Uji kekerasan tablet Uji waktu hancur

41 F6 : Formula tablet dengan konsentrasi pati jagung gelatinasi 15 F7 : Formula tablet dengan konsentrasi pati jagung gelatinasi 17 Evaluasi tablet allopurinol yang dilakukan adalah uji kekerasan tablet, waktu hancur, keseragaman kandungan, penetapan kadar dan uji disolusi tablet. Pada Tabel 4.4 berikut ini adalah tabel hasil uji evaluasi tablet dari berbagai formula yang dibuat.

4.5.1 Uji kekerasan tablet

Kekerasan tablet yang didapat semua memenuhi persyaratan dalam batas 4 - 8 kg. Dari Tabel 4.4 kekerasan tablet formula F1 sampai F7 berkisar 4 - 6 kg. Hal ini dapat menunjukkan bahwa kekerasan tablet dari F1 sampai F7 terjadi optimal. Kekerasan tablet dapat dilihat pada Gambar 4.6. Gambar 4.6 Diagram hasil uji Kekerasan tablet Gambar 4.6 menunjukkan kekerasan tablet F1 sebesar 5,65 kg, F2 sebesar 4,24 kg, F3 sebesar 4,53 kg, F4 sebesar 4,86 kg, F5 sebesar 5,07 kg, F6 sebesar 5,17 kg, F7 sebesar 5,47 kg. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa kekerasan tablet terus meningkat dari F2 sampai F7 sebanding dengan peningkatan konsentrasi bahan pengikat pati jagung gelatinasi yang digunakan. Hal ini disebabkan karena pati jagung gelatinasi akan menambah gaya lekat kohesi antara partikel sehingga kerapatan granul-granul akan semakin tinggi, maka 1 2 3 4 5 6 F1 F2 F3 F4 F5 F6 F7 K ek eras an K g Formula 42 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 F1 F2 F3 F4 F5 F6 F7 Wak tu H an cur m en it,d eti k Formula dengan tekanan kompressi yang sama akan dihasilkan kekerasan tablet yang semakin tinggi. Menurut Lachman, dkk., 1994, perbedaan kekerasan dapat terjadi karena beberapa faktor seperti perbedaan jumlah massa granul yang mengisi die pada saat pencetakan tablet. Selain itu, berbedanya nilai kekerasan juga dapat diakibatkan jumlah bahan tambahan yang digunakan pada formulasi.

4.5.2 Uji waktu hancur

Tabel 4.4 menunjukkan hasil pengujian waktu hancur untuk formula F1 sampai F7 berkisar 1 - 3 menit. Dari data di atas formula F2-F7 yang menggunakan pati jagung gelatinasi sebagai pengikat memiliki waktu hancur yang lebih cepat dibandingkan formula F1. Walaupun perbedaannya tidak terlalu jauh. Dimana F7 dengan pati jagung gelatinasi 17 waktu hancurnya hanya 1,40 menit, tetapi pada F1 dengan pati jagung alami 10 waktu hancur tablet 3,14 menit. Hal ini menunjukkan bahwa bahan pengikat pati jagung gelatinasi lebih baik dari pada pati jagung alami. Terbukti dengan konsentrasi pati jagung gelatinasi yang lebih besar tapi waktu hancur nya lebih cepat dari pada pati jagung alami. Waktu hancur yang semakin cepat maka akan semakin cepat pula pelarutan dari bahan berkhasiat sehingga akan cepat berkhasiat dalam tubuh Hastuti, 2008. Gambar 4.7 Diagram hasil uji waktu hancur tablet 43

4.5.3. Uji friabilitas