1 N sampai garis tanda, kemudian dikocok hingga homogen, sehingga diperoleh larutan dengan
konsentrasi teoritis 100 mcgml LIB II.
b .Pembuatan kurva serapan dalam HCl 0,1 N
Dipipet LIB II sebanyak 2 ml, lalu dimasukkan kedalam labu tentukur 25 ml dan ditambahkan larutan HCl 0,1 N hingga garis tanda, kemudian dikocok
homogen sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi teoritis 8 mcgml. Diukur pada panjang gelombang 200 - 400 nm dan sebagai blanko digunakan HCl 0,1 N.
29
c. Pembuatan kurva kalibrasi
Dipipet LIB II sebanyak konsentrasi 100 mcgml masing-masing 1,5 ml; 2,5 ml; 3,5 ml;4,5 ml; dan 5,5ml. Masing-masing dimasukkan ke dalam labu
tentukur 50 ml, dicukupkan dengan HCl 0,1 N sampai garis tanda. Dikocok homogen sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 3,0 µgml; 5,0 µgml; 7,0
µgml; 9,0 µgml; 11,0 µgml. Diukur serapannya pada panjang gelombang
maksimum. 3.10.4.2 Penetapan kadar allopurinol
Ditimbang 20 tablet, dicatat beratnya, kemudian digerus sampai homogen. Ditimbang sejumlah serbuk setara dengan 50 mg Allopurinol, kemudian
dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 ml, tambahkan sedikit HCl 0,1 N kocok hingga larut, tambahkan HCl 0,1 N sampai garis tanda, konsentrasi teoritis 500
mcgml. Saring dengan kertas saring, filtrat pertama dibuang 10 ml. Dari larutan ini pipet 10 ml, masukkan ke dalam labu tentukur 50 ml,
encerkan dengan HCl 0,1 N sampai garis tanda. Diperoleh konsentrasi Allopurinol 100 mcgml. Selanjut nya dipipet 2 ml. filtrat dimasukkan ke dalam labu tentukur
25 ml dan dicukupkan dengan HCl 0,1 N sampai garis tanda dikocok hingga homogen maka konsentrasi teoritis allopurinol 8 mcgml. Kemudian ukur
serapannya pada panjang gelombang maksimum yang diperoleh, menggunakan HCl 0,1 N sebagai blanko. Selanjutnya dihitung kadar alopurinol di dalam sampel
menggunakan persamaan garis regresi. Persyaratan: tablet alopurinol mengandung Allopurinol C
5
H
4
N
4
O tidak kurang dari 93,0 dan tidak lebih dari 107,0 dari jumlah yang tertera pada
etiket Ditjen POM, 1995.
30
3.10.5 Keragaman sediaan