48
88,000 90,000
92,000 94,000
96,000 98,000
100,000 102,000
104,000 106,000
108,000
F1 F2
F3 F4
F5 F6
F7
K es
er agam
an
K an
dungan
Formula
sebesar 105,518 , F5 sebesar 98,022 , F6 sebesar 98,514 , F7 sebesar 97,368. Hasil keseragaman kandungan dari formula F1 sampai F7 berbeda-
beda.
Gambar 4.12
Keseragaman kandungan tablet allopurinol dengan presentase bahan pengikat berbeda
Perbedaan keseragaman kandungan tablet terjadi karena perbedaan jumlah pengisian bahan obat kedalam ruang cetak yang dipengaruhi oleh sifat alir granul
sehingga tablet yang dihasilkan mempunyai kandungan obat yang berbeda-beda.
4.5.7 Uji disolusi
Uji disolusi dilakukan untuk mengetahui persen pelepasan obat. Hasil disolusi tablet allopurinol dari F1-F7 dapat dilihat pada tabel 4.7 dan gambar 4.13.
Menurut Farmakope Indonesia Edisi IV 1995, disebutkan bahwa uji disolusi tablet Allopurinol dilakukan dengan menggunakan metode dayung tipe 2 75
rpm, medium HCl 0,1 N, dan dalam waktu 45 menit Allopurinol yang terlarut tidak kurang dari 75 Q C
5
H
4
N
4
O dari jumlah yang tertera pada etiket Ditjen POM, 1995. Persyaratan dipenuhi jika tahap S1, dilakukan uji pada 6 tablet dan
tiap unit sediaan tidak kurang dari Q+5 berarti 80.
49
20 40
60 80
100 120
F1 F2
F3 F4
F5 F6
F7
D isolu
si
Formula
Hasil disolusi tablet pada tabel 4.7 dan gambar 4.13 menerangkan bahwa disolusi tablet pada menit ke 45 formula F2 sebesar 98,893 ; Formula F3
sebesar 97,715 ; formula F4 sebesar 94,705 ; formula F5 93, 876; formula F6 87,279 dan formula F7 80,919 menunjukkan angka yang memenuhi persyaratan
Farmakope Indonesia Edisi IV, tetapi pada formula F1 sebesar 71.278 menunjukkan angka yang tidak memenuhi persyaratan Farmakope Indonesia Edisi
IV.
Table 4.7
Hasil disolusi tablet allopurinol No
Formula Kadar Rata-Rata
1 F1
71.278 2
F2 98,893
3 F3
97,715 4
F4 94,705
5 F5
93, 876 6
F6 87,279
7 F7
80,919
Gambar 4.13 Disolusi tablet allopurinol dengan presentase bahan pengikat
berbeda Keterangan:
F1 : Formula tablet dengan konsentrasi pati jagung alami 10 F2 : Formula tablet dengan konsentrasi pati jagung gelatinasi 7
F3 : Formula tablet dengan konsentrasi pati jagung gelatinasi 9 F4 : Formula tablet dengan konsentrasi pati jagung gelatinasi 11
F5 : Formula tablet dengan konsentrasi pati jagung gelatinasi 13 F6 : Formula tablet dengan konsentrasi pati jagung gelatinasi 15
F7 : Formula tablet dengan konsentrasi pati jagung gelatinasi 17
50
Semakin tinggi konsentrasi pati jagung gelatinasi yang digunakan sebagai pengikat maka semakin lambat untuk larut. Karena daya ikat dari pati jagung
tersebut terhadap tablet semakin kuat, sehingga membuat tablet menjadi sangat kompak dan lama untuk larut. Hal ini dapat dilihat pada formula F2 sampai F7
kadarnya semakin menurun seiring dengan bertambahnya konsentrasi pengikat yang digunakan pada formula tablet. Sedangkan pada pati jagung alami
konsentrasi yang di dapat tidak memenuhi persyaratan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pati jagung gelatinasi lebih baik digunakan sebagai pengikat
dari pada pati jagung alami.
4.6 Hasil Uji Statistik Tablet Allopurinol
4.6.1. Hasil Uji Statistik Penetapan Kadar Allopurinol Tabel 4.8