43
4.5.3. Uji friabilitas
Berdasarkan data dari Tabel 4.4, maka hasil pengujian friabilitas untuk formula F2-F7 berkisar 0,20 - 0,05. Sedangkan hasil friabilitas pada formula
F1 0,03. Pada formula F2-F7 yang menggunakan pati jagung gelatinasi sebagai pengikat memiliki nilai friabilitas yang lebih besar dibandingkan formula F1
menggunakan pati jagung alami. Friabilitas berkaitan dengan kekerasan tablet, jika kekerasan tablet semakin kecil maka ikatan antara granul menjadi semakin
longgar sehingga friabilitas tablet tersebut semakin besar. Pada formula F2-F7 menggunakan pati jagung gelatinasi sebagai pengikat. Hasil friabilitas yang
didapat memenuhi persyaratan Farmasi industri yaitu di bawah 0,8.
Gambar 4.8 Diagram hasil uji Friabilitas tablet
Nilai friabilitas pada gambar 4.8 untuk formula F1 sebesar 0,03 , F2 sebesar 0,2 , F3 sebesar 0,2, F4 sebesar 0,16, F5 sebesar 0,09, F6 sebesar
0,09, dan F7 sebesar 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa friabilitas tablet dari formula F1 sampai F7 memenuhi persyaratan.
Tablet dikatakan baik apabila memiliki nilai friabilitas di bawah 0,8, dimana uji friabilitas dilakukan untuk mengetahui keutuhan tablet, karena selama
transfortasi, tablet mengalami benturan dengan dinding wadahnya. Semakin kecil
0,05 0,1
0,15 0,2
0,25
F1 F2
F3 F4
F5 F6
F7
F r
iab ilit
a s
Formula
44
harga friabilitas maka semakin kecil angka kerapuhan tablet. Friabilitas suatu tablet dipengaruhi oleh kandungan air dari granul dan tablet Lachman,
dkk.,1994. 4.5.4 Hasil pembuatan kurva serapan dan kurva kalibrasi allopurinol serta
penetapan kadar tablet allopurinol
4.5.4.1 Hasil penentuan panjang gelombang maksimum dalam HCl 0,1 N
Menurut Moffat 2005, Allopurinol memberikan serapan maksimum
dalam pelarut asam pada panjang gelombang 250 nm. Dari hasil penentuan panjang gelombang maksimum diperoleh pada panjang gelombang maksimum
yang sama dengan literatur yaitu 251 nm. Gambar kurva dan data serapan
Allopurinol BPFI dapat dilihat pada Gambar 4.9.
Gambar 4.9 Kurva dan data serapan allopurinol baku pembanding konsentrasi
8 μgml dalam pelarut HCl 0,1 N. 4.5.4.2 Hasil penentuan linieritas kurva kalibrasi dalam HCl 0,1 N
Penentuan linieritas kurva kalibrasi Allopurinol dalam pelarut HCl 0,1 N dilakukan pada rentang konsentrasi 0,00 -
11,00 μgml. Dari hasil perhitungan
45
koefisien korelasi diperoleh r = 0,99917, ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang linier antara serapan dan konsentrasi dan dari hasil perhitungan
diperoleh persamaan regresi
y = 0,06877 x + 0,00268
. Gambar kurva kalibrasi allopurinol baku pembanding dapat dilihat pada Gambar 4.10.
Gambar 4.10
Kurva kalibrasi allopurinol baku pembanding dalam pelarut HCl 0,1 N pada panjang gelombang 251 nm.
4.5.5 Penentuan kadar allopurinol