jumlah pesanggem tumpang sari, dan jumlah pengangguran.
- Driving variable
: persen angkatan kerja, persen jumlah penduduk yang bekerja, persen tanaman
sela, persen pensiunan, luas lahan pesanggem.
8. Sub model konsumsi kayu -
Auxilary variable : pendapatan
masyarakat, pengeluaran
masyarakat, pengeluaran kayu bakar, pengeluaran kayu pertukangan dan selisih
pendapatan. -
Driving variable : pendapatan per kapita per tahun dan
pengeluaran per kapita per tahun.
d. Pengidentifikasian hubungan antar komponen.
Identifikasi dilakukan untuk menjelaskan pengaruh berbagai komponen di dalam sistem. Sub model jumlah pohon dengan state variable jumlah pohon
dipengaruhi oleh aliran materi yaitu jumlah penanaman, jumlah pohon upgrowth, jumlah pencurian pohon, jumlah pohon penjarangan, jumlah mortality dan jumlah
pohon yang ditebang. Jumlah penanaman pohon akan berpengaruh terhadap peningkatan jumlah pohon dalam tegakan. Penanaman akan menambah jumlah
pohon pada kelas umur I. Jumlah pencurian pohon, jumlah mortality dan jumlah pohon penjarangan akan mengakibatkan pengurangan jumlah pohon dalam
tegakan setiap kelas umur. Jumlah pohon upgrowth akan meningkatkan jumlah pohon pada kelas umur II sampai kelas umur IX. Jumlah penanaman dan jumlah
pohon dalam tegakan memiliki hubungan yang positif, artinya semakin besar jumlah pohon yang ditanam maka jumlah pohon dalam tegakan akan semakin
bertambah. Hubungan antara jumlah penanaman dan jumlah pohon dalam tegakan seperti pada Gambar 3.
Gambar 3 Diagram Causal Loop antara jumlah penanaman dengan jumlah pohon dalam tegakan.
Hubungan antara jumlah pohon dalam tegakan dengan jumlah pencurian pohon adalah hubungan yang negatif. Semakin tinggi jumlah pohon yang dicuri
akan mengakibatkan penurunan jumlah pohon dalam tegakan yang cukup besar. Pencurian hampir terjadi di setiap kelas umur, sehingga pencurian ini akan
mengakibatkan penurunan potensi di setiap kelas umurnya. Hubungan antara jumlah pohon pencurian dengan jumlah pohon dalam tegakan seperti pada
Gambar 4.
Gambar 4 Diagram Causal Loop antara jumlah pencurian dengan jumlah pohon dalam tegakan.
Hubungan antara jumlah pohon penjarangan dengan jumlah pohon dalam tegakan seperti halnya dengan jumlah pohon pencurian merupakan hubungan
yang negatif. Pada penjarangan pengelola dimungkinkan untuk memperoleh hasil dari kegiatan penjarangan sedangkan pencurian, pengelola mengalami penurunan
hasil. Penjarangan dilakukan dalam rangka untuk mengurangi kerapatan tegakan, agar memperoleh pertumbuhan yang maksimal. Semakin tinggi intensitas
penjarangan maka jumlah pohon dalam tegakan semakin berkurang. Hubungan jumlah pohon penjarangan dengan jumlah pohon dalam tegakan adalah hubungan
yang negatif. Hubungan antara jumlah pohon penjarangan dengan jumlah pohon dalam tegakan seperti pada Gambar 5.
Gambar 5 Diagram Causal Loop antara jumlah pohon penjarangan dengan jumlah pohon dalan tegakan.
e. Mempresentasikan Model Konseptual