1. Formulasi model konseptual
a. Penentuan tujuan model.
Model yang disusun bertujuan untuk menentukan besarnya etat volume dan etat luas di KPH Blora, KPH Cepu, dan KPH Randublatung berdasarkan
faktor-faktor yang mempengaruhi, diantaranya besarnya gangguan hutan oleh masyarakat berupa konsumsi kayu dan perubahan luas areal berhutan berdasarkan
aktifitas masyarakat tersebut. Perubahan faktor-faktor ini menyebabkan besarnya etat volume dan etat luas melakukan penyesuaian dengan perubahan tersebut.
Selain menentukan besarnya etat volume dan etat luas juga dilakukan simulasi untuk mengetahui pengaruh konsumsi kayu oleh masyarakat terhadap jumlah
pohon yang di curi serta pengaruhnya terhadap pendapatan yang diperoleh KPH Kesatuan Pemangkuan Hutan berdasarkan model pengaturan hasil yang
digunakan.
b. Pembatasan model.
Batasan-batasan yang digunakan dalam penyusunan model ini adalah : 1. Jumlah pohon adalah banyaknya pohon Jati yang termasuk dalam kelas hutan
produktif yang berada di areal kerja KPH Blora, KPH Cepu, dan KPH Randublatung. Faktor yang mempengaruhi jumlah pohon adalah jumlah
pohon yang di tanam, jumlah pohon mati mortality, jumlah pohon penjarangan, jumlah pencurian pohon dan jumlah penebangan pohon.
2. Luas areal berhutan adalah areal yang dialokasikan untuk memproduksi kayu Jati di KPH Blora, KPH Cepu, dan KPH Randublatung. Faktor yang
mempengaruhi luas areal berhutan adalah luas pencurian dan luas tebangan. 3. Gangguan hutan adalah luas gangguan yang terjadi di KPH Blora, KPH Cepu,
dan KPH Randublatung diakibatkan konsumsi kayu oleh masyarakat sekitar hutan.
4. Daur adalah umur tanaman pada saat ditebang. 5. Dinamika penduduk adalah perubahan jumlah penduduk yang berada di
sekitar KPH Blora, KPH Cepu, dan KPH Randublatung. Faktor yang mempengaruhi diantaranya persen kelahiran, persen kematian, persen masuk
dan persen keluar.
6. Pendapatan setiap KPH pada sub model keuangan perusahaan adalah besarnya peneriman KPH dari produksi kayu Jati dikurangi dengan biaya KPH yang
terdiri dari biaya usaha dan iuran hasil hutan IHH. 7. Pengangguran pada sub model pengangguran adalah selisih antara jumlah
penduduk pencari kerja dengan total tenaga kerja di KPH Blora, KPH Cepu, dan KPH Randublatung.
8. Konsumsi kayu pada sub model konsumsi kayu adalah besarnya konsumsi kayu per kapita yang dipengaruhi laju pertambahan penduduk.
c. Kategorisasi komponen-komponen dalam sistem.