Gelatinasi Pati Jagung TINJAUAN PUSTAKA

7 D-glukosa dalam jumlah yang besar. Perbedaannya ada pada tingkat percabangan yang tinggi dengan ikatan α-1,6-D-glukosa dan bobot molekul yang besar Bila amilosa direaksikan dengan larutan iod akan membentuk warna biru tua, sedangkan amilopektin akan membentuk warna merah Taggart, 2004. Gambar 2.1 Gambar struktur amilosa Pudjihastuti, 2010 Gambar 2.2 Gambar struktur amilopektin Pudjihastuti, 2010

2.2 Klasifikasi Tanaman Jagung

Divisio : Spermatophyta Sub-divisio : Angiospermae Klass : Monocotyledoneae Ordo : Poales Famili : Poaceae Genus : Zea Spesies : Zea mays L Hartono, 2007

2.3 Gelatinasi Pati Jagung

8 Gelatinasi merupakan proses pembengkakan granula pati ketika dipanaskan dalam media air. Granula pati tidak larut dalam air dingin, tetapi granula pati dapat mengembang dalam air panas. Naiknya suhu pemanasan akan meningkatkan pembengkakan granula pati. Pembengkakan granula pati menyebabkan terjadinya penekanan antara granula pati dengan lainnya Pomeranz, 1991. Pembengkakan yang diikuti dengan gelatinasi pati terjadi ketika energi kinetik molekul-molekul air menjadi lebih kuat dari pada daya tarik menarik antara molekul pati di dalam granula yang menyebabkan air dapat masuk ke dalam butir-butir pati Winarno, 1995 . Gelatinasi adalah perubahan yang terjadi pada granula pada waktu mengalami pembengkakan yang luar biasa dan tidak dapat kembali ke bentuk semula Winarno, 2002. Gelatinasi juga disebut sebagai peristiwa koagulasi koloid dengan ikatan rantai polimer atau penyerapan zat terlarut yang membentuk jaringan tiga dimensi yang tidak terputus sehingga dapat mengakibatkan terperangkapnya air dan terhentinya aliran zat cair yang ada di sekelilingnya kemudian mengalami proses pengorientasian partikel Meyer, 1973. Suhu gelatinasi adalah suhu pada saat granula pati pecah. Suhu gelatinasi berbeda-beda bagi tiap jenis pati dan merupakan suatu kisaran . Menurut Singh, dkk., 2005 suhu gelatinasi pati jagung 69°C - 72°C. Rahman 2007 menyatakan bahwa gelatinasi merupakan fenomena kompleks yang bergantung pada: a. ukuran granula pada umumnya granula yang besar membentuk gel lebih lambat sehingga mempunyai suhu gelatinasi yang lebih tinggi daripada granula yang kecil. 9 b. persentase amilosa pati yang memiliki amilosa dengan kadar tinggi suhu gelatinasinya juga akan tinggi. c. bobot molekul makin besar bobot molekul dari granul pati pembentukan gel akan semakin lambat. d. derajat kristalisasi dari molekul pati di dalam granula. Makin besar derajat kristalisasi dari granula pati, pembentukkan gel semakin lambat. Menurut Pomeranz 1991, tidak semua granula pati tergelatinasi pada titik yang sama, tetapi terjadi pada suatu kisaran suhu tertentu. Proses gelatinasi melibatkan peristiwa-peristiwa sebagai berikut: a. hidrasi dan swelling pengembangan granula b. hilangnya sifat birefringent c. peningkatan kejernihan d. peningkatan konsistensi dan pencapaian viskositas puncak e. pemutusan molekul-molekul linier f. penyebarannya dari granula yang telah pecah. Suhu gelatinasi tergantung pada konsentrasi dan pH larutan pati. Makin kental larutan, suhu gelatinasi makin sulit tercapai. Bila pH terlalu tinggi, pembentukan gel semakin cepat tercapai tetapi cepat turun lagi. Pembentukan gel optimum pada pH 4 - 7. Selain itu, penambahan gula juga berpengaruh terhadap kekentalan gel yang terbentuk. Gula akan menurunkan kekentalan, hal ini disebabkan karena gula dapat mengikat air, sehingga pembengkakan butir-butir 10 pati menjadi lebih lambat, akibatnya suhu gelatinasi akan lebih tinggi. Adanya gula akan menyebabkan gel lebih tahan terhadap kerusakan mekanik Winarno, 2002.

2.4 Allopurinol